Kronologi Kasus Century KASUS CENTURY BERMUATAN POLITIK

Bank Mutiara pada tanggal 2 Oktober 2009. adanya proses hukum yang dilakukan dalam kasus Century yaitu dengan dihukumnya sipemilik Bank yaitu Robert Tantular dan bergantinya nama Bank menjadi Bank Mutiara belum ada juga tanda berakhirnya kasus Century, bahkan itu hanya sebuah permulaan. Puncaknya kasus Century menjadi sorotan politik dan publik bermula dari pidato Presiden pada tanggal 22 November 2009 yang menyatakan untuk mengusut kasus Century secara tuntas dan terbuka. 21 Kemudian dengan pernyataan Presiden tersebut ditindaklanjuti dengan adanya investigasi dalam penanganan Bank Century yang diawali dengan inisiatif tim sembilan dalam pengajuan Hak Angket pada DPR maka terbentuklah panitia khusus Pansus dan Hak Angket pada tanggal 4 Desember 2009 yang terdiri dari 30 anggota antara lain 8 anggota Demokrat, Golkar golongan karya 6 anggota, PDI-P partai demokrasi indonesia perjuangan 5 anggota, PKS partai keadilan sejahtera 3 anggota, PKB partai kabangkitan bangsa 2 anggota, PAN Partai Amanat Nasional 2 anggota, PPP partai persatuan pembangunan 2 anggota, Gerindra 1 anggota dan Hanura Hati Nurani Rakyat 1 anggota. 22 Adapun babak permulaan dengan adanya Hak Angket dan Pansus bermula dengan kesepakatan para anggota dewan membentuk sebuah tim untuk kasus Century, sebelumnya saat proses bailout yang telah dilakukan oleh pihak terkait pada Bank Century Dewan Perwakilan Rakyat DPR memanggil Menteri Keuangan MENKEU, Bank Indonesia BI, dan LPS untuk meminta penjelasan 21 “Presiden Ingin Kasus Century Dibuka,” Jurnal nasional, 23 November 2009, h.7. 22 Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h. 337. perihal pembengkakan suntikan modal hingga Rp.6,7T padahal pemerintah hanya meminta persetujuan sebesar Rp.1,3 T saja. Dalam pertemuan dengan DPR itu pula, MENKEU menegaskan dampak sistemik yang akan terjadi pada perbankan Indonesia jika Bank Century ditutup. Perlu diingat bahwa Pansus 23 dan Hak Angket 24 bukanlah lembaga hukum yang dapat memvonis suatu kebijakan pemerintah. Sesuai dengan Undang- undang Nomor 6 tahun 1954 25 tentang Hak Angket tidak dapat dijadikan alat bukti dan pidana hal ini dinyatakan oleh Presiden. bahkan dengan adanya Pansus dan Hak Angket menelan biaya yang cukup besar bahkan diberitakan bahwa Pansus Century menelan biaya yang tidak cukup kecil sekitar 5 miliar selama kasus bergulir di DPR. 26 Pada perjalanan Pansus Hak Angket diisi dengan banyak perdebatan mengenai kasus Century, bahkan banyak isu, serta opini yang terbentuk pada aktualisasi Pansus dari pemanggilan pihak terkait oleh Pansus dan perdebatan tentang pandangan kasus Century pada pihak terkait Stakeholder internal maupun eksternal yang turut mempengaruhi jalannya Pansus Century. Selama masa kerja Pansus selama beberapa minggu serta agenda yang dijadwalkan pun menuai banyak ”polemik” cara pemanggilan dan aturan terhadap pihak yang 23 Panitia khusus dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat sementara. DPR menetapkan susunan dan keanggotaan panitia khusus berdasarkan perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Jumlah anggota panitia khusus ditetapkan oleh rapat paripurna paling banyak 30 orang. 24 Hak angket adalah Hak untuk penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang danatau kebijakan Pemerintah yang dimiliki DPRdewan perwakilan rakyat diajukan oleh anggota DPR minimal 10 orang pada pimpinan DPR. 25 UU NO. 6 tahun 1954. 26 Surya, “Sinetron Pansus Century Telan Biaya Rp 5 Miliar” artikel diakses pada 22 Oktober 2010 dari http:www.surya.co.id20100304sinetron-Pansus-Century-telan-biaya-rp-5- miliar.html bersangkutan, di mana Pansus ingin memanggil semua pihak yang terkait dengan kasus Bank Century ini. Mulai dari pihak manajemen Bank Century, KSSK , Menteri Keuangan, LPS, BPK, PPATK, pemilik saham, dan nasabah Bank Century, serta pihak-pihak lain yang terkait, termasuk mantan wakil Presiden Jusuf Kalla, yang saat kasus pengucuran dana itu terjadi sedang menjabat sebagai Presiden ad interim menggantikan wewenang keputusan menggantikan SBY yang sedang berada di luar negeri, bahkan seorang Presiden pun di agendakan akan dipanggil serta wakilnya yang dimungkinkan adanya pemakzulan terhadap pihak terkait. 27 Setelah masa kerja Pansus berakhir kurang lebih 60 hari, kasus ini belum juga menunjukkan ujungnya. Pansus terkesan hanya menjadi arena drama politik dan ajang meningkatkan Bargaining Position atau nilai tawar partai politik. Pihak-pihak terkait yang dipanggil ke DPR untuk memberikan keterangan di hadapan Pansus hanya memberikan jawaban normatif, bahkan seringkali mengutarakan ketidaktahuan mereka. Silang pendapat bermunculan Perdebatan memanas tentang apakah keputusan pemberian talangan dana atau bailout tersebut tepat atau tidak profesional atau legal dalam cara menanganinya, mengapa sampai terjadi, dan sebagainya. 28 Bahkan, sampai muncul dugaan dari beberapa pihak bahwa ada sebagian dana dari Rp. 6,7 T yang mengalir kepada partai dan Capres-Cawapres 27 Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.10. 28 Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.87. tertentu saat penyelenggaraan Pemilu 2009 lalu, dalam hal ini partai Demokrat dan SBY-Boediono. Di akhir perjalanan Pansus, konflik-konflik lain mulai memanas. Perdebatan tidak hanya terjadi antara partai oposisi dengan partai yang tergabung dalam koalisi pemerintahan yang dibangun SBY dan Partai Demokrat sebagai pemenang Pemilu, namun juga terjadi perdebatan antar partai koalisi, seperti Partai Demokrat dengan Partai Golkar dan PKS. Tekanan dan dugaan upaya pengalihan isu pun menguat. Partai-partai yang bergabung di koalisi namun belum juga menunjukkan sikap tidak bersahabat dalam Panitia Angket mendapatkan sejumlah tekanan, seperti membuka kasus- kasus lain seperti tunggakan pajak, korupsi di Departemen Sosial, hingga ancaman perombakan kabinetreshuffle, bahkan secara terang-terangan, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Haryono Isman, mengungkapkan, meminta partai koalisi yang tidak sejalan untuk menarik kadernya dari kabinet. Tepat pada hari Selasa 23 Februari 2010, Pansus Hak Angket Century pun menyampaikan pandangan akhir tiap fraksi. Dalam pandangan akhir tersebut, setidaknya tujuh fraksi, yaitu fraksi PDIP, fraksi Partai Gerindra, fraksi Golkar, fraksi PKS, fraksi Hanura, fraksi PAN, dan fraksi PPP menyatakan bahwa ada kesalahan dalam proses pemberian dana talangan untuk Bank Century tersebut. Sementara itu, dua fraksi lainnya, yakni fraksi Partai Demokrat dan fraksi PKB menyatakan bahwa pemberian dana tersebut telah sesuai dengan prosedur dan tidak ada yang bersalah. 29 Beberapa fraksi, dalam pandangan akhirnya juga menyebutkan beberapa nama yang dianggap bersalah dan bertanggung jawab atas keluarnya dana negara sebesar Rp. 6,7 T yang kemudian tidak jelas kemana alirannya. Termasuk di antara nama-nama yang disebut adalah Boediono, Wakil Presiden RI saat ini yang dahulu menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia saat kasus ini terjadi. Sri Mulyani, Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu KIB jilid 1 dan 2 juga dianggap bertanggung jawab, dengan jabatannya sebagai ketua KSSK saat pemberian dana talangan. 30 Setelah penyampaian pandangan akhir Hak Angket kemudian diputuskan dalam Sidang Paripurna, Sebelum mengadakan sidang paripurna Century banyak tekanan tentang bagaimana cara pembuatan keputusan tentang kasus Century dengan berita tuntutan perihak yang bertanggung jawab dalam penyebutan nama pejabat publik, serta cara penanganan kasus ini selanjutnya. Dalam rapat Paripurna DPR RI pada Selasa 2 Maret 2010, Pansus membacakan pandangan akhirnya dengan mengajukan dua opsi pilihan. Sidang Paripurna DPR RI ini di warnai juga dengan aksi demonstrasi oleh berbagai elemen massa yang ingin mengawal rapat paripurna agar menghasilkan keputusan yang sesuai dengan apa yang diharapkan rakyat. Demonstrasi berlangsung serentak di depan gedung DPR serta di berbagai kota lain seperti Makassar, Yogyakarta, Bandung, dan lainnya. 29 Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.344. 30 Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.345. Proses pengambilan keputusan dilaksanakan pada 3 Maret 2010, setelah sempat pada Paripurna hari pertama mengalami kericuhan yang dipicu oleh kurang akomodatifnya Ketua DPR, Marzuki Alie yang memimpin jalannya rapat paripurna. Pada hari kedua, walaupun proses berjalan alot, dipenuhi berbagai dinamika dan diwarnai hujan interupsi,akhirnya Rapat Paripurna pun memutuskan dua opsi yaitu opsi A dan opsi C sebagai pilihan Paripurna melalui voting atau pemungutan suara dari seluruh anggota DPR RI yang hadir. Adapun keterangan putusan opsi A dan opsi C tentang dana talangan pada Bank Century sebagai berikut 31 : Keputusan Opsi A: Yang Menyetujui Adanya Bailout Century 1. Permasalahan Bank Century muncul sejak akusisi-merger yang tidak dilakukan berdasar persyaratan dan undang-undang yang berlaku. Merger bahkan melanggar aturan perundang-undangan, sarat penipuan, dan tindak money laundering oleh pengurus Bank. 2. Praktek itu penipuan, money laundering, dll terus menerus terjadi berkaitan lemahnya pengawasan Bank Indonesia yang bahkan memberikan kemudahan-kemudahan yang berlebihan. 3. Keputusan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek ke Bank Century adalah wewenang Bank Indonesia sesuai PERPPU 22008 untuk mencegah ketidakstabilan perekonomian. Terdapat penyalahgunaan wewenang dalam mekanismenya. 31 Wikipedia online, “Panitia Khusus Hak Angket_Bank Century”artikel diakses pada 22 Oktober 2010 dari http:id.wikipedia.orgwikiPanitia_Khusus_Hak_Angket_Bank_Century 4. Penetapan Bank Century sebagai Bank gagal yang ditenggarai berdampak sistemik berdasar PERPPU 42008 untuk mencegah Indonesia dari krisis ekonomi sebagai dampak krisis global. 5. Keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan bahwa Bank Century gagal berdampak sistemik adalah untuk menyelamatkan sistem keuangan dan perbankan nasional. 6. Terdapat indikasi kuat bahwa penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik tidak disertai data-data akurat dan tidak disertai prinsip kehati-hatian. Namun itu dapat dipahami karena keputusan dilakukan di saat krisis. 7. Di tahap pemberian Penyertaan Modal Sementara masih terjadi perdebatan mengenai kerugian negara yang muncul. Pansus memberikan hal tersebut ke penegak hukum untuk ditindaklanjuti. 8. Pansus belum temukan bukti bahwa terjadi aliran dana ke sebuah partai politik atau salah satu pasangan Capres-Cawapres. Rekomendasi 1. Perlu dilakukan proses hukum ke manajemen Bank Century, termasuk mengambil langkah hukum ke pejabat BI yang diduga ikut melakukan tindak pidana. 2. Pelanggaran pelaksanaan pemberian FPJP perlu ditindaklanjuti penegak hukum bila terdapat indikasi tindak pidana. 3. Meminta DPR melakukan revisi perundang-undangan terkait sektor moneter dan fiskal. 4. Pemerintah dan DPR harus membentuk UU Otoritas Jasa Keuangan demi independensi lembaga keuangan dan UU Jaring Pengaman Sektor Keuangan sebagai dasar yuridis pemerintah untuk mengambil kesimpulan di saat krisis. 5. BI Bank Indonesia harus memperbaiki aturan internal untuk meminimalisi penyalahgunaan wewenang oleh pejabatnya. 6. Pemerintah perlu membentuk tim pemburu aset yang diambil secara tidak sah oleh pelaku tindak pidana. Upaya tersebut perlu dilaporkan ke DPR. 7. Terkait dana nasabah PT. Antaboga Delta Sekuritas, ternayata memang nasabah Antaboga ditawarinya dengan modus penipuan oleh Bank Century. Pansus meminta pemerintah mencari jalan keluar untuk mengganti dana nasabah. Keputusan Opsi C: Menyatakan Bailout Century menyimpang 1. Pengucuran dana FPJP dan PMS ke Bank Century adalah termasuk keuangan negara. 2. Patut diduga terjadi penyimpangan dalam proses pengambilan kebijakan oleh otoritas moneter dan fiskal yang diikuti banyak penyalahgunaan, mulai dari akuisisi-merger, pemberian FPJP, PMS, hingga tahap aliran dana. 3. Diduga terjadi penyimpangan proses pengambilan kebijakan oleh otoritas moneter dan fiskal dengan mengikutsertakan pemilik saham dan manajemen Bank Century sehingga merugikan negara. Kepada pihak yang diduga bertanggung jawab, FPG, FPDIP, FPKS dan FHanura menyebut nama. FPPP sebut unit kerja dalam institusi, dan FGerindra sebuah pejabat yang bertanggung jawab. Daftar nama terlampir. 4. Kasus Bank Century merupakan perbuatan melanggar hukum yang berlanjut atau penyalahgunaan wewenang oleh pejabat otoeritas moner dan fiskal sehingga dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana korupsi karena diduga merugikan negara. 5. Berkenaan dengan dugaan mengalirnya dana PMS Penyertaan Modal Sementara ke sebuah parpol atau suatu pasangan Capres-Cawapres tertentu, Pansus belum dapat menuntaskannya karena keterbatasan waktu dan wewenang Pro-Justicia. Rekomendasi: 1. Merekomendasikan seluruh penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang berindikasi perbuatan melawan hukum yang merupakan tindak pidana korupsi, tindak pidana perbankan dan tindak pidana umum berikut pihak-pihak yang di duga bertanggung jawab agar diserahkan kepada lembaga Penegak Hukum. yaitu kepolisian republik indonesia, kejaksaan agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi KPK sesuai dengan kewenangannya. 2. Meminta kepada DPR bersama dengan pemerintah untuk segera membentuk dan merevisi berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan sektor moneter dan fiskal. 3. Melakukan pemulihan asset yang telah diambil secara tidak sah oleh pelaku tindak pidana yang merugikan keuangan Bank Negara, baik pada Bank Century maupun pada Bank CIC yang diduga dilakukan oleh Robert Tantular, dengan meminta terlebih dahulu forensik audit terhadap kasus aliran dana Bank Century yang dilakukan oleh kantor akuntan publik di bawah supervisi dari tim monitoring Panitia Angket Century. Upaya pemulihan asset yang telah dilarikan keluar negeri secara tidak sah harus diselesaikan selambat-lambatnya pada bulan Desember 2012. 4. Meminta kepada DPR agar membentuk Tim Pengawas tindak lanjut rekomendasi Panitia Angket Bank Century yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan rekomendasi dan proses penelusuran aliran dana serta pemulihan asset dengan kewenangan sesuai dengan peraturan selambat-lambatnya pada masa persidangan berikut. 5. Meminta kepada pemerintah danatau Bank Indonesia untuk segera menyelesaikan permasalahan yang menimpa nasabah PT. Antaboga Delta Sekuritas dengan mengajukan kepada DPR pola penyelesaian secara menyeluruh baik dasar hukum maupun sumber pembiayaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Banyak hal yang terjadi dalam pemungutan suara atau voting tersebut, ada enam fraksi, yakni Golkar, PDIP, PKS, Gerindra, dan Hanura, PPP yang memilih opsi C. Sedangkan tiga fraksi lainnya, yaitu fraksi Partai Demokrat, fraksi PAN, dan fraksi PKB memilih opsi A. Satu hal menarik yang juga cukup mendapat perhatian adalah adanya satu orang anggota fraksi PKB, Lily Wahid yang berbeda pilihan dari apa yang menjadi pilihan fraksinya. Lily, seorang diri dari fraksi PKB yang memilih opsi C. Dalam kenyataan yang terjadi bahwa koalisi partai yang ada pada DPR yang seharusnya dalam hitungan matematika logis akan memenangkan putusan opsi A. Namun fakta yang terjadi tidak mempengaruhi jalannya satu pendapat, dimungkinkan banyaknya pemberitaan serta pandangan opini yang diberitakan pers dapat mempengaruhi sikap fraksi dalam menanggapi kasus Century. Inilah, suatu bukti bahwa ”Lobi” serta tawaran-tawaran politik Bargaining Politic yang belum kuat ataupun juga memang para dewan melihatnya secara objektif pada rapat Paripurna kasus Century. Dan akhirnya 315 berbanding 212 untuk kemenangan opsi C. 32 Satu hari paska Paripurna, Presiden Soesilo Bambang Yudhyono SBY berpidato di Istana menanggapi hasil Paripurna DPR. Dalam pidatonya, SBY kembali menegaskan pembelaannya terhadap kebijakan bailout dan kepada Boediono dan Sri Mulyani. SBY menyebut bahwa kebijakan tersebut sudah tepat dan bahkan mengatakan bahwa Boediono dan Sri Mulyani adalah pihak yang berjasa menyelamatkan perekonomian Indonesia. Pidato SBY tersebut seakan menafikan hasil Rapat Paripurna DPR RI. 33 32 Kangnawar.com “Hasil Sidang Paripurna Bank Century “artikel diakses pada 26 Oktober 2010 dari http:kangnawar.compolitik-pemiluhasil-sidang-paripurna-kasus-bank- Century 33 Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.348. 48

BAB IV EKSISTENSI PERS DALAM

PEMBERITAAN POLITIK ”KASUS CENTURY”

A. Dampak Kekuatan Pers Pada Politik Dalam Pemberitaan Kasus Century

Kasus Century terkuak dan menjadi sorotan opini publik tidak lepas dari peran kekuatan pers dengan pemberitaan di berbagai media dan juga efek mencuatnya kasus Century di publik membawa efek domino tersendiri pada politik nasional, kasus ini sesungguhnya bermula dari dugaan kecemburuan elite politik tentang dana Bank Century mengalir pada salah satu partai yang harusnya kasus ini dibawa keranah hukum namun dibawa keranah politik. Berlarut-larutnya kasus ini yang menjadi bola liar disebabkan dari sikap pemerintah dengan kebuntuan komunikasi politik pemerintah pada masyarakat dalam menenggarai kasus iini secara komprehensif, 1 sehingga pemberitaan kasus semakin meruak dalam pemberitaan media serta opini yang kian berkembang banyak dan kian makin tak jelas ujungnya dalam penanganan kasus ini karena banyaknya manuver politik yang terjadi pada elite poltik sendiri pada saat sidang pansus maupun sidang paripurna yang disiarkan dan dirilis oleh beberapa media, yang seharusnya partai koalisi dapat dukungan penuh apa yang dilakukan pemerintah namun tidak dalam kenyataannya dalam parlemen. Sehingga 1 Antaranews.com,”Pakar Kasus Century Berlarut karena Komunikasi Buntu,”artikel diakses pada 5 juni 2011 dari http:www.antaranews.comberita1265360067pakar kasus century berlarut karena komunikasi buntu pemberitaan kasus Century sempat membingungkan menurut ketua Dewan pers Indonesia Bagir Manan. 2 Dalam pemberitaan kasus ini banyak yang di pertaruhkan antara lain citra pada lembaga-lembaga negara serta pemimpin negara yaitu presiden yang diisukan akan adanya pemakzulan atau mosi tidak percaya pemerintah. Banyak kekuatan yang bergulir dan terlibat dalam pemberitaan kasus Century, kasus Century menjadi suatu isu sentral pertarungan propaganda politik. sehingga banyak media masa melakukan propaganda dalam pemberitaannya. Menurut kami, ada teori propaganda politik yang dilakukan oleh media cetak selama berlangsungnya kasus Century. Yang pertama, beroperasi melalui imbauan-imbauan khas berjangka pendek. Biasanya melibatkan usaha-usaha pemerintah, partai atau golongan berpengarauh untuk mencapai strategis atau taktis. Contoh dengan memberitakan adanya aliran dana pada salah satu partai politik dan pemaknaan pertemuan pejabat negara bersama Presiden di istana Cikeas. Adapun yang kedua, tipenya berangsur-angsur, merembes kedalam lembaga-lembaga ekonomi, social dan politik di mana media menghiasi pemberitaan politik kasus Century sebagai pokok beritaHeadline dihalaman cetak surat kabar secara terus menerus begitu juga televisi akan menyiarkan berita secara eksklusif dengan memberitakan kasus ini secara langsung. Sehingga melalui propaganda ini orang ataupun khalayak akan terpadaya seolah disuntik 2 Gin- gin tigunulur, Okzone.com “Bagir pemberitaan kasus Century membingungkan,” artikel diakses pada tanggal 1 oktober 2010 dari http:news.okzone.comread20100110339296661bagi-pemberitaan-kasus-century- membingungkan secara tak berdaya dengan suatu cara hidup dengan apa yang diberitakan media. Hasilnya,suatu konsepsi umum tentang kasus Century. 3 Meruaknya kasus Century pada akhir tahun 2009 menjadi suatu fenomena yang jadi sorotan publik selama 3 bulan kurang lebih dari awal November hingga Februari 2010 dengan tingkat pengetahuan publik sebanyak 77 dari hasil survei nasional dalam kasus ini. 4 Kasus ini sendiri menjadi sorotan publik terbentuk adanya dukungan dari pihak elite politik untuk membongkar kasus ini serta pemberitaan dibeberapa media indonesia, bahkan presiden mengatakan untuk membongkar tuntas dalam hal ini dan juga peran pers dalam memberikan kontribusi dalam pemberitaan kasus ini. Mengapa kasus Century menarik untuk diberitakan oleh pers? Disebabkan kasus ini menyangkut hubungan politik terkait pada pejabat publik, dalam hal ini di mana pers menjalankan apa yang diamanatkan undang-undang pers nomor 40 agar melakukan kontrol pada pemerintahan sesuai fungsinya, dan juga sebagai predictor of political change dan juga political actor 5 yaitu sebagai peramal dalam perubahan politik di mana media berupaya sebagai inisiator serta pemicu untuk merubah alur politik jika memang terdapat tidak pada koridor yang ada yaitu Undang-UndangUU dan juga sebagai aktor politik di mana media sebagai pihak yang dapat melakukan perubahan politik dengan transparansi informasi yang mereka sebarkan dalam upaya melakukan check and balances, oleh 3 Gun- gun heryanto ,” Propaganda Politik Melalui Media Massa,” artikel diakses pada 5 juni 2011 dari http:gunheryanto.blogspot.com200709propaganda -politik -melalui -media - massa-.html. 4 Starbrainindonesia,“Kasus Century Dimata Publik,” artikel diakses pada 5 November 2010 dari http:www.starbrainindonesia.comsitenews152kasus-Century-dimata-publik 5 Hafied Congara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi, h.141 karenanya media akan selalu memberitakan serta tertarik dan juga hujan kritikan dalam penanganan kasus ini. memang media selau akan menjadi musuh berat atau watchdog bagi pemerintah. 6 Disamping pemberitaan pers yang memang bercirikan teori ”agenda setting ” dengan menyiarkan secara terus menerus, yang memang sesuai minat para pengamat dan rakyat untuk selalu menikmati pemberitaan kasus ini karena memang kasus ini mempunyai Interest dan kepentingan peristiwa Prominance besar yang meyangkut citra pejabat publik dan kompleksitas kasus Century yang kuat, dalam pemberitaan oleh media, bahkan suatu lembaga meneliti banyaknya pemberitaan kasus Century pada surat kabar pada 10 surat kabar nasional dengan hasil yang cukup fantastis untuk pemberitaan kasus ini bahkan menjadi topik headline di beberapa halaman muka surat kabar tentang berita kasus Century selama tiga bulan. Dalam pemberitaan politik kasus Century ada tiga hal positif yang kita rasakan pada pemberitaan media kita saat ini menurut Gun-Gun Heryanto, Pertama, ”Demokratisasi Informasi” diadakannya siaran langsung dan framing media yang sebelumnya tidak pernah terjadi, dalam pembahasan kasus Century media pun dapat melontarkan kritik dan membuat opini publik dalam menenggarai kasus ini.Kedua, bingkai media telah memberi fokus pada ranah ”Diskursus Publik” pengetahuan pada publik sebagai informasi penting. Ketiga, 6 Hafied Congara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi, h.141