Kronologi Kasus Century KASUS CENTURY BERMUATAN POLITIK
Bank Mutiara pada tanggal 2 Oktober 2009. adanya proses hukum yang dilakukan dalam kasus Century yaitu dengan dihukumnya sipemilik Bank yaitu Robert
Tantular dan bergantinya nama Bank menjadi Bank Mutiara belum ada juga tanda berakhirnya kasus Century, bahkan itu hanya sebuah permulaan.
Puncaknya kasus Century menjadi sorotan politik dan publik bermula dari pidato Presiden pada tanggal 22 November 2009 yang menyatakan untuk
mengusut kasus Century secara tuntas dan terbuka.
21
Kemudian dengan pernyataan Presiden tersebut ditindaklanjuti dengan adanya investigasi dalam
penanganan Bank Century yang diawali dengan inisiatif tim sembilan dalam pengajuan Hak Angket pada DPR maka terbentuklah panitia khusus Pansus dan
Hak Angket pada tanggal 4 Desember 2009 yang terdiri dari 30 anggota antara lain 8 anggota Demokrat, Golkar golongan karya 6 anggota, PDI-P partai
demokrasi indonesia perjuangan 5 anggota, PKS partai keadilan sejahtera 3 anggota, PKB partai kabangkitan bangsa 2 anggota, PAN Partai Amanat
Nasional 2 anggota, PPP partai persatuan pembangunan 2 anggota, Gerindra 1 anggota dan Hanura Hati Nurani Rakyat 1 anggota.
22
Adapun babak permulaan dengan adanya Hak Angket dan Pansus bermula dengan kesepakatan para anggota dewan membentuk sebuah tim untuk kasus
Century, sebelumnya saat proses bailout yang telah dilakukan oleh pihak terkait pada Bank Century Dewan Perwakilan Rakyat DPR memanggil Menteri
Keuangan MENKEU, Bank Indonesia BI, dan LPS untuk meminta penjelasan
21
“Presiden Ingin Kasus Century Dibuka,” Jurnal nasional, 23 November 2009, h.7.
22
Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h. 337.
perihal pembengkakan suntikan modal hingga Rp.6,7T padahal pemerintah hanya meminta persetujuan sebesar Rp.1,3 T saja. Dalam pertemuan dengan DPR itu
pula, MENKEU menegaskan dampak sistemik yang akan terjadi pada perbankan Indonesia jika Bank Century ditutup.
Perlu diingat bahwa Pansus
23
dan Hak Angket
24
bukanlah lembaga hukum yang dapat memvonis suatu kebijakan pemerintah. Sesuai dengan Undang-
undang Nomor 6 tahun 1954
25
tentang Hak Angket tidak dapat dijadikan alat bukti dan pidana hal ini dinyatakan oleh Presiden. bahkan dengan adanya Pansus
dan Hak Angket menelan biaya yang cukup besar bahkan diberitakan bahwa Pansus Century menelan biaya yang tidak cukup kecil sekitar 5 miliar selama
kasus bergulir di DPR.
26
Pada perjalanan Pansus Hak Angket diisi dengan banyak perdebatan mengenai kasus Century, bahkan banyak isu, serta opini yang terbentuk pada
aktualisasi Pansus dari pemanggilan pihak terkait oleh Pansus dan perdebatan tentang pandangan kasus Century pada pihak terkait Stakeholder internal
maupun eksternal yang turut mempengaruhi jalannya Pansus Century. Selama masa kerja Pansus selama beberapa minggu serta agenda yang dijadwalkan pun
menuai banyak ”polemik” cara pemanggilan dan aturan terhadap pihak yang
23
Panitia khusus dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat sementara. DPR menetapkan susunan dan keanggotaan panitia khusus berdasarkan perimbangan
dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Jumlah anggota panitia khusus ditetapkan oleh rapat paripurna paling banyak 30 orang.
24
Hak angket adalah Hak untuk penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang danatau kebijakan Pemerintah yang dimiliki DPRdewan perwakilan rakyat diajukan oleh
anggota DPR minimal 10 orang pada pimpinan DPR.
25
UU NO. 6 tahun 1954.
26
Surya, “Sinetron Pansus Century Telan Biaya Rp 5 Miliar” artikel diakses pada 22
Oktober 2010 dari http:www.surya.co.id20100304sinetron-Pansus-Century-telan-biaya-rp-5- miliar.html
bersangkutan, di mana Pansus ingin memanggil semua pihak yang terkait dengan kasus Bank Century ini. Mulai dari pihak manajemen Bank Century, KSSK ,
Menteri Keuangan, LPS, BPK, PPATK, pemilik saham, dan nasabah Bank Century, serta pihak-pihak lain yang terkait, termasuk mantan wakil Presiden
Jusuf Kalla, yang saat kasus pengucuran dana itu terjadi sedang menjabat sebagai Presiden ad interim menggantikan wewenang keputusan menggantikan SBY
yang sedang berada di luar negeri, bahkan seorang Presiden pun di agendakan akan dipanggil serta wakilnya yang dimungkinkan adanya pemakzulan terhadap
pihak terkait.
27
Setelah masa kerja Pansus berakhir kurang lebih 60 hari, kasus ini belum juga menunjukkan ujungnya. Pansus terkesan hanya menjadi arena drama
politik dan ajang meningkatkan Bargaining Position atau nilai tawar partai politik. Pihak-pihak terkait yang dipanggil ke DPR untuk memberikan keterangan di
hadapan Pansus hanya memberikan jawaban normatif, bahkan seringkali mengutarakan ketidaktahuan mereka.
Silang pendapat bermunculan Perdebatan memanas tentang apakah keputusan pemberian talangan dana atau bailout tersebut tepat atau tidak
profesional atau legal dalam cara menanganinya, mengapa sampai terjadi, dan sebagainya.
28
Bahkan, sampai muncul dugaan dari beberapa pihak bahwa ada sebagian dana dari Rp. 6,7 T yang mengalir kepada partai dan Capres-Cawapres
27
Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.10.
28
Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.87.
tertentu saat penyelenggaraan Pemilu 2009 lalu, dalam hal ini partai Demokrat dan SBY-Boediono.
Di akhir perjalanan Pansus, konflik-konflik lain mulai memanas. Perdebatan tidak hanya terjadi antara partai oposisi dengan partai yang tergabung
dalam koalisi pemerintahan yang dibangun SBY dan Partai Demokrat sebagai pemenang Pemilu, namun juga terjadi perdebatan antar partai koalisi, seperti
Partai Demokrat dengan Partai Golkar dan PKS. Tekanan dan dugaan upaya pengalihan isu pun menguat. Partai-partai yang
bergabung di koalisi namun belum juga menunjukkan sikap tidak bersahabat dalam Panitia Angket mendapatkan sejumlah tekanan, seperti membuka kasus-
kasus lain seperti tunggakan pajak, korupsi di Departemen Sosial, hingga ancaman perombakan kabinetreshuffle, bahkan secara terang-terangan, anggota
Dewan Pembina Partai Demokrat, Haryono Isman, mengungkapkan, meminta partai koalisi yang tidak sejalan untuk menarik kadernya dari kabinet.
Tepat pada hari Selasa 23 Februari 2010, Pansus Hak Angket Century pun menyampaikan pandangan akhir tiap fraksi. Dalam pandangan akhir tersebut,
setidaknya tujuh fraksi, yaitu fraksi PDIP, fraksi Partai Gerindra, fraksi Golkar, fraksi PKS, fraksi Hanura, fraksi PAN, dan fraksi PPP menyatakan bahwa ada
kesalahan dalam proses pemberian dana talangan untuk Bank Century tersebut. Sementara itu, dua fraksi lainnya, yakni fraksi Partai Demokrat dan fraksi PKB
menyatakan bahwa pemberian dana tersebut telah sesuai dengan prosedur dan tidak ada yang bersalah.
29
Beberapa fraksi, dalam pandangan akhirnya juga menyebutkan beberapa nama yang dianggap bersalah dan bertanggung jawab atas keluarnya dana negara
sebesar Rp. 6,7 T yang kemudian tidak jelas kemana alirannya. Termasuk di antara nama-nama yang disebut adalah Boediono, Wakil Presiden RI saat ini yang
dahulu menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia saat kasus ini terjadi. Sri Mulyani, Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu KIB jilid 1 dan 2 juga
dianggap bertanggung jawab, dengan jabatannya sebagai ketua KSSK saat pemberian dana talangan.
30
Setelah penyampaian pandangan akhir Hak Angket kemudian diputuskan dalam Sidang Paripurna, Sebelum mengadakan sidang paripurna Century banyak
tekanan tentang bagaimana cara pembuatan keputusan tentang kasus Century dengan berita tuntutan perihak yang bertanggung jawab dalam penyebutan nama
pejabat publik, serta cara penanganan kasus ini selanjutnya. Dalam rapat Paripurna DPR RI pada Selasa 2 Maret 2010, Pansus membacakan pandangan
akhirnya dengan mengajukan dua opsi pilihan. Sidang Paripurna DPR RI ini di warnai juga dengan aksi demonstrasi oleh berbagai elemen massa yang ingin
mengawal rapat paripurna agar menghasilkan keputusan yang sesuai dengan apa yang diharapkan rakyat. Demonstrasi berlangsung serentak di depan gedung DPR
serta di berbagai kota lain seperti Makassar, Yogyakarta, Bandung, dan lainnya.
29
Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.344.
30
Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.345.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan pada 3 Maret 2010, setelah sempat pada Paripurna hari pertama mengalami kericuhan yang dipicu oleh
kurang akomodatifnya Ketua DPR, Marzuki Alie yang memimpin jalannya rapat paripurna. Pada hari kedua, walaupun proses berjalan alot, dipenuhi berbagai
dinamika dan diwarnai hujan interupsi,akhirnya Rapat Paripurna pun memutuskan dua opsi yaitu opsi A dan opsi C sebagai pilihan Paripurna melalui voting atau
pemungutan suara dari seluruh anggota DPR RI yang hadir. Adapun keterangan putusan opsi A dan opsi C tentang dana talangan pada Bank Century sebagai
berikut
31
: Keputusan Opsi A: Yang Menyetujui Adanya Bailout Century
1. Permasalahan Bank Century muncul sejak akusisi-merger yang tidak
dilakukan berdasar persyaratan dan undang-undang yang berlaku. Merger bahkan melanggar aturan perundang-undangan, sarat penipuan,
dan tindak money laundering oleh pengurus Bank. 2.
Praktek itu penipuan, money laundering, dll terus menerus terjadi berkaitan lemahnya pengawasan Bank Indonesia yang bahkan
memberikan kemudahan-kemudahan yang berlebihan. 3.
Keputusan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek ke Bank Century adalah wewenang Bank Indonesia sesuai PERPPU 22008
untuk mencegah
ketidakstabilan perekonomian.
Terdapat penyalahgunaan wewenang dalam mekanismenya.
31
Wikipedia online, “Panitia Khusus Hak Angket_Bank Century”artikel diakses pada 22 Oktober 2010 dari http:id.wikipedia.orgwikiPanitia_Khusus_Hak_Angket_Bank_Century
4. Penetapan Bank Century sebagai Bank gagal yang ditenggarai
berdampak sistemik berdasar PERPPU 42008 untuk mencegah Indonesia dari krisis ekonomi sebagai dampak krisis global.
5. Keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan bahwa Bank Century
gagal berdampak sistemik adalah untuk menyelamatkan sistem keuangan dan perbankan nasional.
6. Terdapat indikasi kuat bahwa penetapan Bank Century sebagai bank
gagal berdampak sistemik tidak disertai data-data akurat dan tidak disertai prinsip kehati-hatian. Namun itu dapat dipahami karena
keputusan dilakukan di saat krisis. 7.
Di tahap pemberian Penyertaan Modal Sementara masih terjadi perdebatan mengenai kerugian negara yang muncul. Pansus
memberikan hal tersebut ke penegak hukum untuk ditindaklanjuti. 8.
Pansus belum temukan bukti bahwa terjadi aliran dana ke sebuah partai politik atau salah satu pasangan Capres-Cawapres.
Rekomendasi 1.
Perlu dilakukan proses hukum ke manajemen Bank Century, termasuk mengambil langkah hukum ke pejabat BI yang diduga ikut melakukan
tindak pidana. 2.
Pelanggaran pelaksanaan pemberian FPJP perlu ditindaklanjuti penegak hukum bila terdapat indikasi tindak pidana.
3. Meminta DPR melakukan revisi perundang-undangan terkait sektor
moneter dan fiskal.
4. Pemerintah dan DPR harus membentuk UU Otoritas Jasa Keuangan
demi independensi lembaga keuangan dan UU Jaring Pengaman Sektor Keuangan sebagai dasar yuridis pemerintah untuk mengambil
kesimpulan di saat krisis. 5.
BI Bank Indonesia harus memperbaiki aturan internal untuk meminimalisi penyalahgunaan wewenang oleh pejabatnya.
6. Pemerintah perlu membentuk tim pemburu aset yang diambil secara
tidak sah oleh pelaku tindak pidana. Upaya tersebut perlu dilaporkan ke DPR.
7. Terkait dana nasabah PT. Antaboga Delta Sekuritas, ternayata memang
nasabah Antaboga ditawarinya dengan modus penipuan oleh Bank Century. Pansus meminta pemerintah mencari jalan keluar untuk
mengganti dana nasabah.
Keputusan Opsi C: Menyatakan Bailout Century menyimpang
1. Pengucuran dana FPJP dan PMS ke Bank Century adalah termasuk
keuangan negara. 2.
Patut diduga terjadi penyimpangan dalam proses pengambilan kebijakan oleh otoritas moneter dan fiskal yang diikuti banyak
penyalahgunaan, mulai dari akuisisi-merger, pemberian FPJP, PMS, hingga tahap aliran dana.
3. Diduga terjadi penyimpangan proses pengambilan kebijakan oleh
otoritas moneter dan fiskal dengan mengikutsertakan pemilik saham dan manajemen Bank Century sehingga merugikan negara. Kepada
pihak yang diduga bertanggung jawab, FPG, FPDIP, FPKS dan FHanura menyebut nama. FPPP sebut unit kerja dalam institusi, dan
FGerindra sebuah pejabat yang bertanggung jawab. Daftar nama terlampir.
4. Kasus Bank Century merupakan perbuatan melanggar hukum yang
berlanjut atau penyalahgunaan wewenang oleh pejabat otoeritas moner dan fiskal sehingga dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana
korupsi karena diduga merugikan negara. 5.
Berkenaan dengan dugaan mengalirnya dana PMS Penyertaan Modal Sementara ke sebuah parpol atau suatu pasangan Capres-Cawapres
tertentu, Pansus belum dapat menuntaskannya karena keterbatasan waktu dan wewenang Pro-Justicia.
Rekomendasi: 1.
Merekomendasikan seluruh penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang berindikasi perbuatan melawan hukum yang
merupakan tindak pidana korupsi, tindak pidana perbankan dan tindak pidana umum berikut pihak-pihak yang di duga bertanggung jawab
agar diserahkan kepada lembaga Penegak Hukum. yaitu kepolisian republik indonesia, kejaksaan agung dan Komisi Pemberantasan
Korupsi KPK sesuai dengan kewenangannya. 2.
Meminta kepada DPR bersama dengan pemerintah untuk segera membentuk dan merevisi berbagai peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan pengelolaan sektor moneter dan fiskal.
3. Melakukan pemulihan asset yang telah diambil secara tidak sah oleh
pelaku tindak pidana yang merugikan keuangan Bank Negara, baik pada Bank Century maupun pada Bank CIC yang diduga dilakukan
oleh Robert Tantular, dengan meminta terlebih dahulu forensik audit terhadap kasus aliran dana Bank Century yang dilakukan oleh kantor
akuntan publik di bawah supervisi dari tim monitoring Panitia Angket Century. Upaya pemulihan asset yang telah dilarikan keluar negeri
secara tidak sah harus diselesaikan selambat-lambatnya pada bulan Desember 2012.
4. Meminta kepada DPR agar membentuk Tim Pengawas tindak lanjut
rekomendasi Panitia Angket Bank Century yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan rekomendasi dan proses penelusuran aliran
dana serta pemulihan asset dengan kewenangan sesuai dengan peraturan selambat-lambatnya pada masa persidangan berikut.
5. Meminta kepada pemerintah danatau Bank Indonesia untuk segera
menyelesaikan permasalahan yang menimpa nasabah PT. Antaboga Delta Sekuritas dengan mengajukan kepada DPR pola penyelesaian
secara menyeluruh baik dasar hukum maupun sumber pembiayaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Banyak hal yang terjadi dalam pemungutan suara atau voting tersebut, ada enam fraksi, yakni Golkar, PDIP, PKS, Gerindra, dan Hanura, PPP yang memilih
opsi C. Sedangkan tiga fraksi lainnya, yaitu fraksi Partai Demokrat, fraksi PAN, dan fraksi PKB memilih opsi A. Satu hal menarik yang juga cukup mendapat
perhatian adalah adanya satu orang anggota fraksi PKB, Lily Wahid yang berbeda pilihan dari apa yang menjadi pilihan fraksinya. Lily, seorang diri dari fraksi PKB
yang memilih opsi C. Dalam kenyataan yang terjadi bahwa koalisi partai yang ada pada DPR yang seharusnya dalam hitungan matematika logis akan memenangkan
putusan opsi A. Namun fakta yang terjadi tidak mempengaruhi jalannya satu pendapat, dimungkinkan banyaknya pemberitaan serta pandangan opini yang
diberitakan pers dapat mempengaruhi sikap fraksi dalam menanggapi kasus Century. Inilah,
suatu bukti bahwa ”Lobi” serta tawaran-tawaran politik Bargaining Politic yang belum kuat ataupun juga memang para dewan
melihatnya secara objektif pada rapat Paripurna kasus Century. Dan akhirnya 315 berbanding 212 untuk kemenangan opsi C.
32
Satu hari paska Paripurna, Presiden Soesilo Bambang Yudhyono SBY berpidato di Istana menanggapi hasil Paripurna DPR. Dalam pidatonya, SBY
kembali menegaskan pembelaannya terhadap kebijakan bailout dan kepada Boediono dan Sri Mulyani. SBY menyebut bahwa kebijakan tersebut sudah tepat
dan bahkan mengatakan bahwa Boediono dan Sri Mulyani adalah pihak yang berjasa menyelamatkan perekonomian Indonesia. Pidato SBY tersebut seakan
menafikan hasil Rapat Paripurna DPR RI.
33
32
Kangnawar.com “Hasil Sidang Paripurna Bank Century “artikel diakses pada 26 Oktober
2010 dari
http:kangnawar.compolitik-pemiluhasil-sidang-paripurna-kasus-bank- Century
33
Soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.348.
48