2. Kecemasan dalam menerima diagnosis penyakit
a. Kecemasan berupa perubahan perasaan Kecemasan yang dialami oleh pasien berupa perubahan
perasaan, dimana pasien merasakan bahwa penyakit yang dialaminya akan menghambat masa depannya, selama
didalam perawatan di rumah sakit, pasien terpaksa harus melepaskan tugas pekerjaan dan tanggungjawabnya, bahkan
meninggalkan pekerjaanya karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan sedangkan kebutuhan hidup sehari-hari harus
tetap terpenuhi. b. Kecemasan berupa perubahaan perilaku
Kecemasan pasien berupa perubahaan perilaku, seperti pasien merasakan kesedihan atas penyakit yang dialaminya,
apakah perjalanan penyakitnya akan berkelanjutan lama, atau apakah dalam waktu singkat akan berakhir kematian. Sedih
harus meninggalkan keluarga, dimana seorang istri tidak bisa menjalankan tugasnya harus meninggalkan anak dan suami di
rumah. c. Kecemasan berupa perubahaan respon-respon fisiologis
Kecemasan berupa perubahaan respon-respon fisiologis, seperti pasien merasakan gelesih atas penyakit yang dialami,
dimana kondisi yang dihadapi sekarang berbeda dengan kondisi sebelumya dimana pasien bisa melakukan apa yang
diinginkan, sedangkan kondisi sakit membuat semuanya terbatas untuk dilakukan.
10. Asumsi Penelitian
Bimbingan rohani bagi pasien adalah merupakan hal yang sangat dibutukhan oleh pasien, selain pengobatan secara medis. Perubahan-
perubahan fisik yang dirasakan akibat penyakit yang diderita akan menimbulkan kecemasan pada pasien, keadaan yang berbeda dari
sebelumnya dimana sebelum sakit pasien dapat melakukan kegiatan apa saja, tetapi ketika telah didiagnosis penyakit gerak tubuh terbatas.
Sakit membuat seseorang memikirkan banyak hal atas penyakit yang diderita, kecemasan akan dirasakan oleh pasien seperti harus
meninggalkan pekerjaan, meninggalkan keluarga, dana yang dikeluarkan, terbatas dalam gerak, ketergantungan dengan orang lain, keadaan seperti
ini apabila tidak ditangani akan menghambat proses penyembuhan pasien, karena antara fisik dengan psikis adalah hal yang saling
berkaitan. Ketika kondisi psikologis pasien baik bisa menerima apa yang terjadi pada dirinya, itu akan membuat pasien merasa tenang, dan itu
akan membantu pasien dalam proses kesembuhan. Sebaliknya, apabila psikologis pasien tidak baik, tidak bisa menerima penyakit yang
dialaminya, itu akan melemahkan daya tahan tubuh dan akan mempersulit proses penyembuhan. Bimbingan rohani bagi pasien sangat
dibutuhkan, kegiatan ini harus tetap dilaksanakan bahkan harus diperbaiki sesuai kebutuhan pasien itu sendiri.
11. Validitas dan Kredibilitas
Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses,
kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Mengutip Stangl dan Sarantakos dalam E. Kristi Poerwandari
menyampaikan bahwa dalam penelitian kualitatif validitas dicoba dicapai tidak melalui manipulasi variabel, melainkan melalui orientasinya, dan
upayanya mendalami dunia empiris, dengan menggunakan metode paling cocok untuk pengambilan dan analisis data. Konsep yang dipakai antara
lain. 1. Validitas kumulatif
Validitas kumulatif dicapai bila temuan dari studi-studi lain mengenai topik yang sama menunjukkan hasil yang kurang lebih
serupa. 2. Validasi komunikatif
Validasi komunikatif dilakukan melalui dikonfirmasikannya kembali data dan analisisnya pada responden penelitian.
12
Dalam penelitian ini penulis menggunakan konsep validitas kumulatif, yaitu menemukan kesamaan informasi dari beberapa pasien
mengenai topik yang sama dan konsep validitasi komunikatif, yaitu mengkonfirmasi kembali data dan analisisnya pada informan
penelitian.
12
E. Kristi Poerwandari. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia,1998, h. 116-117.
12. Teknik Analisis Data
Menurut Bodgan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong mengemukakan bahwa teknik analisa data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi bahan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada
orang lain.
13
Teknik Analisis Domain Domain Analysis digunakan untuk menganalisis gambaran objek penelitian secara umum atau tingkat
permukaan, namun relatif utuh tentang obyek penelitian tersebut. Teknik Analisis Domain ini amat terkenal sebagai teknik yang dipakai dalam
penelitian yang bertujuan eksplorasi. Artinya, analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari objek
yang diteliti, tanpa harus diperincikan secara detail unsur-unsur yang ada dalam keutuhan obyek penelitian tersebut.
14
Sehubungan dengan kemungkinan bervariasinya domain, maka Spradley menyarankan Hubungan Somatik Sematic Realitionship yang
bersifat universal dalam Analisis Domain sebagai berikut:
15
1. Jenis Strict Inclution 2. Ruang Spatial
13
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,1989, h. 248.
14
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, cet
ke-8, h.85.
15
Ibid.,h.86.
3. Sebab-Akibat Cause-Effect 4. Rasional Rationale
5. Lokasi kegiatan Location for Action 6. Cara ke Tujuan Means-End
7. Fungsi Function 8. Urutan Sequence
9. Atribut Atribution Teknik Analisi Domain akan peneliti gunakan dalam
menganalisis penelitian ini dengan menggunakan teknik-teknik diatas, peneliti akan menganalisis objek penelitian agar dapat memperoleh
gambaran mengenai pelaksanaan metode bimbingan rohani bagi pasien untuk mengatasi kecemasan dalam menerima diagnosis penyakit, dan
memberikan kesimpulan dari hasil penelitian.