memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap faktor-faktor yang dianggap menjadi penyebab timbulnya masalah pada diri klien.
h. Teknik Rasional-Emotif
Istilah lain teknik ini disebut dengan “rational-emotif therapy”, atau
model “RET” yang dikembangkan oleh Dr. Albert Ellis. Pelayanan bimbingan dan penyuluhan, teknik ini dimaksudkan untuk mengatasi
pikiran-pikiran yang tidak logis tidak rasional yang disebabkan dorongan emosinya yang tidak stabil. Pikiran-pikiran yang tidak rasional itu selalu
berkaitan dan bahkan mungkin pula menimbulkan hambatan, gangguan atau kesulitan-kesulitan dalam melihat dan menafsirkan segala sesuatu
yang dihadapinya dalam hidup. Pelayanan teknik dan pendekatan rasional-emotif merupakan bentuk
terapi yang berupaya membimbing dan menyadarkan diri klien, sesungguhnya cara berpikir yang tidak rasional itulah yang menyebabkan
terjadinya gangguan-gangguan emosionalnya. Maka dalam layanan ini pembimbing membantu klien dalam membebaskan diri dari cara-cara
berpikir atau pandangan-pandangan yang tidak rasional, dan selanjutnya diarahkan kearah cara-cara berpikir yang lebih rasional.
i. Teknik Konseling Klinikal
Pelayanan bimbingan dan penyuluhan dengan menggunakan teknik klinikal menitikberatkan pada pengembangan skill klien sesuai dengan
latar belakang dan kemampuan yang dimilikinya. Pendekatan teknik klinikal tidak semata-mata beroreantasi kepada pengembangan intelektual,
tetapi juga berorientasi juga kepada kemampuan personal secara keseluruhan, baik jasmani maupun rohani.
Ketidaksesuaian antara kemampuan yang dimiliki dan pekerjaan yang dilakukan juga menjadi penyebab timbulnya kesulitan pada diri seseorang.
Karena ia harus melakukan sesuatu yang tidak dikuasai atau tidak diminati sesuai bakat dan kemampuannya.
Dalam ajaran Al- Qur’an memang ada kandungan ayat yang
memerintahkan umat Islam agar melakukan dan mengerjakan sesuatu pekerjaan hendaklah didasarkan pada pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya
: “
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan
diminta pertanggung jawabannya” Q.S. Al-Isra : 36.
21
Metode yang digunakan dalam bimbingan rohani bagi pasien adalah menggunakan metode individu, kelompok, dan psikoanalisis. Metode
individu digunakan dengan berkomunikasi face to face dengan pasien, pasien menjelaskan apa yang dirasakan kepada pembimbing kemudian
pembimbing memberikan solusi sesuai dengan masalah pasien. Pembimbing menjelaskan kepada pasien, bahwa pentingnya ibadah
meskipun kondisi sedang sakit dan harus dirawat, pembimbing mengajarkan bagaimana cara shalat bagi yang sedang sakit, pentingnya
21
Departemen Agama RI, Al- Qur‟an Tajwid dan Terjemah, Jakarta: Maghfirah Pustaka,
2006, h. 285.