22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bahan Baku Ekstrak
Pada penelitiaan ini digunakan ekstrak etanol daun legundi yang sama dengan ekstrak yang digunakan Frans Apandi 2014 pada penelitian yang
berjudul uji aktivitas antihipertensi ekstrak etanol daun legundi Vitex trifolia L. pada tikus hipertensi yang diinduksi dengan epinefrin. Oleh karena itu,
identifikasi, skrining fitokimia sampel dan karakterisasi tidak dilakukan lagi. Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Pusat Penelitian dan
Pengembangan LIPI Bogor, menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti adalah Vitex trifolia L., famili Lamiacea Apandi, 2014.
Ekstrak etanol daun legundi EEDL disimpan di dalam lemari pendingin dalam wadah tertutup rapat sehingga EEDL terhindar dari kontaminasi zat-zat
asing. Penyimpanan di dalam lemari pendingin bertujuan untuk mencegah tumbuhnya jamur. EEDL yang digunakan berwarna hijau kelabu, bau aromatik
khas, rasa pahit Apandi, 2014. Hasil karakterisasi dan skrining fitokimia simplisia daun legundi, dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 32.
4.2 Hasil Uji Pendahuluan
Hasil uji pendahuluan pemberian ekstrak etanol daun legundi EEDL dilakukan selama 6 hari ditemukan adanya kematian pada ikan uji pada
konsentrasi 100 ppm, 1000 ppm dan 10000 ppm dengan ditandai gejala toksik yang dialami ikan uji. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat seperti berikut:
Universitas Sumatera Utara
23
Tabel 4.1 Hasil Uji Pendahuluan Pemberian Ekstrak Etanol Daun Legundi
pada Ikan Nila. Kelompok
Jumlah ikan yang mati Kontrol
- 0,1 ppm
- 1 ppm
- 10 ppm
- 100 ppm
2 ekor 1000 ppm
5 ekor 10000 ppm
10 ekor Pada uji pendahuluan yang dilakukan selama 6 hari terlihat bahwa adanya
kematian pada ikan nila pada kelompok konsentrasi 100 ppm sebanyak 2 ekor, 1000 ppm mengalami kematian ikan nila sebanyak 5 ekor dan 10000 ppm
mengalami kematian ikan nila sebanyak 10 ekor.
4.3 Hasil Uji LC
50
Hasil pengujian LC
50
ini menunjukkan bahwa jumlah kematian ikan nila mengalami peningkatan selama pemberian sediaan uji sesuai dengan konsentrasi
yang ditentukan, yaitu 0 ppm kontrol; 5 ppm; 50 ppm; 500 ppm dan 5000 ppm. Konsentrasi 5000 ppm terjadi 10 ekor ikan yang mati selama 6 hari dengan 3 kali
pengulangan. Konsentrasi 50 ppm dan 500 ppm juga mengalami kematian ikan nila dengan jumlah yang berbeda. Konsentrasi 5 ppm tidak terjadi kematian ikan
nila. Kematian yang terjadi pada ikan nila sebagai hewan uji ini diakibatkan karena efek toksik dari pemberian ekstrak etanol daun legundi. Hasil pengujian
toksisitas LC
50
dapat dilihat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 4.2 Hasil Uji LC
50
Terhadap Kematian Ikan Nila.
Konsentrasi ppm
Kematian ikan nila ekor Rata-rata
Pengulangan
I
Pengulangan
II
Pengulangan III
Kontrol -
- -
- 5
- -
- -
50 2
1 2
16,67 500
5 8
8 70
5000 10
10 10
100 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi 0 ppm dan 5 ppm tidak
terjadi kematian ikan nila. Pada konsentrasi 50 ppm terjadi kematian ikan nila sebesar 16,67 dan konsentrasi 500 ppm terjadi kematian ikan nila sebesar 70
sedangkan pada kosentrasi 5000 ppm terjadi kematian ikan nila sebesar 100 . Kematian ikan nila meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak
etanol daun legundi EEDL.
4.4 Hasil Pengamatan Gejala Toksik