Hasil Uji LC Hasil Pengamatan Gejala Toksik

23 Tabel 4.1 Hasil Uji Pendahuluan Pemberian Ekstrak Etanol Daun Legundi pada Ikan Nila. Kelompok Jumlah ikan yang mati Kontrol - 0,1 ppm - 1 ppm - 10 ppm - 100 ppm 2 ekor 1000 ppm 5 ekor 10000 ppm 10 ekor Pada uji pendahuluan yang dilakukan selama 6 hari terlihat bahwa adanya kematian pada ikan nila pada kelompok konsentrasi 100 ppm sebanyak 2 ekor, 1000 ppm mengalami kematian ikan nila sebanyak 5 ekor dan 10000 ppm mengalami kematian ikan nila sebanyak 10 ekor.

4.3 Hasil Uji LC

50 Hasil pengujian LC 50 ini menunjukkan bahwa jumlah kematian ikan nila mengalami peningkatan selama pemberian sediaan uji sesuai dengan konsentrasi yang ditentukan, yaitu 0 ppm kontrol; 5 ppm; 50 ppm; 500 ppm dan 5000 ppm. Konsentrasi 5000 ppm terjadi 10 ekor ikan yang mati selama 6 hari dengan 3 kali pengulangan. Konsentrasi 50 ppm dan 500 ppm juga mengalami kematian ikan nila dengan jumlah yang berbeda. Konsentrasi 5 ppm tidak terjadi kematian ikan nila. Kematian yang terjadi pada ikan nila sebagai hewan uji ini diakibatkan karena efek toksik dari pemberian ekstrak etanol daun legundi. Hasil pengujian toksisitas LC 50 dapat dilihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 24 Tabel 4.2 Hasil Uji LC 50 Terhadap Kematian Ikan Nila. Konsentrasi ppm Kematian ikan nila ekor Rata-rata Pengulangan I Pengulangan II Pengulangan III Kontrol - - - - 5 - - - - 50 2 1 2 16,67 500 5 8 8 70 5000 10 10 10 100 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi 0 ppm dan 5 ppm tidak terjadi kematian ikan nila. Pada konsentrasi 50 ppm terjadi kematian ikan nila sebesar 16,67 dan konsentrasi 500 ppm terjadi kematian ikan nila sebesar 70 sedangkan pada kosentrasi 5000 ppm terjadi kematian ikan nila sebesar 100 . Kematian ikan nila meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun legundi EEDL.

4.4 Hasil Pengamatan Gejala Toksik

Hasil pengamatan gejala toksik dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Gejala Toksik pada Ikan Nila. Konsentrasi Gejala Toksik 1 2 3 4 5 Kontrol - - - - - 5 ppm - - - - - 50 ppm - √ √ - - 500 ppm √ √ √ √ - 5000 ppm √ √ √ √ √ Keterangan: 1 = Tidak mau makan 2 = Cenderung berada di dasar 3 = Penurunan respon terhadap sentuhan 4 = Hilangnya kesadaran 5 = Rigor mortis Pengerasan seluruh tubuh dan sirip √ = Adanya gejala − = Tidak ada gejala Universitas Sumatera Utara 25 Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Terlihat pada tabel 4.3 pemberian EEDL pada kelompok ikan nila konsentrasi dari 0 ppm kontrol dan 5 ppm tidak ditemukan gejala apapun sedangkan konsentrasi 50 ppm; 500 ppm dan 5000 ppm ditemukan gejala toksik yang berbeda antar perlakuan. Gejala toksik akan sangat membantu mendiagnosa adanya kelainan pada ikan. Konsentrasi 50 ppm hanya terlihat menunjukkan gejala cenderung berada di dasar dan p enurunan respon terhadap sentuhan. Konsentrasi 500 ppm menunjukkan ikan tidak mau makan, c enderung berada di dasar, penurunan respon terhadap sentuhan dan hilangnya kesadaran. Konsentrasi 5000 ppm juga menunjukkan ikan tidak mau makan, c enderung berada di dasar, penurunan respon terhadap sentuhan , h ilangnya kesadaran dan rigor mortis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sifat dan intensitas gejala keracunan akan sangat bergantung pada jenis racun, jumlah racun yang masuk ke dalam tubuh, lamanya tubuh mengalami keracunan dan keadaan tubuh organisme yang keracunan Koesman, 1983.

4.5 Hasil Penentuan Nilai LC