Himpunan Fuzzy Logika Fuzzy

3. Jika gap negatif Persepsi Harapan maka layanan dikatakan tidak berkualitas dan tidak memuaskan

2.6 Logika Fuzzy

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan Amerika Serikat berkebangsaan Iran dari Universitas California di Barkeley. Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar-samar. Suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Logika fuzzy merupakan suatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran fuzzyness antara benar atau salah. Dalam teori logika fuzzy suatu nilai bisa bernilai benar atau salah secara bersama. Namun berapa besar keberadaan dan kesalahan bergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya. Logika fuzzy digunakan untuk menerjemahkan suatu besaran yang diekspresikan menggunakan bahasa linguistic, misalkan besaran kecepatan laju kendaraan yang diekspresikan dengan pelan, agak cepat, cepat, dan sangat cepat. Logika fuzzy menunjukkan sejauh mana suatu nilai itu benar dan sejauh mana suatu nilai itu salah. Logika fuzzy umumnya diterapkan pada masalah-masalah yang mengandung unsur ketidakpastian uncertainty, ketidaktepatan imprecise, dsb. Logika fuzzy menjembatani bahasa mesin yang presisi dengan bahasa manusia yang menekankan pada makna atau arti significance. Logika fuzzy dikembangkan berdasarkan bahasa manusia bahasa alami.

2.6.1 Himpunan Fuzzy

Dalam teori himpunan klasik, yang dikembangkan oleh Georg Cantor 1845 – 1918 himpunan didefinisikan sebagai suatu koleksi obyek-obyek yang terdefinisi Universitas Sumatera Utara secara tegas. Dalam arti dapat ditentukan secara tegas apakah suatu obyek adalah anggota himpunan itu atau tidak. Pada himpunan tegas crisp, nilai keanggotaan suatu item � dalam suatu himpunan �, yang sering ditulis dengan � � [ �], memiliki 2 kemungkinan yaitu: 1. � � [ �] = 1 ; � menjadi anggota dalam himpunan � 2. � � [ �] = 0 ; � tidak menjadi anggota dalam himpunan � Kalau pada himpunan crisp, nilai keanggotaan hanya ada 2 kemungkinan yaitu 0 atau 1, pada himpunan Fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1 Kusumadewi dan Purnomo, 2004. Dengan memperluas konsep himpunan crisp, Zadeh mendefinisikan himpunan Fuzzy dengan menggunakan apa yang disebutnya fungsi keanggotaan membership function, yang nilainya berada dalam selang tertutup [0,1]. Jadi keanggotaan dalam himpunan Fuzzy tidak lagi merupakan sesuatu yang tegas yaitu anggota atau bukan anggota, melainkan sesuatu yang berderajat atau bergradasi secara kontinu Susilo, 2006. Misalkan variabel umur dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: MUDA umur 35 tahun PAROBAYA 35 tahun ≤ umur ≤ 55 tahun TUA umur 55 tahun Dapat dijelaskan bahwa nilai keanggotaan himpunan MUDA, PAROBAYA dan TUA adalah sebagai berikut: 1. apabila seseorang berumur 34 tahun, maka dikatakan MUDA μ MUDA [34] = 1; 2. apabila seseorang berumur 35 tahun, maka dikatakan TIDAK MUDA μ MUDA [35] = 0 ; 3. apabila seseorang berumur 35 tahun kurang 1 hari, maka dikatakan TIDAK MUDA μ MUDA [35 tahun kurang 1 hari] = 0 4. apabila seseorang berumur 35 tahun, maka dikatakan PAROBAYA μ PAROBAYA [35] = 1 ; Universitas Sumatera Utara 5. apabila seseorang berumur 55 tahun, maka dikatakan PAROBAYA μ PAROBAYA [55] = 1 ; 6. apabila seseorang berumur 35 tahun kurang 1 hari, maka dikatakan TIDAK PAROBAYA μ PAROBAYA [35 tahun kurang 1 hari] = 0 ; Dari sini bisa dikatakan bahwa pemakaian himpunan crisp untuk menyatakan umur sangat tidak adil, adanya perubahan kecil pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan. Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut. Seseorang dapat masuk dalam 2 himpunan yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dsb. Seberapa besar keberadaannya dalam himpunan tersebut dapat dilihat pada nilai keanggotaannya. Gambar 2.1. Himpunan Fuzzy untuk variabel umur Pada gambar 2.1 dapat dilihat bahwa: 1. Seseorang yang berumur 40 tahun, termasuk dalam himpunan MUDA dengan μ MUDA [40] = 0,25; namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA dengan μ PAROBAYA [40] = 0,5. 2. Seseorang yang berumur 50 tahun, termasuk dalam himpunan TUA dengan μ TUA [50] = 0,25; namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA dengan μ PAROBAYA [50] = 0,5. Kalau pada himpunan crisp nilai keanggotaan hanya ada 2 kemungkinan, yaitu 0 atau 1, pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1. Apabila � memiliki nilai keanggotaan fuzzy � � [ �] = 0 berarti � tidak menjadi Universitas Sumatera Utara anggota himpunan �, demikian pula apabila � memiliki nilai keanggotaan fuzzy � � [ �] = 1 berarti � menjadi anggota penuh pada himpunan �. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu: 1. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: MUDA, PAROBAYA, TUA. 2. Numeris, yaitu suatu nilai angka yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel, seperti: 40, 25, 50, dsb.

2.6.2 Fungsi Keanggotaan

Dokumen yang terkait

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

0 0 28