Triangular Fuzzy Number Fuzzifikasi dan Defuzzifikasi

Kurva π berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan 1 terletak pada pusat dengan domain γ, dan lebar kurva β. Fungsi Keanggotaan: π x, β, γ = � S �x; γ − β; γ − β 2 ; γ� ; x ≤ γ 1 − S �x; γ; γ + β 2 ; γ + β� ; x � ii Kurva BETA Kurva BETA didefinisikan dengan 2 parameter, yaitu nilai pada domain yang menunjukkan pusat kurva γ, dan setengah lebar kurva β. Fungsi keanggotaan: B x; γ; β = 1 1 + � x − γ β � 2 iii Kurva GAUSS Kurva GAUSS juga menggunakan γ untuk menunjukkan nilai domain pada pusat kurva, dan k menunjukkan lebar kurva. Fungsi keanggotaan: Gx; k; γ = e − k γ−x 2 g. Koordinat Keanggotaan Himpunan fuzzy berisi urutan pasangan berurutan yang berisi nilai domain dan kebenaran nilai keanggotaannya dalam bentuk: Skalar i Derajat i “Skalar” adalah suatu nilai yang digambar dari domain himpunan fuzzy, sedangkan “Derajat” merupakan derajat keanggotaan himpunan fuzzy.

2.6.3 Triangular Fuzzy Number

Fuzzy number adalah spesial fuzzy � = {�,� ∈ �}. Di mana � membawa nilainya ke dalam garis riil �: − ∞ � +∞ dan � � � merupakan penggambaran kontinu dari � pada interval terdekat dari [0,1]. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Fungsi Keanggotaan Triangular Fuzzy Number Suatu fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi keanggotaan segitiga triangular fuzzy number jika mempunyai tiga buah parameter yaitu �, �, � ∈ ℝ dengan � � �, dan dinyatakan dengan segitiga �, �, �, � Susilo, 2006. Fungsi Keanggotaan Kusumadewi dan Purnomo, 2004: � [�] = ⎩ ⎪ ⎨ ⎪ ⎧ 0; � ≤ � ���� � ≥ � � − � � − � ; � ≤ � ≤ � � − � � − � ; � ≤ � ≤ � Fuzzy number sering dinyatakan sebagai triple a, b, c di mana �, �, � adalah batas bawah, batas tengah, dan batas atas Tstinov, Mikhailov. Nilai TFN dihitung dengan metode centroid untuk menghasilkan nilai crisp yang diperoleh dengan cara mengambil titik pusat � ∗ daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan Kusumadewi, 2010: � ∗ = ∫ � � ��� � ∫ � ��� � ; untuk variabel kontinu � ∗ = ∑ � � � � � � � =1 ∑ � � � � � =1 ; untuk variabel diskrit Universitas Sumatera Utara

2.6.4 Fuzzifikasi dan Defuzzifikasi

Fuzzifikasi adalah proses yang dilakukan untuk mengubah variabel nyata menjadi variabel fuzzy, ini ditujukan agar masukan kontroler fuzzy bisa dipetakan menuju jenis yang sesuai dengan fuzzy. Pemetaan dilakukan dengan bantuan model dari fungsi keanggotaan agar dapat diketahui besar masukan tersebut derajat keanggotaan. Setelah variabel tersebut ditentukan fuzzy-nya kemudian menentukan domain batas dari masing-masing fuzzy tersebut. Domain batas ditentukan berdasarkan data-data yang telah ada. Data-data tersebut dianalisa sehingga dihasilkan nilai batas dari setiap fuzzy pada setiap variabel tersebut. Adapun estimasi domain batas tersebut yaitu dengan menentukan batas bawah, rata-rata, dan batas atas. Dari batas-batas tersebut maka tiap-tiap himpunan memiliki nilai, misal pada luas lahan memiliki fuzzy bernama sempit, sedang, dan luas. 1. Sempit, yang direpresentasikan dengan kurva bentuk bahu meliputi: a. Nilai bawah c = Batas bawah b. Nilai bawah a = Rata-rata 2. Sedang, yang direpresentasikan dengan kurva segitiga meliputi: a. Nilai tengah c = 0,05 Rata-rata b. Nilai tengah a = Rata-rata c. Nilai tengah b = 0,05 Rata-rata 3. Luas, yang direpresentasikan dengan kurva bentuk bahu meliputi: a. Nilai atas c = Rata-rata b. Nilai atas b = Batas atas Adapun estimasi nilai tengah c dan nilai tengah b pada fuzzy sedang ditentukan sendiri oleh faktor pengalinya. Untuk sistem ini digunakan faktor pengali sebesar 0,05 atau 5 agar mempunyai jangkauan yang tidak begitu terlalu besar. Defuzzifikasi d adalah proses pemetaan fuzzy ke crisp. Proses ini merupakan kebalikan dari proses fuzzifikasi. Input proses defuzzifikasi adalah suatu fuzzy yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain fuzzy tersebut. Jika diberikan suatu fuzzy dalam range tertentu, maka harus diambil suatu nilai crisp tertentu. Universitas Sumatera Utara Perhitungan fuzzifikasi data persepsi responden dilakukan dengan menggunakan langkah awalnya adalah mencari nilai � 1 , � 1 , � 1 untuk tiap kriteria dengan cara sebagai berikut: Nilai batas bawah � � : � � = � �1 ∗ � 1 + � �1 ∗ � 2 + � �2 ∗ � 3 + … + � ��−1 ∗ � � � 1 + � 2 + … + � � Nilai tengah � � : � � = � �1 ∗ � 1 + � �2 ∗ � 2 + � �3 ∗ � 3 + … + � �� ∗ � � � 1 + � 2 + … + � � Nilai batas atas � � : � � = � �2 ∗ � 1 + � �3 ∗ � 2 + … + � �� ∗ � ��−1 + � �� ∗ � � � 1 + � 2 + … + � � Keterangan: � = atribut 1,2,3,...,m � = linguistik variabel 1,2,3,...,k Nilai batas tengah � � diperoleh dari jumlah data dibagi dengan banyaknya data pada setiap pilihan jawaban sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, tidak penting. Untuk nilai batas bawah � � merupakan nilai minimal dari data jawaban responden, sedangkan nilai batas atas � � merupakan nilai maksimal dari data jawaban responden. Rata-rata nilai � � , � � , dan � � tersebut merupakan nilai defuzzifikasi yang diformulasikan sebagai berikut: � � = � � + � � + � � 3 2.7 Importance Performance Analysis Universitas Sumatera Utara Analisis Importance-Performance atau Importance-Performance Analysis IPA pertama kali diperkenalkan oleh Martilla dan James 1977. IPA sebagai rangkaian kerja yang sederhana untuk menganalisis atribut-atribut produk. Suatu rangkaian atribut layanan yang berkaitan dengan layanan khusus dievaluasi berdasar tingkat kepentingan masing- masing atribut menurut konsumen dan bagaimana layanan dipersepsikan kinerjanya relatif terhadap masing-masing atribut. Analisis ini digunakan untuk membandingkan antara penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan terhadap kualitas layanan Importance dengan tingkat kinerja kualitas layanan Performance. Dimensi kualitas layanan yang digunakan adalah 5 dimensi yang dikembangkan oleh Parasuraman dan kawan-kawan Purnama, 2005. Rata-rata hasil penilaian keseluruhan konsumen kemudian digambarkan ke dalam Importance Performance Matrix atau sering disebut Diagram Cartesius. Dalam diagram cartesius, sumber absis X adalah tingkat kinerja dan sumbu ordinat Y adalah tingkat kepentingan. Rata-rata tingkat kinerja dipakai sebagai cut-off atau pembatas kinerja tinggi dengan tingkat kinerja rendah, sedangkan rata-rata tingkat kepentingan dipakai sebagai cut-off tingkat kepentingan tinggi dengan tingkat kepentingan rendah. Matriks Importance-Performance atau Diagram Cartesius disajikan pada gambar 2.3: Kuadran B Concentrate Here Kuadran C Keep Up The Good Work Universitas Sumatera Utara High Performance Low Performance High Gambar 2.3. Importance Performance Analysis Sumber: Martilla dan James 1977 Matriks ini digunakan untuk menggambarkan prioritas atribut yang harus diperbaiki dan biasa menjadi petunjuk untuk formulasi strategi. Peta posisi kuadran masing-masing atribut atau dimensi layanan mengindikasikan derajat urgensi relatif untuk perbaikan. 1. Posisi Low Priority Kuadran A Jika atribut atau dimensi layanan berada pada kuadran ini menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut atau dimensi layanan rendah. Tingkat kinerja yang ditunjukkan oleh atribut atau dimensi layanan juga rendah, sehingga atribut atau dimensi layanan yang berada pada kuadran ini mendapat prioritas rendah untuk diperbaiki. 2. Posisi Concentrate Here Kuadran B Jika atribut atau dimensi layanan berada pada kuadran ini menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut atau dimensi layanan tinggi, namun tingkat kinerja yang ditunjukkan oleh atribut atau dimensi layanan rendah. Kuadran A Low Priority Kuadran D Possible Skill Universitas Sumatera Utara Kondisi ini dinilai berbahaya karena antara tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja berlawanan arah, sehingga perbaikan harus diprioritaskan atau dikonsentrasikan untuk atribut atau dimensi layanan yang berada pada kuadran ini. 3. Posisi Keep Up The Good Work Kuadran C Jika atribut atau dimensi layanan berada pada kuadran ini menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut atau dimensi layanan tinggi. Tingkat kinerja yang ditunjukkan oleh atribut layanan juga tinggi, sehingga atribut atau dimensi layanan yang berada pada kuadran ini dinilai aman dan harus dipertahankan kinerjanya. 4. Posisi Possible Overkill Kuadran D Jika atribut atau dimensi layanan berada pada kuadran ini menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut atau dimensi layanan rendah, namun tingkat kinerja yang ditunjukkan oleh atribut atau dimensi layanan tinggi. Kemungkinan hal ini terjadi karena perusahaan memberikan layanan yang berlebihan over act atau overkill, sehingga perusahaan harus mengurangi aktivitas atau menghemat sumberdaya untuk atribut atau dimensi layanan yang berada pada kuadran ini.

2.8 Quality Function Deployment QFD

Dokumen yang terkait

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

0 0 28