Struktur Industri Pengertian Potensi

era baru ini, kelahiran wujud kereativitas baru dalam industri kreatif terjadi yaitu wujud kreativitas yang diambil bukan lagi pasar global, namun budaya dan ilmu pengetahuan yang unik dan baru. Kita mulai melirik kembali nilai-nilai tradisi lokal sebagai sumber daya intelektual, serta kegiatan pasar maupun kewirausahaan baru di tempat-tempat yang sebelumnya jarang dianggap di luar monolir budaya popular Amerika dan Jepang.

2.2 Struktur Industri

Pengertian ‘struktur’ sering disamakan dengan bentuk atau susunan komponen pada suatu bentuk. Dengan kata lain, struktur adalah susunan bagian- bagian dalam suatu bentuk bangunan. Bila diartikan dalam konteks ekonomi, struktur adalah sifat permintaan dan penawaran barang dan jasa yang dipengaruhi oleh jenis barang yang dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual perusahaan dalam industri, jumlah dan ukuran distribusi pembeli, diferensiasi produk, serta mudah tidaknya masuk ke dalam industri. Semakin besar hambatan untuk masuk. Semakin tinggi tingkat konsentrasi pasar. Hambatan masuk meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemerintah untuk memasuki pasar, yaitu besarnya investasi yang dibutuhkan, efesiensi tingkat produksi, bermacam- macam usaha penjualan, serta besarnya sunk cost.Kuncoro: 137. Struktrur industri adalah sifat permintaan dan penawaran barang dan jasa yang dipengaruhi oleh jenis barang yang dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual perusahaan dalam industri, jumlah dan ukuran distribusi pembeli, diferensiasi produk, serta mudah tidaknya masuk ke dalam industri. Struktur pasar merupakan bahasan yang penting untuk mengetahui perilaku dan kinerja industri yang menunjukkan atribut pasar yang mempengaruhi sifat persaingan. Kemudian biasa dinyatakan dalam ukuran distribusi perusahaan pesaing. Elemen dalam struktur pasar adalah pangsa pasar market share, konsentrasi concentration, dan hambatan barrier. Secara garis besar, jenis-jenis struktur pasar terdiri atas pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar oligopoli, dan pasar persaingan monopolistik. Sebaliknya, struktur industri merupakan bentuk atau tipe keseluruhan pasar industri.

2.3 Ketenagakerjaan

Jumlah atau besarnya penduduk umumnya ikaitkan dengan pertumbuhan income per capita suatu negara, yang secara kasar mencerminkan kemanjuan perekonomian negara tersebut. Ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar adalah sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi. Tetapi ada pula yang berpendapat lain aitu bahwa justru penduduk yang jumlahnya sedikit yang dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik. Disamping kedua pendapat ini, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk suatu negara harus seimbang dengan jumlah sumber-sumber ekonominya, baru dapat diperoleh kenaikan pendapatan nasionalnya. Ini berarti jumlah penduduk tidak boleh terlampau sedikit tetapi juga tidak boleh terlampau banyak. Subri, 2003:53 Dengan demikian, pembangunan ekonomi sangat diperolehkan untuk memperkeci tingkat pengangguran. Dengan pembangunan ekonomi diharapkan laju pertumbuhan ekonomi dapat selalu dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk, sehingga kegiatan perekonomian akanmenjadi lebih luas dan selanjutnya dapat memperkecil jumlah orang yang menggangur.

2.3.1 Teori Ketenagakerjaan

Salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara permintaan akan tenaga kerja demand for labor dan penawaran tenaga kerja supply of labor, pada suatu tingkat upah. Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa : a lebih besarnya penawaran dibanding permintaan adanya excess supply of labordan b lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja adanya excess demand for labor. Subri, 2003:54 Ada dua teori penting perlu dikemukan dalam kaitannya dengan masalah ketenagakerjaan. Pertama adalah teori Lewis 1959 yang mengemukakan bahwa kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah. Kelebihan pekerja satu sektor akanmemberiikan andil terhadap pertumubuhan output dan penyediaan pekerja disektor lain. Ada dua sektor di dalam perekonomian negara berkembang, yaitu sektor kapitalis modern dan sektor subsisten terbelakang. Menurut Lewis sektor subsisten terbelakang tidak hanya terdiri dari sektor pertanian, tetapi juga sektor informal seperti pedagang kaki lima dan pengecer koran. Sektor subsisten terbelakang mempunyai kelebihan penawaran pekerja dan tingkat upah relatif murah daripada kapitalis modern. Lebih murahnya biaya upah pekerja asal pedesaan akan dapat menjadi pendorong bagi pengusaha di perkotaan untuk memanfaatkan pekerja tersebut dalam pengembangan industri modern perkotaan. Selama berlangsungnya proses industrialisasi, kelebihan penawaran pekerja di sektor subsisten terbelakang akan diserap. Dengan demikian menurut Lewis, adanya kelebihan penwaran pekerja tidak memberiikan masalah pada pembangunan ekonomi. Sebaiknya kelebihan pekerja justru merupakan modal kuntuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi bahwa perpindahan pekerja dari sektor subsisten ke sektor kapitalis modern berjalan lancara dan perpindahan tersebut aakn pernah menjadi “terlalu banyak”. Teori kedua adalah Teori Fei-Ranis 1961 yang berkaitan dengan negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak pengangguran, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ibid:57 Menurut Fei-Ranis ada tiga tahap pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan buruh. Pertama, di mana para pengangur semu yang tidak menambah output pertanian dialihkan ke sektor industri dengan upah institusional yang sama. Kedua, tahap di mana pekerja pertanian menambah output tetapi memproduksi lebih kecil dari upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula ke sektor industri. Ketiga, tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian menghasilkan output lebih besar daipada perolehan upah institusional. Dan dalam hal ini kelebihan pekerja terserap kesektor jasa dan industri yang meningkat terus-menerus sejalan dengan pertambahan output dan perluasan usahanya.

2.3.2 Konsep Ketenagakerjaan

Beberapa pengertian yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, yaitu : 1. Tenaga Kerja Manpower adalah penduduk dalam usia kerja berusia 15-64 tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpatisipasi dalam aktivitas tersebut. 2. Angkatan Kerja Labor force adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang dan jasa. 3. Tingkat partisipasi angkatan kerja Labor force participation rate adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umum sebagi persentase penduduk dalam kelompok tersebut. 4. Tingkat pengangguran Unemployment rate adalah angka yang menunjukkan beberapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan. Pengertian menganggur di sini adalah aktif mencari pekerjaan. 5. Pengangguran terbuka Open Unemployment adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. 6. Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat pidahnya seorang ari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan lain tersebut. 7. Pengangguran struktural adalah penganggur yang disebabkan karena ketidakcocokan antara struktur para pencari kerja sehubungan dengan ketrampilan, bidang keahlian, maupun daerah lokasinya dengan struktur permintaan tenaga kerja yang belum terisi. 8. Setengah Menganggur Underemployment adalah perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerja yang secara normal mampu dan ingin dikerjakannya. 9. Setengah Menganggur yang Kentara Visible Underemployment adalah jika seseorang bekerja tidak tetap part timedi luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya. 10. Setengah Menganggur yang Tidak Kentara Invisible Underemployment adalah jika seseorang bekerja secara penuh full time tetapi pekerjaannya itu dianggap tidak mencukupi, karena pendapatannya yang terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya. 11. Pengangguran Tidak Kentara Disguised Unemployment dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya. Misalnya Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dua orang, tetapi dikerjakan oleh tiga orang sehingga 1 orang merupakan disguised unemployment.

2.3.3 Pengertian Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja tidak jauh berbeda dengan pasar barng yang ada menurut pandangan kaum klasik. Akan terjadi keseimbangan antara penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja, apabila harga tenaga kerja upah cukup fleksibel. Pada tingkat upah yang berlaku di pasar tenaga kerja semua orang bersedia untuk bekerja pada tingkat upah yang berlaku tersebut sehingga tenaga kerja tidak akan mengalami pengangguran. Mereka yang menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bersedia bekerja pada tingkat upah yang berlaku dipasar tenaga kerja, jadai tenaga kerja digolongkan menjadi pengangguran sukarela. Mulia: 1997:30-31. Menurut pendapat klasik, jumlah tenaga kerja yang tidak bekerja adalah orang yang tidak bersedia bekerja pada tingkat upah riil yang berlaku harga tenaga kerja. Perekonomian yang mengalami kelebihan produksi ini hanya bersifat sementara. Bila mekanisme harga yang fleksibel telah bekerja, semua barang akan terjual kembali dan tingkat produksi akan normal kembali. Konsepsi Keynes untuk mengatasi pengangguran adalah tentang peringatannya bahwa anggapan dasar klasik khususnya fleksibel harga dan tingkat upah, serta reaksi yang cepat dari pelaku ekonomi menuju proses keseimbangan baru dalam kenyataannya memakan waktu yang lama, tergantung besarnya hambatan-hambatan dalam proses pemulihan perekonomian tersebut. Fleksibel harga tidak akan bisa berjalan seluruhnya pada perekonomian, karena banyak faktor-faktor penyebab terjadinya kelesuan perekonomian yang bukan disebabkan faktor harga. Dalam menganlisis dan mempelajari pengangguran pada perekonomian secara keseluruhan, misalnya penurunan tingkat upah riil sedangkan variabel yang terjadi dalam perekonomian dianggap tetap, tidak bisa digunakan asumsi seperti yang digunakan kaum klasik untuk menerangkan akibat penurunan tingkat upah riil pada penggunaan tenaga kerja. Apabila upah riil menurun, pendapatan masyarakat akan mengalami penurunan juga pendapatan bertambah rendah, dan daya beli masyarakat juga akan berkurang. Oleh sebab itu, pengeluaran masyarakat untuk konsumsi akan turun, dan penurunan pengeluaran masyarakat konsumsi akan menyebabkan penurunan tingkat harga di pasar barang. Apabila keadaan berlanjut terus menyebabkan tingkat produksi turun, full employment tidak akan tercapai. Kebijaksanaan yang dianjurkan Keynes untuk mengatasi ini adalah seyogianya pemerintah melakukan sesuatu untuk membawa perekonomian kembali ke posisi full employment bukan hanya proses alamiah melalui fleksibel harga model analisi kaum klasik. Suatu tindakan pemerintah untuk menggeser atau membawa perekonomian kembali pada tingkat full employment sebagai arus balik mengatasi kelesuan stagnasi perekonomian dan pengangguran melalui peningkatan pengeluaran pemerintah G. kenaikan pengeluaran pemerintah G ini melalui proses multiplier effectakan meningkatkan pendapatan masyarakat serta diwujudkan dalam permintaan efektif.

2.4 Pengertian Pendapatan

Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Pendapatan terdiri dari upah, atau penerimaan tenaga kerja; pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan dividen; serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial, atau si pengangguran. Samuelson, 1992:258.

2.4.1 Distribusi Pendapatan dan Produksi Marjinal

Upah merupakan harga tenaga kerja, sewa adalah harga tanah, dan bunga adalah harga modal. Jadi penunjuk pertama tentang distribusi pendapatan adalah berasal dari pengamatan terhadap kekuatan-kekuatan yang melatarbelakngi penawaran dan permintaan faktor-faktor produksi. Samuelson, 1992:259 Kunci distribusi pendapatan suatu perekonomian pasar terdapat pada teori produktivitas-marjinal perusahaan. Pada teori produksi telah diketahui bahwa kurva permintaan untuk berbagai faktor produksi permintaan tenaga kerja, tanah, dan sebagainya dapat dinyatakan dalam pengertian pendapatan yang diperoleh dari produk marjinalnya. Dengan menempatkan kurva penawaran dari tiap sektor, kita dapat menghitung pendapatan yang diperoleh setiap faktor produksi. Sebuah perusahaan mencapai laba maksimum biaya minimum pada saat MRP setiap faktor produksinya sama dengan biaya marjinal faktor produksi tersebut yaitu harga faktor produksi tersebut. Hal ini dapat dinyatakan secara ekuivalen sebagai suatu kondisi di mana MRP per dolar input disamakan untuk setiap input. Kondisi ini harus berlaku dalam ekuilibrium karena seorang pengusaha yang bertujuan memaksimumkan laba akan memperkerjakan setiap faktor produksi sampai suatu titik ketika produk marjinal faktor memberiikan penerimaan marjinal dalam satuan dolar yang persis sama dengan faktor produksi tersebut. 2.4.2Teori Distribusi Pendapatan Produksi Marjinal Teoritis ekonomi terkenal dari Columbia University, yaitu John Bates Clark, sekitar tahun 1990 mengemukana teori distribusi sederhana. Teori tersebut bisa diterapkan pada penetapan harga dan upah yang kompetitif untuk setiap barang akhir final goods dan input faktor produksi. Untuk memudahkan pemahaman atas teori tersebut, misalkan hanya ada satu produk yang dihitung dalam satuan riil. Misalnya jagung atau suatu kombinasi komiditi yang kita sebut Q. Selanjutnya, dengan menganggap harga sama dengan satu, kita dapat membentuk keseluruhan pembahasan ini dalam satuan riil yaitu kita menamakan nilai output sebagai Q dan tarif upah sebagai tarif upah riil dalam satuan barang atau Q. dalam situasi ini, fungsi produksi menjelaskan berapa Q yang akan dihasilkan dari setiap jumlah jam kerja tenaga kerja, L bersama sekian luas tanah yang homogen, A. Perhatikan bahwa karena P=1, maka pada persaingan sempurna MRP= MR x P =MP x 1 = MP dan upah =MP L . Samuelson,1992:158. Kemudian, Clark mengemukakan penalarannya sebagai berikut. Pekerja yang pertama mempunyai produk marjinal yang sangat besar, karena begitu banyak tanah yang tersedia untuk digarap. Pekerja kedua menghasilkan produk marjinal yang sedikit lebih rendah dibanding pekerja pertama. Akan tetapi, kedua pekerja itu mempunyai sifat yang identik. Mereka harus mendapat upah yang sama. Masalahnya sekarang, upah itu didasarkan atas apa? Apakah didasarkan pada MP Produk Marjinal pekerja pertama atau MP pekerja kedua yang lebih rendah? Ataukah menurut rata-rata keduanya. Dalam persaingan sempurna, dengan pemilik tanah bebas menentukan banyaknya pekerja yang akan digunakan, jawabannya adalah: Tuan tanah tidak akan menggunakan pekerja kedua kalau upah yang harus mereka bayar melebihi produk marjinal yang diterimanya. Dengan demikian kurva permintaan DD atas tenaga kerja akan menjamin bahwa semua pekerja yang digunakan menerima upah sebesar produk marjinal yang terakhir. Bagaimana dengan kelebihan total output yang dihasilkan oleh pekerja pertama dan pekerja lain sebelum pekerja yang terakhir. MP itu dinikmati oleh tuan tanah dan merupaka laba residu baginya, yang ddisebut sebagai sewa. Dalam persaingan bebas, laba itu tetap milik pemilik tanah dan tidak ada yang bisa mengambilnya. Selain distribusi dari kontribusi tenaga kerja dapat juga meentukan kontribusi dari sewa tanah. Besarnya kelebihan output yang dihasilkan pekerja tidak diterima sebagi upah, namun ditentukan sebaoleh seberapa besar penurunan MP tenaga kerja pada saat tenaga kerja ditambahkan artinya ditentukan oleh hokum hasil lebih yang semakin menurun.

2.5 Pengertian Potensi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Potensi merupakan kemampuan yang kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan atau daya. Potensi pada umumnya dapat dijadikan sebagai sebuah bahan atau sumber daya yang dapat dikembangkan secara menyeluruh dalam membentuk nilai tambah sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dalam pemanfaatannya potensi diarahkan untuk dapat dikelola dengan baik sehingga apa yang menjadi kelebihan dan keunggulannya dapat diberdayakan secara baik pula.

2.6 Penelitian Terdahulu