sebagai sebuah Ibu Kota Sumatera Utara dengan populasi penduduk yang besar dan letak yang strategis sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan
pengembangan ekonomi kreatif. Kurun waktu penelitian dimulai dari awal November 2014 hingga selesai.
3.3 Batasan Operasional
Dalam penelitian ini batasan yang akan diteliti mencakup permasalahan dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kota Medan. Permasalahan dalam
penelitian ini mencakup potensi yang dilihat dari nilai pendapatan dan penyerapan tenaga kerja pada usaha ekonomi kreatif serta strategi dalam pengembangan
ekonomi kreatif di Kota Medan.
3.4 Definisi Operasional
1. Potensi merupakan bagian dari peluang yang dapat dikembangkan dari kondisi ekonomi kreatif di Kota Medan. Indikator untuk mengukur variabel potensi
ekonomi kreatif diantaranya : a. Pendapatan yang dilihat dari kondisi penerimaan usaha omset dan
pendapatan pelaku usaha ekonomi kreatif. b. Ketenagakerjaan yang dilihat dari penyerapan tenaga kerja dari setiap usaha
ekonomi kreatif yang berada di Kota Medan. 2. Strategi pengembangan ekonomi kreatif, yang berupa cara atau kebijakan yang
berasal dari internal dan eksternal kegiatan bisnis diantaranya.
3.5 Ukuran Sampel
Sampling dilakukan karena dalam penelitian sulit untuk meneliti semuanya. Menurut Muhammad 2008 sampel merupakan bagian atau sejumlah
cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu
bagian dari teknik non-probability sampling yang memilih orang –orang terseleksi berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut dipandang mempunyai
sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak
42 pelaku usaha ekonomi kreatif yang berada di Kota Medan.
3.6 Jenis dan Analisis Pengumpulan Data 3.6.1 Jenis Data
1.Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer biasanya disebut dengan data
asli yang mempunyai sifat up to date. Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung. Dalam penelitian ini
data didapat melalui hasil wawancara langsung dalam bentuk wawancara personal personal interviewing dimana pewawancara akan menanyakan
langsung kepada narasumber melalui daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatdikumpulkan peneliti dari semua sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai tangan
kedua. Data sekunder bisa didapat bersumber dari Badan Pusat Statistik yang disingkat dengan BPS, Departemen perdagangan, jurnal buku,
laporan dan lain sebagainya. Data yang didapatkan berupa kondisi pertumbuhan ekonomi di Kota Medan, statistik industri kreatif Indonesia
dalam kurun 2005-2008 dan sebagainya.
3.6.2 Metode Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka
Menurut Chalil dan Barus 2014:22 studi pustaka dapat dibedakan atas dokumen pribadi dan dokumen publik. Dokumen pribadi misalnya
berupa catatan usaha responden atau koresponden melalui email dan surat, sedangkan dokumen publik dapat berupa dokuen yang dipublikasi atu
tidak dipublikasi. Kelebihan studi pustaka adalah 1 memungkinkan peneliti
mendapat informasi dari sumber dengan latar belakang bahasa yang berbeda, 2 dapat diaksesoleh peneliti sesuai dengan ketersediaan waktu
peneliti, 3 informan yang diperoleh merupakan informasi yang relatif berbobot karena merupakan pemikiran yang mendalam dari penulisannya
dan 4 informasi yang diperoleh merupakan fakta yang sudah tertulis yang sudah tidak perlu diinterpretasikan lagi.
2.Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan
secara terlibat partisipatif ataupun nonpartisipatif. Maksudnya, pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan
penelitian dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa
mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti.
M. Idrus, 2009: 101.
3. Metode Wawancara
Wawancara menurut Nazir 1998 adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
panduan wawancara. Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metoe primer, pelengkap, atau sebagai kriterium Hadi, 1992.
3.7 Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif. Analisa ini merupakan pendekatan yang akan mengambarkan
karakteristik suatu permasalahan yang berasal dari data pengolahan data kualitatif. Untuk mengetahui potensi ekonomi kreatif di Kota Medan penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis, menganilisis, dan menginterpretasikan data sehingga memberiikan
gambaran yang jelas mengenai potensi ekonomi kreatif di Kota Medan. Ada beberapa alasan menggunakan metode deskriptif. Salah satu di antaranya adalah
bahwa metode ini telah digunakan secara luas dan dapat meliputi lebih banyak segi dibanding dengan metode-metode penyelidikan lain. Menurut Umar 2003,
teknik ini menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan merumuskan sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Sementara menurut Consuelo 1993:71-72 penelitian dengan metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata
sekarang sementara berlangsung. Adapun tahapan dalam melakukan analisis data sebagai berikut ;
a. Tabulasi Data, hasil kuesioner yang telah dilakukan akan diterjemahkan
dalam bentuk angka, table-tabel yang terdiri dari masing-masing jawaban setiap responden terhadap aspek yang ingin diketahui.
b. Reduksi Data, merupakan tahapan dalam melakukan analisa dari hasil proses
pentabulasian data yang akan lebih menajamkan, menggolongkan dan memperluas data yang telah dikumpulkan yang pada akhirnya nanti akan
memberii kemudahan untuk melakukan penarikan kesimpulan dari aspek yang diinginkan.
c. Analisis Deskriptif, diartikan sebagai proses dalam mengungkap gambaran
permasalahan yang diteliti melalui proses pengintrepertasian hasil data yang telah ditabulasikan yang berguna untuk mendukung analisis atas penelitian
yang telah dilakukan. Sementara untuk mengetahui strategi dalam pengembangan usaha ekonomi
kreatif dihimpun melalui sumber literatur yang terkait dengan blue print pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia oleh Kementrian Perdagangan dan
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang masing-masing akan dijabarkan pada masing-masing aspek terkait strategi pengembangan ekonomi kreatif di kota
Medan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Kota Medan 4.1.1 Letak Geografis Kota Medan
Secara geografis Kota Medan terletak pada 3° 27 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur dengan rata-rata ketinggian 2,5 -37,5 meter
diatas permukaan laut. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare 265,10 km
2
atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang secara administratif
berbatasan dengan wilayah sebagai berikut :
-
Sebelah Utara wilayah berbatasan dengan Selat Malaka
-
Sebelah Selatan wilayah berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
-
Sebelah Barat wilayah berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
-
Sebelah Timur wilayah berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Letak geografis Kota Medan juga turut memberii peran penting bagi
daerah-daerah yang berada disekitarnya, misalnya Binjai, Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Natal, Tapanuli, dan lain-lain. Peranan tersebut dapat dilihat
dari adanya kerjasama secara perekonomian dalam membangun wilayah dengan pusat perkonomiannya berada di Kota Medan. Tidak hanya itu, daerah-daerah
yang berada disekitar Kota Medan juga turut memberi sumbangsi dari potensi kekayaan alam yang dimiliki untuk mampu diolah dan diproduksi dengan baik.