Implementasi Metode Penelitian PENDAHULUAN

8 2 Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi BPD desa tersebut dalam rangka pengoptimalisasian peran nya dalam pemerintahan desa. 3 Secara Akademis, penelitian ini sebagai salah satu syarat penyelesaian program studi sarjana Ilmu Administrasi Negara, serta untuk menambah khasanah ilmiah dan memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam penelitian – penelitian sosial khususnya bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera.

1.6 Implementasi Metode Penelitian

Peneliti melakukan penelitian selama dua minggu. Pertama kali melakukan penelitian, peneliti langsung disambut baik oleh pegawai Kecamatan Silangkitang, hal itu dikarenakan peneliti memiliki ikatan saudara dengan salah satu pegawai kantor kecamatan silangkitang. Setelah peneliti ditanyakan ada urusan apa peneliti datang ke kantor kecamatan, peneliti kemudian dibawa untuk menemui sekretaris Kecamatan Silangkitang dan oleh sekretaris kecamatan kembali ditanyakan apa maksud kedatangan peneliti. Awalnya sekretaris kecamatan silangkitang tidak mengetahui bahwa peneliti memiliki ikatan saudara dengan salah satu pegawainya, sehingga percakapan antara peneliti dengan sekretaris sangat kaku. Setelah berbincang – bincang akhirnya sekretaris kecamatan pun mengetahui bahwa peneliti memiliki ikatan saudara dengan salah satu pegawainya sehingga percakapan pun menjadi lebih ringan dan santai, dalam bincang – bincang 9 sekretaris kecamatan mengatakan bahwa baru pertama kali ada mahasiswa yang meneliti dikecamatan tersebut sekaligus juga di desa yang akan peneliti lakukan penelitian. Setelah menyampaikan maksud kedatangan dan menyerahkan surat izin penelitian kepada sekretaris surat tersebut langsung diproses dan disposisikan kepada kepala desa. Oleh salah satu pegawai kecamatan, peneliti diantar langsung ke kantor kepala desa dan langsung menemui sekretaris desa. Peneliti disambut baik oleh sekretaris desa, dan saat itu peneliti langsung melakukan wawancara dengan informan tersebut. Peneliti juga mendapatkan sedikit hal yang memalukan, yaitu saat makan siang di dekat kantor kepala desa, peneliti tidak menyadari bahwa kepala desa duduk di samping peneliti, saat itu peneliti sedikit acuh dan mengabaikan orang yang disamping peneliti. Sampai selesai makan siang barulah peneliti mengetahui bahwa orang tersebut adalah kepala desa, peneliti tidak menyadarinya karena kepala desa tersebut tidak mengenakan pakaian dinas. Peneliti pun akhirnya meminta maaf dan kepala desa memaklumi hal tersebut dan mengatakan bahwa hal tersebut hanyalah salah paham. Setelah mengatur jadwal wawancara, peneliti pun berkesempatan untuk mewawancarai kepala desa. Dalam melakukan wawancara dengan informan – informan lain, peneliti tidak mendapatkan kesulitan yang berarti, semua informan dapat menjawab setiap pertanyaan peneliti dengan baik. Walaupun peneliti berhasil melakukan wawancara, peneliti mendapat kesulitan mendapatkan data – data sekunder yang dibutuhkan. Peneliti tidak tahu apa yang ditutupi, tetapi aparatur desa khususnya sekretaris desa hati – hati sekali dalam memberikan data sekunder. Bahkan untuk 10 peraturan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan, peneliti mendapatkannya saat melakukan wawancara dengan Ketua Badan Permusyawaratan Desa. Hal ini peneliti siasati dengan mengajukan lebih banyak pertanyaan ketika melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak. Namum, peneliti menyadari masih harus banyak belajar strategi dalam melakukan In depth interview karena wawancara yang peneliti lakukan masih kurang mendalam. Salah satu kelalaian peneliti lagi adalah, peneliti tidak mendokumentasikan saat wawancara dengan beberapa informan, sehingga peneliti hanya memiliki sedikit dokumentasi dengan informan penelitian.

1.7 Sistematika penulisan BAB I

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

27 261 148

Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (Bpd) Dalam Otonomi Desa

3 68 100

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyaratan Desa (BPD) di Desa Janjimaria

0 40 88

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka - Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

1 16 11

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

1 1 10