Tinjauan Pustaka KERANGKA TEORI

12

BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk memudahkan penulis dalam rangka penyusunan penelitian ini, maka dibutuhkan suatu landasan berfikir yang dijadikan sebagai pedoman untuk menjelaskan masalah yang sedang disorot. Menurut Djuharie 2001: 55 mengatakan bahwa telaah kepustakaan berisi tentang hasil telaah terhadap teori dan hasil penelitian terdahulu yang terkait. Telaah ini bisa dalam arti membandingkan, mengkontraskan atau meletakkan tempat kedudukan masing–masing dalam masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan posisipendirian peneliti disertai dengan alasan-alasannya. Telaah ini diperlukan karena tidak ada penelitian empirik tanpa didahului telaah kepustakaan. Penelitian ini mengangkat judul “Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa BPD dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa“. Penelitian yang dilakukan peneliti bertujuan untuk melihat apakah sudah optimal peran yang dijalankan oleh Badan Permusyawaratan Desa di Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan serta kendala-kendala yang dihadapi dalm pelaksanaan peran tersebut. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang memiliki tema yang sama dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Penelitian pertama berjudul “Badan Permusyawaratan Desa BPD Dalam Mendukung Tata Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa Tegalgondo Kec. Wonosari 13 Kab. Klaten” Ridwan Nasrulloh, skripsi, 2008. Tema yang diangkat dalam skripsi ini mengenai BPD sebagai pelaksana demokrasi desa dalam mendukung pemerintahan desa di Desa Tegalgondo. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana perwujudan peran dan fungsi BPD serta faktor apa yang menjadi hambatan atau pendukung bagi BPD dalam menjalankan peran dan fungsi BPD dalam mendukung tata penyelenggaraan pemerintahan desa di Desa Tegalgondo. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai perwujudan peran dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa dalam mendukung tata penyelenggaraan pemerintahan desa di Desa Tegalgondo Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung bagi Badan Permusyawaratan Desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian yang dilakukan Ridwan Nasrulloh berupa penelitian lapangan namun penggunaan data sekunder yaitu penelitian kepustakaan lebih dominan digunakan. Penelitian lapangan dilakukan pada Kantor BPD Desa Tegalgondo, kemudian metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasi dan wawancara. Dalam menganalisis permasalahan yang terjadi mengenai BPD dalam mendukung Pemerintahan Desa, Ridwan Nasrulloh mengacu pada UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun 2004, perda Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa. Kemudian teori – teori mengenai Pemerintahan Desa menurut LAN dan prinsip– prinsip Governance yang dikeluarkan UNDP. 14 Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa BPD Desa Tegalgondo telah mampu menjadi lembaga sebagai wahana pelaksanaan demokrasi di desa. Hal itu ditunjukkan dengan pelaksanaan pemerintahan oleh Pemerintah Desa yang telah melibatkan unsur masyarakat yang ada melalui forum - forum komunikasi desa yang bersifat formal maupun informal sehingga kebijakan-kebijakan maupun dari Pemerintah Desa Tegalgondo sesuai dengan aspirasi yang diinginkan dari masyarakat. BPD Desa Tegalgondo juga telah melaksanakan fungsinya yaitu sebagai pengayoman adat, penyerapan aspirasi, Legislasi, dan pengawasan. Selanjutnya penelitian kedua dilakukan oleh Eko Tri Utami skripsi, 2007 berjudul “Peran Badan Permusyawaratan Desa BPD dalam Perencanaan Pembangunan Desa Suatu Studi Deskrptif Tentang Proyek Desa Melalui APBD di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan”. Adapun yang menjadi tema penelitian ini adalah peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam perencanaan pembangunan desa, yaitu untuk mengetahui bagaimana peranan Badan Permusywaratan Desa dalam perencanaan pembangunan desa dalam hal ini di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah bagaimanakan penanan Badan Permusyawaratan Desa dalam perencanaan pembangunan desa di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan. Adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam perencanaan pembangunan di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan. Dalam penelitian ini, Eko Tri Utami menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sedangkan metode 15 pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara wawancara, observasi dan penelitian kepustakaan. Dalam menganalisis permasalahan yang terjadi Eko Tri Utami menggunakan teori mengenai perencanaan pembangunan desa dan teori tentang rencana – rencana desa. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan adalah peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam perencanaan pembangunan yang berada di Desa Sampali sudah berjalan dengan baik, dimana mereka sangat aktif dalam menampung aspirasi masyarakat, cara yang dilakukan juga tidak hanya yang bersifat formal tetapi yang non formal juga dilakukan seperti bincang–bincang di kedai kopi. Selain itu fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan proyek desa juga telah dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa dengan baik. Namun masih ada kekurangan dimana perlunya diadakan perubahan format keanggotaan pada Badan Permusyawaratan Desa yang lebih mencerminkan perwakilan dari setiap dusun. Selanjutnya penelitian ketiga yang dilakukan oleh Primuadi Hia Tesis, 2006 dengan judul “Peran Badan Perwakilan Desa BPD dalam Proses Demokratisasi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Studi Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar“. Dalam penelitian ini Primuadi ingin melihat sejauh mana peranan Badan Perwakilan Desa BPD sebagai lembaga baru yang dibentuk untuk menggantikan LMD memberi pola baru dalam membangun proses demokratisasi di desa. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ketiga ini adalah untuk mengetahui sampai dimana peran BPD sebagai lembaga baru pelaksanaan demokratisasi di 16 desa, faktor–faktor apa yang menyebabkan BPD di desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar tidak berjalan sebagaimana yang diatur melalui UU No. 22 Tahun 1999. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini menggunakan teori demokrasi, teori lembaga sosial, UUD 1945 bagian umum bab II tentang Pokok – Pokok Pikiran dalam alinea ke-3, kemudian UU No 22 Tahun 1999 dan UU no 32 Tahun 2004. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan tipe penelitian kualitatif serta teknik pengumpulan yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian Primuadi ini menunjukkan bahwa BPD pada kedua desa tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga legislatif desa untuk melaksanakan proses demokratisasi. BPD pada kedua desa tersebut hanya tampak pada saat ada pelantikan, setelah itu tidak ada lagi kegiatan yang di hadiri oleh BPD. Namun pada dua desa tersebut fungsi keterwakilan sudah dapat dipenuhi dengan adanya perwakilan dari setiap dusun. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul, “Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa BPD dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan”. Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dalam memaparkan peran yang dilakukan BPD di Desa Aek Goti, peneliti menggunakan teori dari Hurlock dan Ali mengenai Peran Badan Permusyawaratan Desa yaitu sebagai penampung aspirasi dan pembuat serta pengesah kebijakan desa. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa apakah sudah optimal peran Badan 17 Permusyawaratan Desa BPD dalam Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan serta kendala– kendala yang dihadapi dalam menjalankan peran tersebut. Hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dari wawancara kepada Kepala BPD, Anggota BPD, Kepala Desa, Sekretaris desa, dan beberapa orang masyarakat, terungkap bahwa BPD Desa Aek Goti belum melaksanakan perannya dengan optimal. Dalam melaksanakan perannya sebagai penampung aspirasi, BPD Aek Goti tidak mengadakan pertemuanrapat resmi dengan masyarakat, melainkan dengan cara perwiritan dan pertemuan non formal lainnya seperti di kedai dan warung, padahal sebagai lembaga resmi BPD Desa Aek Goti harusnya membuat pertemuan yang resmi. Kemudian dalam melaksanakan perannya sebagai pembuat dan pengesah kebijakan, BPD Desa Aek Goti telah mengesahkan satu kebijakan desa yaitu tentang Alokasi Dana Desa ADD. Namun dalam hal pembuatan kebijakan, BPD merasa kurang dianggap keberadaannya di Desa Aek Goti, adanya anggapan Pemerintah Desa yang terlalu mendominasi seluruh kegiatan desa membuat hubungan keduanya cenderung dingin dan tertutup. BPD desa Aek Goti juga memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaan perannya yaitu masalah Sumber Daya Manusia SDM, Sumber dana, dan Sarana Prasarana pendukung kerja BPD. 18 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang Ridwan Nasrulloh Eko Tri Utami Primuadi Hia Mariance M Hasibuan Judul Penelitian Badan Permusyawaratan Desa BPD Dalam Mendukung Tata Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa Tegalgondo Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten Peran Badan Permusyawaratan Desa BPD Dalam Perencanaan Pembangunan Desa Suatu Studi Deskrptif Tentang Proyek Desa Melalui APBD Di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Peran Badan Perwakilan Desa BPD dalam Proses Demokratisasi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Studi Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Permasalahan Penelitian Memfokuskan pada bagaimana perwujudan peran dan fungsi BPD serta faktor apa yang menjadi hambatan atau pendukung bagi BPD dalam menjalankan peran dan fungsi BPD dalam mendukung tata penyelenggaraan pemerintahan desa di desa Tegalgondo Memfokuskan pada bagaimana Peranan Badan Permusyawaratan Desa sebagai mitra pemerintahan desa dalam perencanaan pembangunan desa di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Fokus pada bagaimana Badan Perwakilan Desa sebagai lembaga baru yang dibentuk pemerintah dalam proses demokratisasi di desa. Fokus pada bagaimana Peran BPD sebagai penampung dan penyalur aspirasi masyarakat desa, membantu pembuatan dan mengesahkan Peraturan Desa serta kendala yang ada pada BPD dalam melaksanakan perannya. 19 Pendekatan Penelitian Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Jenis Penelitian Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Metode Pengumpulan Data Observasi, Wawancara, dan Penelitian Kepustakaan Observasi, Wawancara, dan Penelitian Kepustakaan Wawancara dan Dokumentasi Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Penelitian Kepustakaan Tujuan Penelitian Untuk memperoleh gambaran mengenai perwujudan peran dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa dalam mendukung tata penyelenggaraan pemerintahan desa di desa Tegalgondo Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten dan untuk Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung bagi Badan Permusyawaratan Desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk mengetahui bagaimana peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam perencanaan pembangunan di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Untuk mengetahui sampai dimana peran BPD sebagai lembaga baru dalam pelaksanaan demokratisasi di desa, faktor – faktor apa yang menyebabkan BPD di desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar tidak berjalan sebagaimana yang diatur melalui UU No. 22 Tahun 1999. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah sudah Optimal Peran Badan Permusyawaratan Desa BPD Dalam Penyelenggaraan pemerintahan di desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan serta kendala – kendala yang dihadapi dalam menjalankan peran tersebut. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa BPD desa Tegalgondo telah mampu menjadi Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam perencanaan Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa BPD pada kedua desa tersebut tidak dapat menjalankan Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa BPD Desa Aek Goti belum optimal dalam menjalankan perannya. 20 lembaga sebagai wahana pelaksanaan demokrasi di Desa. Hal itu ditunjukkan dengan pelaksanaan pemerintahan oleh Pemerintah Desa yang telah melibatkan unsur masyarakat yang ada melalui forum - forum komunikasi desa yang bersifat formal maupun informal sehingga kebijakan-kebijakan maupun dari pemerintah desa Tegalgondo sesuai dengan aspirasi yang diinginkan dari masyarakat. BPD Desa Tegalgondo juga telah melaksanakan Fungsinya yaitu sebagai pengayoman adat, penyerapan aspirasi, Legislasi, dan pengawasan. pembangunan yang berada di Desa Sampali sudah berjalan dengan baik, dimana mereka sangat aktif dalam menampung aspirasi masyarakat, cara yang dilakukan juga tidak hanya yang bersifat formal tetapi yang non formal juga dilakukan seperti bincang – bincang di kedai kopi. Selain itu fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan proyek desa juga telah dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa dengan baik. Namun masih ada kekurangan dimana perlunya diadakan perubahan format keanggotaan pada Badan Permusyawaratan Desa yang lebih mencerminkan perwakilan dari setiap dusun. fungsinya sebagai lembaga legislatif desa untuk melaksanakan proses demokratisasi. BPD pada kedua desa tersebut hanya tampak pada saat ada pelantikan, setelah itu tidak ada lagi kegiatan yang di hadiri oleh BPD. Namun pada dua desa tersebut fungsi keterwakilan sudah dapat dipenuhi dengan adanya perwakilan dari setiap dusun. Dalam melaksanakan perannya sebagai penampung aspirasi, BPD tidak mengadakan pertemuanrapat resmi dengan masyarakat, melainkan dengan cara perwiritan dan pertemuan non formal lainnya, padahal sebagai lembaga resmi BPD harusnya membuat pertemuan yang resmi. Kemudian dalam melaksanakan perannya sebagai pembuat dan pengesah kebijakan, BPD merasa kurang dianggap keberadaannya, adanya anggapan Pemerintah Desa yang terlalu mendominasi seluruh kegiatan desa membuat hubungan keduanya cenderung dingin dan tertutup. BPD desa Aek Goti juga memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaan perannya, yaitu masalah SDM, Sumber dana, dan Sarana Prasarana pendukung kerja BPD. 21

2.2 Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

27 261 148

Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (Bpd) Dalam Otonomi Desa

3 68 100

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyaratan Desa (BPD) di Desa Janjimaria

0 40 88

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka - Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

1 16 11

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

1 1 10