118 Gambar 4.12, 4.13 dan 4.14 di atas memperlihatkan
terjadinya perubahan pola pemanfaatan dari tahun 2002 hingga tahun 2008. Lahan pemukiman dan industri yang semula
membentuk rantai yang terputus disepanjang jalan Sukarno- Hatta, jalan Ngempon, jalan Ngobo, dan jalan Bandungan
berubah menjadi rantai tidak terputus menyerupai guritabintang di sepanjang jalan-jalan tersebut.
Jika dilihat dari struktur ruangnya sebagaimana dijelaskan dalam kajian teori, pola pemanfaatan lahan yang
terjadi di wilayah Kecamatan Bergas termasuk dalam katagori lokasi-lokasi yang menyebar dengan spesialisasi industri tertentu,
yang cenderung akan mengelompok menjadi cluster. Sedangkan wilayah pedesaan banyak yang berbentuk linear, yaitu
memanjang sejajar rentangan jalan.
4.4 Analisis Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap
Pola Pemanfaatan Lahan
Untuk mengetahui adanya pengaruh perkembangan industri terhadap pola pemanfaatan lahan akan dilakukan analisis
dengan analisis deskriptif dan analisis sapasial dengan teknik tumpang tindih overlay.
4.4.1 Analisis Pengaruh Industri Terhadap Pemanfaatan
Lahan
Soemarwoto 2003: 183 dan Kristanto 2004: 300 menjelaskan bahwa dampak langsung pada penggunaan lahan
119 dari kegiatan pembangunan industri terjadi pada tahap persiapan,
berupa kenaikan kepadatan penduduk, penurunan produksi pertanian, penggusuran penduduk, dan konstruksi prasarana dan
kompleks industri. Penelitian terhadap 100 responden memperlihatkan
bahwa pembangunan industri di wilayah Kecamatan Bergas pada umumnya menempati tanah tegalan 47 dari luas lahan yang
dimiliki responden dan menempati tanah persawahan 40,5 dari luas lahan yang dimiliki responden. Hal ini menunjukkan
bahwa perkembangan industri di wilayah Kecamatan Bergas telah berdampak pada terjadinya konversi lahan pertanian yang
dapat berakibat pada menurunnya produktifitas pertanian penduduk.
Adapun berkaitan dengan penggunaan lahan pemukiman untuk industri, hanya 0,2 persen dari lahan yang
dimiliki responden yang dijual untuk industri, itupun dilakukan karena inisiatif sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun
banyak industri berada di tengah-tengah atau berdampingan dengan pemukiman penduduk, namun tidak merubah fungsi lahan
pemukiman yang ditempati penduduk menjadi lahan industri. Dengan melihat perkembangan industri yang
didominasi oleh industri pakaian jadi yang merupakan industri hilir yang banyak menyerap tenaga kerja, maka berkembangnya
industri di wilayah Kecamatan Bergas berdampak pada kenaikan kepadatan penduduk, hal ini terjadi karena besarnya jumlah
pendatang yang kebanyakan adalah buruh industri dari luar wilayah Kecamatan Bergas dan memilih untuk tinggal di sekitar
120 industri. Kenaikan jumlah penduduk ini telah meningkatkan
intensitas penggunaan lahan untuk perumahan kos-kosan, warungtoko, penitipan sepeda, dll.
Sumber: Bergas Dalam Angka 1996-2007
GAMBAR 4.15 PERKEMBANGAN KEPADATAN PENDUDUK
DI KECAMATAN BERGAS
Gambar di atas memperlihatkan terjadinya peningkatan kepadatan kotor penduduk antara tahun 1999-2000
dan tahun 2003-2006. Kondisi ini sejalan dengan peningkatan jumlah industri besar dan menengah seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4.1, yang menunjukkan adanya kesesuaian antara kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan Bergas dengan
pertumbuhan industri besar dan menengah di wilayah tersebut.
121
4.4.2 Analisis Pengaruh Industri Terhadap Pola