94 maupun tegalan dapat berdampak pada perubahan pola
pemanfaatan lahan.
4.1.4 Pola Sebaran Industri
Perkembangan industri besar dan menengah di Kecamatan Bergas tersebar secara merata di sembilan desa dan
kelurahan, yaitu Kelurahan Wujil, Kelurahan Karangjati, Kelurahan Ngempon, Kelurahan Bergas Lor, Desa Bergas Kidul,
Desa Diwak, Desa Jatijajar, Desa Randugunting, dan Desa Wringinputih. Perkembangan di masing-masing daerah tersebut
dapat dilihat pada grafik berikut:
Sumber: Bergas Dalam Angka 1996-2008
GAMBAR 4.6 GRAFIK PERKEMBANGAN INDUSTRI BESAR DAN
MENENGAH DI KECAMATAN BERGAS TAHUN 1994-2008
95 Dari diagram pada Gambar 4.6 di atas menunjukkan
bahwa wilayah yang mengalami perkembangan cukup tinggi terjadi di Desa Wringinputih, terutama antara tahun 2004 sampai
tahun 2005. Sementara di Kelurahan Karangjati walaupun pada tahun 2000 mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
namun pada tahun 2005 mengalami penurunan yang cukup tajam. Wilayah lain yang mengalami penurunan adalah Desa Bergas
Kidul dan Kelurahan Bergas Lor. Sementara perkembangan industri di Kelurahan Ngempon, Desa Jatijajar, Desa Diwak, dan
Kelurahan Wujil mengalami peningkatan yang tidak begitu tajam. Kondisi ini mengindikasikan adanya pergeseran kawasan
industri lama yaitu daerah Karangjati, Bergas Kidul dan Bergas Lor menuju ke kawasan baru di Desa Randugunting dan
Wringinputih. Dari hasil pengamatan terhadap pola sebaran industri di
wilayah Kecamatan Bergas, terlihat bahwa perkembangan industri di Kecamatan Bergas sebagian besar mengarah kearah
timur dari jalur utama Semarang- Bawen. Berbagai jenis industri besar dan menengah tersebar disepanjang jalur utama Semarang-
Bawen, jalur menuju desa Wringinputih dan jalur menuju Kecamatan Pringapus. Sementara jalur menuju Bandungan tidak
menunjukkan adanya perkembangan industri besar dan menengah. Hal ini selain karena faktor kesesuaian lahan, juga
karena faktor intervensi pemerintah melalui pemberlakuan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten
Semarang. Dalam RTRW Kabupaten Semarang revisi tahun
96 2000-2010 ditetapkan bahwa kawasan yang dikembangkan
menjadi kawasan industri adalah yang memenuhi persyaratan: a. Menempati wilayah landai, dengan kemiringan lereng kurang
dari 15 b. Daya dukung tanah dan potensi air tanahnya sedang sampai
tinggi c. Tidak rawan longsor, banjir atau bencana alam lain
d. Aksesbilitas mudah dijangkau Dengan persyaratan tersebut, maka wilayah bagian barat dari
Kecamatan Bergas yang terdiri dari perbukitan ditetapkan sebagai kawasan lindung dan bukan sebagai kawasan pengembangan
industri. Pada gambar 4.7 nampak adanya gejala aglomerasi
dalam skala yang kecil cluster untuk industri-industri tertentu. Cluster industri furniture dan cluster industri pakaian jadi
garmen, kaus tangan, dan sepatu terbentuk di Sepanjang jalan menuju Desa Wringinputih. Demikian juga di sepanjang jalan
utama Soekarno-Hatta yaitu di Desa Randugunting terbentuk cluster industri pakaian jadi.
4.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Berkembangnya