Pola Pemanfaatan Lahan Perkotaan

59

2.2.5 Pola Pemanfaatan Lahan Perkotaan

Ada beberapa teori yang menjelaskan pola tata guna lahan yang berhubungan dengan nilai ekonomi, yaitu: Jayadinata, 1999: 129-130 dan Daldjoeni, 2003:186-197. a. Teori Jalur Sepusat atau Teori Konsentrik Consentric Zone Theory E.W. Burgess mengemukakan gagasan bahwa kota-kota itu memekarkan diri bermula dari pusat aslinya, sehingga nantinya oleh datangnya penduduk secara bertahap meluas ke wilayah-wilayah tepi-tepi dan keluar. Selanjutnya Burgess menambahkan bahwa kota terbagi sebagai berikut: Sumber: Jayadinata, 1999 GAMBAR 2.2 CONSENTRIC ZONE THEORY Keterangan: • Pada lingkaran dalam 1 terletak pusat kota central business district atau CBD yang terdiri atas bangunan-bangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan toko pusat perbelanjaan; • Pada lingkaran tengah pertama 2 terdapat jalur alih: rumah-rumah sewaan, kawasan industri, dan perumahan buruh; • Pada lingkaran tengah kedua 3 terletak jalur wisma buruh, yakni kawasan perumahan untuk tenaga kerja pabrik; • Pada lingkaran luar 4 terdapat jalur madyawisma, yakni kawasan perumahan yang luas untuk tenaga kerja halus dan kaum madya middle class • Di luar lingkaran 5 terdapat jalur penglajon jalur ulak-alik: sepanjang jalan besar terdapat perumahan masyarakat golongan madya dan golongan atas. 60 b. Teori Sektor Menurut Humer Hoyt kota tersusun sebagai berikut: Sumber: Jayadinata, 1999 GAMBAR 2.3 SECTOR THEORY c. Teori Pusat Lipat Ganda Multiple Nuclei Concept R.D. Mc Kenzie menerangkan bahwa kota meliputi: pusat kota, kawasan kegiatan ekonomi, kawasan hunian, dan pusat lainnya.Teori ini umumnya berlaku untuk kota-kota yang agak besar. Keterangan: • Pada lingkaran pusat terdapat pusat kota atau CBD 1; • Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan kawasan perdagangan 2; • Dekat pusat kota dan dekat sektor tersebut di atas, pada bagian sebelah-menyebelahnya, terdapat sektor murbawisma, yaitu kawasan tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh 3; • Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan , terletak sektor madyawisma 4; • Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, kawasan tempat tinggal golongan atas 5. Keterangan: • Pusat kotaCBD 1; • Kawasan niaga dan industri ringan 2; • Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah 3; • Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah 4; • Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi 5; • Pusat industri berat 6; • Pusat niagaperbelanjaan lain di pinggiran 7; • Upakota, untuk kawasan madyawisma dan adiwisma 8; • Upakota suburb untuk kawasan industri 9. 61 Sumber: Jayadinata, 1999 GAMBAR 2.4 MULTIPLE NUCLEI THEORY

2.2.6 Perkembangan Bentuk Kota