Tugas Tugas Kelompok Kelompok
Tugas Tugas Kelompok Kelompok
1. Tentukanlah sebuah topik permasalahan sebagai bahan
wawan cara.
2. Tentukan pula narasumber yang akan diwawancarai?
3. Buatlah beberapa pertanyaan untuk wawancara.
4. Lakukanlah kegiatan wawancara.
C Menulis Paragraf Naratif Menulis Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang menggunakan pola
Tujuan Belajar
pengembangan yang isinya berupa cerita tentang peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan memperluas
Anda diharapkan dapat:
pengalaman orang lain.
• mengidentifikasi ciri-ciri paragraf naratif;
Anda dapat berlatih menyusun paragraf naratif dengan
• mengembangkan
menentukan topik atau tema terlebih dahulu. Topik cerita dapat
kerangka paragraf
bersumber dari peristiwa-peristiwa yang pernah dialami sendiri
dengan kalimat yang
atau dialami orang lain. Topik harus bersumber kepada kenyataan,
benar.
atau bersumber kepada imajinasi atau khayalan yang dikembangkan menjadi suatu cerita. Kemudian menyusun perincian peristiwa.
48 Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa 48
Paragraf naratif yang akan kita tulis itu harus disusun kerangka tulisannya yang memuat urutan kejadian peristiwa, agar mudah diikuti dan pengembangannya terjadi secara logis.
Perhatikan paragraf naratif berikut. Dokter Cipto Mangunkusumo adalah seorang
dokter profesional. Namun lebih dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan nasional. Awal perjuangan Cipto Mangunkusumo, pria kelahiran Pecangakan, Ambarawa tahun 1886, ini dimulai sejak dia menulis karangan-karangan yang dimuat harian De Express itu oleh pemerintahan Belanda dianggap sebagai usaha untuk menanamkan rasa kebencian pembaca terhadap Belanda. Dia merupakan salah seorang pendiri Indische Partij, organisasi partai pertama yang berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka dan turut aktif di Komite Bumiputera.
Berdasarkan paragraf deskriptif tersebut, tentukanlah ide pokok dan ide penjelasnya. Bandingkanlah hasilnya dengan contoh berikut.
Ide pokok : Cipto Mangunkusumo adalah tokoh pejuang
kemerdekaan nasional
Ide penjelas : 1. Dokter Cipto Manngunkusumo adalah
seorang dokter profesional
2. Awal perjuangan Cipto Mangunkusumo
3. Cipto Mangunkusumo salah seorang pendiri Indische Partij
Latihan Latihan Pemahaman Pemahaman
1. Susunlah kerangka paragraf teks naratif yang berisi riwayat tokoh.
2. Kembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif.
4. Setelah itu suntinglah paragraf naratif yang telah ditulis teman Anda.
5. Laporkan hasilnya pada guru untuk dikoreksi.
Hiburan
D Mengidentifi kasi Klausa Mengidentifi kasi Klausa
Sebelumnya, Anda telah belajar memahami tentang fonem
Tujuan Belajar
dan frase. Sekarang, Anda akan melanjutkan Pelajaran untuk me- mahami satuan komponen bahasa yang lebih tinggi, yaitu klausa.
Anda diharapkan dapat:
Berda sarkan strukturnya, klausa dapat dibedakan menjadi
• mengidentifikasi jenis- jenis klausa;
klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah klausa
• mengetahui jenis-jenis
yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya
dan bentuk-bentuk
mempunyai subjek dan predikat. Oleh karena itu, klausa
klausa.
mempunyai potensi untuk men jadi kalimat mayor (sekurang- kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat). Umpamanya, klausa nenekku masih cantik dan kakekku gagah berani, yang masing-masing hanya dengan diberi intonasi fi nal sudah menjadi kalimat mayor. Perhatikan kalimat berikut.
Berbeda dengan klausa bebas yang mempunyai struktur
1. Nenekku masih cantik.
2. Kakekku gagah berani. lengkap, klausa terikat memiliki struktur yang tidak lengkap.
Unsur dalam klausa ini mungkin subjek saja, mungkin objeknya saja, atau berupa keterangan saja. Oleh karena itu, klausa terikat ini tidak mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor. Umpamanya, konstruksi tadi siang dapat menjadi kalimat jawaban untuk kalimat tanya: Kapan Ibu pergi ke pasar?; atau Pergi ke pasar dapat menjadi kalimat jawaban untuk kalimat tanya: Ibu hendak pergi ke mana? Klausa terikat biasanya dapat dikenali dengan adanya konjungsi (penghubung antarkata, antarfrase, antarklausa, dan antarkalimat) di depannya. Umpamanya, klausa terikat ketika kami sedang belajar di dalam kalimat Dia pingsan ketika kami sedang belajar.
Berdasarkan kategori unsur yang menjadi predikatnya dapat dibedakan menjadi klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektival, klausa adverbial, dan klausa preposisional. Selain con- toh-contoh yang ada, carilah contoh-contoh lainnya sesuai dengan yang dicontohkan.
1. Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba. Contohnya,
• nenek mandi • Susi menari
50 Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa 50
Kemudian, sesuai dengan adanya berbagai tipe verba maka dikenal adanya klausa transitif dan klausa intransitif.
a. Klausa transitif , yaitu klausa yang predikatnya berupa verba transitif (memerlukan objek). Misalnya,
nenek menulis surat
b. Klausa intransitif , yaitu klausa yang predikatnya berupa verba intransitif (tidak memerlukan objek). Contohnya,
nenek menangis
2. Klausa nominal, yaitu klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal. Contohnya,
ayahnya petani di desa itu
3. Klausa ajektival adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektif, baik berupa kata maupun frasa. Umpamanya klausa berikut.
Ibu guru itu cantik sekali
4. Klausa adverbial, yaitu klausa yang predikatnya berupa adverbia. Misalnya, klausa bandelnya teramat sangat. Dalam bahasa Indonesia klausa adverbial sangat terbatas, sejalan dengan jumlah kata atau frase adverbia yang memang tidak banyak.
5. Klausa preposisional, yaitu klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi. Contohnya,
nenek di kamar Dalam bahasa Indonesia ragam tidak baku, klausa
prepo sisional ini cukup produktif, tetapi dalam ragam baku,
Sumber: Sampul buku
konstruksi ini dianggap salah. Dalam ragam bahasa Indonesia Linguistik Umum
Gambar 4.2 Gambar 4.2
baku ketiga klausa di atas akan disusun menjadi:
Buku Linguistik Umum, sumber bacaan untuk mempelajari bahasa
nenek ada di kamar
Indonesia.
Jadi, klausa-klausa itu harus diberi verba ada, datang, dan pergi. Dengan demikian, klausa itu bukan lagi berupa klausa preposisional, melainkan klausa verbal yang dilengkapi dengan keterangan. Jadi, klausa preposisional banyak dijumpai dalam bahasa tidak baku.
6. Klausa numeral, yaitu klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia. Contohnya,
gajinya satu juta sebulan
Dalam bahasa Indonesia baku, konstruksi klausa numeral itu dianggap salah konstruksi. Contoh yang benar sebagai berikut.
gajinya adalah satu juta sebulan
Hiburan
Selanjutnya, apakah bedanya frase, klausa, dan kalimat? Se perti yang telah Anda ketahui bahwa frase itu bersifat nonpredikatif (bentuknya tanpa predikat), klausa bersifat predikatif (bentuknya harus berpredikat), dan kalimat harus sedikitnya terdiri atas subjek dan predikat. Akan tetapi, jika frase dan klausa diakhiri dengan intonasi fi nal (berupa tanda baca), otomatis bentuknya berubah menjadi kalimat. Misalnya, jawaban dari pertanyaan ini meru- pakan kalimat.
• Mahalkah harga buku ini? • Mahal sekali! (kalimat)
Sama halnya dengan frase, klausa juga dapat berpotensi men- jadi kalimat jika dibubuhi intonasi fi nal. Contohnya,
• Ibu sedang makan (klausa) • Ibu sedang makan. (kalimat)
Berdasarkan contoh tersebut, frase atau klausa dapat berpo tensi sebagai kalimat jika setiap frase atau klausa dibubuhi intonasi fi nal. Selain contoh-contoh tersebut, carilah contoh-contoh lainnya. Anda juga dapat mencarinya dari bacaan-bacaan yang ada dalam Pelajaran-Pelajaran sebelumnya.
Nah, sekarang coba kerjakanlah latihan berikut.