Latihan Pemahaman Latihan Pemahaman

Latihan Pemahaman Latihan Pemahaman

1. Perankanlah penggalan teks drama berikut oleh beberapa

orang di antara Anda.

Perempuan : Sudah kuduga, Bung tentu pulang Penyair : Hem, bagaimana caraku untuk dengan selamat seperti kemarin

menjelaskan? pagi. Kalau Bung keluar, aku selalu Perempuan : Apa tidak dapat Bung menjelaskan

cemas-cemas harap. Siapa tahu; dengan cara-cara yang sederhana Bung ditimpa malang. Maklumlah

saja?

dalam keadaan begini ada peluru Penyair : Hem. Begini. Maksudku, per nyata - yang sering jatuh salah alamat.

an mu tadi mengandung unsur - Penyair

: Itulah yang menjadi aku kagum. unsur rasa kasih sayang yang be- Perempuan : Bahwa Bung selalu selamat se-

gitu murni. lama ini?

Perempuan : Oo, begitu? Penyair

: Bukan, bukan itu. Sebab terus Penyair : Ya, begitu. Dan baru pertama kali terang saja, aku sendiri sebenar-

ini aku merasa bahwa ada sese- nya tidak begitu peduli tentang

orang yang menaruh perhatian keselamatanku.

ter hadap keselamatan diriku. Perempuan : Aneh.

Dan yang memerhatikan, adalah Penyair : Kedengarannya memang aneh.

se orang wanita. Akan tetapi, begitulah.

Perempuan : Ah, Bung ini bicara yang bukan- Perempuan : Lalu, apa yang Bung kagumi?

bukan saja. Penyair

: Tapi bagiku tidak. Pernyataanku Perempuan : Aku tidak mengerti. Coba jelas-

: Pernyataan Saudari tadi.

Penyair

barusan tadi adalah kata hati kan.

yang tulus. Bukan omong iseng. Penyair : Maksudku, pernyataan Saudari Perempuan : Ya, ya, Bung tentu biasa bicara

itu. demikian. Kan Bung sekarang Perempuan : Ya. Mengapa?

sedang jauh dengan anak istri. Penyair

: Hikmahnya terasa begitu puitis Jadi, sudah wajar kalau Bung Perempuan : Apa itu pu-i-tis?

lalu di jangkiti rasa kesepian. Penyair

: (Membuang puntung rokok, lalu Bukan maksud ku merendahkan minum wedang beberapa teguk.

martabat lelaki, tetapi naluri Kemudian, pandangannya ter arah

lelaki begitulah pada umumnya. pada si pemilik losmen dengan Penyair

: (Hanya senyum, terus ketawa sorot penuh arti, ditandai dengan

kecil)

senyumnya)

Sumber: Naskah drama Domba-Domba Revolusi, 1962

2. Jelaskanlah watak setiap tokoh berdasarkan percakapan atau dialog drama tersebut dengan disertai data yang mendukung.

132 132 Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

B Mendiskusikan Prosa Narasi Mendiskusikan Prosa Narasi

Tujuan Belajar

Anda pernah mendiskusikan isi prosa narasi berupa cerpen

Anda diharapkan dapat,:

di Pelajaran 9 bagian B. Sekarang, Anda akan mendiskusikan isi

• menentukan

novel. Namun, sebelum lebih jauh mendiskusikan isi novel, simak

perwatakan

dahulu penjelasan berikut.

(karakterisasi) tokoh

1. Tema

dengan menunjukkan kata-kata atau kalimat

Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam

yang mendukung;

kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih

• menjelaskan latar

sayang, maupun kecemburuan. Tema dituliskan secara tersirat oleh

yang mendukung

pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema, terlebih dahulu

emosi tokoh;

Anda mengenali unsur-unsur intrinsik yang dipakai novelis untuk

• menjelaskan peran narator dalam

mengembangkan ceritanya itu. Di samping itu, Anda pun perlu

perwatakan tokoh;

membaca novel tersebut secara utuh.

• menentukan tema dan amanat dikaitkan Memang, hidup Ibu Noor selalu diliputi kesepian. Apa lagi, sejak

dengan masalah sosial ditinggal oleh suaminya. Anak-anak sudah besar dan mandiri sehingga

budaya dalam teks; mereka sendiri mempunyai kesibukan masing-masing. Kesepian Ibu

• mendeskripsikan gaya Noor agak terobati karena ia mempunyai hobi berkebun, membaca,

penceritaan dengan dan pergi ke museum.

memberikan bukti

Sumber: Novel Dari Lembah ke Coolibah karya Titis Basino

yang mendukung.

Penggalan cerita tersebut bercerita tentang beratnya ke hidupan seorang perempuan bernama Ibu Noor. Gambaran cerita tersebut baru diwakili oleh satu penggalan paragraf. Untuk sampai pada penemuan tema dasarnya, Anda perlu memahami penggalan- penggalan paragraf lainnya. Anda perlu mengetahui siapa tokoh Ibu Noor, latar belakang kehidupannya, karakter nya, serta tokoh- tokoh yang lain. Anda pun perlu mengetahui perilaku-perilaku Ibu Noor selanjutnya dalam menyikapi nasibnya yang demikian itu. Jawaban atas persoalan tersebut dapat membantu Anda mengetahui tema yang dikemukakan dalam cerita itu secara keseluruhan.

Untuk mengetahui tema suatu novel, diperlukan apresiasi me- nyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Bisa saja temanya itu tersurat dan tersirat pada unsur penokohan, alur, ataupun pada latar.

2. Alur

Jalan cerita suatu novel kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang-kadang sederhana. Sesederhana alur suatu novel tidak akan se sederhana jalan cerita dalam cerpen. Novel memiliki jalan cerita yang lebih panjang. Hal ini karena tema cerita yang di kisah kannya lebih kompleks dengan persoalan para tokohnya yang juga lebih rumit.

Menelaah Teks Drama 133 133

Konfl ik dapat diartikan sebagai suatu pertentangan. Bentuk- bentuk per tentang an itu, sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sangatlah bermacam-macam, seperti berikut:

a. pertentangan manusia dengan dirinya sendiri ( konfl ik

batin);

b. pertentangan manusia dengan sesamanya;

c. pertentangan manusia dengan lingkungannya;

d. pertentangan manusia dengan Tuhan atau keyakinannya. Bentuk-bentuk konflik semacam itulah yang kemudian di angkat ke dalam karangan fi ksi. Konfl ik itulah yang meng- gerakkan alur cerita. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika di kata- kan bahwa konfl ik merupakan inti dan sebuah cerita. Tanpa adanya konfl ik, akan sangat sulit bagi terbentuknya suatu cerita.

Berikut contoh konfl ik cerita.

Dia pulang dan aku tidur dengan sepiku sendiri yang masih dan akan selalu aku miliki selama aku tertinggal di ujung per nikahannya. Satu hal yang tidak aku rusakkan karena aku juga perempuan yang tidak bermimpi untuk ditinggal suami. Jadi, aku harus sadar dari mula bahwa permainan ini hanya sebatas kebosanan yang ada di antara kami. Mungkinkah kami bisa bosan sedang baru pisah saja sudah menghitung jam untuk jumpa lagi.

Sumber: Novel Dari Lembah ke Coolibah karya Titis Basino

Dalam kutipan novel itu, cukup tergambar tentang bentuk konfl ik yang menggerakkan novel tersebut. Konfl ik-konfl ik tersebut berupa:

a. pertentangan tokoh utama dengan lingkungan yang men-

jadikannya bertanya-tanya;

b. pertentangan tokoh utama dengan batinnya sendiri, antara menghentikan petualangannya memikat hati Ahmad dan meneruskannya.

Kedua konfl ik itulah yang kemudian meng hidupkan alur cerita. Bermula dari kepenasaranan dan ketakjuban tokoh Ibu Noor menjadikan cerita itu bergerak dan berkembang. Cerita itu tidak sampai pada kisah Ibu Noor lebih jauh dengan Ahmad. Lebih menantang lagi, adalah kedekatan Ibu Noor terhadap pria yang "dikasihinya" itu, di samping sikap Ahmad sendiri yang bersikap "aneh", seperti memiliki kepribadian ganda. Konfl ik-konfl ik itulah yang menjadi cerita itu menarik dan pembaca merasa menjadikan penasaran di buatnya.

3. Latar

Perhatikan penggalan cerita berikut yang menggambarkan latar.

134 134 Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Jam sepuluh baru kota Jakarta tampak dari kejauhan. Kerlip lampunya yang beribu-ribu menjanjikan kehidupan enak, tapi itu untuk yang mampu saja. Kalau tidak mampu jangan coba-coba masuk kota Jakarta, dan aku mem bandingkan dengan banyaknya lampu yang pernah kulihat di tanah suci, benar-benar berbeda.

Sumber: Novel Dari Lembah ke Coolibah karya Titis Basino

Dipilihnya kota Jakarta dan waktu malam dalam penggalan cerita tersebut tentunya bukanlah suatu kebetulan. Pengarang memilih latar tersebut tentunya didasari oleh kepentingan atas tema, alur, penokohan cerita itu. Dengan demikian, kehadiran suatu latar berkaitan erat dengan unsur-unsur intrinsik lainnya dalam cerita itu.

Namun demikian, tentu saja pemilihan latar tidak hanya didasari oleh unsur-unsur intrinsik cerita itu, tetapi juga ditentu- kan oleh kepentingan pengarang untuk memberi kesan menarik kepada pembacanya. Seperti, pemilihan pojok kampung atau dalam hutan untuk cerita tentang kesunyian memang relevan hanya tidak menarik; sudah terlalu klise. Akan lebih unik jika latar kesunyian itu, misalnya, di tengah kota yang penuh hiruk- pikuk kehidupan.

4. Penokohan

Penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik karya sastra, di samping tema, plot, setting, sudut pandang, serta amanat. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembang kan karakter tokoh- tokoh dalam cerita.

Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh tersebut, pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut.

a. Teknik analitik Ibu Noor memang patut jadi panutan. Sifat pemurahnya tampak

ketika rumahnya yang setengah lusin jumlahnya, dititipkan kepada orang lain, untuk disewakan, dan hasilnya dibagi-bagikan untuk kebahagian bersama. Ibu Noor juga memungut anak-anak orang tidak mampu, bahkan anak pungut tersebut di kemudian hari ada yang jadi dokter atau insinyur.

Sumber: Novel Dari Lembah ke Coolibah karya Titis Basino

b. Penggambaran fi sik dan perilaku tokoh Amin menarik napas. Ia merasa bergetar setengah mati. Di bawah todongan pistol penjahat, wajahnya sangat pucat.

c. Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh Rumah yang dengan taman nan asri itu membuat Tanti merasa betah. Setiap pagi disiraminya taman itu dengan

Menelaah Teks Drama 135 135 Menelaah Teks Drama 135 135

d. Penggambaran tata kebahasaan tokoh

Bapak-bapak dan ibu-ibu, saat ini kita sedang dilanda korup, ya korup yang sudah memborok di masyarakat kita, sampai kita tidak merasa bahwa orang korupsi itu satu kesalahan dan malah satu dosa.

Sumber: Novel Dari Lembah ke Coolibah karya Titis Basino

e. Pengungkapan jalan pikiran tokoh

Ia ingin menemui anak gadisnya itu pikirannya, cuma anak gadisnya yang masih mau menyambut dirinya. Dan Mungkin ibunya seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang dada menerima kepulangannya tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya, mencium bau keringatnya.

Sumber: Novel Dari Lembah ke Coolibah karya Titis Basino

f. Penggambaran tokoh- tokoh lain

Ibu Noor mengomentari Ahmad, "pembimbing itu meng- ulangi katanya satu demi satu. Ternyata itu memang juga bicaranya setelah aku akrab dan itu memberi daya tarik orang untuk memerhatikan kata-katanya yang diulang-ulang. Aku mengakui Ahmad sebagai anak muda berkualitas, mandiri, dan percaya diri.

Sumber: Novel Dari Lembah ke Coolibah karya Titis Basino

5. Sudut Pandang Pengarang

Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam mem bawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua.

a. Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlihat dalam cerita yang bersangkutan. Perhatikan contoh berikut.

Setelah makan nasi rames yang sangat terkenal itu, aku pergi ke pasar keliling dan terus menuju jalan ke Gunung Padang. Monyet- monyet dan jambu yang terkenal menurut dongeng Marah Rusli tiada kutemui di remang begini. Dan mungkin tiada sama sekali. Dari sini, mulai perjalanan di pasir pantai menuju arah ke Purus.

Sumber: Novel Dari Lembah ke Coolibah karya Titis Basino

Tokoh aku atau saya mungkin menceritakan sebagian pe ngalamannya yang dapat ditonjolkan sebagai bahan cerita, atau hanya merupakan angan-angannya belaka. Dapat juga pengarangnya memakai istilah aku atau saya, tetapi ia bukan

tokoh utama, melainkan tokoh pembantu atau hanya memegang peranan kecil.

136 136 Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa 136 136 Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Pak Soleh mengumpulkan pakaian anak-anak. Pakaian itu diangkut ke balik pintu masjid. Ia sembunyi mengintip. Dari sana ia dapat melihat segerombolan anak-anak bersuka ria mandi di kolam. Muli, Baria, Ganang, dan tujuh anak lainnya masih sibuk mandi. Mereka sembur-semburan air. Ada yang menyela jungkir balik. Ada pula yang mengapung berhanyut-hanyut. Mereka tertawa sambil bersorak-sorak. Tak ada yang tahu pakaiannya sudah pindah tempat.

Sumber: Novel Dari Lembah ke Coolibah karya Titis Basino

Dalam cerita itu, pengarang memakai sudut pandangan orang ketiga atau cara bercerita orang ketiga. Novelis mem per gunakan kata ia, dia, atau memakai nama orang. Pengarang seakan-akan berdiri di luar pagar. Pengarang tidak memegang peranan apa pun. Ia hanya menceritakan apa yang terjadi di antara tokoh- tokoh cerita yang di karangnya.

6. Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu. Sebuah novel dapat terdiri atas beberapa amanat. Contohnya, pada novel Atheis terdapat beberapa amanat berikut.

a. Pergaulan mempengaruhi pola pikir. Jika pergaulan buruk, pengaruhnya juga buruk.

b. Sikap tidak percaya tuhan (atheis) bertentangan dengan kodrat manusia.

c. Pendidikan keagamaan harus ditanamkan dan diamalkan secara sungguh-sungguh.

7. Gaya Bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi men ciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan antarsesama tokoh. Kemampuan sang pengarang memper guna kan bahasa secara cermat dapat mewujudkan suatu suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan. Bahasa dapat me nimbulkan suasana yang tepat guna bagi adegan yang seram, adegan cinta, ataupun pe perang an, keputusan, maupun harapan.

Bahasa dapat pula digunakan pengarang untuk menandai karakter seorang tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat di- gambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang digunakan nya. Demikian pula dengan tokoh anak-anak atau dewasa, dapat pula

Menelaah Teks Drama 137 137 Menelaah Teks Drama 137 137

tokoh- tokoh yang bersangkutan.

Untuk lebih jelasnya. Bacalah penggalan novel berikut. Perhatikan penggunaan gaya bahasanya.

Ah, seperti kemarin saja masa kanak-kanak dirasakan Bu Antana; di zaman yang tidak pernah ada perang dan revolusi.

Sumber: Novel Burung-Burung Manyar, karya Y B. Mangunwijaya

Bacalah penggalan novel Pertemuan Dua Hati berikut.

Dokumen yang terkait

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 1 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 55

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Pada Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 3 Demak

0 0 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Pada Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 3 Demak

0 0 25

PROGRAM KERJA TAHUNAN SMA NEGERI 3 DEMAK TH 20142015

0 2 15

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 38

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 22