Manajeman Laba dan Akrual

D. Manajeman Laba dan Akrual

Dalam penerapan akuntansi akrual, prinsip akuntansi berterima umum memberikan fleksibilitas dengan mengijinkan manajer untuk memilih kebijakan

akuntansi dalam pelaporan laba. Namun, fleksibilitas prinsip akuntansi menimbulkan peluang bagi manajer untuk mengelola laba (Achmad dkk. 2007). Akrual merupakan selisih antara laba dengan arus kas dari operasi yang terdiri dari discretionary accrual dan nondiscretionary accrual. Discretionary accrual merupakan kebijakan yang dipilih manajemen dalam memilih metode dan estimasi akuntansi. Sedangkan nondiscretionary accrual merupakan kebijakan yang disebabkan oleh tuntutan kondisi perusahaan karena perubahan aktivitas perusahaan. Contoh kebijakan (judgment) dalam discretionary accrual oleh Healy dan Wahlen (1998) adalah estimasi kejadian ekonomi masa depan seperti salvage value (nilai sisa) dari aktiva tetap, beban imbalan pensiun dan imbalan lainnya bagi karyawan, penundaan pajak, penyisihan piutang tak tertagih dan revaluasi aktiva. Manajer juga dapat memilih beberapa metode akuntansi seperti metode depresiasi, LIFO, FIFO ataupun metode rata-rata. Lebih lanjut, manajer dapat menentukan kebijakan working capital (seperti tingkat persediaan, penentuan waktu pengiriman atau pembelian persediaan, dan kebijakan piutang) yang berakibat pada alokasi beban dan pendapatan. Manajer juga dapat menunda beban-beban seperti beban research dan development, beban iklan dan beban lain- lain.

Dalam mendeteksi manajemen laba dapat digunakan dengan menganalisis discretionary accrual diatas, manajer memiliki kebijakan menentukan akuntansi akrual dalam mengelola laba (Jones dalam Achmad dkk. 2007). Model modifikasi Jones merupakan model pendeteksian discretionary accrual yang banyak digunakan oleh para peneliti dalam mengukur manajemen laba. Discretionary Dalam mendeteksi manajemen laba dapat digunakan dengan menganalisis discretionary accrual diatas, manajer memiliki kebijakan menentukan akuntansi akrual dalam mengelola laba (Jones dalam Achmad dkk. 2007). Model modifikasi Jones merupakan model pendeteksian discretionary accrual yang banyak digunakan oleh para peneliti dalam mengukur manajemen laba. Discretionary

Teoh et al. (1998) dalam penelitiannya membagi total accrual menjadi working capital accrual dan nonworking capital accrual. Working capital accrual sendiri adalah kebijakan yang menyangkut current account (aktiva lancar dan hutang jangka pendek) dimana mendukung operasi perusahaan sehari-hari sehingga juga dapat disebut sebagai current accrual. Manager dapat meningkatkan working capital ini dengan mempercepat pengakuan pendapatan seperti penjualan kredit, atau menunda pengakuan beban seperti merendahkan provisi atas pinjaman bermasalah. Sedangkan nonworking capital accrual merupakan kebijakan yang menyangkut aktiva jangka panjang dan dapat ditingkatkan dengan memperlambat depresiasi sehingga juga dapat disebut sebagai long term accrual.

Teoh et al. (1998) berpendapat bahwa kebijakan menggunakan working capital lebih banyak digunakan daripada nonworking capital untuk manajemen laba. Sloan dalam Ching et al. (2002) juga berpendapat bahwa total accrual lebih banyak dikendalikan oleh current accrual, long term accrual kurang disukai untuk dimanipulasi karena lebih dapat diketahui oleh para pelaku pasar. Scott (2003) lebih lanjut mengatakan bahwa bahwa accrual dikendalikan oleh dua komponen yakni beban amortisasi dan noncash working capital. Manajer hanya dapat mempengaruhi beban amortisasi dengan estimasi nilai sisa aktiva dan kebijakan metode amortisasi, sedangkan bila dengan noncash working capital dapat dengan kebijakan piutang usaha, persediaan, utang usaha dan utang akrual.

Penggunaan working capital accrual atau juga disebut sebagai current accrual ini kemudian diikuti oleh peneliti lain seperti Chen (2002), Iqbal et al. (2008), Reddy (2004), Rao dan Dandale (2008) dalam mengukur tingkat manajemen laba perusahaan yang melakukan SEO. Dalam penelitian ini juga akan menggunakan komponen discretionary current accrual sebagai proksi manajemen laba.