Pengertian Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Bentuk Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Jenis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan

29 umum mempunyai arti bahwa peraturan tersebut dapat diikuti oleh perbuatan hukum selain tukar menukar. 35 Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa risiko pada perjanjian timbal balik adalah ada pada masing-masing pihak.

7. Berakhirnya Perjanjian

Suatu perjanjian akan berakhir apabila; a. ditentukan oleh para pihak dalam perjanjian; b. ditentukan jangka waktunya oleh undang-undang; c. terjadinya suatu peristiwa tertentu; d. terjadinya pernyataan yang dilakukan oleh para pihak dalam perjanjian. Namun pernyataan seperti ini hanya ada pada perjanjian yang bersifat sementara misalnya pada perjanjian sewa-menyewa; e. adanya putusan hakim; f. tujuan perjanjian sudah tercapai; g. adanya kesepakatan dari para pihak untuk mengakhiri perjanjian yang mereka buat

B. Tinjauan Tentang Perjanjian Pemborongan Pekerjaan

1. Pengertian Perjanjian Pemborongan Pekerjaan

Pengertian perjanjian untuk pemborongan pekerjaan dapat dilihat pada Pasal 1601 KUHPerdata. Pasal 1601 KUHPerdata tersebut menentukan bahwa: 35 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, 1990, h. 35 30 selainnya persetujuan-persetujuan untuk melakukan jasa jasa yang diatur oleh ketentuan-ketentuan yang khusus untuk itu dan oleh syarat-syarat yang diperjanjikan, dan jika itu tidak ada oleh kebiasaan, maka adalah dua macam persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk melakukan pekerjaan bagi pihak lainnya dengan menerima upah; persetujuan perburuhan dan pemborongan pekerjaan. Dari pasal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perjanjian pemborongan pekerjaan adalah bagian dari perjanjian untuk melakukan pekerjaan. Perjanjian pemborongan pekerjaan diartikan sebagai suatu perjanjian yang satu pihaknya menghendaki hasil dari suatu pekerjaan yang disanggupi oleh pihak yang lainnya untuk diserahkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan menerima sejumlah uang sebagai harga hasil pekerjaan tersebut. 36 Sedangkan hubungan antar para pihaknya bersifat koordinasi. Karena sifat hubungan tersebut, maka dalam perjanjian pemborongan pekerjaan tidak ada unsur wenang perintah antara para pihak

2. Bentuk Perjanjian Pemborongan Pekerjaan

Berdasarkan asas kebebasan berkontrak, maka para pihak dalam perjanjian pemborongan pekerjaan mempunyai kebebasan untuk membuat perjanjian dalam bentuk apapun, tertulis maupun lisan. Namun dalam hal-hal tertentu, karena tingginya risiko dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh para pihak, maka perjanjian perjanjian pemborongan pekerjaan dituangkan dalam bentuk tertulis. 36 R. Subekti, op. cit. h. 65 31

3. Jenis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan mengemukakan bahwa menurut cara terjadinya, perjanjian pemborongan dapat dibedakan atas: a. Perjanjian pemborongan pekerjaan yang diperoleh sebagai hasil pelelangan atas dasar penawaran yang diajukan competitive bid contract; b. Perjanjian pemborongan pekerjaan atas dasar penunjukan; c. Perjanjian pemborongan pekerjaan yang diperoleh sebagai hasil perundingan antara si pemberi tugas dengan pemborong negotiated contract. 37 Lebih lanjut, hal-hal yang berhubungan dengan pemborongan pekerjaan serta pengadaan barang dan jasa untuk pemerintah diatur dalam Keppres nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Berdasarkan Keppres tersebut pengadaan barangjasa pemborongan dilakukan dengan 4 empat metode, sebagai berikut: a. Pelelangan Umum, yaitu pengadaan yang diumumkan secara luas dan terbuka melalui media yang dinilai efektif untuk diketahui oleh masyarakat umum khususnya para penyedia barang atau para pemasok. . b. Pelelangan Terbatas, yaitu pelelangan yang diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barangjasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barangjasa lainnya yang telah memenuhi kualifikasi. 37 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, op. cit. hal. 59 32 c. Pemilihan Langsung, yaitu tata cara pengadaan barangjasa dengan memilih calon penyedia barangjasa dari beberapa calon penyedia barangjasa yang dipilih dari daftar rekanan yang telah ada yang dinilai mampu. d. Penunjukan Langsung, yaitu metoda pengadaan yang dilakukan dengan menunjuk langsung kepada penyedia barangjasa. 38

4. Para Pihak dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan