Ketentuan dan Persyaratan Merger Bagi Perusahaan Publik

B. Ketentuan dan Persyaratan Merger Bagi Perusahaan Publik

Perusahaan perusahaan, khususnya perusahaan publik melakukan merger karena banyak alasan. Sarjana Prasanna Chandra dalam bukunya menyatakan alasan ekonomi yang utama dari merger adalah nilai value perusahaan , hasil merger diharapkan lebih besar dari jumlah nilai mandiri independent values dari perusahaan-perusahaan yang bergabung merger 73 , yang apabila dikutip naskah asli dari bukunya, beliau mengatakan 74 “ The principal economic rationale of a merger is that the value of the combined entity is expected to be greater than the sum of the independent value of the merging entities” Prasanna Chandra juga menggolongkan alasan merger ke dalam dua golongan, yaitu pertama Plausible Reasons alasan yang dapat diterima dan Dubious Reasons alasan-alasan yang belum pasti. Dengan Plausible Reasons dimaksudkan alasan alasan merger, seperti economies of scale, strategic benefit, complementary resources, tax shields, utilisation of surplus funds, dan managerial effectiveness yang kesemuanya akan menciptakan nilai create value, sedangkan Dubious Reasons. Seperti diversification, lower inancing costs, dan earnings growth yang tidak mengingkatkan nilai value. 75 73 Cornelius Simanjuntak, SH., M.H op cit hal 16 74 Prasanna Chandra, Financial Mnagement, Theory and Practice, Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi, 5 th Edition, 2001 hal 914 75 Cornelius Simanjuntak. SH.,M.H op cit hal 17 Universitas Sumatera Utara Dalam bukunya, Hukum Merger Perseroan Terbatas, Cornelius Simanjuntak memberikan beberapa alasan suatu perusahaan melakukan merger, sebagai berikut: 76 1. Alasan Sinergi Suatu sinergi atau yang kadang kadang disebut hipotesis dua tambah dua sama dengan lima akan muncul apabila nilai total kombinasi lebih besar dari jumlah nilai dari perusahaan perusahaan yang beroperasional secara terpisah. Demikian juga dikatakan oleh James C. Van Horne dan John M.Wachowicz Jr. yang menyatakan bahwa the fused company is of greater value than the sum of its part, that is 2 + 2 = 5 dan tentang sinergi keduanya menyatakan sebagaimana dikutip dari pernyataan “Synergy is economies realized in a merger where the performance of the combined firm exceeds that of its previously separate parts” Dengan economies dalam definisi tersebut di atas atau juga disebut operating economies dimaksudkan bahwa sinergi akan menghapuskan adanya fasilitas ganda, misalnya bagian tenaga penjualan yang sebelumnya terdapat di dua perusahaan yang terpisah dan mencakup wilayah penjualan yang sama, dan setelah kedua perusahaan bergabung, tenaga tenaga penjualan tersebut pada wilayah penjualan yang sama akan dapat diminimalkan. 2. Alasan Perpajakan 76 Ibid hal 17-25 Universitas Sumatera Utara Merger memberikan keuntungan dari sisi perpajakan. Pengurangan pembayaran pajak kepada pemerintah merupakan salah satu sumber potensial guna meningkatkan nilai pemegang saham, bahkan apabila kesempatan pengurangan ongkos ongkos produksi dan distribusi melalui sinergi tidak diperoleh. 3. Alasan Tawar- Menawar Urusan tawar menawar umumnya terjadi di Pasar Modal. Apabila perusahaan yang hendak diakuisisi memiliki nilai pasar yang kurang dari nilai intrinsiknya. Dengan mengakuisisi perusahaan tersebut, manajemen perusahaan yang mengakuisisi dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya. Salah satu alasan perusahaan dijual di bawah nilai intrinsiknya adalah perusahaan yang hendak diakuisisi tersebut mengalami salah kelola, diantaranya karena ketidakcakapan incompetence manajemen dalam mengelola sumber-sumber perusahaan guna meningkatkan nilai pasar dari perusahaan tersebut. 4. Alasan Perluasan atau Ekspansi Perluasan atau ekspansi merupakan satu di antara motif dan alasan yang paling umum dari suatu merger. Mengakuisisi suatu perusahaan di lini usaha atau wilayah di mana perusahaan bermaksud untuk melakukan perluasan merupakan cara yang lebh cepat untuk ekspansi dibandingkan dengan perluasan secara internal. Merger dengan motif ekspansi ini juga karenanya dapat menghindari beban ongkos yang tinggi dalam hal suatu perusahaan Universitas Sumatera Utara bermaksud untuk membentuk suatu sistem distribusi kewilayahan, yaitu dengan cara mengakuisisi perusahaan yang sukses di wilayah sasaran ekspansi. 5. Alasan Kekuasaan Pasar Merger dapat mengonsolidasikan kekuatan pasar dan membatasi persaingan, yaitu dengan cara membeli perusahaan saingan, hanya kegiatan ini akan bertabrakan dengan antitrust law. Agar tetap mendapatkan kekuatan pasar, dapat dilakukan dengan bentuk yang lebih halus, yaitu dengan melakukan integrasi horizontal melalui akuisisi perusahaan perusahaan yang memiliki usaha sejenis. 6. Alasan Peluang Pertumbuhan Merger dapat memberikan peluang pertumbuhan bagi perusahaan yang sekalipun memiliki kelebihan dana tunai untuk melakukan investasi, Namun tidak lagi memiliki kesempatan pertumbuhan yang cukup karena telah mencapai suatu ‘maturation stage’, yaitu dengan cara melakukan merger dengan perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang besar dan keuntungan yang lebih besar. 7. Alasan Likuiditas Perusahaan Kombinasi perusahaan-perusahaan yang melakukan merger akan memberikan pertumbuhan pendapatan per saham yang lebih cepat dan stabil, Universitas Sumatera Utara dimana pertumbuhan bisa lebih sering diperoleh dengan ongkos dan risiko yang kecil dibandingkan dengan pendirian bisnisperusahaan yang baru. 8. Alasan Struktur Rasio Hutang dan Ekuitas Merger dapat memberikan keseimbangan struktur permodalan suatu perusahaan yang lebih baik apabila perusahaan tersebut sebelumnya memiliki rasio hutang terhadap kapitalisasi yang tinggi, yaitu dengan cara mengakuisisi perusahaan yang memiliki hutang yang kecil sehingga rasio hutang terhadap modal perusahaan yang mengakuisisi akan menurun hingga ke level yang lebih dapat diterima. 9. Alasan Pendapatan Merger dapat mengurangi penghabisan penguapan penerimaan pendapatan volatility of earnings. 10. Alasan Tenaga Manajerial Merger akan menghasilkan tenaga-tenaga manajerial yang cakap managerial skills yang sebelumnya tidak ditemukan dalam perusahaan yang melakukan merger aqcuiring company namun tersedia di perusahaan yang akan menggabungkan diri target company. 11. Alasan Keuntungan Merger memberikan keuntungan teknologi. Sebagai contoh, suatu perusahaan manufaktur komputer dapat mempertimbangkan untuk Universitas Sumatera Utara mengakuisisi pembuat program perangkat lunak software programming company guna meningkatkan kekuatan pemasaran produknya dan mendapatkan keuntungan yang kompetitif. 12. Alasan Kombinasi Sumber Pelengkap Dengan merger akan memberikan perusahaan-perusahaan yang merger kebutuhan yang saling melengkapi. Sebagai contoh, suatu perusahaan kecil yang memiliki produk yang unik, namun kekurangan teknologi rekayasa dan organisasi penjualan yang diperlukan untuk memproduksi dan memasarkan produk dalam skala yang besar, dan sarana merger akan lebih cepar dan murah apabila perusahaan kecil tersebut bergabung dengan perusahaan yang memiliki teknologi rekayasa dan organisasi penjualan yang cukup, dibandingkan perusahaan tersebut mengembangkan kekurangannya dari awal. Apabila diperhatikan, alasan alasan suatu perusahaan melakukan merger yang telah dipaparkan diatas, sekaligus memberitahukan tujuan suatu perusahaan melakukan merger. Dapat dilihat bahwa perusahaan yang melakukan merger sangat memperhatikan keberlangsungan perusahaannya dan perlindungan terhadap investor serta pemegang sahamnya. Secara umum, suatu perusahaan dapat melakukan merger, apabila syarat syarat tertentu telah terpenuhi. Syarat syarat tersebut adalah: 77 77 Windha.SH.M.Hum, Merger, Konsilidasi, Akuisisi dan Spin off, Teaching Material Hukum Organisasi Perusahaan Fakultas Hukum USU hal 3 Universitas Sumatera Utara a. Memperhatikan kepentingan perseroan, pemegang saham minoritas dan karyawan perseroan serta kepentingan masyarakat dan persaingan sehat. b. Tidak mengurangi hak pemegang saham minoritas untuk menjual saham dengan harga wajar. c. Pemegang saham yang tidak setuju dengan keputusan RUPS yang menyetujui merger, memiliki hak agar sahamnya dibeli secara wajar. d. Pelaksanaan hak pemegang saham yang tidak setuju, tidak menghentikan proses merger. e. Memperhatikan kepentingan kreditor dan mitra perseroan lainnya. f. Hanya dapat dilakukan dengan persetujuan RUPS g. Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan dilakukan berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit ¾ bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui paling sedikit ¾ bagian dari jumlah suara tersebut. h. Bagi Perseroan Terbuka, dalam hal persyaratan diatas tidak tercapai maka syarat kehadiran dan pengambilan keputusan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Khusus bagi perusahaan yang go public, syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan ditambahkan dan diatur dalam Peraturan Nomor IX.G.1 tentang penggabungan usaha atau peleburan usaha perusahaan publik atau emiten yang Universitas Sumatera Utara termasuk dalam lampiran keputusan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Nomor Kep-52PM1997 tanggal 26 Desember 1997, sebagai berikut: 78 a. Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha hanya dapat dilaksanakan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Direksi dan komisaris Perusahaan Publik atau Emiten yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib membuat pernyataan kepada Bapepam dan Rapat Umum Pemegang Saham bahwa Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha dilakukan dengan memperhatikan kepentingan Perseroan, masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha, serta ada jaminan tetap terpenuhinya hak hak pemegang saham publik dan karyawan. c. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud diatas harus didukung oleh pendapat yang diberikan pihak independen. d. Perusahaan publik atau Emiten yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib menyampaikan pernyataan penggabungan usaha atau pernyataan peleburan usaha kepada Bapepam yang berisi Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha. 78 Peraturan Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten dalam lampiran keputusan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Nomor Kep-52PM1997 butir 2 dan 3 Universitas Sumatera Utara C. TAHAP YANG DILAKUKAN SEBELUM MERGER PERUSAHAAN PUBLIK Selain harus merujuk kepada ketentuan Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, khusus bagi perseroan terbatas yang bergerak sebagai perusahaan publik atau dikenal juga dengan sebutan ‘emiten’, di dalam pelaksanaan merger juga berlaku ketentuan pasar modal yaitu Peraturan nomor IX.G.1 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten sesuai Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Nomor Kep-52PM1997 tanggal 26 Desember 1997. 79 Dalam ketentuan Peraturan nomor IX.G.1 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten sesuai Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Nomor Kep-52PM1997, merger atau Penggabungan Usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya Perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Penggabungan Usaha bagi perusahaan publik wajib dilaksanakan dengan memenuhi tata cara sebagai berikut: 80 1 Direksi masing-masing Perseroan, setelah memperoleh persetujuan komisaris, wajib menjajaki kelayakan Penggabungan Usaha, yang antara lain meliputi kegiatan penelaahan atas: 79 Wawan Zulmawan, Panduan Praktis Merger atau Akuisisi Perusahaan, Permata Aksara, Jakarta, 2003, hal 63 80 Ibid hal 64 Universitas Sumatera Utara a Keadaan usaha Perseroan serta perkembangan hasil usaha Perseroan, dengan memperhatikan pula laporan keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam selama tiga tahun terakhir. b Hasil analisis pihak independen mengenai kewajaran nilai saham dan aktiva tetap Perseroan serta aspek hukum Penggabungan Usaha. c Metode dan tata cara konversi saham yang akan digunakan, yang didukung oleh keterangan dari pihak independen mengenai hal tersebut. d Cara penyelesaian kewajiban Perseroan terhadap pihak ketiga. e Cara penyelesaian hak hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap penggabungan usaha. f Struktur organisasi dan sumber daya manusia setelah Penggabungan Usaha. g Analisis manajemen terhadap kondisi Perseroan setelah Penggabungan Usaha. 2 Direksi masing-masing Perseroan secara bersama sama wajib menyusun Rancangan Penggabungan Usaha yang telah disetujui komisaris, yang sekurang kurangnya wajib memuat hal hal sebagai berikut: a Nama dan tempat kedudukan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha. b Alasan serta penjelasan dari masing masing Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha. Universitas Sumatera Utara c Tata cara konversi saham dari masing masing Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha terhadap saham Perseroan hasil Penggabungan Usaha. d Rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan hasil Penggabungan Usaha jika ada. e Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam dari masing masing Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha, yang meliputi 3 tiga tahun buku terakhir. f Dalam hal efektifnya Pernyataan Penggabungan Usaha melebihi 180 seratus delapan puluh hari dari laporan keuangan tahunan terakhir, maka laporan keuangan tersebut harus dilengkapi dengan laporan keuangan interim yang telah diaudit, sehingga jangka waktu antara tanggal efektifnya Pernyataan Penggabungan Usaha dan tanggal laporan keuangan interim tidak melampaui 180 seratus delapan puluh hari. g Laporan keuangan performa Perseroan hasil Penggabungan Usaha yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. h Nama dan tempat kedudukan Perseroan hasil Penggabungan Usaha. i Hasil penilaian pihak independen mengenai kewajaran nilai saham dan kekayaan Perseroan. j Hasil penilaian tenaga ahli mengenai aspek tertentu dari Penggabungan Usaha jika diperlukan Universitas Sumatera Utara k Pendapat akuntan yang terdaftar di Bapepam mengenai metode dan tata cara konversi saham sebagaimana termuat dalam Rancangan Penggabungan Usaha. l Pendapat hukum dari konsultan hukum independen yang terdaftar di Bapepam mengenai aspek hukum dari Penggabungan Usaha. m Cara penyelesaian status karyawan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha. n Cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha terhadap pihak ketiga. o Cara penyelesaian hak-hak pemegang saham minoritas yang tidak setuju terhadap Penggabungan Usaha. p Susunan direksi dan komisaris Perseron hasil Penggabungan Usaha q Perkiraan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan manfaat dan kerugian serta masa depan Perseroan yang diperoleh dari Penggabungan Usaha. r Perkiraan saat pelaksanaan Penggabungan Usaha. 3 Dalam hal Penggabungan Usaha akan mengakibatkan perubahan yang material terhadap sifat perseroan, kondisi keuangan atau hal hal lain yang mempengaruhi perseroan, maka keseluruhan dampak dari perubahan tersebut harus dicakup dalam dokumen Rancangan Penggabungan Usaha. 4 Pernyataan Penggabungan Usaha yang berisi Rancangan Penggabungan Usaha beserta dokumen pendukung secara lengkap wajib disampaikan kepada Bapepam paling lambat akhir hari kerja ke-2 kedua setelah diperolehnya persetujuan komisaris Universitas Sumatera Utara 5 Rancangan Penggabungan Usaha wajib diumumkan ringkasannya kepada masyarakat dalam 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia satu diantaranya berperedaran nasional paling lambat akhir hari kerja ke-2 kedua setelah diperolehnya persetujuan komisaris, Pengumuman dimaksud memuat informasi bahwa Rancangan Penggabungan Usaha tersebut belum mendapatkan efektif dari Bapepam dan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. 6 Dalam hal Bapepam tidak meminta Perusahaan Publik atau Emiten untuk mengajukan perubahan dan tambahan informasi dalam jangka waktu 20 dua puluh hari setelah pengajuan pernyataan Penggabungan Usaha, maka pernyataan Penggabungan Usaha dianggap telah diajukan secara lengkap dan memenuhi persyaratan serta tata cara yang ditetapkan pada tangal pengajuan. 7 Dalam hal informasi mengenai rencana Penggabungan Usaha telah diketahui pihak luar, maka Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha harus memberikan tanggapan kepada Bapepam dan mengumumkan hal tersebut kepada masyarakat paling lambat akhir kerjaa berikutnya setelah rencana tersebut diketahui pihak luar. 8 Dalam hal perseroan yang melakukan Penggabungan Usaha merupakan perseroan yang sahamnya tecatat di Bursa Efek, maka perseroan tersebut wajib mengikuti peraturan Bursa Efek dimana saham perseroan tersebut dicatatkan. Universitas Sumatera Utara Terkait dengan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Publik atau Emiten yang akan melakukan Penggabungan Usaha wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 81 1 Selambat lambatnya 28 duapuluh delapan hari sebelum penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, Perseroan wajib mengumumkan Rancangan Penggabungan Usaha melalui 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu di antaranya berperedaran nasional yang sekurang kurangnya memuat ringkasan dari informasi mengenai Rancangan Penggabungan Usaha. 2 Selambat lambatnya 28 duapuluh delapan hari sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham, surat edaran yang sekurang kurangnya memuat informasi Rancangan Penggabungan Usaha wajib disediakan Perseroan untuk para pemegang saham. 3 Rencana dan pelaksanan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Publik atau Emiten dalam rangka Penggabungan Usaha wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham. 4 Jika terdapat Benturan Kepentingan dalam suatu Penggabungan Usaha, maka rancana dan pelaksanan Rapat Umum Pemegang Saham wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. 81 Ibid hal 67 Universitas Sumatera Utara 5 Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham tidak menyetujui Rancangan Penggabungan Usaha, maka Rancangan tersebut baru dapat diajukan kembali kepada Bapepam 12 dua belas bulan setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Bagi perusahaan publik yang melakukan kegiatan merger juga berlaku bagi mereka Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta nomor: Kep-001BEJ012000 tanggal 4 Januari 2000 tentang Peraturan Pencatatan Efek nomor I-G : Tentang Penggabungan Usaha Atau Peleburan Usaha. Menurut ketentuan ini, setiap penggabungan usaha dimana satu atau lebih pesertanya adalah Perusahaan tercatat, maka saham perusahaan hasil penggabungan usaha tersebut tercatat di Bursa, sesuai ketentuan Peraturan ini. 82 Peraturan ini sendiri mengenal 2 dua jenis perusahaan hasil merger yaitu: 83 1 Perusahaan Tercatat Hasil Penggabungan Usaha PHPU, yaitu Perusahaan Tercatat yang menerima penggabungan usaha dari Perusahaan Tercatat lainnya danatau dari perusahaan yang tidak tercatat di Bursa dan proses penggabungan usahanya telah selesai sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. 2 Perusahaan Baru Hasil Penggabungan Usaha PBHPU, yaitu perusahaan penerima penggabungan usaha yang berasal dari perusahan yang sahamnya tidak tercatat di Bursa dimana satu atau lebih peserta penggabungan uaha adalah perusahaan Tercatat dan proses penggabungan 82 Ibid hal 77 83 Ibid hal 77 Universitas Sumatera Utara usahanya telah selesai sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

D. Pengaturan Terhadap Perusahaan Publik yang Melakukan Merger