C. Kaitan Fakta Material dan Kewajiban Keterbukaan dalam Pasar
Modal
Apabila diperhatikan ketentuan- ketentuan yang diatur dalam hukum pasar modal, maka pengaturannya sangat banyak mengenai ketentuan kewajiban
keterbukaan mandatory disclosure bagi emiten atau perusahaan publik. Oleh karena itu terdapat pendapat bahwa fokus sentral dari hukum pasar modal adalah
prinsip keterbukaan disclosure principle, oleh karena perannya membuat investor atau pemegang saham dan pelaku pelaku bursa mempunyai informasi
yang cukup dan akurat dalam pengambilan keputusannya dalam berinvestasi. Dengan informasi ini dapat diantisipasi terjadinya perbuatan curang atau
misleading statement berupa misrepresentation atau omission dan misstatement serta insider trading di pasar modal.
46
Pentingnya prinsip keterbukaan dalam pasar modal, juga telah ditekankan oleh hasil studi International Federation of Stock Exchanges FIBV pada tahun 1998.
Disebutkan bahwa dalam rangka menuju milenium ketiga orientasi pengembangan pasar modal dunia adalah menciptakan pasar modal- pasar modal
yang likuid dan efisien. Untuk mewujudkan kondisi yang demikian pasar modal dimana mana cenderung meningkatkan hal hal yang antara lain terkait dengan
keterbukaan. Perlu diingat, bahwa berkembangnya suatu pasar modal sangat tergantung pada kemampuan lembaga lembaga yang ada di pasar modal untuk
memberikan keamanan investasi dan kualitas pelayanan yang tinggi. Keamanan
46
Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH, Diktat Hukum Pasar Modal, Teaching Material Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum USU Hal 2
Universitas Sumatera Utara
dan kualitas jasa yang tinggi diperlukan untuk menarik sumber daya domestik agar terlibat di pasar modal dan juga meupakan tuntutan dari investor
internasional. Hasil riset International Organization of Securities Commision IOSCO mengungkapkan bahwa pasar modal yang mengembangkan sistem yang
aman dan efisien terbukti lebih menarik lagi bagi investor domestik maupun asing.
47
Oleh karena itu, perlu pengaturan yang dapat mengembangkan pasar modal menjadi efisien mengingat pasar modal telah lama dipandang sebagai barometer
dalam hakekat bisnis. Federal Reverse Board FRB memformulasikan kebijaksanaan moneternya dengan mengikuti 12 indikator ekonomi, diantaranya
adalah pasar modal. Selama bertahun tahun FRB telah merumuskan, bahwa pasar modal dapat membantu ramalan dan bentuk bisnis yang akan datang.Sebagai
salah satu indikator ekonomi, kedudukan pasar modal dalam menunjang perekonomian nasional mempunyai peran yang strategis.
48
Untuk lebih memahami pembenaran prinsip keterbukaan tersebut, dapat diikuti pengamatan Coffee tentang perlunya sistem ketebukaan wajib, adalag
suatu teori sederhana yang dapat menjelaskan bagaimana sistem keterbukaan difokuskan.
49
Pertama, karena informasi memiliki berbagai karakteristik dari suatu barang umum, maka penelitian saham cenderung kurang tersedia.
Kurangnya ketersediaan infrmasi bukan berarti bahwa informasi yang diberikan emiten tidak dapat diverifikasi secara optimal dan bahwa kurangnya upaya yang
47
Bismar Nasution op cit hal 23
48
Ibid hal 23
49
Ibid hal 24-25
Universitas Sumatera Utara
dilakukan terhadap pencarian informasi material dari sumber emiten. Sistem keterbukaan wajib dapat dilihat sebagai suatu strategi pengurangan biaya dengan
konsekuensi masyarakat mensubsidi biaya pencarian guna menjamin adanya informasi dalam jumlah besar dan pengujian akurasi yang lebih baik. Walaupun
hasil akhir dari peningkatan upaya yang demikian secara signifikan tidak mempengaruhi keseimbangan dari keuntungan advantage antara penjual dan
pembeli, atau bahkan tujuan dari distributive fairness yang lebih umum, namun hal itu mampu meningkatkan alokasi efisiensi pasar modal dan pada akhirnya
peningkatan tersebut menunjukkan suatu pertumbuhan ekonomi yang lebih produktif.
Kedua, ada dasar substansial untuk dipercaya bahwa ketidakefisienan yang lebih besar akan terjadi tanpa sistem keterbukaan wajib karena biaya sosial yang
berlebih akan dikeluarkan investor untuk mengejar laba perdagangan. Sebaliknya pengkolektifan dapat mengurangi saocial waste yang timbul dari kesalahan
alokasi sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan ini. Ketiga, teori self-induced disclosure, yang sekarang populer di antara para
teoritisi perusahaan dan sebagaimana diyakini oleh Easterbrook dan Fischel, hanya memiliki validitas terbatas. Suatu kelemahan khusus dalam teori tersebut
adalah mengabaikan signifikansi kontrol perusahaan dan terlalu banyak menganggap bahwa kepentingan manajer dan pemegang saham dapat diluruskan
secara sempurna. Pada kenyataannya, prasyarat besar yang ditentukan oleh para teoritis ini, diperlukan untuk efektifnya sistem keterbukaan sukarela disclosure
voluntary system sepertinya tidak memuaskan. Walaupun manajemen dapat
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi melalui incentive contract device untuk mengidentifikasi kepentingan diri sendiri dengan maksimalisasi nilai saham, namun manajemen masih memiliki
kepentingan dalam mengakuisisi penyertaan pemegang saham pada suatu harga diskon, sedikitnya sepanjang manajemen masih dapat melakukan insider trading
atau leveraged buyouts. Karena insentif bagi keduanya mungkin masih kuat, maka masalah akan muncul sebab manajemen mendapat kentungan dengan memberikan
sinyal yang salah terhadap pasar. Keempat, dalam pasar modal yang efisien, masih ada informasi lain yang
dibutuhkan investor rasional untuk mengoptimalkan portofolio sahamnya. Informasi yang demikian sangat baik diberikan melalui suatu sistem keterbukaan
wajib. Pengamatan Coffee tentang perlunya mempertahankan sistem keterbukaan
wajib dapat dijadikan sebagai dasar penerapan prinsip keterbukaan bagi emiten atau perusahaan publik. Gunanya untuk mengatur pemberian informasi mengenai
keadaan keuangan dan informasi lainnya kepada investor. Dengan perkataan lain, tujuan yang ingin dicapai ketentuan ini adalah untuk menghasilkan berbagai hal
yang seharusnya diketahui oleh pembeli sebelum ia membeli suatu saham.
50
Dengan pemberian informasi berdasarkan prinsip keterbukaan itu, maka dapat diantisipasi terjadinya kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau
fakta material atau tidak meratanya informasi bagi investor disebabkan ada informasi yang tidak disampaikan dan bisa juga terjadi informasi yang belum
50
Ibid hal 26
Universitas Sumatera Utara
tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang orang tertentu, seperti kepada seseorang atau kelompok investor lainnya.Sedangkan informasi itu sangat
berfungsi karena berisi fakta material, yang dapat dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi investor untuk melakukan investasi.
51
Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan adanya sistem keterbukaan wajib bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum untuk menyampaikan
informasi kepada masyarakat mengenai keadaan usahanya, baik dari segi keuangan, manajemen, produksi maupun hal hal lain yang berkaitan dengan
kegiatan usahanya.
52
Pengungkapan informasi tentang fakta material secara akurat dan penuh diperkirakan dapat merealisasikan tujuan prinsip keterbukaan dan mengantisipasi
tibulnya pernyataan yang menyesatkan bagi investor. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, terdapat sedikitnya tiga tujuan
ditegakkannya prinsip keterbukaan di pasar modal.
53
Pertama, menjaga kepercayaan investor. Pelaksanaan prinsip keterbukaan guna meningkatkan
kepercayaan investor atau publik terhadap pasar modal sangat penting untuk diperhatikan. Karena apabila terjadi krisis kepercayaan atau ketidakpercayaan
investor terhadap pasar modal dan perekonomian, maka investor menarik modal mereka dari pasar. Akibatnya pasar dan perekonomian akan rusak secara
keseluruhan. Ketiadaan keterbukaan atau ketertutupan informasi akan
51
Ibid hal 26
52
Ibid hal 26
53
Ibid hal 27
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya investor sulit mengambil keputusan untuk berinvestasi melalui pasar modal. Hal ini sesuai dengan pendapat
bahwa apabila makin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk berinvestasi semakin tinggi. Sebaliknya ketiadaan atau ketertutupan informasi
dapat menimbulkan keragu raguan investor untuk berinvestasi. Dengan demikian dapat dipahami, bahwa tujuan prinsip keterbukaan untuk menjaga kepercayaan
investor dalam pasar modal merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilaksanakan.
Kedua, tujuan pelaksanaan prinsip keterbukaan untuk membantu menetapkan harga pasar yang akurat, relevan dengan kebutuhan investor canggih atau
profesional yang memerlukan informasi untuk keputusan investasi. Karena dalam pasar modal yang modern harga saham tidak ditentukan oleh investor investor
individual amatir atau investor biasa, tetapi oleh investor profesional. Dalam hal ini, tidaklah penting apakah investor biasa mengerti atau tidak tentang informasi
yang disampaikan. Yang utama adalah informasi itu harus diinformasikan tanpa memperhatikan siapa yang memperolehnya terlebih dahulu.
Cara penyampaian informasi di atas didasarkan pada asumsi bahwa harga tercermin dari informasi yang efisien. Hal ini membenarkan bahwa keakuratan
harga sebagai akibat yang menguntungkan dari keterbukaan. Tujuan prinsip keterbukaan yang ketiga adalah perlindungan terhadap
investor. Tidak berlebihan apabila undang undang pasar modal suatu negara, termasuk Indonesia, mewajibkan prinsip keterbukaan, walaupun negara tersebut
Universitas Sumatera Utara
telah mempunyai ketentuan anti-fraud, sebagaimana diatur dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana KUHP. Suatu negara walaupun telah mempunyai
ketentuan anti-fraud, tetapi tidak mempunyai peraturan keterbukaan wajib bagi perusahaan go public akan dapat merugikan investor. Dalam keadaan seperti itu
perusahaan dapat memberikan informasi sepanjang ia bersedia, atau ia dapat diam tanpa adanya suatu informasi atau memberikan informasi tidak tepat waktu.
Apabila ketentuan prinsip keterbukaan ini tidak ada, maka kecenderungan penipuan tersebut sulit dihindari.
Keterbukaan wajib harus ditegakkan sesuai dengan peraturan pasar modal yang mengatur keterbukaan harus dilaksanakan dengan prinsip ketinggian derajat
akurasi informasi dan derajat kelengkapan informasi secara fair. Sebaliknya peraturan pasar modal melarang penipuan atas pemberian informasi yang salah,
kebenaran yang tidak lengkap dan diam sama sekali terhadap informasi. Pelarangan terhadap pemberian informasi yang tidak akurat tersebut bertujuan
agar informasi tidak menyesatkan investor dan tidak merusak harga saham. Harga saham yang akurat berkaitan dengan keakuratan informasi yang diterima investor
pada saat pengambilan keputusan dalam perdagangan saham.
54
Dari pemaparan diatas, dapat kita lihat bahwa kewajiban keterbukaan dengan fakta material sangat erat kaitannya. Fakta material harus disampaikan oleh
emiten atau perusahaan kepada publik atau masyarakat, karena dalam perusahaan publik, saham diperjual belikan secara luas kepada masyarakat. Dengan kata lain,
investor atau pemegang saham dari perusahaan go public adalah masyarakat.
54
Ibid hal 65
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban keterbukaan terhadap fakta material harus ditegakkan agar ketiga tujuan sebagaimana yang disebutkan diatas dapat tercapai.
D. Ketentuan Fakta Material Dalam Perundang Undangan di Indonesia