harus dikemukakan. Jika tidak mereka akan kehilangan kesempatan menjual sahamnya.
29
Ketiga, prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan fraud. Sangat baik untuk dipahami ungkapan yang pernah diungkapkan Barry A.K. Rider: “sun
light is the best disinfectant and electric light the best policeman”. Dengan kata lain, Rider menyatakan bahwa :”more disclosure will inevitably discourage
wrongdoing and abuse”.
30
Selanjutnya dia menyatakan bahwa dalam pasar keuangan pendapat tersebut tidak perlu lagi dibuktikan, tetapi lebih banyak
bergantung pada informasi apa yang harus diungkapkan dan kepada siapa informasi itu disampaikan.
31
Fungsi prinsip keterbukaan untuk mencegah terjadinya penipuan ini adalah pendapat yang paling tua.
32
Prinsip keterbukaan telah menjadi fokus sentral dari pasar modal, dan Undang Undang Pasar Modal Indonesia juga mengatur pelaksanaan prinsip keterbukaan
sehingga investor dan pelaku-pelaku bursa lainnya mempunyai informasi yang cukup dan akurat untuk pengambilan keputusan.
33
B. Pengertian Fakta Material dalam Pasar Modal
Menurut Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 angka 7, fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai
29
Ibid hal 8-9
30
Barry A.K Rider, “ Global Trens in Securities Regulation : The Changing Legal
Climate. Dickinson Journal of International Law”, Spring, 1995 hal 514 Dikutip dari Bismar Nasution op cit hal 9
32
Bismar Nasution Loc cit hal 9
33
Ibid hal 9-10
Universitas Sumatera Utara
peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi efek pada Bursa Efek dan keputusan pemodal, calon pemodal serta pihak lain berkepentingan atas
informasi atau fakta tersebut.
34
Substansi Undang Undang Pasar Modal Indonesia dalam banyak hal mirip dengan Securities Act 1934. Kemiripan tersebut bukan saja dalam beberapa
elemennya, tetapi terdapat persamaan dalam beberapa istilah.
35
Mengenai fakta material misalnya. Dikutip dari Black Law Dictionary, a fact is material and
precludes grant of summary judgement if proof of that fact would have effect of establishing or refuting one of essential elements of a cause of action or defense
asserted by the parties, and would necessarily affect application of appropriate principle of law to the rights and obligation of the parties. Secara khusus lagi
mengenai Securities, yang jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia memiliki kaitan dengan Pasar Modal, dalam Black Law Dictionary menyatakan, to be a
“material” fact within the Securities Act of 1933, it must concern information about which an average prudent investor ought reasonably be informed before
purchasing a Security.
36
Dari pengertian yang telah dipaparkan diatas, pada intinya, fakta material dalam Pasar Modal adalah suatu bentuk informasi yang penting atau memegang
peran penting yang dapat menentukan harga saham, sehingga harus disampaikan kepada investor atau calon investor karena akan sangat memperngaruhi keputusan
mereka.
34
Indonesia, Undang Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 angka 7
35
Bismar Nasution op cit hal 10
36
Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary opcit hal 977
Universitas Sumatera Utara
Namun, jika diperhatikan secara mendalam ternyata beberapa peraturan yang terdapat dalam Undang Undang Pasar Modal Indonesia masih bersifat sumir
atau tidak terperinci.
37
Dalam Penjelasan Undang undang Pasar Modal nomor 8 tahun 1995 memang ada disebutkan apa apa saja yang dikategorikan sebagai fakta
material sebatas jenis peristiwa apa yang merupakan fakta material. Namun terkadang apabila dikaitkan dengan peristiwa riil yang terjadi pada kehidupan
sehari hari, terdapat kesulitan dalam menentukan apakah hal tersebut merupakan fakta material, karena tidak ada penjelasan yang lebih mendalam lagi secara
masing masing terhadap jenis jenis peristiwa yang dikategorikan sebagai fakta material dengan terperinci.
Undang- Undang Pasar Modal Indonesia yang demikian itu membuka loophole yang bisa dimanfaatkan oleh mereka yang tidak beritikad baik. Dengan
perkataan lain, karena tidak terperincinya standar penentuan fakta material sangat berpotensi terhadap pelanggaran prinsip keterbukaan yang pada akhirnya dapat
menimbulkan perbuatan curang dalam penjualan saham dan merugikan investor. Ketentuan standar penentuan fakta material dan ketentuan perbuatan curang
adalah nafas hukum pasar modal.
38
Apabila suatu kejadian sulit untuk ditentukan sebagai suatu informasi atau fakta material, maka konsep kewajiban untuk menyampaikan informasi duty of
37
Bismar Nasution op cit hal 11
38
Ibid hal 11
Universitas Sumatera Utara
disclose itu menjadi terhambat. Untuk menentukan apakah suatu informasi adalah fakta material atau bukan tergantung kepada beberapa pandangan.
39
Pertama, suatu informasi diklasifikasikan sebagai fakta material bila informasi yang sifatnya tidak publik tersebut
3 4
menurut pemegang saham yang berakal sehat, adalah penting bagi para pemegang saham, bukan semata mata
karena apa yang ingin mereka ketahui. Bila fakta yang dihilangkan atau pernyataan yang tidak benar itu secara substantif mungkin berarti penting
sehingga dapat mengubah informasi yang menjadi milik masyarakat, maka fakta tersebut adalah material.
Kedua, penafsiran tentang fakta material berkembang kepada apa yang dimaksud dengan informasi “firm specific”. Standarnya adalah informasi yang
spesifik untuk perusahaan yang bersangkutan. Standar informasi yang firm spesific ini merupakan standar baru, suatu terobosan terhadap standar fakta
material sebagaimana lazimnya diatur oleh federal securities laws. Berdasarkan standar baru ini, kewajiban penyampaian informasi tidak lahir berdasarkan federal
securities laws, tetapi berdasarkan adanya informasi yang bersifat firm spesific. Suatu informasi itu tidak dapat menjadi material, kecuali informasi itu memiliki
firm specific. Pengadilan
menggunakan pendekatan
firm specific ini dan dengan secara hati hati menghindarkan preseden dalam menentukan kewajiban untuk
menyampaikan informasi. Pengadilan juga menghindarkan pendekatan yang
39
Ibid hal 11
Universitas Sumatera Utara
konvensional yaitu apakah informasi tersebut penting untuk investor yang berakal sehat dalam membuat keputusan investasi. Pendekatan ini digunakan oleh hakim
Frank. H. Easerbrook sebagai suatu cara untuk menentukan fakta material, dengan alasan formulasi yang dipakai selama ini dalam beberapa hal tidak cukup.
Ketiga, di Indonesia ada pula yang berpendapat bahwa suatu informasi merupakan fakta material bila informasi tersebut dapat mempengaruhi turun
naiknya harga saham. Para investor khususnya investor profesional institusional harus selalu
aktif mengumpulkan berbagai informasi dan memanfaatkannya untuk memahami harga harga saham yang ditawarkan dalam pasar perdana maupun pasar sekunder
yang mengandung fakta material. Setiap Perusahaan publik atau emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada
Bapepam sekarang Otoritas Jasa Keuangan dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir kerja ke – 2 kedua setelah
keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi
pemodal.
40
Informasi atau fakta material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain sebagai berikut:
41
40
Zulfi Chairi, SH, Keterbukaan Disclosure di Pasar Modal , Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, hal 7diambil dari Repository.usu.ac.id
41
Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-86PM1996 Tanggal : 24 Januari 1996 Tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik
Universitas Sumatera Utara
1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, pembentukan
usaha patungan; 2.
Pemecahan saham atau pembagian dividen saham; 3.
Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya; 4.
Perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5.
Produk atau penemuan baru yang berarti; 6.
Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen; 7.
Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang;
8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang
mateial jumlahnya; 9.
Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material; 10.
Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; 11.
Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau Direktur dan Komisaris perusahaan;
12. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain;
13. Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan;
14. Penggantian Wali Amanat.
Penentuan fakta material dalam Undang Undang Pasar Modal Indonesia tersebut mirip dengan pendapat pengadilan dalam List v Fashion Park, Inc, 340F,
ad 457 2dCir. 1965 yang menyatakan bahwa “fakta material adalah meliputi fakta fakta yang secara rasional dan objektif mempengaruhi nilai saham
perusahaan. Namun, pendapat pengadilan dalam kasus List berkenaan dengan
Universitas Sumatera Utara
fakta material itu tidak diikuti lagi oleh pengadilan berikutnya. Sekarang ini, pengadilan di Amerika Serikat telah mengembangkan konsep baru penentuan
fakta material.
42
Kepercayaan terhadap informasi menjadi standar penentuan informasi material, pernah dinyatakan melalui Merril Lynch, Pierre, Fenner Smith. Inc. v,
43 S.E.C.933 1968. Pengadilan berpendapat bahwa informasi yang dipercayakan Douglas kepada pendaftar sangat penting, karena informasi tersebut dapat
mempengaruhi investor untuk membeli atau menahan saham Douglas.
43
Dengan demikian, kepercayaan investor rasional terhadap suatu informasi yang dapat mempengaruhi harga, masuk dalam kategori material. Berdasarkan ini,
fakta material mencakup seluruh faktor faktor yang mempengaruhi harga saham yang dipercaya investor dapat mempengaruhi harga saham. Ukuran penentuan
fakta material berdasarkan keercayaan ini menjadi test, sekaligus memperkaya ketentuan terminologi fakta material.
44
Melihat perkembangan yang terjadi dalam kasus – kasus pasar modal , maka terminologi fakta material, yang sekaligus dapat mempengaruhi harga saham telah
mengalami perkembangan yang signifikan. Harga saham tersebut dipengaruhi oleh investor yang rasional.
45
Dalam peraturan pasar modal yang berlaku sekarang di Indonesia juga disebutkan, bahwa fakta material ditentukan oleh sesuatu yang
dapat mempengaruhi investor untuk melakukan investasi.
42
Bismar Nasution op cit hal 66
43
Ibid hal 72
44
Ibid hal 72
45
Ibid hal 72
Universitas Sumatera Utara
C. Kaitan Fakta Material dan Kewajiban Keterbukaan dalam Pasar