PETUNJUK TEKNIS TENTANG ASPEK KEBAHASAAN

C. PETUNJUK TEKNIS TENTANG ASPEK KEBAHASAAN

Salah satu sarana bagi suatu laporan yang baik adalah penguasaan bahasa. Ini meliputi aspek-aspek: (1) penguasaan mengenai perbendaharaan kata, (2) penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa yang bersangkutan, (3) kemampuan mene- mukan gaya yang cocok untuk menyampaikan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan, dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.

Dalam petunjuk ini diasumsikan bahwa keempat aspek ter- sebut, terutama dua aspek yang pertama, telah dipahami. Kare- na itu apa yang diuraikan di sini hanyalah beberapa hal yang dianggap penting, tetapi biasanya justru dianggap “sepele” sehingga diabaikan, yaitu: (1) menyusun kalimat efektif, (2) menyusun alinea, dan (3) membuat definisi. Hal yang pertama menyangkut syarat-syarat penyusunan kalimat efektif yang kalau diuraikan akan menjadi sangat luas. Oleh karena itu, uraian

Penyusunan Laporan Penelitian berikut ini hanya akan menunjukkan hakikatnya saja agar dapat

dipakai sebagai pegangan. Sedangkan hal yang kedua dan ketiga akan diuraikan secara khusus dalam sub bab D dan E.

Kalimat efektif artinya kalimat yang dapat meninggalkan kesan (efek) pada pembaca, yaitu kalimat yang mampu mewa- kili secara tepat buah pikiran si penulis, dan sekaligus mampu menimbulkan gambaran yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan oleh si penulis. Sebuah kali- mat mungkin saja dapat dimengerti oleh pembaca tetapi tidak berkesan. Tetapi sebuah kalimat yang efektif pasti dimengerti. Artinya, untuk dapat efektif, sebuah kalimat itu harus bisa di- mengerti lebih dulu. Untuk itu semua, diperlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat ini ialah sebagai berikut.

1. Adanya Kesatuan Ide

Artinya, sebuah kalimat itu harus mengandung satu ga- gasan pokok, walaupun gagasan pokok itu dapat berupa ga- gasan tunggal, gabungan dua gagasan atau lebih yang sejalan, atau gagasan yang mengandung pertentangan tetapi tetap membentuk kesatuan.

Contoh: Benar – “Semua peserta mendapat penjelasan mengenai

rencana penelitian.” (Kesatuan tunggal) Benar – “Ia datang di Hotel Dana pada tanggal 18 Oktober 1981, dan mengikuti Lokakarya Latihan sebagai peserta penuh.” (Kesatuan gabungan)

Benar – “la bekerja di lembaga SAE, tetapi tidak senang dengan pekerjaan penelitian.” (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Metodologi Studi Agraria Salah atau kabur kesatuannya:

– “Di Solo sudah mempunyai Lembaga Penelitian.” –

“Dalam Lokakarya Latihan yang sudah merupa- kan kegiatan penelitian memerlukan pemikiran yang cukup serius di samping banyak waktu.”

2. Adanya Kepaduan (Coherency)

Membahas kepaduan kalimat adalah membahas hubungan unsur-unsur yang membentuk kalimat. Dalam soal kesatuan, yang ditekankan adalah masalah isi gagasan. Sedangkan dalam soal kepaduan yang ditekankan adalah masalah saling-hu- bungan (interrelasi) antara kata-kata yang mempunyai fungsi tertentu dalam kalimat. Setiap bahasa mempunyai kaidah- kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan pokok-pokok pi- kiran dalam sebuah kalimat. Ada unsur-unsur kalimat yang erat hubungannya satu sama lain, dan ada yang lebih renggang. Yang erat, tidak boleh dipisahkan. Sedangkan yang renggang, boleh digeser-geser tempatnya, asal tidak ditempatkan di an- tara kata-kata atau kelompok kata yang erat hubungannya. Biasanya, kepaduan itu rusak karena kesalahan dalam peng- gunaan kata depan, kata penghubung, dsb., atau karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.

Contoh-contoh kalimat yang kurang baik kepaduannya:

– “Peserta yang datang paling lambat kemarin di- tegur oleh Panitia dengan kerasnya.”

– “Bahan ceramah itu saya sudah baca sampai ha- bis.”

– “Panitia Lokakarya mendorong pada para peser- ta membaca bahan bacaan yang tersedia.”

Penyusunan Laporan Penelitian

3. Dipergunakannya Teknik Penekanan

Agar sebuah kalimat itu efektif, maka inti gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat dicirikan oleh adanya kata kunci atau “kata atau unsur yang dipentingkan”. Kata (atau kata-kata) yang dipentingkan itu harus mendapat tekanan. Teknik untuk memberikan tekanan ini ada beberapa macam, antara lain: (a) dengan merubah-rubah posisinya dalam kali- mat, (b) repetisi atau ulangan, (c) menyusun kalimat sedemi- kian rupa sehingga mengandung pertentangan, dan (d) mem- berikan akhiran: lah, pun, kah, atau yang dalam tata-bahasa disebut imbuhan.

Dalam hal merubah posisi kata-kata, biasanya dipakai dasar anggapan bahwa kata yang ditempatkan pada awal kali- mat adalah kata yang ditekankan. Konsekuensi dari perubahan posisi kata adalah bahwa strukturnya mungkin berubah, tetapi isinya tetap sama.

Contoh perubahan posisi kata (atau kata-kata): –

“Harapan kini adalah bahwa Lokakarya Latihan ini akan bermanfaat bagi para peserta.”

– “Lokakarya Latihan ini akan bermanfaat bagi para peserta, demikian harapan kami.”

– “Para peserta kami harapkan dapat memperoleh manfaat dari Lokakarya ini”.

Contoh repetisi: –

“Peneliti harus jujur, peneliti harus tabah, peneliti harus tekun, peneliti harus berani.”

– “Bahasa adalah suatu alat, yaitu alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan ma- nusia”.

Metodologi Studi Agraria Contoh kalimat yang mengandung pertentangan:

– “la tidak berbuat curang melainkan berlaku jujur.”

– “Biaya pembuatan laporan itu besar, walaupun honorarium bagi penulisnya kecil.”

Contoh penekanan kata dengan imbuhan: –

“Sayalah yang bertanggung jawab dalam hal itu.”

“Tetapi, iapun turut bekerja keras.”

– “Walaupun begitu, sesuaikah imbalannya?”

4. Adanya Variasi

Salah satu teknik penyusunan kalimat yang efektif adalah dengan cara mempergunakan sinonim kata, dan atau penggu- naan bentuk-bentuk aktif dan pasif secara bergantian.

Contoh: –

“Dari sinilah timbulnya gairah, bangkitnya se- mangat, munculnya hasrat, untuk bekerja lebih keras.”

– “Salah satu tugas ilmuwan adalah menenukan kebenaran dengan cara menyajikan fakta, men- jelaskan realitas, dan menerangkan apa ada- nya.”

– “Agar Lokakarya ini tidak menjemukan, maka hari- hari tertentu perlu diisi dengan acara rekreasi.”

5. Kesejajaran atau Paralelisme

Asas kesejajaran dipakai untuk menambah kejelasan dalam unsur gramatikal. Kata-kata atau bagian-bagian dalam kalimat

Penyusunan Laporan Penelitian yang mempunyai derajat yang sama disusun dalam konstruksi

yang sama. Kalau yang satu ditempatkan dalam struktur kata benda, yang lain juga harus ditempatkan dalam struktur kata benda. Kalau yang satu barupa kata kerja, yang lain harus juga kata kerja.

Contoh: Baik –

“Kegiatan Lokakarya Latihan ini terdiri dari perkuliahan, persiapan penelitian, pengum- pulan data di lapang, dan penulisan laporan.”

Baik – “Para peserta diwajibkan untuk mengikuti ku- liah, mengumpulkan data, mengolah data, dan menulis laporan.”

Salah atau tidak baik: –

“Kewajiban peserta Lokakarya itu dibagi menjadi tiga yaitu mendengarkan kuliah-kuliah, bertu- gas lapang, pengolahan data, dan laporannya harus mereka tulis.”

6. Penalaran atau Logika

Aspek penalaran merupakan faktor utama dalam karya- karya ilmiah. Sebab itu pernyataan-pernyataan harus disusun dalam kalimat-kalimat yang tidak bertentangan dengan logika, karena bahasa (yang tertuang dalam bentuk kalimat-kalimat) adalah cermin dari jalan pikiran. Dan salah satu ciri “sifat ilmiah” adalah adanya jalan pikiran yang mampu menghubung- hubungkan kenyataan-kenyataan menuju kepada suatu ke- simpulan yang masuk akal.

Suatu kalimat yang secara gramatikal tidak salah, belum tentu mencerminkan jalan pikiran yang masuk akal. Apalagi

Metodologi Studi Agraria kalau susunan gramatikalnya sendiri sudah salah, maka

peluang bagi terjadinya hubungan yang tidak masuk akal dalam kalimat itu, menjadi besar.

Contoh: Salah – “Dalam Kelas A, jumlah muridnya besar. Ber-

beda dengan di Kelas B, jumlah muridnya kecil.” (Bahasa lisan sehari-hari).

Benar – “Berbeda dengan Kelas A, Kelas B mempunyai jumlah murid yang kecil.” Salah – “Dia melakukan penelitian mengenai produksi padi, tetapi karena anjing itu tidak mau tidur ma- ka becaknya dijual”. (Contoh ekstrim dari kali- mat yang mencerminkan jalan pikiran yang kacau).

Demikianlah, dalam menyusun kalimat efektif keenam hal tersebut di atas harus diperhatikan. Syarat-syarat tersebut saling berkaitan satu sama lain. Misalnya, penggunaan variasi secara salah akan menyebabkan terjadinya penekanan yang berbeda. Rusaknya kepaduan dapat menyebabkan suatu kalimat menjadi tidak masuk akal. Dan sebagainya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

AN ANALYSIS OF DESCRIPTIVE TEXT WRITING COMPOSED BY THE HIGH AND THE LOW ACHIEVERS OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMPN SUKORAMBI JEMBER

11 83 16

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76