PETUNJUK MEMBUAT ALINEA

D. PETUNJUK MEMBUAT ALINEA

Alinea adalah “himpunan dari kalimat-kalimat yang ber- talian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ga- gasan” (G. Keraf, 1980: 62). Memang, sebuah kalimatpun juga sudah merupakan penuangan suatu gagasan. Namun gagasan- gagasan dari setiap kalimat dapat sambung-menyambung satu dengan yang lain dan membentuk satu ide tunggal. Dengan kata lain, sebuah alinea merupakan pernyataan dari satu tema

Penyusunan Laporan Penelitian tertentu. Tema tertentu ini terbagi menjadi gagasan-gagasan

bagian, yang tertuang dalam kalimat-kalimat yang saling mendukung.

Tujuan membuat alinea adalah: (1) agar dapat memu- dahkan pengertian dan pemahaman, dengan cara membedakan atau memisahkan satu tema dari tema yang lain; dan (2) agar dapat memberikan “waktu berhenti” yang lebih lama (daripada “waktu berhenti” untuk membaca antara kalimat) kepada pem- baca. Dengan perhentian yang lebih lama, pemusatan perha- tian terhadap tema alinea yang bersangkutan menjadi lebih baik. Melalui alinea dapat dibedakan di mana suatu tema dimulai dan di mana ia berakhir.

Untuk membuat alinea yang baik dan efektif, diperlukan tiga syarat sebagai berikut. Pertama, ialah adanya kesatuan, sama seperti syarat pem- buatan kalimat efektif, hanya saja diterapkan pada tingkat yang lebih tinggi. Yaitu bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu tema tertentu. Bisa saja sebuah alinea itu nengandung beberapa hal, karena setiap kalimat pada hakikatnya adalah pernyataan dari suatu hal, tetapi beberapa hal tadi haruslan dirangkai bersama-sama untuk menunjang sebuah ide tunggal. Karena itu harus dibe- dakan kalimat yang merupakan pernyataan gagasan pokok, dan kalimat yang menyatakan gagasan-gagasan penunjang atau perincian dari gagasan pokok. Kalimat pokok biasanya disebut dengan istilah kalimat topik. Kalimat topik itu dapat diletakkan pada awal, pada akhir, pada awal dan akhir, atau pada keseluruhan alinea. Masalah penempatan kalimat topik dalam sebuah alinea itulah salah satu aspek gaya bahasa.

Metodologi Studi Agraria Suatu gaya bahasa yang menempatkan kalimat topik pada

awal alinea, biasanya bersifat deduktif. Yaitu, gagasan pokok itu dinyatakan dulu, dan barulah menyusul kalimat-kalimat selanjutnya yang merupakan uraian-uraian yang lebih terpe- rinci untuk memperjelas atau menunjang gagasan pokok tadi. Gaya deduktif biasanya dianggap sebagai cara yang paling baik.

Sebuah alinea dapat juga disusun dengan gaya yang ber- sifat induktif, yaitu menempatkan kalimat topik di bagian akhir alinea tersebut. Dalam hal ini kalimat-kalimat yang membina alinea itu harus disusun sedemikian rupa sehingga merupakan urutan yang akhirnya mencapai klimaks dalam kalimat topik. Gaya ini lebih sulit penyusunannya, tetapi, terutama untuk menyajikan argumentasi, biasanya dianggap lebih efektif.

Ada lagi suatu gaya yang menempatkan kalimat topik baik di bagian awal maupun di bagian akhir alinea. Kalimat akhir alinea itu mengulangi apa yang telah diungkapkan dalam kali- mat-kalimat awal, tetapi dengan sedikit variasi dan tekanan. Gaya ini biasanya diperlukan bagi sebuah alinea yang panjang.

Ada juga alinea yang kalimat topiknya terdapat di seluruh alinea itu. Dengan lain perkataan, dalam alinea tersebut tidak ada kalimat khusus yang menjadi kalimat topiknya. Hal ini biasanya dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif atau naratif dan yang menceritakan sebuah proses.

Demikianlah, gaya apapun yang dipakai, semua itu adalah cara untuk menyusun alinea yang mencerminkan adanya kesa- tuan gagasan.

Syarat kedua bagi susunan alinea yang baik ialah adanya kepaduan yang baik. Jadi dalam hal inipun prinsipnya sama seperti apa yang berlaku bagi penyusunan kalimat efektif.

Penyusunan Laporan Penelitian Dalam hal alinea, masalah ke-paduan itu adalah masalah bagai-

mana hubungan antara kalimat-kalimat yang membina alinea tersebut. Hubungan itu harus serasi, mudah diikuti, masuk akal, dan tidak menimbulkan perasaan adanya loncatan-lon- catan pikiran yang membingungkan. Untuk mencapai suatu kepaduan yang baik, biasanya dipakai beberapa cara yaitu penggunaan teknik repetisi, peng-gunaan kata ganti dan kata- kata transisi.

Teknik repetisi merupakan cara yang paling sederhana dan paling baik untuk latihan membuat alinea yang terpadu. Kata kunci dalam suatu kalimat diulangi dan ditempatkan da- lam kalimat berikutnya, sehingga hubungan antara kalimat yang satu dengan yang lain menjadi jelas dan lancar. Sebagai contoh misalnya:

“Sebuah alinea mengandung gagasan pokok yang berwujud kalimat topik, dan gagasan-gagasan bagian yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat lainnya. Gagasan-gagasan bagian itu merupakan perincian atau penunjang gagasan pokok. Mem- perinci gagasan pokok ke dalam gagasan-gagasan bagian dan menyusun ke dalam suatu urutan yang teratur, itulah yang dimaksud dengan pengembangan alinea. Pengembangan alinea merupakan syarat ketiga yang harus dipenuhi bagi penyu- sunan alinea yang baik.”

Dengan cara repetisi maka akan tampak kaitan yang lang- sung dari satu kalimat dengan kalimat yang lain. Tetapi, kalau semua alinea bergaya demikian, tentu akan terasa “monotoon” dan membosankan. Apalagi jikalau kata kunci yang diulang itu berupa kata benda atau nama orang. Karena itu maka perlu adanya variasi dengan cara menggunakan kata ganti, kalau kata kuncinya nama orang.

Metodologi Studi Agraria Selanjutnya, karena ada kalimat-kalimat yang hubungan-

nya memang sulit dirumuskan, maka perlu ada bantuan kata- kata atau frasa-frasa transisi sebagai alat penghubung. Namun sebaiknya penggunaan kata-kata transisi itu hanya dilakukan kalau sungguh-sungguh diperlukan. Kata-kata transisi itu ada bermacam-macam, misalnya: selanjutnya, lalu, kemudian, da- lam pada itu, walaupun, sebaliknya, karena itu, jadi, akibatnya, supaya, dan lain sebagainya.

Syarat ketiga bagi penyusunan alinea yang baik adalah pengembangan alinea. Dalam kalimat contoh yang tersebut di atas sebenarnya telah tersirat pengertian, apa yang dimaksud dengan pengembangan alinea. Ide atau gagasan pokok hanya menjadi jelas kalau di- perinci dengan cermat. Karena itu mengembangkan sebuah alinea pada hakikatnya meliputi dua masalah, yaitu masalah kemampuan memperinci secara maksimal ide utama ke dalam gagasan-gagasan bagian, dan kemampuan menyusun bagian- bagian itu ke dalam urutan yang teratur. Metode pengem- bangan alinea itu ada bermacam-macam, dan memerlukan uraian yang sangat luas. Karena itu, dalam petunjuk ini hal itu tidak akan dibahas lebih lanjut. Cukup kalau disebutkan bebe- rapa istilahnya saja sebagai contoh. Misalnya, metode-metode klimaks-anti klimaks, analogi, klasifikasi, dan sebagainya. Sebenarnya, kita telah sering mempergunakan metode-meto-

de tersebut walaupun secara tidak sadar. Demikianlah, pada dasarnya sebuah alinea itu terdiri dari rangkaian kalimat-kalimat. Tetapi seringkali juga dijumpai ada- nya alinea yang terdiri dari hanya satu kalimat. Mengapa demi-

Penyusunan Laporan Penelitian kian, ada beberapa sebab.

(a) Si penulis kurang-memahami apa sebenarnya hakikat alinea; (b) Si penulis memang sengaja berbuat demikian karena maksudnya sekedar mengemukakan sebuah gagasan “kecil”, bukan untuk dikembangkan; atau pengembangan- nya terdapat pada alinea-alinea berikutnya;

(c) Si penulis bermaksud bahwa satu kalimat itu berfungsi se- bagai penghubung antara dua alinea, atau sebagai pengan- tar dari sesuatu alinea.

Dalam lingkungan akademik agaknya telah menjadi kon- vensi bahwa pembuatan alinea dengan hanya terdiri dari satu kalimat sebaiknya dihindarkan. Setidak-tidaknya harus dikem- bangkan menjadi dua kalimat.

Dengan demikian berarti bahwa penyusunan sebuah alinea yang baik harus memenuhi tiga syarat yang telah diuraikan di depan, yaitu kesatuan, kepaduan, dan pengembangan.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

AN ANALYSIS OF DESCRIPTIVE TEXT WRITING COMPOSED BY THE HIGH AND THE LOW ACHIEVERS OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMPN SUKORAMBI JEMBER

11 83 16

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76