BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam
lingkungan bermasyarakat. Dalam menjalin sebuah komunikasi, manusia menggunakan bahasa untuk mengemukakan atau menyampaikan maksud, ide, dan
informasi kepada orang lain. Seperti yang dikatakan Ridwan Ridwan,1998 :1 ,
“Penggunaan bahasa dalam kegiatan berinteraksi sangat penting untuk menjalin sebuah komunikasi. Karena bahasa adalah isyarat-isyarat vokalik yang arbitrer yang
digunakan oleh masyarakat kelompok sosial yang bermanfaat bagi kerja sama, saling memahami, keperluan komunikasi serta mengidentifikasikan pribadi,
sekelompok manusia dan keperluannya masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat”.
Seiring dengan arus globalisasi, banyak bahasa dari negara lain yang diminati oleh masyarakat Indonesia, misalnya bahasa Inggris, Jepang, Korea, Arab, Jerman
dan lain-lain. Dewasa ini bahasa asing yang marak dipelajari ialah bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin dipakai sebagai salah satu bahasa pengantar dalam Perserikatan
Bangsa-BangsaPBB. Selain itu, bahasa Mandarin juga digunakan sebagai bahasa pengantar pada perusahaan-perusahaan Cina yang ada diluar negara Cina.
Universitas Sumatera Utara
Jika bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Mandarin tentu dijumpai persamaan dan perbedaannya, misalnya dari rumpun bahasa, pelafalan atau
pengucapan, huruf, jenis kata, kalimat, tata bahasa dan lain-lain. Bahasa Mandarin adalah bagian dari rumpun Sino-tibet, yaitu rumpun bahasa
yang dipakai oleh masyarakat di Asia Timur seperti Jepang, Korea dan Hongkong. Sedangkan bahasa Indonesia merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia
yaitu bahasa yang digunakan oleh masyarakat di Nusantara dan konon berakar dari bahasa Melayu. Selain itu, huruf dari kedua bahasa juga berbeda. Huruf dalam
bahasa Mandarin disebut dengan han zi
汉
, sedangkan bahasa Indonesia menggunakan huruf latin.
Dalam hal linguistik ilmu bahasa bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin sama-sama mengkaji mengenai fonologi, morfem, kata, gabungan kata, kalimat, serta
tata bahasa dari kedua bahasa tersebut. Menurut arti dan tata bahasanya, kata dalam bahasa Mandarin bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu kata konkritshi ci dan kata
abstrakxu ci. Kata konkritshi ci adalah kata yang mempunyai arti yang konkrit, yang dapat berdiri sendiri menjadi bagian dari kalimat, sedangkan kata abstrakxu ci adalah
kata yang tidak dapat berdiri sendiri menjadi bagian dari kalimat. Dalam penyampaian informasi baik kalimat langsung ataupun tak langsung,
kalimat mengandung unsur-unsur seperti subjek, objek dan predikat. Subjek adalah kata benda misalnya nama orang atau benda. Nama orang atau benda yang dipakai
Universitas Sumatera Utara
tergantung pada konteks kalimat yang dipakai. Nama orang atau benda dapat digantikan dengan kata lain yang disebut dengan kata ganti. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari adanya pengulangan kata. Kata ganti ialah kata-kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan dan
kata keterangan Suparto,2003:147. Kata ganti adalah bagian dari kajian linguistik bidang morfologi. Morfologi
ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk-beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap kelas kata
dan arti kata. Morfologi mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal Putrayasa,2008:3.
Di dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin, kata ganti ialah kata yang mengacu pada kata benda. Kata ganti dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin
terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1.Kata ganti orang ialah kata yang mengacu pada orang atau benda, tapi tidak
menyebutkan namanya. 2. Kata ganti penunjuk ialah kata yang menunjuk orang atau benda.
3.Kata ganti tanya adalah kata yang diletakkan di posisi subjek atau objek, menyatakan hal yang ditanyakan, membentuk kalimat tanya.
Universitas Sumatera Utara
Kata ganti orang dalam bahasa Indonesia dapat berbentuk jamak ataupun tunggal. Kata ganti orang dalam bahasa Indonesia menurut Hasan Alwi dalam
bukunya yang berjudul “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia” edisi ketiga tahun 2003 adalah sebagai berikut :
Tunggal Jamak Orang pertama
Sayaaku kamikita Orang kedua
Kamuanda engkau kalian Orang ketiga
Dia ia mereka Kata ganti orang didalam bahasa Indonesia baik kata ganti orang pertama,
kedua dan ketiga memiliki variasi bentuk lain. Kata ganti ‘aku’ mempunyai variasi bentuk, yakni –ku dan ku-. Bentuk klitika –ku dipakai antara lain, dalam konstruksi
pemilikan dan dalam tulisan dilekatkan pada kata yang ada didepannya, misalnya : kawan — kawanku,
Sepeda — sepedaku Bentuk terikat ku- berbeda pemakaiannya dengan –ku. Pertama-tama, ku-
diletakkan pada kata yang terletak di belakangnya. Kedua, kata yang terletak di belakang ku- adalah verba kata kerja. Contoh:
Kirim — kukirim
Universitas Sumatera Utara
Pakai — kupakai Tahu — kutahu
Kata ganti kamu mempunyai bentuk –mu, contoh : Kerbau — kerbaumu
Rambut — rambutmu Kata ganti ‘dia’ atau ‘ia’ mempunyai bentuk lain yaitu –nya, contoh:
Buku — bukunya Kursi — kursinya
Dalam bahasa Mandarin, kata ganti orang juga memiliki bentuk tunggal dan bentuk jamak yaitu :
Tunggal Jamak
orang pertama wo, zan, zi ji, zi ge er, an,
women, zanmen, anmen ben
ren orang kedua
ni,nin, nimen
orang ketiga ta, ta,
tamen,renjia, bieren, pangren, ta ren
Universitas Sumatera Utara
Di dalam bahasa Mandarin juga terdapat bentuk fu shu
复 数
, yaitu penambahan aksara lain untuk mengubah bentuk tunggal ke dalam bentuk jamak.
Aksara yang di tambahkan pada aksara kata ganti ialah men
们
. Jadi dalam bahasa Mandarin untuk menyatakan bentuk jamak terdapat dua buah aksara untuk
menyatakan satu bentuk kata ganti orang, misalnya: Kamu ni
你
+ men
们
– nimen
你们
kalian Saya wo
+ men
们
– women
们
kami Dia ta
他 + men
们
– tamen 他们
mereka Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak dijumpai penambahan huruf atau
afiks lain untuk mengubah suatu bentuk tunggal kata ganti orang ke dalam bentuk jamak.
Beranjak dari perbedaan-perbedaan dari bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin, perlu diadakan penelitian kearah suatu perbandingan kontrastif yang
diharapkan hasilnya dapat melengkapi atau menambah refrensi yang berkaitan dengan masalah morfologi bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin khususnya dalam
bidang kata ganti orang pronomina persona. Dan tidak menutup kemungkinan bisa dijadikan acuan bagi mahasiswa yang mempelajari bahasa Mandarin dan bahasa
Indonesia. Oleh karena itu penulis mengangkat topik penelitian yaitu “Analisis Kontrastif Kata Ganti Orang Dalam Bahasa Indonesia Dan Bahasa Mandarin.”
Universitas Sumatera Utara
Analisis kontrastif membandingkan dua bahasa yang tidak serumpun , misalnya mengkontraskan bahasa Mandarin dengan bahasa Indonesia yang bukan
bahasa serumpun. Maka peneliti ingin mengetahui lebih mendalam mengenai kedua bahasa tersebut khususnya pada aspek jenis kata, khususnya kata ganti orang
pronomina persona. Di dalam penelitian ini, penulis akan memakai dua istilah kata yang menjadi
objek penelitian yaitu kata ganti orang dan pronomina persona. Istilah ini dipakai karena menurut hemat peneliti keduanya sudah sangat lazim dipakai di dalam
pengajaran bahasa dan dalam pemakaian sehari-hari.
1.2 Batasan Masalah