PENDAHULUAN DESKRIPSI PROYEK ELABORASI TEMA ANALISA KONSEP PERANCANGAN GAMBAR KERJA ELABORASI TEMA

Bambang Herawan 070406005

I. 7. Sistematika Laporan

BAB I. PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang kasus proyek berupa faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya didirikan Pengembangan Stasiun Kereta Api Medan, maksud dan tujuan, perumusan masalah, pendekatan perancangan, serta lingkup dan batasan proyek

BAB II. DESKRIPSI PROYEK

Berisikan tinjauan umum maupun tinjauan khusus tentang proyek yang akan dilaksanakan seperti beberapa teori yang dapat membantu dalam proses perencanaanperancangan, posisi site, kondisinya, potensi yang ada, ketentuan dan peraturan yang ada, studi banding proyek yang sejenis.

BAB III. ELABORASI TEMA

Berisikan telah teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya, dan interpretasi tema kedalam kasus proyek yang akan direncanakan.

BAB IV. ANALISA

Berisikan tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan dan standar ruang, program ruang dan organisasi ruang yang ada, dan analisis keadaan lingkungan tentang lokasi, kondisi tanah, potensi lahan sebagai kasus proyek, kontrol fisik, sirkulasi dan pencapaian, orientasi dan pemandangan.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Berisikan tentang konsep dasar dan konsep lanjutan tentang tapak, konsep bangunan yang direncanakan, sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.

BAB VI. GAMBAR KERJA

Berisikan gambar – gambar dari hasil rancangan dan rencana Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.1. Deskripsi Umum Proyek

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah: 1. Judul Proyek : Pengembangan Stasiun Kereta Api Medan 2. Tema Proyek : Arsitektur High Tech 3. Lokasi Proyek : Jalan Jawa, Kecamatan Medan Perjuangan Batas Site:  Utara : Kawasan Perdagangan dan Jasa, serta Perkantoran  Selatan : Kawasan Perdagangan dan Jasa, serta Peribadatan  Timur : Kawasan Perdagangan dan Jasa  Barat : Stasiun Kereta Api Besar dan Kawasan Perkantoran 4. Luas Site : 7,9 Ha 5. Status Proyek : Fiktif 6. Pemilik Proyek : PT. Kerata Api Medan Pemerintah Kota Medan

II.2. Lokasi Proyek

Lokasi site berada di kota Medan, provinsi Sumatera Utara. Tepatnya di Kawasan Pusat Kota Medan KPKM. lihat pada Gambar 2.1-2.4. Gambar 2.1 Peta Kota Medan Gambar 2.2 Peta Sub Kawasan, Kawasan Pusat Kota Medan Sumber: Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum 2008 , Dokumen 04 Data-data Pendukung Desain Tata Ruang Kawasan Pusat Kota Medan Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005

II.3. Terminologi Judul

Sumber: Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum 2008 , Dokumen 04 Data-data Pendukung Desain Tata Ruang Kawasan Pusat Kota Medan Gambar 2.3 Peta Tata Guna Lahan, Kawasan Pusat Kota Medan Gambar 2.4 Lokasi Site U Lokasi berada di pusat kota dan termasuk dalam WPP C Wilayah pembangunan untuk permukiman, perdagangan, dan rekreasi Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005

II.2.1 Terminologi Judul

Pengertian tentang terminologi dari judul proyek Pengembangan Stasiun Kereta Api Medan.  Pengembangan : Pembangunan Kembali Peremajaan Menyeluruh = Redevelopment Upaya penataan kembali suatu bangunan dengan terlebih dahulu melakukan pembongkaran sebagian atau seluruh bangunan yang tidak dapat dipertahankan lagi.  Stasiun : Tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan mengurus bagasinya.  Kereta Api : Moda pengangkutan umum dengan menggunakan pelayanan rel yang melayani perpindahan dari pusat kota dengan daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya.  Medan : Ibukota propinsi Sumatera Utara Jadi Pengembangan Stasiun Kereta Api Medan dapat diartikan sebagai pusat transportasi pada kawasan kota yang menunjang berbagai kegiatan pada daerah tersebut. Adapun fasilitas yang terdapat didalam bangunan ini adalah stasiun kereta api, dan Halte.

II.3. Sejarah Kereta Api Indonesia

Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij NV. NISM yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung 26 Km dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta 110 Km, akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 II.3.1. Tinjauan Umum Mengenai Stasiun Kereta Api II.3.1.1 Pengertian Stasiun Kereta Api 1 Kereta Api Commuter Rail Commuter rail atau kereta api berskala regional adalah moda pengangkutan umum dengan menggunakan pelayanan rel yang melayani perpindahan dari pusat kota dengan daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya. Seperti namanya kereta ini dipergunakan untuk mengangkut para penglaju atau commuter dari daerah-daerah tersebut setiap harinya. Kereta ini beroperasi dengan jadwal yang sudah ditentukan, dengan laju rata-rata mulai dari 50 sampai 200 kmjam 35 – 125 mph. Perkembangan kereta api jenis ini tengah populer saat ini, seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan pemakaian bahan bakar, dan isu-isu permasalahan lingkungan lainnya, serta meningkatnya angka kepemilikan mobil yang akhirnya meningkatkan kebutuhkan area parkir. Dibandingkan dengan rapid transit subway , kereta ini memiliki frekuensi yang lebih rendah, lebih kepada mengikuti jadwal dari pada interval. Kereta ini melayani area yang lebih berkepadatan rendah, dan sering berbagi jalur dengan kereta antarkota atau kereta barang. Terkadang dalam kondisi tertentu beberapa kereta melayani saat jam-jam sibuk. Kereta ini memiliki gerbong dengan satu level dan dua level , dan ditujukan agar semua penumpang mendapatkan tempat duduk. Biasanya kereta ini memiliki jangkauan antara 15 sampai 200 km 10 sampai 125 mil 1 . Dari tabel 2.1 dibawah ini dapat dilihat spesifikasi fisik commuter rail. Tabel 2.1 Karakteristik F isik Commuter Rail Infrastruktur Ukuran Panjang kereta 20 sampai 26 meter Lebar kereta 3,05 sampai 3,2 meter Tinggi kereta single-level 4 meter Tinggi kereta double-level 5 meter Jumlah penumpang s ingle-level Lebih dari 128 kursi Jumlah penumpang double-level Lebih dari 175 kursi Kapasitas berdiri 360 orang Jumlah gerbong dalam kereta 1 sampai 12 gerbong Laju kecepatan maksimal 80 mph 130 kmjam Kecepatan rata-rata 18-50 mph 30-75 kmjam 1 Diunduh pada 28 Januari 2011 dari World Wide Website http.wikipedia.orgwikiCommuter_rail Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Maksimum kurva rel :  Jalur utama  Jalur stasiun Radius 174 meter Radius 91 meter Maksimum Kenaikan Rel :  Jalur utama  Jalur utama tergabung  Jalur dengan kebutuhan maksimal Kenaikan 3 Kenaikan 1 Kenaikan 2 Jarak senggang sepur 1,435 meter Minimum lebar selubung 4 sampai 4,75 meter Minimum tinggi selubung 5,4 meter Minimum tinggi selubung kereta barang 6,7 sampai Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: 1. Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan 2. Berpenggerak tenaga listrik. Sedangkan berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1. Single level cars , dan 2. Bi-level cars , seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 dibawah ini: Single-Level Cars Bi-LevelCars Gambar 2.5 Single level cars dan Bi-level cars Sumber: Ansaldobreda dari McGraw-Hill 2004 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 2 Stasiun Kereta Api Commuter Rail Station Stasiun merupakan bagian dari perkeretaapian yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa kereta api. Beberapa pengertian mengenai stasiun: a. Stasiun adalah tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan mengurus bagasinya. Di stasiun itu juga diadakan kesempatan untuk mengirim dan menerima barang kiriman, serta kesempatan untuk bersimpangan atau bersusulan dua kereta api atau lebih 2 . b. Stasiun adalah tempat akhir dan awal perjalanan kereta api, bukan merupakan tujuan atau awal perjalanan yang sebenarnya. Dari stasiun masih dibutuhkan moda angkutan lain untuk sampai ke tujuan akhir 3 . Stasiun sendiri menurut Imam Subarkah 1981, memiliki jenisnya masing-masing, dengan rincian sebagai berikut: a. Menurut bentuknya 1. Stasiun siku-siku, letak gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur yang berakhiran di stasiun tersebut. 2. Stasiun paralel, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan stasiun pertemuan. 3. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya di tengah- tengah antara sepur. 2 Subarkah, Imam, 1981 3 Warpani, Suwandjoko, 1990 Gambar 2.6 Stasiun siku-siku. Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Gambar 2.7 Stasiun paralel. Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Gambar 2.8 Stasiun pulau. Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 4. Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan. b. Menurut jangkauan pelayanan 1. Stasiun jarak dekat Commuter Station . 2. Stasiun jarak sedang Medium Distance Station . 3. Stasiun jarak Jauh Long Distance Station . c. Menurut letak 1. Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api mengakhiri perjalanan. 2. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalan terusan. 3. Stasiun pertemuan, stasiun yang menghubungkan tiga jurusan. 4. Stasiun silang, stasiun terdapat pada dua jalur terusan. d. Menurut ukuran 1. Stasiun kecil, disini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua atau tiga rel kereta api. 2. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang dan melayani penumpang jarak jauh. 3. Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya lengkap dengan sistem pengaturan yang sangat kompleks. Gambar 2.9 Stasiun semenanjung. Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Gambar 2.10 Stasiun kecil. Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Gambar 2.11 Stasiun sedang. Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 e. Menurut posisi 1. Ground level station , bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan platform peron diatas tanah. 2. Over track station , letak bangunan stasiunnya diatas platform peron. 3. Under track station, letak bangunan stasiunnya di bawah peron. Gambar 2.12 Stasiun besar. Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Gambar 2.13 Ground Level Station. Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Gambar 2.14 Over Track Station Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Gambar 2.15 Under Track Station Sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Sedangkan menurut PT. Kereta Api, stasiun digolongkan diklasifikasikan dalam beberapa kelas yang diputuskan oleh PT. Kereta Api Indonesia dengan mempertimbangkan nilai bobot stasiun. Penilaian bobot stasiun menggunakan rumus Point Method yang terdiri dari 10 faktor penilaian klasifikasi, yaitu : 1. Jumlah Personel. 2. Jumlah kereta api yang dilayani. 3. Jumlah kereta api yang berhenti. 4. Jumlah kereta api yang dilangsir. 5. Daerah tingkat kedudukan stasiun. 6. UPT lain disekitarnya. 7. Potensi angkutan. 8. Volume penumpang. 9. Volume barang. 10. Pendapatan stasiun. Dengan menggunakan Point Methode di atas, stasiun kereta api dikelompokkan menjadi 4 kelas stasiun, yaitu : 1. Stasiun kelas besar. 2. Stasiun kelas 1. 3. Stasiun kelas 2. 4. Stasiun kelas 3. Perubahan kelas suatu stasiun diputuskan oleh Dirut PT. Kereta Api Indonesia dengan memperhatikan penilaian di atas dan juga memperhatiakan usulan-usulan yang disampaikan oleh pengelola stasiun serta daop wilayah dimana stasiun itu berada. II.3.1.2 Sejarah Kereta Api Kota Medan Pada Tanggal 1 Februari 1858 Pemerintah Hindia Belanda dengan Sultan Siak Sri Inderapura menandatangani sebuah perjanjian politik, dimana intinya Siak masuk menjadi jajahan Belanda. Secara historis akibatnya beberapa distrik Siak seperti Deli, Langkat, Serdang, berada dalam genggaman Belanda. Tanggal 21 Agustus 1862 Belanda masuki Deli melalui sungai Deli. Kemudian tahun 1863 Jacob Neinhuys seorang pengusaha Belanda membuka perkebunan dengan nama Tembakau Deli di daerah Labuhan Deli, Martubung, Sunggal Sungai Beras dan Klumpang. Buruh- buruh didatangkan dari Tiongkok. Perusahaan itu bernama “Deli Mij” berkedudukan di Labuhan Deli. Perusahaan ini sangat berkembang sehingga administrasi dipindahkan ke Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 medan tahun 1974. Akibat perkembangan tersebut Deli Mij mendirikan berbagai fasilitas seperti lapangan esplanade, hotel, rumah sakit, gereja, auditorium umum hingga pada tahun 1883 Deli Mij mendirikan jawatan kereta api bernama Deli Spoorweg Maat Schappij DSM. Dan pada tahun 1885 jalur kereta api Medan – Labuhan Delli diresmikan. Dan kemudian seiring dengan pembukaan lahan-lahan perkebunan baru, maka bertambahlah jalur-jalur ke berbagai daerah mengangkut hasil komoditi perkebunan. Berawal dari karakter angkutan barang kemudian lama-kelamaan dipadukan dengan mengangkat penumpang hingga sekarang.

II.3.1.3 Struktur Organisasi Pengelola Stasiun Kereta Api

Sedangkan secara organisasi PT. Kereta Api Persero sebagai perusahaan BUMN yang diberi tanggung jawab penuh terhadap manajemen perkereta apian di Indonesia, memiliki struktur organisasi perusahaan, seperti yang terihat pada Diagram 2.1 di bawah ini. Diagram 2.1 Struktur Organisasi Pengelolaan Stasiun PT. Kereta Api Persero Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Dari struktur organisasi di atas dapat diperkirakan jumlah personel pengelola stasiun kereta api Medan, yaitu : Tabel 2.2 Jumlah Personel Pengelola No Jabatan Jumlah 1. Kepala Stasiun 1 orang 2. Wakil Kepala Stasiun 1 orang 3. Bendahara 1 orang 4. Wakil Bendahara 1 orang 5. Kepala Kascis 2 orang 6. Staff Loket 14 orang 7. Pimpinan Perjalanan KA 4 orang 8. Kondektur 29 orang 9. Staff Kondektur TU Kondektur 1 orang 10. Pengawas Peron 4 orang 11. Staff Kawat 1 orang 12. Staff Langsir 8 orang 13. Kepala Kantor Kawat 1 orang 14. Staff Teleks - 15. Kepala Administrasi 1 orang 16. Staff Administrasi 2 orang 17. Staff Statistik 1 orang 18. Kepala Polsuska 1 orang 19. Kepala Bagasi 1 orang 20. Staff Polsuska 10 orang 21. Staff Bagasi 3 orang 87 orang Sedangkan pengertian dan fungsi tugas para personel yang terdapat pada stasiun kereta api Medan adalah : a. Kepala Stasiun : orang yang bertanggung jawab atas urusan perjalanan kereta api, berkuasa atas aktivitas kereta api dan penanggung jawab keuangan. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 b. Wakil Kepala Stasiun : bertugas membantu tugas-tugas kepala stasiun, jabatan ini hanya ada pada stasiun besar. c. Bendahara : bertugas mengurusi masalah administrasi keuangan stasiun kereta api. d. Wakil Bendahara : membantu tugas-tugas bendahara. e. Pimpinan Perjalanan Kereta Api PPKA : mengatur operasional perjalanan kereta api. f. Kondektur : orang yang bertugas sebagai pemimpin dalam perjalanan kereta api dan bertanggung jawab penuh. g. Staff Kondektur TU Kondektur : orang yang mengatur jadwal dinas kondektur. h. Pengawas Peron : pembantu PPKA mengawasi segala kegiatan peron dan mengawasi emplasement. i. Emplasement : ruangan lapangan halaman tempat lintas keluar-masuknya kereta api untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. j. Staff Langsir : juru langsir yang menyusun dan melepaskan satu ruangan kereta api atau memuntahkan materil dari satu spoor ke spoor lainnya. k. Kepala Kantor Kawat : kepala urusan telegram berita. l. Administrasi : mengurus surat menyurat kepala stasiun. m. Statistik : staff kepala stasiun besar dalam urusan pendataan berbagai hal secara statistik. n. Bagasi : staff kepala stasiun besar urusan kiriman barang bagasi dari dan keatas kereta api.

II.3.1.4 Jaringan Eksisting Kereta Api Medan

Gambar 2.16 Peta Jaringan jalan Rel Sumatera Sumber : PT. Kereta Api persero,2005 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Sumber: Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum 2008, Dokumen 04 Data-data Pendukung Desain Tata Ruang Kawasan Pusat Kota Medan Jenis Rel Panjang km Koridor R42 187 Rantauprapat – Kisaran – Tebing Tinggi R33 101 Tebing Tinggi – Medan – Belawan R25 248 Medan – Binjai Tanjung Pura-Pangkalan Susu Binjai – Kuala Medan – Batu Medan – Pancur Batu Lubuk Pakam – Pertumbukan Tebing Tinggi – Siantar Kisaran – Tanjung Balai Total 536 Jumlah Stasiun :  Besar : 10 Stasiun  Kecil : 43 Stasiun R42 R33 R25 Gambar 2.17 Jaringan Rel di Propinsi Sumatera Utara Sumber : Hasil Studi Kelayakan Kereta Api Komuter Medan dan sekitarnya,PT. Kereta Api persero Tahun 2005. Gambar 2.18 Peta Sistem Transportasi Eksisting Kawasan Pusat Kota Medan Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005

II.3.1.5 Aktivitas di Stasiun Kereta Api Medan

Aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam stasiun kereta api Medan adalah : a. Penumpang, melakukan aktivitas berangkat dan datang. b. Pengantar Penjemput, mengantar menjemput sanak saudara yang berangkat datang. c. Barang bagasi, mengirim dan menjemput barang kiriman. d. Pemberi jasa.

II.3.1.6 Hal-hal yang dapat dipelajari

o Menurut jangkauan pelayanannya merupakan stasiun jarak sedang. o Menurut letaknya merupakan stasiun antara. o Menurut ukurannya merupakan satsiun sedang. o Merupakan stasiun dengan jalur fly over. o Jumlah personel pengelola adalah 87 orang. lihat tabel 2.2

II.4 Studi Banding Proyek Sejenis

Berikut beberapa studi banding bangunan dengan fungsi sejenis. proyek-proyek sejenis ini dapat diambil sebagai bahan pembelajaran, baik itu typologi maupun penerapan konsep- konsep arsitekturnya. Studi banding tersebut antara lain: 1 Kashiwanoha-Campus Station Terletak di kashiwashi, Jepang. Stasiun ini dirancang dengan sentuhan modern futuristik, dengan garis-garis horizontal yang mendominasi tampaknya lihat Gambar 2.19. Dan berikut ini rincianya: Gambar 2.19 Kashiwanoha-Campus Station Sumber: FUTURARC,November 2007 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Data Proyek : Nama Proyek : Kashiwanoha-Campus Station Lokasi : Kashiwa-shi, Japan Status : Selesai, 2005 Site area : 1.953 m 2 Luas lantai Gross floor area : 3.748 m 2 Ketinggian bangunan : 16,45 m Klien Pemilik : Japan Railwa y Construction, Transport and Technology Agency Architecture Firm : Makoto Sei Watanabe Archite cts‟ Office Principal Architects : Makoto Sei Watanabe Main Contractor : Kajima Corporation Foto : Makoto Sei Watanabe Architects‟ Office Fasade Kaswhiwanoha-campus station yang horizontal dan berlipat di sepanjang jalur kereta komuter Tsukuba Express Tokyo menggambarkan interaksi pemodelan dengan komputer dan design arsitektural. Selimut bangunan stasiun ini memiliki penampilan seperti kain yang terlipat secara horozontal yang diiris dengan bukaan panjang dan sejajar dengan lipatan bangunan. Arsitek Makoto Sei Watanabe memasukann kesan “mengalir” ke dalam fasade bangunan dan menggabungkan sketsa yang ia buat sendiri dan algoritma komputer menjadi pola fasade tersebut. Ia membuat beberapa sketsa dan memasukkannya ke dalam program komputer yang kemudian menggambarkan maksud perancang dan menghasilkan gambar tambahan. Ia mengulangi proses tersebut sampai ia puas dengan hasilnya – sebuah fasade yang menggambarkan aliran yang berlapis dan bergelora secara bersamaan. Penggabungan alam dan ilmu pengetahuan ke dalam konsep design sesuai dengan lokasi stasiun ini karena stasiun ini melayani dua universitas yang terkenal dengan riset ilmu pengetahuan alam nya. Fasade sebelah barat stasiun ini terbuat dari panel gla ss-fibre reinforced concrete GRC satu panel GRC berukuran1,8 meter kali 5 meter; fasade sebelah barat membutuhkan 182 panel sedangkan fasade sebelah timur ditutupi oleh extrusion-moulded cement panel panel semen cetak, lihat pada Gambar 2.20. Untuk meminimalkan kebutuhan perawatan, kedua Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 fasade ini dilapis dengan lapisan yang dapat membersihkan sendiri. Panel-panel tersebut, yang melekat pada pilar-pilar, berfungsi sebagai dinding luar dan dalam. Gambar 2.20 Dinding Kashiwanoha-Campus Station Sumber: FUTURARC,November 2007 Selimut bangunan stasiun ini adalah sebuah kesatuan yang terpisah dari struktur pendukung teknis nya – struktur utama peron stasiun dibangun di atas pendukung yang dinaikkan, baru kemudian ditutupi fasade. Hal ini membuat bentuk arsitektural bangunan ini bebas dari elemen teknis sehingga menjaga integrasi struktur peron nya dan mengurangi waktu dan biaya konstruksi serta memungkinkan adanya fleksibilitas design yang lebih banyak. Lihat pada Gambar 2.21. Eksterior dan aula stasiun ini berwarna putih untuk menggambarkan kesederhanaan dan ketenangan. stasiun yang berwarna merah dan biru ini merepresentasikan keamanan dan energi. Penanda pada stasiun dirancang dengan warna latar biru untuk keberangkatan dan warna latar kuning untuk ketibaan. Gambar 2.21 Interior Kashiwanoha-Campus Station Sumber: FUTURARC,November 2007 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Hukum di Jepang mewajibkan operator kereta api untuk memastikan bahwa jalur kereta api memperhatikan pengembangan jalan, taman, rumah dan fasilitas urban lainnya pada saat yang bersamaan. Oleh karena itu, pemerintah kota Kashiwa, penduduk lokal, arsitek dan pengembang bertemu berulang kali untuk membuat sebuah solusi yang sesuai dengan kebutuhan semua orang. Kesimpulannya adalah bahwa kota itu sendiri harus beroperasi seperti sebuah kampus universitas. Pada lingkungan ini, stasiun ini bukan hanya sebuah fasilitas transportasi tetapi sebuah ruang komunitas dengan café , galeri, dan fasilitas publik lainnya. Kesimpulan: Penggabungan metode perancangan arsitektur dengan komputerisasi dan sketsa menghasilkan rancangan yang sangat detail dan unik. Fasade bangunan yang memiliki kesan “mengalir” membuat bangunan ini menjadi salah satu ciri khas bangunan ini. Pemakaian material dan struktur selimut bangunan yang berbeda dengan struktur bangunan utama memudahkan dalam pembangunan dan maintenance . Walaupun fungsi utama stasiun ini melayani area kampus, pengaturan dan pengembangannya merupakan hasil kerja sama dari penduduk sekitarnya. 2 Wuhan Train Station Wuhan Train Station merupakan sebuah stasiun yang berada di wilayah selatan china dan baru selesai pengerjaannya saat ini lihat Gambar 2.22. Berikut rincianya: Nama Proyek : Wuhan Train Station Lokasi : Wuhan, Hubei, China Status : Selesai, September 2008 Site area : 30 hektar Luas lantai Gross floor area : 355.000 m 2 Ketinggian bangunan : 58,5 m Klien Pemilik : Wuhan-Guangzhou Passenger Special Line Co., Ltd Architecture Firm : The Fourth Survey Design Institute of China Railways, AREP Principal Architects : Sheng Hui, Liu Yunqiang Main Contractor : China State Construction and Engineering Corp., China Railways 17 th Bureau Group Co., Ltd Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Mechanical Electrical Engineers : Hu Shiqiang, Qin Ling Civil Structural Engineer : Tao Yong, Shi Di Interior Designers : Zhang Yie, Gu Jianying, Ji Mian Foto : The Fourth Survey Design Institute of China Railways Gambar 2.22 Wuhan Train Station Entrance Sumber: FUTURARC,November 2007 Rancangan stasiun kereta api Wuhan mengikutsertakan budaya dan sejarah lokal serta mempertimbangkan kondisi iklim lokal, hal tersebut merepresentasikan trend di Cina yang melihat melihat lingkungan sekitarnya sebagai inspirasi untuk arsitektur bangunan publik yang berskala besar. Terletak pada lahan hijau, stasiun ini dikelilingi oleh desa-desa, kolam-kolam ikan dan beberapa pabrik. Dengan sungai Yang Chun dan Sungai Timur pada bagian utara dan selatan, keseluruhan lahan akan menjadi batu permata bagi pembangunan sebuah kota baru di Wuhan, stasiun ini berfungsi sebagai pusat transportasi dan pusat perhatian. Stasiun ini terletak dimana sumbu pembangunan Wuhan dan jalur kereta api menyatu, menghadap ke kota pada sebelah barat dan jalur ekspres pada sebelah timur. Dalam menghubungkan dua danau yang ada, stasiun ini mengintegrasi pemandangan danau dan penghijauan pada keseluruhan denahnya. Keterhubungan dengan transportasi merupakan fokus stasiun bagian timur : sebuah plaza akan dibangun untuk menciptakan sebuah zona buffer antara stasiun dan jalur ekspres dan taman industri pada bagian lainnya. Lihat pada Gambar 2.23 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Gambar 2.23 Site plan dan floor plan Sumber: FUTURARC,November 2007 Dengan mengambil ide rancangan dari sejarah dan budaya Wuhan, atap berbentang lebar yang merupakan fitur visual yang paling kuat pada struktur yang besar ini memiliki banyak arti. Pertama, atap ini menggambarkan seekor bangau kuning : sebuah referensi untuk Yellow Crane Tower menara bangau kuning, salah satu landmark Wuhan yang paling penting dan merupakan salah satu legenda lokal Wuhan serta sebuah puisi yang terkenal pada zaman dinasti Tang. Dari kejauhan, rancangan atap yang masif ini dirancang tampak seperti seekor burung yang membentangkan sayapnya, dengan atap transparan dan arch raksasa yang menyimbolkan bulu-bulu burung. Pada siang hari, cahaya matahari masuk ke bagian dalam bangunan melalui ruang-ruang antara arch, sedangkan pada malam hari bangunan ini bersinar seperti lampion kertas. Bentuk atap yang bergelombang ini juga merepresentasikan tujuan Wuhan sebagai ibukota dari “provinsi dengan seribu danau”. Terakhir, siluet atap bangunan ini mengingatkan kita pada struktur sebuah pagoda. Atap bangunan ini terdiri dari arch utama dengan ukuran lebar 116 meter, dan tinggi 49 meter serta empat arch sekunder pada kedua sisi-nya. Kubah lobi utama dan kanopi atap peron terbuat dari piringan polycarbonate dan tabung-tabung perforated aluminium . Tabung- tabung tersebut menyediakan peneduh cahaya matahari, pada saat yang sama lubang-lubang yang ada pada tabung tersebut juga mendifusikan cahaya alami ke lobi utama, ruang-ruang tunggu, peron-peron, dan lantai dasar. Piringan-piringan poycarbonate memberikan penambahan jumlah peneduh ketika sinar sinar matahari bergerak dari bagian sayap bangunan ke arch utama yang menciptakan sebuah permainan cahaya dan bayangan sambil membatasi panas yang didapatkan ruang dalam bangunan. Keseluruhan a rch bangunan ini menghalangi sinar matahari ke dinding pada bagian utara dan selatan stasiun. Lihat pada Gambar 2.24. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Gambar 2.24 Central Lobby Sumber: FUTURARC,November 2007 Ventilasi pasif disediakan untuk kepentingan mekanis untuk menyediakan udara segar yang banyak pada bangunan ini. Sistem pengkondisian udara menyediakan udara segar ke bagian bangunan yang lebih rendah, dimana kerumunan berkumpul; kereta api yang bergerak melalui stasiun membantu untuk menyediakan pergerakan udara. Udara yang lebih hangat dan tercemar yang dihasilkan oleh lokomotif bertenaga diesel naik ke bagian atas bangunan untuk dibuang melalui sistem ventilasi. Stasiun Wuhan menginovasi sirkulasi penumpang dengan menggabungkan sistam “ waiting and boarding” tunggu dan berangkat yang tradisional dengan sistem transit “ pass-through ”. Ketika memasuki lobi utama, penumpang dapat memilih untuk menunggu di ruang tunggu atau pergi langsung ke “ green express line ” jalur ekspres hijau yang langsung menuju peron. Untuk meningkatkan hubungan dengan daerah Wuhan lainnya, stasiun dan jalur kereta api dinaikkan. Ruang di bawahnya digunakan untuk parkir kendaraan publik dan menyediakan akses ke stasiun kereta api bawah tanah, taxi, bus kota dan bus jarak jauh tanpa meninggalkan stasiun. Kantor, penginapan dan fasilitas-fasilitas hiburan akan dibangun di sekitar stasiun kereta untuk menguatkan posisi bangunan ini sebagai pusat dari pembangunan kota baru Wuhan. Kesimpulan: Pembangunan sebuah proyek yang berada di pusat pengembangan kota, menghadirkan berbagai makna terhadap pengaplikasian desain arsitekturnya, menanggapi kondisi site yang diapit danau dan persawahan. Menanggapi budaya dan kearifan lokal sehingga tidak menghadirkan bangunan „alien‟ yang nyentrik. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Selain itu bangunan ini memanfaatkan struktur atap bentang lebarnya sebagai pembentuk bayangan dan ventilasi alami. 3 Lyon-Satolas TGV Station, Perancis Lyon-Satolas station merupakan stasiun kereta super cepat TGV Train a Grande Vitesse sekaligus bandara internasional di kota Lyon, Perancis Gambar 2.25. Salah satu karya arsitek kenamaan Santiago Calatrava, dengan luasan 495 x 60 m 2 . Gambar 2.25 TGV Station Sumber: Dari world wide web http.arcspace.com Calatarava terinspirasi oleh sebuah model seperti burung, dengan kaca-kacanya yang menyerupai sayap burung dan baja, di hall utamanya penuh muatan ekspresi gaya-gaya tarik, dan tekan. Namun bentuk ini ditentang oleh ahli yang berpendapat perluanya ekonomisasi unsur struktur. Walaupun demikian kekuatan ekspresi kekuatan ekspresi Lyon membuat fasilitas ini menjadi atraksi pariwisata tersendiri. Calatarava memiliki karakter tersendiri menegenai desain yang ia buat, kemampuannya menyatukan seni mematung dengan prinsip-prinsip struktur fisika bangunan, membuat bangunan yang didesainnya memiliki karakter yang kuat, sehingga memiliki ekspresi tersendiri bagi orang yang melihat dan menggunakannya. Gambar 2.26 F asade seperti sayap burung Sumber: Dari world wide web http.arcspace.com Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Kedalaman lipatan yang mirip kepak sayap lihat Gambar 2.26 memperkokoh kehadiran empat busur pendukung yang terlihat amat ringan. Busur-busur itu mencembung tepat di pangkal “pinggang” beton tunggal lihat Gambar 2.27-2.28, yang membentangi bantalan jalur KA di bawahnya. Sementara itu, rusuk-rusuk baja memperkuat dinding-dinding jendela yang dibuat vertical berukuran raksasa. Gambar 2.27 Interior dengan pencahayaan alami Sumber: Dari world wide web http.arcspace.com Gambar 2.28 Akses dan interior Sumber: Dari world wide web http.arcspace.com Arus sirkulasi pada bangunan ini sangat sederhana. Dari peron kedatangan kereta api, penumpang bergerak naik ke hall utama. Di sini kita bebas memilih keluar menuju tempat parker atau naik ke lantai mezanin dan berjalan menuju terminal bandara. Memasuki hall utama akan terlihat mezanin yang menghubungkan stasiun dengan bandara. Kesan kombinasi unsur yang berkesan ringan dan mengalir pada atap lengkung dilapisi beton tuang di tempat yang membentangi level jalur tiga trave . Dari hall utama penumpang bergerak tepat di bawah titik pusat atap lengkung lipat untuk mencapai escalator menuju peron. Pergantian dari beton pada bagian bawah ke baja pada bagian atas merupakan hal yang sangat kompleks hingga pas satu dengan yang lain. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Peran arsitektur yang logis dan lugas sangat tercermin dalam karaya Calatrava ini. Arsitektur yang dimengertinya bukan merupakan sekadar estetika tinggi, namun logika yang melekat pada tektonis konstruksinya, serta material yang mewujudkannya. Sikap arsitektur seperti ini sama tuanya dengan usia pyramid di Mesir; selalu memiliki prinsip dasar The Art of Building . Tetapi dalam menginterpretasikannya Calatrava bekerja dengan beton, baja dan kaca, namun seperti kata orang Mesir, kita tidak mempunyai komponen-komponen itu dan membiarkan cahaya menyinarinya. Dalam mendesain stasiun-bandara ini, Calatrava mempercayai pemahaman berarsitektur yang serupa dengan Frank Lloyd Wright dan Mies Van de Rohe. Ketepatan dalam menggunakan material dan kekagumannya terhadap teknologi kunci puitisasi pada karyanya. Teknik dan arsitektur yang menyuguhkan The Art of Construction. Lihat pada Gambar 2.29 Gambar 2.29 Logika Tektonika Konstruksi Sumber: Dari world wide web http.arcspace.com . Pendekatan yang dilakukannya merupakan sintesa artistic dan pragmatic, sehingga ia mengibaratkan arsitektur sebagai lukisan atau patung. Transformasi dari sesuatu yang Nampak dangkal dipermukaan menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi. Filosofi ini mendasari upaya memasukkan karya arsitektur kedalam warisan budaya. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Kalau manusia menghargai sebuah lukisan sebagai penyangga dan penerus pesan budaya dari waktu ke waktu, demikian halnya pada staiun-bandara ini. Bahkan jika manusia tidak peduli terhadap lingkungannya, infrastruktur itu kelak mempengaruhi dan membentuk mereka. Kesimpulan: Penerapan desain yang ekspresionis dan fungsional, menjadi karakter bagi bangunan yang diarsiteki oleh Santiago Calatrava. Bentuk-bentuk yang diinspirasi oleh alam, membuat bangunan ini tampil monumental, dan tak hanya bentuk, penggunaan elemen-elemen estetis yang ikut menambahkan keberlanjutan dalam desainnya. Bentukan yang ekpressionis bersatu dengan logika tektonik menciptakan ruang yang monumental. 4 Stasiun KL Sentral, Kuala Lumpur, Malaysia Stasiun Sentral Kuala Lumpur, atau biasa dikenal dengan Kl Sentral adalah stasiun kereta api terbesar di Kuala Lumpur, yang didisain sebagai pusat transportasi. Dibangun untuk dapat mengakomodasi perpindahan antara bus dengan KA. Ditandai sebagai pusat utama basis transportasi bermoda rel Kuala Lumpur, dan juga sebagai titik transisi kereta api antar lintas wilayah yang melayani sepenanjung Malaysia dan Singapura. Gambar 2.30 KL Sentral Station Sumber: Dari world wide web http.lcct.com.my Di dalamnya terdapat retail-retail dan outlet makanan atau food court , didisain untuk dapat mengakomodasi 50 juta penumpang dalam setahun dan akan meningkat 100 juta penumpang di tahun 2020 mendatang. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Gambar 2.31 F loor Plan KL Sentral Station Sumber: Dari world wide web http.lcct.com.my KL Sentral juga melayani Skybus yang melayani penumpang yang akan langsung dari dan menuju bandara Low Cost Carrier Terminal LCCT KLIA. KL Sentral dibangun dengan mengakomodasi enam jaringan rel yang selesai Desember tahun 2000 lalu sedangkan kereta, retail serta food court nya mulai beroperasi pada April 2001. Terbentang diatas lahan seluas 9,5 are, bangunan utamanya memiliki luas 500 ribu m 2 dan spesifikasinya berdasarkan pada proyeksi penumpang di masa mendatang hingga 2020, yang mana Malysia dicita-citakan menjadi Negara yang sepenuhnya berkembang. Bangunan ini juga berusaha menerapkan konsep keberlanjutan dalam desainnya dengan tetap mengupayakan pencahayaan dan penghawaan alami. Karena bangunan ini menaungi ratusan ribu orang setiap harinya, sehingga harus dapat menciptakan kenyamanan tanpa harus menghabiskan energi. KL Sentral dibagi menjadi beberapa seksi dengan pelayanan jalur rel yang berebeda-beda:  Lantai 1 Transit Concourse Hall utama umum yang ditujukan sebagai tempat bagi para penumpang dan calon penumpang yang akan menggunakan KTM Komuter, KLIA Transit dan Kelana Jaya Line yang dikenal juga sebagai kereta ringan cepat LRT. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005  Lantai 2 Transit Concourse yang ditujukan sebagai tempat bagi para penumpang dan calon penumpang yang akan menggunakan layanan kereta antar lintas semenanjung KTM Intercity Train.  KL City Air Terminal KL CAT pada lantai satu yang melayani KLIA Ekspres, jereta berkecepatan tinggi yang langsung menuju Kuala Lumpur International Airport KLIA. Tersembunyi dari jangkauan umum KL Sentral juga memiliki fasilitas sebagai depot perawatan KTM Kereta Tanah Melayu dibagian bawahnya. KL Sentral sudah memfasilitasi kelengkapan stasiunnya dengan menggunakan Touch „n Go Card atau tiket sekali pakai dibeli dan kemudian dikembalikan lagi setelah sampai tujuan. Kesimpulan: KL Sentral dibangun untuk dapat mengakomodasi perpindahan antara bus dengan KA, melayani puluhan ribu orang setiap harinya, namun tetap menghadirkan kenyamanan ditengah cepatnya aktivitas manusia. Tersembunyi dari jangkauan umum KL Sentral juga memiliki fasilitas sebagai depot perawatan KTM Kereta Tanah Melayu dibagian bawahnya. KL Sentral sudah memfasilitasi kelengkapan stasiunnya dengan menggunakan Touch „n Go Card atau tiket sekali pakai dibeli dan kemudian dikembalikan lagi setelah sampai tujuan. 5 Fujian Transportation Hub Fujian Transportation Hub bertujuan untuk menjadi sebuah ruang transportasi yang mudah digunakan, efisen, dapat diakses serta menggunakan metode design sustainable . Secara visual struktur stasiun ini terlihat seperti tiga buah kereta cepat yang berhenti secara bersamaan, yang menyimbolkan transisi dari sebuah keadaan yang dinamis ke statis. Lihat pada Gambar 2.39. Berikut ini data dan rincianya : Nama Proyek : Fujian Transportation Hub Lokasi : Fujian District, Shenzen, China Status : Selesai, Juli 2007 Site area : 26.000 m 2 Luas lantai Gross floor area : 137.000 m 2 Ketinggian bangunan : 27 m Jumlah lantai : 4 di atas tanah dan 1 bawah tanah Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Klien Pemilik : Shenzhen Transportation Bureau Architecture Firm : Shenzhen Municipal Engineering Design Institute Zhanglei Studio Principal Architects : Zhang Lei Arsitek : Cai Xuixing, Chen Huifen Main Contractor : CSCEC-Paul. Y Construction Co., Ltd Civil Structural Engineer : Li Chenjun, Su Jing Gambar 2.32 Fujian Transportation Hub Sumber: FUTURARC,November 2007 Pusat transportasi yang menampung kereta bawah tanah, bus, dan taksi ini terletak di bagian barat kawasan Futian, Shenzhen. Pusat transportasi ini terhubung dengan baik ke jalur ekspres dan jalan-jalan utama. Dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan pada stasiun penumpang yang telah ada, pusat transportasi ini akan memiliki 52 titik keberangkatan bus jarak jauh dan 500 buah tempat parkir. Lalu lintas yang diantisipasi pusat transportasi ini adalah 10.000 penumpang kereta bawah tanah per jam dan 4600 bus kota serta 2000 bus jarak jauh setiap harinya. Dalam mengembangkan proyek ini, tim design berhadapan dengan beberapa tantangan yang berhubungan dengan lingkungan. Sebelumnya, cagar alam Hongshulin menempati area sebelah selatan pusat transportasi ini; cagar alam ini hilang karena pembangunan urban. Akantetapi nama stasiun bawah tanah – Zhuzilin , atau hutan bambu – memberikan gambaran taman alami kepada penduduk lokal. Perancang telah bekerja untuk memperbaharui lingkungan ekologis dengan membatasi ketinggian bangunan menjadi 24 meter dan menggunakan bambu untuk lansekap. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Gambar 2.33 Site Plan dan F loor Plan Level 1 Sumber: FUTURARC,November 2007 Dengan sebuah jejak kaki yang berbentuk permata, pusat transportasi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Ruang tunggu yang terletak di ujung selatan; ruang transfer dan kantor yang terletak di ujung utara; serta area transisi yang terletak diantaranya. Karena Shenzhen memiliki sinar matahari dan curah hujan yang banyak, fasade utama bangunan ini menggunakan kaca besar yang beremisi rendah untuk memaksimalkan pencahayaan alami serta mengurangi panas yang didapatkan. Ruang tunggu dibuat terbuka untuk penghawaan alami. Sebuah teras dengan panjang 200 meter dan lebar 15 meter pada area transisi memberikan udara ke ruang peron dan mengeluarkan udara kotor dari stasiun. Gambar 2.34 Interior F ujian Transportation Hub Sumber: FUTURARC,November 2007 Fasade ruang tunggu terbuat dari beton tak bertulang dengan finishing self-cleaning urethane coating ; fasade ruang transfer merupakan sebuah kombinasi kaca beremisi rendah dan Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 polyvinylidene PVDF dan solar panel; fasade bagian timur dan barat memiliki panel perforated untuk menimbulkan kesan elegan dan menyaring sinar langsung matahari. Solar panel pada fasade akan memberikan daya pada lampu LED untuk penerangan malam hari. Pelindung sinar matahari secara otomatis akan bereaksi terhadap jalur matahari untuk mengurangi panas yang diterima. Metode dan teknologi design sustainable lainnya yang digunakan adalah jendela aluminium yang terinsulasi, pelindung matahari internal pada bagian atas ruang tunggu, lansekap pada atap, dan sistem pergantian air bersih. Kesimpulan: Penggunaan metode disain sustainable pada bangunan sebagai tanggapan terhadap tujuan bangunan ini menjadi bangunan yang efisien dan membangkitkan kenangan masyarakat sekitar terhadap cagar alam yang musnah dalam proses pengembangan urban sangat tepat. Bangunan sustainable yang ramah lingkungan akan mengurangi kerusakan lingkungan sebelumnya. Stasiun yang menampung fasilitas kereta bawh tanah, bus, dan taksi ini memiliki fitur-fitur rancangan sustainable di hampir keseluruhan bagian bangunan seperti solar panel, roof garden, sistem pergantian air bersih dan lain sebagainya. Penempatan fitur- fitur rancangan sustainable tersebut tidak mengganggu bentukan bangunan yang merepresentasikan tiga kereta yang berhenti secara bersamaan. 6 Bayfront and Landmark Stations Mengingat ketrampilan negara Singapura akan pembangunan jaringan transportasi untuk mendukung pengembangan urban-nya, tidak mengherankan bahwa pengembangan Marina Bay , sebuah area luas berupa lahan reklamasi yang melingkar di sekeliling bagian dalam teluk dari pusat kota sekarang ini, yang masih dalam proses pengembangan sampai saat ini telah dihubungkan dengan sistem transportasi kota Singapura. Gambar 2.35 Landmark Station Entrance Sumber: FUTURARC,November 2007 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Berikut data dan rincianya : Nama Proyek : Bayfront and Landmark Stations, Downtown Line Lokasi : Singapore Status : Pengembangan design, diharapkan selesai 2012 Klien Pemilik : Land Transport Authority Architecture Firm : Aedas Pte Ltd Principal Architects : Jeremy Aloysius Engineering Firm : Maunsell Consultants Singapore Pte Ltd Foto : Aedas Pte Ltd Fase pertama dari Downtown Line yang akan datang ini adalah sebuah koneksi antara Circular Line dalam proses pembangunan dan North-East Line sepanjang 3-4 kilometer dengan empat pemberhentian. Jalur ini akan melewati daerah pengembangan Marina Bay , yang meliputi sebuah kawasan bisnis dan keuangan yang baru, retail, ruang komersil dan hiburan, serta resor Marina Bay yang berintegrasi pasir atau MBSIR Marina Bay Sands Integrated Resort . Pada saat ini dua dari stasiun-stasiun tersebut – sementara disebut dengan Bayfront dan Landmark – sedang dirancang oleh Aedas perwakilan Singapura, sebuah peusahaan design internasional yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam arsitektur rel. Stasiun Bayfront akan terletak di bawah Bayfront Avenue untuk kemudahan akses ke resor yang terintegrasi; stasiun Landmark akan terletak di bawah Central Boulevard untuk orang yang akan bepergian ke kawasan bisnis dan keuangan yang baru. Oleh karena infrastruktur juga dikembangkan secara bersamaan dengan keseluruhan pembangunan ini, kedua stasiun tesebut akan terintegrasi secara penuh dengan pabrik urban dan jalur penghubung ke pembangunan-pembangunan yang telah direncanakan pada area sekitar. Kedua stasiun tersebut juga akan menjadi bagian dari jaringan pedestrian bawah tanah kota Singapura yang merupakan sebuah rangkaian jalur lintas bawah tanah yang menghubungkan bangunan-bangunan dan jaringan transportasi. Selagi memastikan kenyamanan pengguna, tingkatan integrasi yang dibutuhkan kedua stasiun tersebut mengurangi kesempatan untuk menggunakan entrance sebagai idenditas arsitektur. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Akan tetapi, Aedas menanggapinya dengan membuat sebuah idenditas dan menciptakan perasaan kedatangan melalui ruang-ruang interior bawah tanah. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan pencahayaan alami untuk menerangi stasiun bawah tanah yang biasanya berkesan gelap. Pada stasiun Landmark, salah satu akses masuk utama akan melewati sebuah foyer yang luas yang terletak antara stasiun landmark sendiri dan retail bawah tanah pusat keuangan Marina Bay atau MBFC Marina Bay Financial Centre . Dua struktur kaca di atas tanah yang terdapat pada MBFC akan berfungsi sebagai untuk membawa penumpang dan pencahayaan alami ke foyer. Skylight yang diletakkan secara strategis pada trotoar di atas juga menambah cahaya ke dalam stasiun. Fitur design lainnya yang menarik dari Stasiun Landmark adalah elemen keretatransportasi. Pengguna stasiun dapat melihat kereta mendekat dari hampir semua sudut stasiun yang menambahkan pergerakan dan animasi pada ruang. Orientasi linear stasiun Bayfront menimbulkan dua node yang berbeda pada kedua ujung aula. Pada ujung utara-barat, sebuah ruang bulat yang besar, yang memiliki skylight yang besar dan berada di luar ambang tiket, menandakan pemusatan berbagai jalur ke stasiun dan menciptakan sebuak titik pertemuan untuk stasiun dan resor yang terintegrasi. Tujuannya adalah untuk mengaburkan batas antara stasiun ini dengan MBSIR. Foyer pada ujung selatan-barat akan mendapatkan arti pentingnya ketika hubungan dengan area-area yang berdekatan dibangun. Untuk kedua stasiun ini, Aedas telah merancang aula terbuka untuk memfasilitasi pencarian arah; void-void antara lantai-lantai stasiun memaksimalkan keterbukaan untuk mencari arah dengan insting dan meminimalkan ketergantungan kepada signage. Kedua stasiun ini masih berada dalam tahap pengembangan perancangan dan diharapkan dapat selesai pada tahun 2012. Kesimpulan: Pembangunan yang sangat maju pada negeri Singapura tidak pernah terlepas dari dukungan pembangunan transportasi yang sangat maju juga. Selagi memastikan kenyamanan pengguna, tingkatan integrasi yang dibutuhkan kedua stasiun tersebut mengurangi kesempatan untuk menggunakan entrance sebagai idenditas arsitektur. Akantetapi, Aedas menanggapinya dengan membuat sebuah idenditas dan menciptakan perasaan kedatangan melalui ruang- Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 ruang interior bawah tanah. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan pencahayaan alami untuk menerangi stasiun bawah tanah yang biasanya berkesan gelap. Berikut ini kesimpulan secara keseluruhan: Tabel 2.3 Kesimpulan studi banding Proyek Sejenis No. Studi Banding Pendekatan Struktur lingkungan 1. Wuhan Train Station Alam sebagai inspirasi untuk arsitektur bangunan publik yang berskala besar. Bentang lebar lahan hijau, dikelilingi oleh desa-desa, kolam- kolam ikan dan beberapa pabrik. Serta dibatasi oleh dua buah sungai 2. Stesen KL Sentral Sustainable Bentang lebar - 3. Lyon-Satolas TGV Station Sintesa artistik dan pragmatis Menggunakan beton, baja dan kaca. - 4. Kuningan Central Station Tropis Beton dan Baja ringan Pusat keramaian kota, dikelilingi bangunan-bangunan tinggi 5. Kashiwanoha- Campus Station Gabungan komputerisasi dan sketsa Adanya pemisahan struktur utama bangunan dan selimut bangunan Berada di wilayah kampus 6. Fujian Transportation Hub Sustainable Bentang lebar Berada di wilayah bekas cagar alam, banyak terdapat tanaman bambu di sekitarnya 7. Bayfront and Landmark Stations TOD grid Berada di pusat pengembangan daerah baru, dikelilingi oleh fasilitas-fasilitas penginapan dan bisnis Kesimpulan akhir: Perancangan bangunan stasiun biasanya ditempatkan pada daerah pusat kota dan pusat pengembangan. Pendekatan yang dilakukan dalam merancang bangunan stasiun biasanya disesuaikan dengan lingkungan tempat stasiun tersebut dibangun dengan menggunakan teknologi canggih. bangunan stasiun pada umumnya berbentang lebar untuk menutupi peron- peron dan concourse yang berukuran besar. Bangunan stasiun dewasa ini juga tidak hanya menunjang satu moda transportasi saja melainkan menunjang beberapa moda transportasi lainnya yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tempat tujuan. Sumber: Hasil olah data primer, 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005

BAB III ELABORASI TEMA

III.1 Pengertian Tema Arsitektur high tech berasal dari kata arsitektur dan high tech, yang memiliki pengertian sebagai berikut : III.1.1 Arsitektur - Lingkungan binaan Adalah satuan ruangan yang diwujudkan, dibina, dan ditata menurut norma, kaidah dan aturan tertentu yang berkembang menurut waktu dan tempatnya. - Ilmu dalam merancang bangunan Adalah suatu yang sengaja dirancang guna memenuhi kebutuhan para pemakai sebagai suatu pemecahan dari masalah yang ada dan harus memenuhi persyaratan fungsional. - Seni dan ilmu merancang serta membuat kontruksi bangunan. Merupakan perwujudan fisik sebagai wadah kegiatan manusia yang kemudian diwujudkan dalam bentuk yang menarik, baik secara visual maupun sirkulasi yang teratur dan nyaman. - Suatu hal yang membahas tentang fungsi, struktur, dan estetika. Yaitu pengolahan unsur-unsur bentuk dan ruang yang merupakan sarana pemecahan masalah sebagai tanggapan atas kondisi-kondisi dari fungsi, tujuan, dan ruang lingkupnya. Jadi, Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab. Menurut Le Corbusier Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisen. Massa- massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk- bentuk primer yang kegunaannya jelas. Sedangkan menurut Louis I.Khan Arsitektur adalah pemikiran- pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 III.1.2 High Tech Istilah Arsitektur High tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang digunakan para arsitek untuk menyatakan “teknologi alternatif”, sejalan dengan waktu istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri lebih memilih menggunakan istilah “teknologi tepat guna”, arsitektur High Tech mempunyai makna yang berbeda dari industri High Tech, dalam industri high Tech Bermakna alat elektronik, computer, silicon chip, robot dan sejenisnya, sedangkan dalam arsitektur bermakna sebagai langgam bangunan. High adalah bahasa indonesia berarti tinggi. Tinggi disini maksudnya adalah sesuatu yang mengacu pada modernisasi dan hal yang baru. Tech adalah merupakan kata lain dari technology. Dalam kata bahasa indonesia, kata ini berubah dan diserap menjadi teknologi yang artinya adalah suatu metode yang dipakai dalam suatu pemecahan dalam perancangan. Masalah perancangan yang dimaksud disini adalah masalah struktur, serta pemakaian bahan yang terkait dengan sistem kontruksi yang mendukung untuk bangunan yang dirancang. Dari perjabaran diatas, maka diperoleh pengertian bahwa Arsitektur High-Tech adalah gaya perancangan suatu bangunan atau lingkungan binaan dengan beberapa standar tertentu yang kemudian ditata dan diatur agar pemecahan masalah yang ada berhasil dicapai dengan pemakaian suatu metode yang tidak biasa, baik itu dari sistem struktur, serta pemakaian bahan bangunan yang fungsional dan estetis. Secara ringkas dapat dikatakan pengertian Arsitektur High Tech adalah :  Arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja, yang mana kaca merupakan material yang ringan untuk bangunan.  Pada pokoknya mengikuti ekspresi “kejujuran” suatu bangunan.  Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri.  Dapat digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga sebagai sumber imajinasi.  Meletakkan fleksibilitas pengguna sebagai prioritas. Bangunan High-Tech lebih menyimbulkan dan mempresentasikan teknologi dari pada sekedar menggunakan teknologi yang seefisien mungkin. Untuk memberi efek imajinasi pada bangunannya, struktur bangunan harus jujur dan mempunyai pembenaran yang fungsional. Struktur dan utilitas yang di ekspose merupakan karakter yang menonjol dari Arsitektur High-Tech. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Dalam tulisan Charles Jenks mengenai arsitektur High- Tech,”The Battle of High-tech; Great Buildings with Great Faults”, dua bangunan High-Tech yang sangat penting dalam abad ini adalah Hongkong Bank yang merupakan salah satu karya masterpiece Norman Foster dan Lloyd´s of London Richard Rogers. Karya arsitektur yang besar namun banyak dipertanyakan, hasil yang memuaskan tapi seperti boneka, ruang-ruang yang menakjubkan namun satu kegunaan, ekspresi struktur yang jujur dan mengagumkan namun sangat mahal. Ia juga menuliskan beberapa hal dasar mengenai High-Tech Bulding, yang di dalamnya terdapat 6enam hal penting:  Inside-out, area servis dan struktur dari suatu bangunan selalu lebih ditonjolkan pada eksteriornya baik sebagai ornamen ataupun sebagai sculpture.  Celebration of process, dengan penekanan pada pemahaman konstruksinya, “bagaimana, mengapa, dan apa” dari suatu bangunan, diantaranya hubungan dari struktur, paku, flanges, dan pipa-pipa saluran, sehingga timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu “ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih dari arsitek manapun yaitu dalam penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.”  Transparan, pelapis, dan pergerakan, ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditampilkan secara dramatis tanpa terkecuali. Kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa-pipa saluran, tangga, dan struktur, serta penekanan pada eskalator lift sebagai suatu unsure yang bergerak merupakan karakteristik dari bangunan High-tech.  Pewarnaan cerah yang merata, pada karya Richard Rogers yaitu bangunan Pompidou Centre dan Inmos Factory menggunakan warna-warna yang cerah, begitu juga yang dilakukan para teknisi untuk membedakan perbedaan jenis struktur dan utilitas, yang akan mempermudah mereka untuk memahami kegunaan secara efektif.  A lightweight filigree of tensile members, baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari High-Tech Building. Sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.  Optimistic confidence in a scientific cultrure, bangunan High-Tech adalah janji masa depan dari dunia depan yang menanti untuk ditemukan. Hasilnya lebih mendalam Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi 4 . III.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat pada proyek Pengembangan Stasiun Kereta Api Medan adalah Arsitektur high tech. Karena perencanaan dan perancangan bangunan dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada dalam upaya mewujudkan wadah kegiatan transportasi memerlukan suatu pendekatan arsitektural yang baik dan tepat. Dalam salah satu prinsip teori dan bentuk bangunan yang mendukung penerapan arsitektur high-tech, menurut Colin Davis, bangunan High-Tech umumnya memiliki pelapis yang tipis dan lebar atau besar untuk menunjukkan kepada dunia luar aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Pada umumnya penampilan bangunannya secara keseluruhan adalah ringan, biasanya dengan sebuah kombinasi kurva yang dramatis dan garis-garis lurus. Prinsip ini menjadi bahan pemikiran dalam menciptakan dan mengembangkan penampilan bentuk bangunan. Bagaiman keinginan menampilkan suatu bangunan yang dapat mewakili fungsi stasiun. Dimana nantinya diharapkan mempunyai suasana tersendiri bagi pengguna terutama pengunjung dan dapat memberikan suatu kesan yang berhubungan dengan karakter teknologi. Arsitek sebagai koordinator dari banyak disiplin yang terlibat dalam proses konstruksi saat sekarang ini adalah kunci preservasi antara lingkungan dan bangunan dimana semua orang berpergian dengan menggunakan transportasi umum seperti kereta api. Perancangan yang baik justru berarti bagi keuntungan jangka panjang bagi bangunan stasiun dan publik sebagai pengguna. III.3 Interprestasi Tema III.3.1 Ciri arsitektur High Tech Ciri-ciri arsitektur High Tech:  Penggunaan material kaca dan metal  Harus merupakan kejujuran ekspresi bangunan  Mengandung ide-ide yang didapat dari produksi industri 4 Farmer, Ben, Hentie Louw. Companion to Contemporary Architectural Thought. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Gambar 3.1 jembatan Beat Coalbrookdale Gambar 3.2 gedung Seagram  Menggunakan industri,kecuali industri bangunan sebagai sumber teknologi dan Informasi III.3.2 Sejarah singkat High Tech Terdapat 2 historis penggunaan perspektif jangka panjang dan jangka pendek, 200 tahun dan 20 tahun. Untuk perspektif jangka panjang kita kembali pada tahun 1779 dan konstruksi jembatan besi yang pertama di sungai Severn di Coalbrookdale, yang merupakan struktur pabrikasi metal, yang dilengkapi dengan keterbukaan dalam pemakaian material dan bentuk strukturnya tetapi didesain sebagus mungkin untuk kemewahan dan kepraktisan dalam masa yang lama untuk itu diberi nama “struktur High Tech yang pertama. Pada saat pertengahan abad ke-20 adalah saat untuk menetapkan alternatif lain dari penekanan utama model bangunan, karakter material pada gerakan modern diutamakan pada beton bertulang, material dari Arsitektur High Tech mengacu pada pencegahan Mies Vande Rohe, tentu saja pengecualian, tetapi teknologi bangunan tidak pernah menjadi perhatian utamanya. Yang paling popular dari semua konstruksi detail Mies adalah dekorasi baja pada gedung Seagram building mempunyai ketidak jujuran dari Arsitektur High Tech yang paling disesalkan. Sketsa perspektif dari Sain Elia`s Citta Nuova adalah salah satu dari semua yang merupakan awal dari penggambaran arsitektur yang memusatkan teknologi yang memperindah beton, baja dan kaca, yang memberikan ekspresi luar yang dramatis pada menara lift, balok penompang jembatan dan tempat berjalan yang ditinggikan. Richard Rogers mengemukakan “kita tidak akan lama mempercayai monumen yang statis dan berat, serta diperkaya dengan perasaan kita dengan selera yang ringan, mudah ditempatkan dan praktis. Sumber : Google.com, di unduh 26 januari 2011 Sumber : Google.com, di unduh 26 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 III.3.3. Fungsi dan Representasi Eksponen High Tech seperti pionir-pionir modernisme pada tahun 1920-an, percaya bahwa ada sesuatu “semangat abad ini” dan arsitektur mempunyai tanggung jawab moral untuk mengekspresikan semangat itu. Semangat abad ini menurut arsitek High Tech sejalan dengan kemajuan teknologi. Arsitektur harus ikut berpartisipasi didalamnya dan mempergunakan teknologi itu termasuk teknologi industri, transportasi, komunikasi, penerbagan dan perjalanan luar angkasa. Arsitektur High Tech melihat arsitektur sebagai sebuah cabang teknologi industri. Mereka berharap bahwa bangunan mereka menjadi penentu terhadap penampilan dengan kriteria yang sama seperti alat-alat kehidupan sehari-hari, mereka ingin bangunan itu fungsional dan efisien, tidak artistic atau simbolik. Namun ada sesuatu yang bertolak belakang disini arsitektur kelihatannya tidak akan pernah benar-benar fungsional, bagaimanapun kerasnya usaha yang dilakukan arsitektur High Tech dengan begitu tidaklah dapat dikatakan murni fungsional dan tidak pula murni representasional. Ada sebuah artikel arsitektur High Tech yang menyatakan bahwa ada suatu pembatasan fungsional untuk sebuah rancangan. Le Corbuser menggambarkan rumah sebagai sebuah mesin untuk ditinggali, namum ia membangun rumah-rumah dengan teknologi yang primitif, dan sama sekali tidak kelihatan sebagai mesin. Bangunan High Tech memang kelihatan seperti mesin, mesin adalah  Lebih dari sekedar metafora  Sebuah sumber teknologi dan imajinasi  Mesin-mesin biasanya digunakan untuk produksi missal  Bergerak atau dapat dipindah-pindahkan  Terbuat dari material sintesis seperti metal, kaca dan plastic Karakteristik ini menjadi sumber referensi dari arsitektur high Tech. Jika dilihat pada Pusat Visualisasi Seni Sainsbury oleh Norman Foster atau Brewery di Bory St.Edmunds, kedua bangunan ini mempunyai fungsi yang berbeda sebuah galeri seni dan sebuah gudang, tapi keduannya sederhana, proporsi yang baik dari kotak metal yang membuat tidak ada beda walaupun lokasinya berlainan. Bangunan tersebut seperti sebuah alat, nyatanya bentuk mereka tidak muncul dari detil artikulasi aktivitas rumah, namun begitupun bangunan itu hasil dari teknologi konstruksi, sejauh mana diharapkan bisa Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Gambar 3.3 gedung Lloyd´s of London memberikan kesan seperti mesin, sulit untuk dijelaskan fungsi dan penampakan arsitektur dan rekayasa adalah seimbang. III.3.4. Struktur dan Zona Servis Struktur yang diekspose dari zona servis yang diekspose adalah 2 penampakan yang membanggakan dari arsitektur High Tech, meskipun tidak semua arsitektur High Tech mengekspose struktur dan servis bangunan. Hal ini dapat dilihat pada perbedaan gaya dan arsitektur High Tech Inggris terkenal yaitu Norman Foster dan Richard Rogers. Rogers sangat suka meletakkan pipa-pipa dan saluran diseluruh fasade bangunan, meskipun mengakibatkan setiap orang harus berpisah-pisah, terlindung dari elemen-elemen, namun memudahkan pemeliharaan. Jadi tetap ada suatu pembatas fungsional. Disamping itu Rogers juga tetap mengambil efek-efek Picturesque, dimana permainan cahaya dan bayangan sama pentingnya. Foster sebaliknya hampir tidak pernah mengekspose saluran-saluran servis, tepatnya tidak diluar bangunan, ia memilih untuk menempatkannya pada langit-langit gantung atau lantai yang ditinggikan. Namun karya keduanya tetap ditandai dengan struktur yang kuat dan ekspresif, khususnya struktur baja. Baja adalah satu dari banyak material bangunan yang tahan tarikan. Memberikan Arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi teknologi dari elemen bangunan. Tidaklah mengejutkan bahwa baja tarik dapat memberikan berbagai macam keuntungan. III.3.5. Ruang dan Fleksibilitas Berbagai elemen dari bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti :  Kekuatan dari struktur baja  Keluwesan permukaan yang mengagumkan  Pipa-pipa dan penghawaan udara yang diekspose  Memperhatikan ekspresi kekuatan dan fungsi teknologi  Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengespresikan kegunaan bangunannya Sumber : Google.com, di unduh 26 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005  Moulding ruangan, dimana dimaksudkan sehingga pola atau efek visual tidak pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech Isu tentang ruang telah digantikan oleh isu tentang teknologi untuk fleksibilitas dalam High Tech Arsitek tur ide tersebut tertuang dalam ikatan “Omniplate”. Apa yang kita bicarakan, kata arsitek High Tech bukanlah soal permukaan sebuah ruang atau hall,atau ruangan-ruangan antara tapi sebuah zona servis, diluar atau didalam. Kemungkinan pengguna dari Zona ini adalah memaksimalkan manfaat berbagai jenis fasilitas seperti udara, panas, cahaya, energi dan elemen pelengkap seperti partisi dalam sebuah grid biasa. III.3.6. Arsitektur High Tech dan Kota Tiga bangunan High Tech terpenting yaitu Center Pompidou, Lloyd dan Hong Kong Bank adalah bangunan ditengah kota dan arsiteknya telah menyatakan bahwa konteks perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain mereka. Meskipun demikian adalah benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota, manipulasi ruang, tidak merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High Tech. Ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen utama filosofi High Tech dan itu berhungan erat dengan masalah yakni :  High Tech melihat ke depan  Arsitekturnya oktimistik percaya dari kemajuan dari industri dan teknologi  Lebih mempercayai penemuan dari tradisi  Pengaturan sementara dari ruang permanent fleksibilitas  Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan lingkungan  High Tech lebih anti Urban-Style, tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan tradisi kesinambungan dan sejarah  Bangunan High tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner, bukan tradisional. Jika sebuah kota yang sempurna dibangun akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel dan diubah-ubah. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Kesimpulan  Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan simbolisme  Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service, dan utilitas yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.  Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek arsitektur, struktur, dan mekanikal.  Salah satu ciri bangunan High Tech adalah mengambang di permukaan tanah. Struktur yang diekpose dan zona servis yang di ekspose adalah dua penampakan yang membanggakan dari arsitektur High Tech mengekspose struktur dan servis bangunan. Hal ini dapat dilihat pada perbedaan gaya dua arsitek Hi-Tech Inggris yang terkenal, yaitu Norman Foster dan Richard Rogers. Roger sangat suka menempatkan pipa-pipa dan saluran di seluruh fasade bangunan, meskipun mengakibatkan setiap orang harus berpisah-pisah, terlindung dari elemen-elemen, namun memudahkan pemeliharaan. Di samping itu Rogers juga mengambil permainan cahaya dan bayangan. Foster sebaliknya, hampir tidak pernah mengekspose saluran-saluran pelayanan tepatnya diluar bangunan. Ia lebih memilih untuk menempatkan langit-langit gantung atau lantai yang ditinggikan. Karya keduanya ditandai dengan penggunaan struktur yang kuat dan ekspresif, khususnya struktur baja. Memberikan arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi teknologi dari elemen bangunan. III.3.7. Dampak Bangunan Berdinding Kaca Salah satu ciri High Tech adalah pemakaian kaca sebagai selubung bangunan, ada semacam kesangsian mengenai dampak negative bangunan dengan kaca sebagai dinding luar. Pertama, terhadap lingkungan sekitar bangunan, misalnya timbulnya efek silau, kumulasi panas sekeliling gedung dan kemungkinan adanya pantulan bising oleh bidang kaca tersebut. Kedua, terhadap lingkungan interior atau di dalam bangunan. Sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan baik untuk kesehatan, juga mengurangi beban pencahayaan, Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 namun terlalu banyak cahaya dapat m enambah “solar heat gain”, sehingga meningkatkan beban pendingin energi untuk AC bertambah. Pada gedung tinggi tambahan beban pendingin ini bisa melebihi pengurangan terhadap beban pencahayaan. III.3.8. Transmisi Radiasi Lewat Kaca Kaca menstransmisikan radiasi matahari dengan panjang gelombang antara 300-2800 mm dengan distribusi spectral. Keistimewaan kaca adalah sifatnya yang tidak dapat ditembus radiasi gelombang panjang yang berasal dari sumber panas suhu rendah, tetapi bersifat transparan terhadap radiasi gelombang pendek dari cahaya matahari. Radiasi matahari yang diterima oleh kaca dalam bangunan memanasi benda-benda yang ada di dalam bangunan menjauhkan sumber panas suhu rendah dan memancarkan radiasi gelombang panjang. Namun sifat dinding kaca yang tidak dapat tertembus radiasi gelombang panjang maka gelombang radiasi yang dipancarkan ini menjadi “terkurang” di dalam ruangan mengakibatkan suhu ruangan meningkat. Gejala ini disebut “efek rumah kaca”. Bila kaca dikenai radiasi matahari, maka energi yang ditransmisikan = energi yang datang x koefisien transmisi – energi yang dipantulkan – energi yang datang x koefisien refleksi. Kaca warna lebih sedikit memantulkan dan meneruskan energi dibanding dengan kaca bening, namun menyerap lebih banyak panas. Tabel 3.1 Proporsi energi matahari Jenis kaca Pemantulan Penerusan Penyerapan Kaca polos 8 77 15 Kaca warna 5 45 50 Untuk menghitung energi total yang masuk ke kaca harus diperhitungkan pula pengaruh radiasi langsung dan radiasi difus, untuk menghitungnya dapat digunakan factor radiasi matahari. Faktor radiasi matahari untuk berbagai jenis kaca. Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Tabel 3.2 posisi peneduh dan jenis pelindung Posisi peneduh dan jenis pelindung terhadap radiasi matahari Factor Radiasi matahari SF untuk jenis kaca Peneduh jenis pelindung terhadap radiasi matahari Tunggal Dobel Tanpa Tanpa kaca polos 0,76 0,64 Kaca pengisap panas, tipis 0,51 0,38 Kaca pengisap panas, padat 0,39 0,25 Kaca lapis lak, abu- abu 0,56 - Kaca pemantul panas, warna emas 0,26 0,25 Peneduh dalam Kerai plastic tenun terbuka hijau 0,62 0,56 Venetian blind, putih 0,46 0,46 Tirai katun, putih 0,41 0,40 Holland linen blind, krem 0,33 0,30 Peneduh luar Kerai plastic tenun hijau tua 0,22 0,17 Canvas roller blind 0,14 0,11 Louvred sunbreaker putih, bilah bersudut 45 derajat 0,14 0,11 Dark green miniature louvred blind 0,13 0,10 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Pada tabel di atas terlihat bahwa: 1. Pemakaian kaca polos bisa tanpa pelindung meneruskan kalor radiasi matahari sebanyak 76-78 dari energi panas yang datang. Dengan kaca dobel penerus kalor ini dapat dikurangi sebanyak 20 dibandingkan dengan kaca bening tunggal. 2. Pemakaian kaca pengisap panas heat absorbing glass bisa mengurangi 40-41. 3. Kaca pemantul panas heat reflecting glassbis mengurangi energi kalor yang diteruskan hingga 66 dibandingkan dengan diteruskan oleh kaca polos biasa. 4. Pemakaian sunscreen mengurangi transmisi kalor sebanyak 42. 5. Alat peneduh luar seperti sun shading mengurangi energi transmisi sebesar 80. Kaca juga memberikan efek silau jika terkena cahaya matahari, semakin tinggi dari permukaan tanah suatu bangunan makin panjang daerah yang terkena silau. III.3.9. Pengaruh Bangunan Kaca Pada Lingkungan Kaca reflektif nampaknya menjadi bahan finishing eksterior bangunan. Kaca tidak lagi semata-mata digunakan sebagai sarana ruangan penerangan bangunan, melainkan mempunyai peran yang lebih luas yaitu sebagai pembungkus kulit bangunan, penyelesaian bangunan dengan selaput kaca reflektif dianggap memberi perubahan yang besar terhadap AC sehingga membutuhkan energi yang relative besar. III.3.10. Upaya Mengurangi Dampak Berdasarkan pengetahuan sifat-sifat bahan kaca serta merujuk kepada hasil penelitian terhadap bangunan kaca, maka upaya untuk mengurangi negatif bangunan kaca yaitu: 1. Efek silau  Penempatan dinding kaca sesuai orientasi dinding  Jangan mengunakan kaca refleksi, tapi gunakan kaca pengisap panas dengan kaca dobel  Membangun penghalang misalnya tempat parkir yang tinggi 2. Efek panas sekitar bangunan  Efek kenaikan panas terjadi pada jarak 7 meter dari bangunan kaca  Pada jarak 25 meter dinding kaca tidak ada kenaikan suhu udara  Gangguan panas ini relative kecil apalagi hanya terjadi pada ketinggian maksimal 1,5 meter sehingga dapat diabaikan Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005  Buat vegetasi di sekeliling bangunan kaca dengan tinggi tanaman kuran lebih 1,5 meter 3. Efek pantulan bunyi : sangat kecil sehingga dapat diabaikan dengan menanam vegetsi disekeliling bangunan Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam : 1. Peningkatan panas dalam bangunan sehingga menambah beban AC  Pemakaian kaca dobel mengurangi 20 transmisi panas  Pemakaian kaca pengisap panas  Penggunaan alat peneduh dalam  Penggunaan alat peneduh luar,sun shading yang menghalangi radiasi matahari, tetapi meneruskan cahaya langit  Pemilihan kaca khusus yang memiliki factor trsansmisi radiasi cahaya matahari kecil tetapi transmisi cahaya besar  Memadukan kaca pengisap panas dobel, peneduh dalam dan luar, dengan tetap memperhatikan aspek arsitektonis dan estetis. 2. Efek suhu ke dalam bangunan  Gunakan kaca warna  Gunakan sunscreensun shading dengan pertimbangan arsitektural 3. Penetrasi bising ke dalam bangunan  Dinding kaca kedap suara  Kaca dobel 4. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran  Penggunaan jenis kaca khusus tahan api, misalnya wireglaa, tempered glaa, laminated glass  Pemasangan sarana proteksi kebakaran otomatis  Adanya bagian dinding kaca yang dapat dibuka 5. Pencegahan terhadap penetrasi air dan udara  Pemilihan jenis dan ketebalan kaca  Desain dan perencanaan system pemasangan yang baik  Pelaksanaan dilapangan oleh tenaga ahli yang berpengalaman Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 III.3.11. Penerapan Penggunaan Baja pada Bangunan Penggunaan baja pada bangunan high-tech sebagai elemen struktur yang mendukung seluruh beban bangunan termasuk pada struktur atap merupakan salah satu representasi tema pada bangunan. Menampilkan elemen struktural baja secara jujur. Gambar 3.4 Penggunaan Baja BMW Welt Building Baja Stainless Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5 Cr. Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30 Cr atau kurang dari 50 Fe. Karakteristik khusus baja stainless adalah pembentukan lapisan film kromium oksida Cr 2 O 3 . Lapisan ini berkarakter kuat,tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat mata. Lapisan kromium oksida dapat membentuk kembali jika lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan korosi, fabrikasi, mekanik, dan biaya produk. Penambahan unsur-unsur tertentu kedalam baja stainless dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keriteria baja yang diinginkan. Umumnya berdasarkan paduan unsur kimia dan presentasi baja stainless dibagi menjadi lima katagori[4]. Empat katagori tersebut yaitu :  Baja stainless martensitik.  Baja Stainless austenitik.  Baja stainless dupleks.  Baja stainless pengerasan endapan. Sumber :www.googlesearchgambar BMW Welt Building Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 III.4. Keterkaitan Tema Dengan Judul Pengembangan Stasiun Kereta Api Medan , adalah sebuah fungsi yang menaungi ribuan orang yang akan melakukan perjalanan. perubahan moda transportasi dari jalan ke rel dan sebaliknya, tentunya dipengaruhi kondisi sosial dan budaya dari pengguna. Fasilitas yang ditawarkan dalam bangunan Sta siun Kereta Api tentunya membutuhkan teknologi yang tinggi bagaimana merancang sebuah bangunan yang peka terhadap iklim, kuat secara struktur dan memiliki kekuatan secara estetis. Seiring dengan itu, untuk mendapatkan bentuk yang menarik dan fungsional, elemen-elemen yang berkaitan dengan teknologi bangunan, khususnya struktur bangunan diekspresikan dengan penonjolan-penonjolan material sehingga mendapatkan kesan Hi-tech. Yang mana tujuan dari perancangan Sta siun Kereta Api ini dapat dijadikan sebuah persepsi baru tentang bangunan stasiun yang berbeda yang selama ini kita lihat yang pencapainnya dengan menerapkan tema pada design. III.5. Studi Banding Tema Sejenis 1. Faculty of Law, University Of Cambridge Berlokasi di Sidqwick Avenue Camous tepat disebelah James Stirling`s 1967 perpustakaan fakultas sejarah. Bangunan rancangan Foster ini paduan rancangan modern yang mahir dan menghargai lingkungan yang ada. Bangunan ini terdiri dari perpustakaan hukum, 5 auditorium, ruang seminar, kantor administrasi. Bangunan ini berupa lekukan kaca. Pada bangunan ini dirancang meminimalkan penggunan energi listrik dengan hanya pada bagian bawah ruangan kuliah diberi AC. Perhitungan yang hati-hati terhadap sudut matahari sehingga pada musim Gambar 3.6 Detail Kaca Eksterior Gambar 3.5 Eksterior Bangunan Sumber: Google.com, di unduh 26 januari 2011 Sumber: Google.com, di unduh 26 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 panas pun keadaan ruangan sangat menyenangkan. Bangunan ini menyerupai potongan suatu bentuk dengan pintu masuk dan ruang resepsionis pada sisi yang terpotong tersebut, timbunan buku yang menumpuk dipadukan dengan ruang yang fleksibel dan area-area belajar yang memasukan cahaya alami. Atap yang dilapisi oleh lapisan bening menutupi bangunan yang melengkung ke bawah hingga lantai dasar di sisi taman, akan memberikan view yang mengagumkan dari padang rumput dan pepohonan-pepohonan alami. Penganalisaan dari struktur bangunan yaitu rangka pipa dapat menjadi suatu netting untuk penglihatan arah ke view utama. Desain Fakultas Hukum akan menjadi landmark kawasan kampus karena merupakan desain yang paling unik. Perancangan tapak sangat menguntungkan untuk mendapat view yang paling baik. Pada konstruksi bangunan yang berupa rangka pipa besi berpilin menjadi struktur utama dinding dan atap, desain kolom penyangga kantilever dibuat miring sesuai dengan kantilever yang berundak-undak, pada interior memperlihatkan jalinan rangka pipa besi pada dinding luar netting arah pandang keluar bangunan, deretan tempat duduk untuk ruang bersosialisasi diletakkan pada dasar bangunan. Kesimpulan : High-tech pada bangunan ini ditunjukkan pada penggunaan material dan elemen penyusunnya. Material kaca dengan perhitungan yang hati-hati terhadap susut matahari. Struktur utamanya menggunakan rangka pipa dan diekspose. Gambar 3.7 Detail Interior Sumber: Google.com, di unduh 26 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Gambar 3.10 Potongan Bangunan

2. Lycee Albert Camus

Berdiri di daerah pebukitan dan menghadap ke arah laut, dengan kapasitas bangunan dapat menapung 900 pelajar. Foster menekankan penggunaan dari beberapa inspirasi lokal untuk bangunan ini, seperti pada areal masuk “ menyerupai lingkungan desa Mediterania,” dan sebuah “rongga yang terbentuk dari lapisan atap dan vult yang mengunakan teknik ventilasi udara seperti yang digunakan pada arsitektur tradisional arab” Cerobong hawa bangunan ini memberi efek disalurkannya hawa panas ke atas melalui saluran yang dapat dioperasikan. Salah satu elemen yang sangat mencolok dari bangunan seluas 12.420 m² ini adalah tritisan besar yang membentang pada sisi selatannya. Desain yang diajukan pada bangunan ini adalah penanganan terhadap pendinginan hawa secara alami yang merupakan antisipasi dari penggunaan AC. Bangunan ini dibangun dengan dana 2,8 juta Franc dan dalam jangka waktu satu tahun, hal ini lagi membuktikan kemampuan foster dalam mengatasi masalah jadwal yang ketat dengan biaya dengan efektif. Dapat dianalisa bahwa disain tritisan ini sangat terlihat menggunakan teknologi tinggi, akan tetapi tritisan ini tidak akan berfungsi apabila hujan karena lubang yang kecil-kecil pada tritisan. Penyelesaian tritisan dengan bentang lebar tanpa kolom yang lainnya dijepit pada pangkalnya saja mampu menghasilkan ruang yang luas dibawanya sebagai ruang untuk bersosialisasi. Gambar 3.8 Eksterior Bangunan Gambar 3.9 Interior Sumber: Google.com, di unduh 26 januari 2011 Sumber: Google.com, di unduh 26 januari 2011 Sumber: Google.com, di unduh 26 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Gambar 3.11 Interior Merupakan tampak interior pada potongan di sirkulasi, ruang kelas, menampilkan tangkapan angin dan sinar matahari yang bergantung di sebelah kanan dan diagram alur gerak udara alami melalui struktur. Pemilihan bahan untuk tritisan yang berfungsi sebagai tangkap angin maupun sengatan matahari mampu memperlihatkan kesan teknologi tinggi karena ekspos pengerjaan struktur dan detil-detilnya. Kesimpulan : Konsep disain pada bangunan sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya. Arsitek menggabungkan beberapa style arsitektur dengan konsep arsitektur high-tech.

3. The Reichstag Gedung Parlemen, Jerman

The Reichstag berfungsi sebagai Gedung Parlemen di Jerman. Gedung ini pada awalnya dibangun dengan biaya yang berasal dari Kerajaan Jerman pada tahun 1872, namun dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan dimensi Gedung Parlemen yang lebih besar di Berlin ini maka dilakukan renovasi. Arsitek yang mengerjakan proyek ini adalah Norman Foster, ia mendisain the Reichstag yang baru dengan tampilan arsitektur high tech. Selain sebagai Gedung Parlemen, kini the Reichstag juga merupakan salah satu tempat rekreasi di kota Berlin. Dari puncak teratas yang merupakan ujung dari sirkulasi ramp yang membentuk spiral tersebut, para pengunjung bisa menikmati keindahan pemandangan kota Berlin. Gambar 3.12 Eksterior Bangunan Gambar 3.13 Detail Kaca Eksterior Sumber: Google.com, di unduh 28 januari 2011 Sumber: Google.com, di unduh 28 januari 2011 Sumber: Google.com, di unduh 28 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005

4. Hongkong dan Shanghai Bank

Pada tapak yang hampir seluas 5000 m dengan lokasi yang strategis di pusat Statue Square, Central District, tower ini memiliki ketinggian 178,8 m, yang terdiri dari 77 lantai di atas sebuah plaza yang terletak di lantai dasar, dan empat lantai yang terletak di bawah tanah. Gambar 3.14 Tampak ramp dari atrium Gambar 3.15 Detail kabel penggantung Gambar 3.17 Tampak gondola dari ruang parlemen Gambar 3.16 Suasana atrium Sumber: Google.com, di unduh 28 januari 2011 Sumber: Google.com, di unduh 28 januari 2011 Sumber: Google.com, di unduh 28 januari 2011 Sumber: Google.com, di unduh 28 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Pada tapak yang hampir seluas 5000 m dengan lokasi yang strategis di pusat Statue Square, Central District, tower ini memiliki ketinggian 178,8 m, yang terdiri dari 77 lantai di atas sebuah plaza yang terletak di lantai dasar, dan empat lantai yang terletak di bawah tanah. Ekspresi dari struktur baja yang menyelimuti bangunan ini didesain, dengan memberi lapisan aluminium abu-abu dan panel-panel silver metalik yang dipadu dengan tangkapan angin berlapis aluminium. Bangunan ini menghadirkan atrium dengan ketinggian 52 m, dan didesain untuk dapat menampung 3.500 orang. Reputasi dari bangunan ini sebagai bangunan paling mahal yang pernah dibangun, sebagian disebabkan oleh mahalnya harga lahan di Hongkong. Bangunan ini telah membuktikan tingginya tingkat fleksibilitasnya ketika bank memasang instalasi ruang penjualan baru tahun 1995 dalam periode kurang dari enam minggu. Air untuk pendinginan bangunan diambil dari teluk. Pedestrian bagi publik yang ramai terletak 12 m di bawah bagunan, hal ini ditujukan unutk mengantisipasi ruang terbuka yang merupakan sesuatu yang mendapat perhatian penuh bagi kota ini. Menghubungkan antara public space dan lingkungan perkantoran ini, sepasang eskalator menandakan perubahan yang baik seperti yang dilakukan bangunan Wilis Faber Dumas Offfices, ketika udara di luar baik ruang interior dapat menyesuaikan. Jodido, Philip. Sir Norman Foster, 1997. Norman Foster menjelaskan, “Gambar pertama mengenai bangunan ini bersama seorang ahli geomensi bernama Koo Park Lino, yang melihat site dari sisi feng seorang shui dan masyarakat kepada kita saat pertama kali kita berkunjung ke Hongkong. Pengaruh ini subjektif dan sangat kuat pada desain bangunan. Berbekal hal tersebut, nantinya akan Gambar 3.18 Gedung Hongkong Bank Sumber: Google.com, di unduh 28 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 digunakan sebagai bahan dasar untuk mempelajari perencanaan bengunan ini selanjutnya. Namun tanpa melupakan perancangan bangunan dari ancaman typoon sebaik seperti bangunan sec ara simbolik, yang menjadikan bangunan ini suatu bangunan yang aman.” Pada bangunan ini Foster mengeksplorasi antara publik dan private. Peninggian bangunan sebanyak 12 m menciptakan publik space, kemudian eskalator naik ke atas menuju hall utama bank yang menciptakan semi public space dengan atrium berlantai 10. Mengenai desainnya Foster juga menekankan, “Sinar matahari yang dimasukkan ke dalam jantung dari hall atrium, kemudian ditangkap oleh atap kaca dari plaza yang selanjutnya dipancarkan kembali. Pada malam hari keadaannya terbalik, cahaya memancar da ri ba wah dan plaza tersebut akan terlihat seperti garis- garis kristal atau permata. “ Bangunan ini menunjukkan bahwa Norman Foster mampu menyelesaikan masalah arsitektur secara baik dengan tetap menghadirkan pengeksposan struktur sebagai daya tarik dari tampilan bangunan dan juga memasukkan unsur-unsur dari luar bagunan yang mampu menghidupkan bangunan. Peninggian bangunan guna menciptakan public space di bawahnya merupakan penerapan ide yang baik bagi kotekstual bangunan dan lingkungannya. Ide-ide lainnya yang lebih condong pada detail bangunan diselesaikan dengan sangat baik, desain gondola juga menghadirkan kesatuan dengan bangunan secara keseluruhan. Kesimpulan : Bangunan ini menunjukkan arsitektur secara baik dengan tetap menghadirkan pengeksposan struktur sebagai daya tarik dari tampilan bangunan dan juga memasukkan unsur-unsur dari luar bagunan yang mampu menghidupkan bangunan. Gambar 3.19 Potongan Gedung Hongkong Bank Sumber: Google.com, di unduh 28 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005

5. Cybertecture Egg

James Law mendesain bangunan internasional Cybertecture, membawa imajinasi dan getaran hatimu kepada seperti apa inovasi dalam bangunan hi-tech akan terlihat. Desain futuristik terakhir yang dibuat oleh perusahaan ini adalah Cybertecture Egg, teknologi tinggi dari struktur berbentuk telur akan menjadi ikon konstruksinya, sistem yang pintar, desain sesuai lingkungan dan perasaan kagum membangkitkan semangat yang jauh dari kota. Teknologi dari Cybertecture adalah terintegrasi, sistem-sistem pintar, multimedia, dan pengguna yang interaktif untuk membuat hidup yang beragam dan tempat – tempat fungsional yang memberikan kesan tertentu. Menjadikan pengerjaan tema tersebut menjadi paling penting selangkah lebih maju dengan „cybertecture health‟ – fasilitas interaktif yang mengawasi statistic kesehatan pengguna, seperti berat badan dan tekanan darah. Dalam menjaga hubungan dengan pusat pengawasan penyakit dan kesehatan, pengguna dapat mengubah pandangan mereka dengan layar virtual real time. Gedung pusat pengerjaan menggunakan desain solar pasif untuk mengurangi penerimaan panas dan menggunakannya sebagai energi. Taman di lantai atas juga diganakan untuk menciptakan temperature dengan menggunakan vegetasi normal untuk mendinginkan selubung bangunan. Dengan menggnakan panel solar photovoltaic dan turbin angin di lantai atap untuk menciptakan listrik di tempat. Perlindungan air dapat ditangani dengan metode daur ulang air yang mengambil air untuk tapak dan irigasi. Pembangunan dari Cybertecture Egg ini diharapkan akan selesai pada akhir 2010. Gambar 3.20 Eksterior Cybertecture Egg Sumber: Google.com, di unduh 31 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005 Kesimpulan : High-tech pada bangunan ini ditunjukkan pada penggunaan material dan elemen penyusunnya. Material kaca dengan perhitungan yang hati-hati terhadap susut matahari. Struktur utamanya menggunakan rangka pipa dan diekspose. Gambar 3.21 F asad Cybertecture Egg Gambar 3.22 Perspektif Cybertecture Egg Sumber: Google.com, di unduh 31 januari 2011 Sumber: Google.com, di unduh 31 januari 2011 Universitas Sumatera Utara Bambang Herawan 070406005

BAB 4 ANALISA