Bambang Herawan 070406005
II.2.1 Terminologi Judul
Pengertian tentang terminologi dari judul proyek Pengembangan Stasiun Kereta Api Medan.
Pengembangan
:
Pembangunan Kembali Peremajaan Menyeluruh = Redevelopment Upaya penataan kembali suatu bangunan dengan terlebih dahulu
melakukan pembongkaran sebagian atau seluruh bangunan yang tidak dapat dipertahankan lagi.
Stasiun : Tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang, dimana
penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan mengurus bagasinya.
Kereta Api : Moda pengangkutan umum dengan menggunakan pelayanan rel yang
melayani perpindahan dari pusat kota dengan daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya.
Medan : Ibukota propinsi Sumatera Utara
Jadi Pengembangan Stasiun Kereta Api Medan dapat diartikan sebagai pusat transportasi pada kawasan kota yang menunjang berbagai kegiatan pada daerah tersebut.
Adapun fasilitas yang terdapat didalam bangunan ini adalah stasiun kereta api, dan Halte.
II.3. Sejarah Kereta Api Indonesia
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh
Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij
NV. NISM yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung 26 Km dengan
lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang -
Surakarta 110 Km, akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 -
1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338
km.
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005
II.3.1. Tinjauan Umum Mengenai Stasiun Kereta Api II.3.1.1 Pengertian Stasiun Kereta Api
1 Kereta Api
Commuter Rail Commuter rail
atau kereta api berskala regional adalah moda pengangkutan umum dengan menggunakan pelayanan rel yang melayani perpindahan dari pusat kota dengan
daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya. Seperti namanya kereta ini dipergunakan untuk mengangkut para penglaju atau
commuter
dari daerah-daerah tersebut setiap harinya. Kereta ini beroperasi dengan jadwal yang sudah ditentukan,
dengan laju rata-rata mulai dari 50 sampai 200 kmjam 35 – 125 mph.
Perkembangan kereta api jenis ini tengah populer saat ini, seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan pemakaian bahan bakar, dan isu-isu
permasalahan lingkungan lainnya, serta meningkatnya angka kepemilikan mobil yang akhirnya meningkatkan kebutuhkan area parkir.
Dibandingkan dengan
rapid transit subway
, kereta ini memiliki frekuensi yang lebih rendah, lebih kepada mengikuti jadwal dari pada interval. Kereta ini melayani area yang
lebih berkepadatan rendah, dan sering berbagi jalur dengan kereta antarkota atau kereta barang. Terkadang dalam kondisi tertentu beberapa kereta melayani saat jam-jam sibuk.
Kereta ini memiliki gerbong dengan satu
level
dan dua
level
, dan ditujukan agar semua penumpang mendapatkan tempat duduk. Biasanya kereta ini memiliki jangkauan antara
15 sampai 200 km 10 sampai 125 mil
1
. Dari tabel 2.1 dibawah ini dapat dilihat spesifikasi fisik
commuter rail.
Tabel 2.1 Karakteristik F isik Commuter Rail
Infrastruktur Ukuran
Panjang kereta 20 sampai 26 meter
Lebar kereta 3,05 sampai 3,2 meter
Tinggi kereta
single-level
4 meter
Tinggi kereta
double-level
5 meter
Jumlah penumpang s
ingle-level
Lebih dari 128 kursi
Jumlah penumpang
double-level
Lebih dari 175 kursi
Kapasitas berdiri 360 orang
Jumlah gerbong dalam kereta
1 sampai 12 gerbong
Laju kecepatan maksimal 80 mph 130 kmjam
Kecepatan rata-rata
18-50 mph 30-75 kmjam
1
Diunduh pada 28 Januari 2011 dari World Wide Website http.wikipedia.orgwikiCommuter_rail
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005
Maksimum kurva rel : Jalur utama
Jalur stasiun
Radius 174 meter Radius 91 meter
Maksimum Kenaikan Rel : Jalur utama
Jalur utama tergabung Jalur dengan kebutuhan maksimal
Kenaikan 3 Kenaikan 1
Kenaikan 2
Jarak senggang sepur 1,435 meter
Minimum lebar selubung
4 sampai 4,75 meter
Minimum tinggi selubung 5,4 meter
Minimum tinggi selubung kereta barang 6,7 sampai
Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: 1. Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan 2. Berpenggerak tenaga listrik. Sedangkan
berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1.
Single level cars
, dan 2.
Bi-level cars
, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 dibawah ini:
Single-Level Cars
Bi-LevelCars
Gambar 2.5 Single level cars dan Bi-level cars
Sumber:
Ansaldobreda dari McGraw-Hill 2004
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005 2
Stasiun Kereta Api
Commuter Rail Station
Stasiun merupakan bagian dari perkeretaapian yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa kereta api. Beberapa pengertian
mengenai stasiun: a.
Stasiun adalah tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan mengurus bagasinya. Di
stasiun itu juga diadakan kesempatan untuk mengirim dan menerima barang kiriman, serta kesempatan untuk bersimpangan atau bersusulan dua kereta api atau lebih
2
. b.
Stasiun adalah tempat akhir dan awal perjalanan kereta api, bukan merupakan tujuan atau awal perjalanan yang sebenarnya. Dari stasiun masih dibutuhkan moda angkutan
lain untuk sampai ke tujuan akhir
3
.
Stasiun sendiri menurut Imam Subarkah 1981, memiliki jenisnya masing-masing, dengan rincian sebagai berikut:
a. Menurut bentuknya
1. Stasiun siku-siku, letak gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur
yang berakhiran di stasiun tersebut.
2. Stasiun paralel, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan stasiun
pertemuan.
3. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya di tengah-
tengah antara sepur.
2
Subarkah, Imam, 1981
3
Warpani, Suwandjoko, 1990
Gambar 2.6 Stasiun siku-siku.
Sumber
: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
Gambar 2.7 Stasiun paralel.
Sumber
: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
Gambar 2.8 Stasiun pulau.
Sumber
: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005 4.
Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan.
b. Menurut jangkauan pelayanan
1. Stasiun jarak dekat
Commuter Station
. 2.
Stasiun jarak sedang
Medium Distance Station
. 3.
Stasiun jarak Jauh
Long Distance Station
.
c. Menurut letak
1. Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api mengakhiri perjalanan.
2. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalan terusan.
3. Stasiun pertemuan, stasiun yang menghubungkan tiga jurusan.
4. Stasiun silang, stasiun terdapat pada dua jalur terusan.
d. Menurut ukuran
1. Stasiun kecil, disini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua
atau tiga rel kereta api.
2. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang dan
melayani penumpang jarak jauh.
3. Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta yang banyak
dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya lengkap dengan sistem pengaturan yang sangat kompleks.
Gambar 2.9 Stasiun semenanjung.
Sumber
: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
Gambar 2.10 Stasiun kecil.
Sumber
: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
Gambar 2.11 Stasiun sedang.
Sumber
: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005 e.
Menurut posisi 1.
Ground level station
, bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan
platform
peron diatas tanah.
2.
Over track station
, letak bangunan stasiunnya diatas
platform
peron.
3.
Under track station,
letak bangunan stasiunnya di bawah peron.
Gambar 2.12 Stasiun besar.
Sumber
: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
Gambar 2.13 Ground Level Station. Sumber : Jalan Kereta Api, Imam
Subarkah, 1981.
Gambar 2.14 Over Track Station Sumber : Jalan Kereta Api, Imam
Subarkah, 1981.
Gambar 2.15 Under Track Station Sumber : Jalan Kereta Api, Imam
Subarkah, 1981.
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005 Sedangkan menurut PT. Kereta Api, stasiun digolongkan diklasifikasikan dalam beberapa
kelas yang diputuskan oleh PT. Kereta Api Indonesia dengan mempertimbangkan nilai bobot stasiun. Penilaian bobot stasiun menggunakan rumus
Point Method
yang terdiri dari 10 faktor penilaian klasifikasi, yaitu :
1. Jumlah Personel.
2. Jumlah kereta api yang dilayani.
3. Jumlah kereta api yang berhenti.
4. Jumlah kereta api yang dilangsir.
5. Daerah tingkat kedudukan stasiun.
6. UPT lain disekitarnya.
7. Potensi angkutan.
8. Volume penumpang.
9. Volume barang.
10. Pendapatan stasiun.
Dengan menggunakan Point Methode di atas, stasiun kereta api dikelompokkan menjadi 4 kelas stasiun, yaitu :
1. Stasiun kelas besar.
2. Stasiun kelas 1.
3. Stasiun kelas 2.
4. Stasiun kelas 3.
Perubahan kelas suatu stasiun diputuskan oleh Dirut PT. Kereta Api Indonesia dengan memperhatikan penilaian di atas dan juga memperhatiakan usulan-usulan yang disampaikan
oleh pengelola stasiun serta daop wilayah dimana stasiun itu berada.
II.3.1.2 Sejarah Kereta Api Kota Medan Pada Tanggal 1 Februari 1858 Pemerintah Hindia Belanda dengan Sultan Siak Sri
Inderapura menandatangani sebuah perjanjian politik, dimana intinya Siak masuk menjadi jajahan Belanda. Secara historis akibatnya beberapa distrik Siak seperti Deli, Langkat,
Serdang, berada dalam genggaman Belanda. Tanggal 21 Agustus 1862 Belanda masuki Deli melalui sungai Deli. Kemudian tahun
1863 Jacob Neinhuys seorang pengusaha Belanda membuka perkebunan dengan nama Tembakau Deli di daerah Labuhan Deli, Martubung, Sunggal Sungai Beras dan Klumpang.
Buruh- buruh didatangkan dari Tiongkok. Perusahaan itu bernama “Deli Mij” berkedudukan
di Labuhan Deli. Perusahaan ini sangat berkembang sehingga administrasi dipindahkan ke
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005 medan tahun 1974. Akibat perkembangan tersebut Deli Mij mendirikan berbagai fasilitas
seperti lapangan esplanade, hotel, rumah sakit, gereja, auditorium umum hingga pada tahun 1883 Deli Mij mendirikan jawatan kereta api bernama Deli Spoorweg Maat Schappij DSM.
Dan pada tahun 1885 jalur kereta api Medan – Labuhan Delli diresmikan. Dan kemudian
seiring dengan pembukaan lahan-lahan perkebunan baru, maka bertambahlah jalur-jalur ke berbagai daerah mengangkut hasil komoditi perkebunan. Berawal dari karakter angkutan
barang kemudian lama-kelamaan dipadukan dengan mengangkat penumpang hingga sekarang.
II.3.1.3 Struktur Organisasi Pengelola Stasiun Kereta Api
Sedangkan secara organisasi PT. Kereta Api Persero sebagai perusahaan BUMN yang diberi tanggung jawab penuh terhadap manajemen perkereta apian di Indonesia, memiliki
struktur organisasi perusahaan, seperti yang terihat pada Diagram 2.1 di bawah ini.
Diagram 2.1 Struktur Organisasi Pengelolaan Stasiun PT. Kereta Api Persero
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005 Dari struktur organisasi di atas dapat diperkirakan jumlah personel pengelola stasiun
kereta api Medan, yaitu :
Tabel 2.2 Jumlah Personel Pengelola
No
Jabatan Jumlah
1.
Kepala Stasiun 1 orang
2.
Wakil Kepala Stasiun
1 orang
3.
Bendahara 1 orang
4.
Wakil Bendahara 1 orang
5.
Kepala Kascis 2 orang
6.
Staff Loket 14 orang
7.
Pimpinan Perjalanan KA 4 orang
8.
Kondektur 29 orang
9.
Staff Kondektur TU Kondektur 1 orang
10.
Pengawas Peron 4 orang
11.
Staff Kawat 1 orang
12.
Staff Langsir
8 orang
13.
Kepala Kantor Kawat 1 orang
14.
Staff Teleks -
15.
Kepala Administrasi 1 orang
16.
Staff Administrasi 2 orang
17.
Staff Statistik 1 orang
18.
Kepala Polsuska 1 orang
19.
Kepala Bagasi 1 orang
20.
Staff Polsuska 10 orang
21.
Staff Bagasi 3 orang
87 orang
Sedangkan pengertian dan fungsi tugas para personel yang terdapat pada stasiun kereta api Medan adalah :
a. Kepala Stasiun : orang yang bertanggung jawab atas urusan perjalanan kereta api,
berkuasa atas aktivitas kereta api dan penanggung jawab keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005 b.
Wakil Kepala Stasiun : bertugas membantu tugas-tugas kepala stasiun, jabatan ini hanya ada pada stasiun besar.
c. Bendahara : bertugas mengurusi masalah administrasi keuangan stasiun kereta api.
d. Wakil Bendahara : membantu tugas-tugas bendahara.
e. Pimpinan Perjalanan Kereta Api PPKA : mengatur operasional perjalanan kereta api.
f. Kondektur : orang yang bertugas sebagai pemimpin dalam perjalanan kereta api dan
bertanggung jawab penuh. g.
Staff Kondektur TU Kondektur : orang yang mengatur jadwal dinas kondektur. h.
Pengawas Peron : pembantu PPKA mengawasi segala kegiatan peron dan mengawasi emplasement.
i. Emplasement : ruangan lapangan halaman tempat lintas keluar-masuknya kereta api
untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. j.
Staff Langsir : juru langsir yang menyusun dan melepaskan satu ruangan kereta api atau memuntahkan materil dari satu spoor ke spoor lainnya.
k. Kepala Kantor Kawat : kepala urusan telegram berita.
l. Administrasi : mengurus surat menyurat kepala stasiun.
m. Statistik : staff kepala stasiun besar dalam urusan pendataan berbagai hal secara statistik.
n. Bagasi : staff kepala stasiun besar urusan kiriman barang bagasi dari dan keatas kereta
api.
II.3.1.4 Jaringan Eksisting Kereta Api Medan
Gambar 2.16 Peta Jaringan jalan Rel Sumatera Sumber
: PT. Kereta Api persero,2005
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005
Sumber: Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum 2008, Dokumen 04 Data-data Pendukung Desain Tata Ruang Kawasan Pusat Kota Medan
Jenis Rel Panjang km
Koridor
R42 187
Rantauprapat – Kisaran – Tebing
Tinggi R33
101 Tebing Tinggi
– Medan – Belawan
R25 248
Medan – Binjai
Tanjung Pura-Pangkalan Susu Binjai
– Kuala Medan
– Batu Medan
– Pancur Batu Lubuk Pakam
– Pertumbukan Tebing Tinggi
– Siantar Kisaran
– Tanjung Balai Total
536
Jumlah Stasiun : Besar : 10 Stasiun
Kecil : 43 Stasiun
R42 R33
R25
Gambar 2.17 Jaringan Rel di Propinsi Sumatera Utara
Sumber
: Hasil Studi Kelayakan Kereta Api Komuter Medan dan sekitarnya,PT. Kereta Api persero Tahun 2005.
Gambar 2.18 Peta Sistem Transportasi Eksisting Kawasan Pusat Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Bambang Herawan 070406005
II.3.1.5 Aktivitas di Stasiun Kereta Api Medan
Aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam stasiun kereta api Medan adalah : a.
Penumpang, melakukan aktivitas berangkat dan datang. b.
Pengantar Penjemput, mengantar menjemput sanak saudara yang berangkat datang. c.
Barang bagasi, mengirim dan menjemput barang kiriman. d.
Pemberi jasa.
II.3.1.6 Hal-hal yang dapat dipelajari
o Menurut jangkauan pelayanannya merupakan stasiun jarak sedang.
o Menurut letaknya merupakan stasiun antara.
o Menurut ukurannya merupakan satsiun sedang.
o Merupakan stasiun dengan jalur fly over.
o Jumlah personel pengelola adalah 87 orang. lihat tabel 2.2
II.4 Studi Banding Proyek Sejenis