Evaluation of Implementation Guarantee Old Day Pension Program at PT.Perkebunan Nusantara II Sawit Hulu Plant Regency Langkat

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN SAWIT HULU KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh: NOVITA MARBUN

090902016

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Novita Marbun

Nim : 090902016

ABSTRAK

Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua di PT. Perkerkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu Kabupaten Langkat

Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Maka dikeluarkannya Undang-undang ketenaga kerjaan. Pelaksana undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan harus menyadari jiwa atau azas dari undang-undang tersebut, yaitu untuk meningkatkan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur. Program jaminan hari tua yang diikuti bertujuan menjamin dan memberikan perlindungan bagi karyawan yang akan pensiun dimasa tuanya. Masa pensiun adalah masa yang sangat menakutkan bagi para pekerja lanjut usia karena secara langsung keuangan mereka berubah drastis dan merubah kehidupan mereka, maka pemerintah membuat kebijakan dengan memberikan jaminan pada karyawan yang berupa jaminan hari tua.

Penelitian ini dilakukan di Kebun Sawit Hulu Kabupaten Langkat. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan populasi 44 orang. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka dan studi lapangan yang terdiri dari penyebaran kuesioner dan observasi.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa evaluasi program jaminan hari tua di PT. Perkebunan Nusantara II sudah berjalan baik. Evaluasi program dilihat dari beberapa indikator sosialisasi, pemahaman, pelaksanaan dan ketepatan waktu. Program jaminan hari tua sangat menjamin para pekerja dimasa pensiun. Untuk kedepannya program ini lebih ditingkatkan lagi agar lebih baik dan benar-benar sesuai dengan yang diharapkan para pekerja.


(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE SCIENCE DEPARTEMENT OF SOCIAL WALFARE

Name : Novita Marbun Nim : 080902016

ABSTRACT

Evaluation of Implementation Guarantee Old Day Pension Program at PT.Perkebunan Nusantara II Sawit Hulu Plant Regency Langkat

Every employer the have same right and chance to get job and word life with no differenfe one and the other. Because of government a law of employment makes. Dear of law number about 13 2003 is employers that have to realize the fundamental. It is used to improne dignity, prastice, pronsperious people. Guarantee old day programme guarantee and give protected is used to for employers that should be pension. The pension time is one of horrible time employers old because their economy will chance worse. Then government make a wise by give guarantee old day for employers.

This examination is done at Hulticulture sawit hulu langkat. The examination user descriptive examination by having 44 population of it. To obtain necessary data, thi research study using data collection technic and field study which consists of questionnaire and observation.

program evaluation of guarantee old day pension at PT. Perkebunan Nusantara II has been done better based by data analysis. The programee evaluation can be seen by indicator sosialisation, understanding indikcator and efektive time. Guarantee old day programme is a good deelsion for pension time. Future this programme has to improved done well.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus kristus atas berkat dan kasihNya telah memberikan kesehatan, kekuatan, kesabaran dan kemudahan, Walaupun penulis sadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan, waktu dan kemampuan penulis miliki. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mohon adanya perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini, yang tentunya mengharapkan koreksi dan saran dari segenap pembaca sekalian.

Skripsi ini berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program jaminan Hari Tua di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu”. Yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program strata satu (S-1), Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dengan segala keterbatasan penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca tentunya.

Selama menyelesaikan skripsi ini penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Maka dengan segala kerendahan hati ppenulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

3. Ibu Mastauli Siregar, S.Sos, M.si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia membimbing, meluangkan waktu, tenaga, kesabaran dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih Bu, sudah berkenan membagi ilmunya kepada saya.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

5. Seluruh Staff dan Pegawai di Kantor PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu.

6. Teristimewa kepada kedua orangtuaku Bapak M. Marbun dan Mamak K. br Situmorang, yang telah merawat penulis dengan penuh kasih sayang yang tulus serta telah banyak mengorbankan waktu, materi yang tak terhitung nilainya serta motivasi dan doauntuk keberhasilan penulis dalam meraih cita-cita.

7. Kepada abangku Ondihon Marbun, Amf. Yang super duper cerewet (remeng) makasi ya untuk semua, dan Adikku tersayang Sari Jayanti Marbun, yang telah menjadi penyemangat kakak tiap hari, uda gak berantam-berantam lagi kita ya dek :’). Mudah-mudahan dapat mengikuti kakak sekolah di negeri sampe kuliah ya. Pudan kami Desy Feronika Marbun kurangi jugul itu ya pudan, jangan malas kali kalo disuruh bapak, mamak, jangan nokohi kak sari aja. Sukseslah sekolahnya buat pudan kakak Sy ya.

8. Seluruh keluarga besar terutama Opung awet muda (K. br Simamora) jangan pergi dulu sebelum sukses aku ya, tulang Nolan, tulang Joni, tua juni, tua clara, tua nepron, tua magda, clara, juni, raymond, untuk dukungan dan pengertiannya selama penulis diperkuliahan hingga proses penyelesaian skripsi.

9. Kepada yang saat ini aku sayangi Luis Januari Crispin Sihombing yang selalu memberikan semangat disaat penyelesaian skripsi ini, terimakasih yang abangku. Semoga kita selamanya.


(5)

10. Untuk sahabatku Juwita Jayanti Sinaga AMKL. Yang udah dari SMA kita sama makasi ya untuk semua nasehatnya dan repetannya. Cepat-cepat dapar pacar, udah tua loh sayang kalo bisa cepat nikah biar jadi tante aku.

11. Buat teman-teman kost Novita V.C.S Amd, Novita Sari Situmorang, Mitra Patrecia V.C.S (bersihkan kost itu ya weey), Yohanna, Lida Malemta Tarigan Amd, kuruskan badanmu itu woi biar muat bajuku samamu.

12. Teman seperjuangan bimbingan bu masta : Vira, Intan, Jones, bang Eko, ito Marmen. Tema-teman seperjuangan 09 di kelas dulu july, rey, melani , elsa, teja, gomos, budi, eky, citra, febri, brema, ezwin, raihana, oci, rizy, bang dani, bang octo, udin, bang jeriko, surya, windi, irene, friska, heny, hot, dan yang lainnyasemoga kita semua dapat mengejar cita-cita kita dan terima kasih setulusnya atas kebersamaan yang selama ini tercipta.

13. Buat senior Kessos kak sheila ’07 makasih ya udah ngajari aku di awal ngerjakan skripsi. Kak castri ’07, bang tho ’06.

14. Buat junior kessos hallason, raisa, debora, johan, yuri, rentauli 15. Seluruh keluarga besar IMIKS

16. Seluruh responden di Sawit Hulu yang telah membantu penulis selama ini dalam mejalankan penelitian. Penulis ucapkan banyak terimakasih atas data dan informasinya.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun banyak membantu dalam memberikan moril maupun materil bagi terselesainya skripsi ini, penulis banyak ucapkan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk itu sangat diharapkan masukannya. Akan tetapi penulis telah semaksimal mungkin berusaha memberikan yang terbaik. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat agi rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang membutuhkannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa member perlindungan, kesehatan dan berkatNya kepada kita semua.

Medan, 2013 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… I

ABSTRACT………. ii

KATA PENGANTAR………. iii DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL……..………... DAFTAR BAGAN……… DAFTAR LAMPIRAN……… BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

1.4 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi ... 10

2.1.1 Pengertian Evaluasi ... 10

2.1.2 Fungsi Evaluasi ... 12

2.1.3 Proses Evaluasi ... 13

2.1.4 Tolak Ukur Evaluasi ... 13

2.2 Pengertian Program ... 14

2.3 Pengertian Evaluasi Pelaksanaan Program ... 15


(7)

2.4.1 Kebijakan Publik ... 15

2.4.2 Kebijakan Sosial ... . 17

2.5 Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 18

2.6Jaminan Hari Tua ... 20

2.7 Kesejahteraan Sosial ... 23

2.8 Hak dan Kewajiban Karyawan... 27

2.8.1 Upah ... 29

2.9 Kerangka Pemikiran ... 30

2.10 Defisi Konsep dan Definisi Operasional ... 32

2.10.1 Definisi Konsep ... 32

2.10.2 Definisi Operasional ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 35

3.2 Lokasi Penelitian ... 35

3.3 Populasi ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu ... 38

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu 38 4. 1. 2 Visi dan Misi ... 39

4.1.2.1 Visi ... 39

4.1.2.2 Misi ... 39


(8)

4.2 Budaya Kantor ... 40

4.3 Struktur Organisasi ... 41

4.4 Keadaan Geografis ... 43

4.4.1 Keadaan Alam ... 43

4.4.2 Luas Wilayah ... 43

4.4.3 Keadaan Demografis ... 43

4.5 Sarana dan Prasarana... 44

4.5.1 Sarana Tempat Ibadah ... 44

4.5.2 Sarana Gedung Sekolah ... 45

BAB V ANALISIS DATA 5.1Analisis Kharakteristik Umum Responden ... 47

5.2 Evaluasi Program Jaminan Hari Tua di PT. Perkebunan Nusantara II 51 5.2.1 Sosialisasi ... 51

5.2.2 Pemahaman ... 56

5.2.3 Pelaksanaan ... 62

5.2.4 Ketepatan Waktu ... 71

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 75


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Ditribusi Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin... 41

Tabel 4.2 Sarana Tempat Ibadah ... 45

Tabel 4.3 Sarana Gedung Sekolah... 45

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 48

Tabel 5.2 Distribusi Responden berdasarkan Agama... 48 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Suku... 49

Tabel 5.4 Ditribusi Responden Berdasarkan Pendidikan... 50

Tabel 5.5 Distribusi Sumber Pengetahuan Responden Tentang Adanya Program Jaminan Hari Tua... 51

Tabel 5.6 Distribusi Responden Atas Penjelasan Yang Diterima... 52

Tabel 5.7 Distribusi Tanggapan Responden Atas Informasi Yang disampaikan Pimpinan... 52

Tabel 5.8 Distribusi Pengetahuan Responden Atas Tujuan Dari Jamsostek Mengenai Jaminan Hari Tua... 53

Tabel 5.9 Distribusi Responden Terhadap Proses Sosialisasi Program Jaminan Hari Tua Yang Dilakukan Pimpinan... 54

Tabel 5.10 Distribusi Respoden Berdasarkan Kesulitan Yang Dialami Ketika Ingin Mendaftarkan Diri Sebgai Peserta... 54

Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Kepada Teman Ketika Belum Terdaftar Sebagai Peserta Program Jaminan Hari Tua... 55


(10)

Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pendaftaran Diri Menjadi Peserta Program... 56 Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Syarat-syarat

Menjadi Peserta Program Jaminan Hari tua... 57 Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Program Lain Yang Diterima... 57 Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Jaminan Hari Tua Di

Masa Akhir Bekerja... 58 Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Hak Yang Di

Terima Ketika Menjadi Peserta..... 59 Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Aman Karyawan Telah

Menjadi Peserta... 60 Tabel 5.18 Distribusi Responden Atas Terbantu Tidaknya Dengan Adanya

Jaminan Hari Tua Ketika Pesiun... 61 Tabel 5.19 Distribusi Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua Di Kebun Sawit

Hulu... 62 Tabel 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Kesenangan Terhadap

Program………... 63 Tabel 5.21 Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan Pengelola PT.

Perkebunan Nusantara II... 64 Tabel 5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan pelayanan PT.

Perkebunan Nusantara II Dalam Program Jaminan Hari Tua... 65 Tabel 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaiann Program Yang

Diinginkan... 66 Tabel 5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Atas Kelengkapan

Syarat Saat Mendaftar Sebagai Peserta Program... 67 Tabel 5.25 Distribusi Responden Mengenai Terlaksananya Peraturan Jaminan


(11)

Hari Tua Dengan Baik... 68 Tabel 5.26 Distribusi Responden Mengenai Iuran Yang Ditetapkan... 69

Tabel 5.27 Distribusi Responden Ketika Penerimaan Dana Jaminan Hari Tua Mendapatkan Potongan... 70 Tabel 5.28 Ditrsibusi Responden Mengenai Pendapat Karyawan Dalam

Frekuensi Pencairan Dana Jaminan Hari Tua... 71 Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pencairan... 72 Tabel 5.30 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Karyawan Atas


(12)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.9 Bagan Alur Pemikiran... 32 Bagan 4.3 Struktur Kepengurusan Lembaga Ketahanan Masyarakat

Desa... 42 .


(13)

LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan (kuesioner)

2. Lembaran Pengesahan Judul Proposal 3. Surat Keputusan Dosen Pembimbing 4. Berita Acara Seminar Proposal Penelitian 5. Lembaran Bimbingan

6. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Ilmi Sosial Ilmu Polotik Universitas Sumatera Utara

7. Surat Izin Penelitian dari PT. Perkebunan Nusantara II 8. Lembaran Persetujuan Seminar Proposal


(14)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Novita Marbun

Nim : 090902016

ABSTRAK

Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua di PT. Perkerkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu Kabupaten Langkat

Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Maka dikeluarkannya Undang-undang ketenaga kerjaan. Pelaksana undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan harus menyadari jiwa atau azas dari undang-undang tersebut, yaitu untuk meningkatkan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur. Program jaminan hari tua yang diikuti bertujuan menjamin dan memberikan perlindungan bagi karyawan yang akan pensiun dimasa tuanya. Masa pensiun adalah masa yang sangat menakutkan bagi para pekerja lanjut usia karena secara langsung keuangan mereka berubah drastis dan merubah kehidupan mereka, maka pemerintah membuat kebijakan dengan memberikan jaminan pada karyawan yang berupa jaminan hari tua.

Penelitian ini dilakukan di Kebun Sawit Hulu Kabupaten Langkat. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan populasi 44 orang. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka dan studi lapangan yang terdiri dari penyebaran kuesioner dan observasi.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa evaluasi program jaminan hari tua di PT. Perkebunan Nusantara II sudah berjalan baik. Evaluasi program dilihat dari beberapa indikator sosialisasi, pemahaman, pelaksanaan dan ketepatan waktu. Program jaminan hari tua sangat menjamin para pekerja dimasa pensiun. Untuk kedepannya program ini lebih ditingkatkan lagi agar lebih baik dan benar-benar sesuai dengan yang diharapkan para pekerja.


(15)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE SCIENCE DEPARTEMENT OF SOCIAL WALFARE

Name : Novita Marbun Nim : 080902016

ABSTRACT

Evaluation of Implementation Guarantee Old Day Pension Program at PT.Perkebunan Nusantara II Sawit Hulu Plant Regency Langkat

Every employer the have same right and chance to get job and word life with no differenfe one and the other. Because of government a law of employment makes. Dear of law number about 13 2003 is employers that have to realize the fundamental. It is used to improne dignity, prastice, pronsperious people. Guarantee old day programme guarantee and give protected is used to for employers that should be pension. The pension time is one of horrible time employers old because their economy will chance worse. Then government make a wise by give guarantee old day for employers.

This examination is done at Hulticulture sawit hulu langkat. The examination user descriptive examination by having 44 population of it. To obtain necessary data, thi research study using data collection technic and field study which consists of questionnaire and observation.

program evaluation of guarantee old day pension at PT. Perkebunan Nusantara II has been done better based by data analysis. The programee evaluation can be seen by indicator sosialisation, understanding indikcator and efektive time. Guarantee old day programme is a good deelsion for pension time. Future this programme has to improved done well.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia tidak terlepas dari aktivitas bekerja. Ada orang yang bekerja untuk mencari uang, ada yang bekerja untuk mengisi waktu luang, ada pula yang bekerja untuk mencari identitas, dan sebagainya. Apapun alasan manusia bekerja, semuanya adalah untuk memenuhi kebutuhannya.

Suatu pekerjaan lebih berkaitan dengan kebutuhan psikologis seseorang dan bukan hanya berkaitan dengan kebutuhan materi semata. Secara materi, orang bisa memenuhi kebutuhan sandang pangan melalui bekerja. Namun secara psikologis arti bekerja adalah menimbulkan rasa identitas, status, ataupun fungsi sosial (http://www.informasi-training.com/pelatihan-persiapan-pensiun).

Kemajuan zaman yang diiringi dengan kemajuan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap generasi tua. Teknologi maju telah menciptakan ribuan pekerja baru menuntut pendidikan dan keahlian, tetapi teknologi maju juga membatasi dan menurunkan kebutuhan ribuan pekerja yang membutuhkan keahlian rendah. Salah satunya adalah pekerja tua yang cenderung memiliki pendidikan dan keahlian yang terbatas. Keahlian mereka mungkin tidak sesuai dengan industri modern. Sehingga para pekerja tua sering menjadi hasil penolakan dari pasar tenaga kerja. Hal ini dikarenakan para pekerja tua dianggap sebagai manusia yang memiliki produktivitas rendah, bahkan sama sekali tidak produktif. Dari segi umur dan produktifitas, data yang ada menunjukan bahwa menurut kelompok umur, mereka yang produktifitasnya rendah ditentukan di kelompok umur 60-64 tahun (www.depnaker.co.id).


(17)

Golongan karyawan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan didalam gerak roda ekonomi bangsa. Jika diperhatikan pada saat ini, kecenderungan yang terjadi adalah semakin meningkatnya penduduk usia 55 tahun keatas dan meningkatnya batas umur produktif. Pada masa aktif bekerja karyawan memiliki jadwal bekerja yang terencana dan ketat, menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Pekerjaan dilakukan untuk kemajuan karir dan perusahaan serta demi mendapatkan upah atau gaji guna memenuhi kebutuhan hidup.

Setelah memasuki masa pensiun, aktivitas bekerja seorang karyawan akan berkurang, bahkan putus sama sekali. Setelah berhenti dari pekerjaan, pensiun akan kehilangan aktivitas kesehariannya. Tidak ada lagi rutinitas kerja yang padat dan terencana. Status dan peranan dalam lingkungan kerja pun ditinggalkan.

Ada beberapa hal yang mengalami perubahan dan menuntut penyesuaian diri yang baik ketika menghadapi masa pensiun:

1. Masalah Keuangan. Pendapatan keluarga akan menurun drastis, hal ini akan mempengaruhi kegiatan rumah tangga. Masa ini akan lebih sulit jika masih ada anak-anak yang harus dibiayai. Hal ini menimbulkan stress tersendiri bagi seorang suami karena merasa bahwa perannya sebagai kepala keluarga tertantang.

2. Berkurangnya harga diri (Self Esteem). Bengston (1980) mengemukakan bahwa harga diri seorang pria biasanya dipengaruhi oleh pensiunnya mereka dari pekerjaan. Untuk mempertahankan harga dirinya, harus ada aktivitas pengganti untuk meraih kembali keberadaan dirinya. Dalam hal ini berkurangnya harga diri dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, perasaan memiliki, perasaan mampu, dan perasaan berharga. Ketiga hal yang


(18)

disebutkan di atas sangat mempengaruhi harga diri seseorang dalam lingkungan pekerjaan.

3. Berkurangnya kontak sosial yang berorientasi pada pekerjaan (http://www.informasi-training.com/pelatihan-persiapan-pensiun).

Manulife Asset Management dalam hasil riset terbarunya memaparkan Indonesia menjadi salah satu negara yang sulit memenuhi kebutuhan pensiun. Hal ini terjadi akibat rendahnya simpanan penduduk terhadap jaminan hari tua. Indonesia memang telah menjadi kisah sukses perekonomian Asia selama beberapa tahun belakangan. Akan tetapi, Indonesia juga menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pensiun populasinya. Kendala yang dihadapi Indonesia di antaranya adalah relatif rendahnya tingkat kekayaan finansial dan kekayaan bersih hari tua. Namun perseroan tetap memandang Indonesia memiliki potensi tumbuh lebih tinggi saat masalah-masalah ini dapat teratasi. Apalagi peraturan telah memiliki komitmen dalam memecahkan masalah (http://sistemjaminansosial.blogspot.com/2012/11/ jakartamanulife-asset-management-dalam.html).

Berbicara mengenai hak pekerja dan buruh berarti kita membicarakan hak-hak asasi maupun hak-hak yang bukan asasi. Hak asasi adalah hak-hak yang melekat pada diri pekerja atau buruh itu sendiri yang dibawa sejak lahir. Hak asasi sebagai konsep moral dalam bermasyarakat dan bernegara bukanlah suatu konsep yang lahir seketika dan bersifat menyeluruh. Sebagai suatu konsep moral hak asasi dibangun dan dikembangkan berdasarkan pengalaman-pengalaman dari kelompok-kelompok sosial didalam masyarakat bernegara itulah yang mewarnai konsep hak asasi.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa pemberi kerja harus memberikan manfaat yang sesuai terhadap karyawannya pada saat pemberhentian kerja, pensiun, dan kematian. Inilah landasan


(19)

penting bagi kita untuk mempersiapkan masa pensiun. Kita harus mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera mulai dari sekarang. Sebagai karyawan, sudah saatnya kita menyisihkan sebagian dari gaji untuk hari tua. Sebagai perusahaan, sudah saatnya pemberi kerja menyediakan program pensiun atau pesangon untuk karyawannya.

Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Pengusaha harus memberikan hak dan kewajiban pekerja tanpa membedakan. Maka suatu undang-undang tergantung pada pelaksanaanya. Artinya, walaupun suatu undang-undang itu adalah baik tetapi pada pelaksanaannya tidak baik, maka pelaksanaan undang-undang tersebut akan menjadi tidak baik. Karena itu, pelaksana undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan harus menyadari jiwa atau azas dari undang-undang tersebut, yaitu untuk meningkatkan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

Perlindungan dan pemeliharaan jaminan sosial tenaga kerja diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja sosial yang bersifat mendasar dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan dan gotong royong sebagaimana terkandung dalam jiwa dan semangat pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Perlindungan tenaga kerja mewajibkan pengusaha memikul tanggung jawab sosial bagi tenaga kerja. Perlindungan tenaga kerja melalui program jaminan sosial tidak semata-mata diperuntukkan bagi tenaga kerja itu sendiri, tetapi diperuntukka pula bagi keluarganya pada saat terjadinya resiko-resiko seperti misalnya kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia dan hari tua. Tujuan dari program jaminan hari tua


(20)

adalah untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai jaminan untuk masa pensiunnya nanti.

Kehadiran masa pensiun sering dipandang sebagai masalah, bahkan musibah bagi penerimanya. Hadirnya masa pensiun sering menyebabkan seorang stress. Yang menarik adalah, bahwa sebagian usia lanjut sebenarnya menolak untuk pensiun dengan berbagai latar belakang. Jika memungkinkan mereka ingin terus aktif bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun.

Pensiunan PT. Perkebunan Nusantara II mengalami sedikit masalah ketika hendak mencairkan dana jaminan hari tua, dimana mereka mengalami kesulitan saat hendak mencairkan dana jaminan hari tua. Mereka kurang memahami penyebabnya itu terjadi. Sehingga mereka menunggu dalam waktu yang cukup lama. Tanpa ada pemberitahuan petugas apa penyebab sebenarnya yang terjadi.

Faktor yang menyebabkan tidak dibayarkannya dana jaminan hari tua karena berkas-berkas yang menjadi syarat tidak lengkap sehingga tidak diterimanya permintaan pencairan dana jaminan hari tua. Ada juga faktor dari petugas yang mengurus. Pensiun atau pesangon hakikatnya sebuah jasa penghargaan bagi para pensiunan. Untuk modal sumber pembiayaan hidup hari tua yang digunakan untuk kepentingan keluarga dan sosial masyarakat (Suardiman, 2013: 133).

Sepanjang persyaratan administrasi dipenuhi, tidak ada masalah untuk mengurus jaminan hari tua, pihaknya akan terus mengoptimalkan kualitas pelayanan, karena Jamsostek telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Kelancaran proses pencairan dana Jaminan Hari Tua dari Jamsostek tersebut mendapat apresiasi dari kalangan pensiunan PT. Perkebunan Nusantara II. Proses pencairan Jaminan Hari Tua kami berjalan lancar, jelas, dan tidak dipersulit.


(21)

Jaminan sosial tenaga kerja dalam suatu perusahaan berskala besar dan berskala kecil, tenaga kerja merupakan modal dasar terlaksananya proses produksi serta memajukan perusahaan pada perusahaan tenaga kerja atau karyawan pelaksana utama tidak terlepas dari resiko yang dihadapinya. Resiko yang menimpa karyawan dapat terjadi sewaktu-waktu baik pada waktu bekerja maupun diluar kerja demi tuntutan perusahaan. Adapun resiko yang terjadi tidak dapat sepenuhnya dihindari yang tentunya akan membutuhkan biaya. Resiko yang menimpa karyawan dapat menimbulkan cacat sebagian, cacat seumur hidup, bahkan data menimbulkan kematian. Semua resiko yang dialami kebanyakan diakibatkan dari hubungan kerja.

Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) adalah suatu bentuk perlindungan yang berkaitan kepada pekerja dan keluarganya terhadap berbagai resiko pasar tenaga kerja. Berbagai program jaminan sosial tenaga kerja formal yang telah berjalan di Indonesia adalah :

1. Untuk karyawan sektor swasta, dikelola oleh PT. Jamsostek;

2. Untuk Pegawai Negeri Sipil, dikelola oleh PT. Taspen dan PT. Askes; 3. Untuk anggota TNI dan Polri, dikelola oleh PT. Asabri.

Ruang lingkup program ini terdiri dari empat program perlindungan pekerja, yaitu :

1. Jaminan kecelakaan kerja; 2. Jaminan kematian;

3. Jaminan hari tua;

4. Jaminan pemeliharaan kesehatan (http://www.smeru.or.id/ report/workpaper /june2003/Jamsostek.htm).


(22)

Kesejahteraan yang perlu diberikan bukan hanya karyawan sendiri tapi juga keluarga yang harus tetap terpelihara termasuk saat karyawan kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya akibat resiko kerja seperti kecelakaan kerja, sakit meninggal dunia, dan hari tua.

Oleh karena itu perusahaan agar mengikut sertakan pekerjanya dalam program Jamsostek. Program ini memberikan perlindungan bersifat dasar, untuk menjaga harkat dan martabat manusia jika mengalami reiko-resiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh perusahaan dan karyawan. Pasalnya, menjadi peserta program Jamsostek merupakan hak bagi karyawan yang dijamin oleh undang-undang.

Salah satu alasan dari PT. Perkebunan Nusantara II untuk ikut program Jamsostek yaitu untuk melindungi dan member jaminan kepada para karyawan yang sesuai dengan Undang-undang pemerintah No. 3 Tahun 1996 pasal 6 ayat 1 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Jamsostek yang telah dilaksanakan oleh PT. Perkebunan Nusantara II yaitu program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua. Sementara program Jamsostek dalam lingkup Jaminan Kesehatan tidak ikut dikarenakan PT. Perkebunan Nusantara II memiliki Rumah Sakit sendiri.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam bentuk skripsi. Adapun judul peneliti adalah ”Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu Kabupaten Langkat”.


(23)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, adapun masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana Evaluasi pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua Di PT. Perkebunan Nusantara II KebunSawit Hulu Kabupaten Langkat?”.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program jaminan hari tua di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu Kabupaten Langkat.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka pengembangan konseo-konsep, teori-teori, terutama model pemecahan masalah Evaluasi pelaksanaan program jaminan hari tua, selain itu dapat memperluas wawasan serta mengembangkan ilmu kesejahteraan sosial.


(24)

1.4. Sistematika Penulisan

Rencana dan hasil penelitian ini akan dilaporkan menurut sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan uraian teoritis tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran yang kemudian dituangkan dalam bentuk alur pikiran, definisi konsep dan definisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian serta teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan dta serta teknik analisi data yng diterapkan.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisikan uraian tentang gambaran lokasi penelitian dan data-data lain yang turut mempekaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISIS DATA

Berisikan uraian data yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian yaitu melalui observasi, kuisioner, dan wawancara.

BAB IV : PENUTUP

Berisikan kesimpulan penelitian dan saran yang direkomendasikan berdasarkan kesimpulan penelitian yang diperoleh.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi

2.1.1. Pengertian Evaluasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian yang ditujukan kepada seseorang, sekelompok, atau suatu kegiatan. Sebagai penilaian, bisa saja penilaian ini menjadi netral, positif, negatif atau bahkan gabungan dari keduanya. Ketika sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.

Pengertian lain dikemukakan oleh H. Weis (dalam Jones, 2001) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu aktivitas yang dirancang untuk menimbang manfaat atau efektivitas suatu program melalui indicator yang khusus, teknik pengukuran, metode analisis, dan bentuk perencanaan, dari berbagai pengertian yang telah disebutkan, evaluasi semestinya mempunyai tolak ukur atau target sasaran yang telah ditetapkan dari awal perencanaan dan merupakan tujuan yang hendak dicapai.

Evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan antara lain:

1. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu dan target tertentu yang telah dicapai. 2. Evaluasi memberi sumbangan pada klasifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai

yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoprasikan tujuan dan target.


(26)

3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan. Evaluasi dapat pula menyumbang pada definisi alternatif kebijakan yang baru atau revisi kebijakan.

Dari fungsi-fungsi evaluasi yang telah dikemukakan beberapa ahli, dapatlah disimpulkan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai program tersebut.

Jika ditinjau dari aspek tingkat pelaksanaannya, secara umum evaluasi terhadap suatu program dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis (Siagian dan Suriadi, 2012) yaitu:

1. Penilaian atas perencanaan, yaitu mencoba memilih dan menerapkan prioritas terhadap berbagai alternative dan kemungkinan atas cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Penilaian atas pelaksanaan, yaitu melakukan analisis tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan dengan perencanaan, didalamnya meliputi apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan, apakah ada perubahan-perubahan sasaran maupun tujuan dari program yang sebelumnya direncanakan.

3. Penilaian atas aktivitas yang telah selesai dilaksanakan, yaitu menganalisis hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang sebelumnya ditetapkan.


(27)

Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program. Evaluasi (Suhartono, 2008: 119) bertujuan untuk:

1. Mengidentificaksi tingkat pencapaian tujuan.

2. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.

3. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin terjadi diluar rencana (exterbalities).

2.1.2 Fungsi Evaluasi

Evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan antara lain :

1. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan dan target tertentu yang telah dicapai.

2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mendefenisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.

3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisi kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan. Evaluasi dapat pula menyumbang pada defenisi alternative kebijakan yang baru atau revisi kebijakan.

Dari fungsi-fungsi evaluasi yang telah dikemukakan beberapa ahli, dapatlah disimpulkan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses yang dilkukan oleh seseorang


(28)

untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai program tersebut.

2.1.3 Proses Evaluasi

Jika ditinjau dari tingkat pelaksanaannya, secara umum evaluasi terhadap suatu program dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis (Siagian dan Suriadi, 2012: 173) yaitu:

1. Penilaian atas perencanaan, yaitu mencoba memilih dan menerapkan proiritas terhadap berbagai alternative dan kemungkinan atas cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

2. Penilaian atas pelaksanaan, yaitu melakukan analisis tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan dengan perencanaan, didalamnya meliputi apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan, apakah ada perubahan-perubahan sasaran maupun tujuan dari program yang sebelumnya direncanakan.

3. Penilaian atas aktivitas yang telah selesai dilaksanakan, yaitu menganalisis hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang sebelumnya ditetapkan.

2.1.4 Tolak Ukur Evaluasi

Suatu program dapat dievaluasi apabila ada tolak ukur yang menantinya dijadikan penilaian suatu program. Berhasil atau tidaknya program berdasarkan tujuan yang dibuat sebelumnya harus memiliki tolak ukur, dimana tolak ukur ini harus dicapai dengan baik oleh sumber daya yang mengelolanya.

Adapun yang menjadi tolak ukur dalam evaluasi suatu program adalah 1. Ketersediaan sarana untuk mencapai tujuan tersebut


(29)

2. Apakah hasil proyek sesuai dengan hasil yang diinginkan

3. Apakah sarana atau kegiatan yang benar-benar membutuhkannya

4. Apakah sarana yang disediakan benar-benar dilakukan untuk tujuan semula 5. Berapa persen jumlah atau luasan sasaran sebenarnya yang dapat dijangkau

oleh program

6. Bagaimana mutu pekerjaan atau sasaran yang dihasilkan dari program

7. Berapa banyak sumber daya (tenaga, dana, barang) yang sudah digunakan (diinvestasikan) untuk mencapai tujuan tersebut

8. Apakah sumber daya dan kegiatan yang dilakukan benar-benar dimanfaatkan secara maksimal

9. Apakah kegiatan yang dilakukan benar-benar memberikan masukan terhadap perubahan

2.2 Pengertian Program

Program merupakan tahap-tahap dalam penyelesaian rangkaian kegiatan yang berisi langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Manila (dalam Jones, 2001: 43) mengemukakan bahwa program akan menunjang implementasi, karena dalam program telah dimuat berbagai aspek antara lain:

a. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

b. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil dalam mencapai tujuan itu.

c. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui. d. Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan.


(30)

2.3 Pengertian Evaluasi Pelaksanaan Program

Evaluasi dalam pelaksanaan suatu program yaitu, melakukan analisis tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan dengan perencanaan, di dalamnya meliputi apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan, apakah ada perubahan-perubahan sasaran maupun tujuan dari program yang sebelumnya direncanakan (Siagian & Suriadi, 2010: 117-118). Dapat diketahui bahwa evaluasi pelaksanaan program adalah sejauhmana pelaksanaan suatu program, yaitu sosialisasi yang dilakukan, ketepatan sasaran dan waktu program, pelayanan program yang diberikan, manfaat dan tujuan serta penanganan dari pengaduan masyarakat terhadap program.

2.4 Kebijakan Publik dan Kebijakan Sosial 2.4.1. Kebijakan Publik

Kebijakan (policy) adalah sebuah instrument pemerintah, bukan saja dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur Negara, melainkan pula gevermance yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik. Kebijakan pada intinyamerupakan keputuan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengolaan dan pendistribusian sumber daya alam, financial, dan manusia demi kepentingan public, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau warga negara.

Banyak definisi mengenai kebijakan public. Sebagian ahli member pengertian kebijakan publik dalam kaitannya dengan keputusan atau ketetapan pemerintah untuk melakukan sesuatu tindakan yang dianggap akan membawa dampak bagi kehidupan warganya. Kebijakan publik pada umumnya mengandung pengertian mengeni “whatever government choose to do or not to do”. Artinya kebijakan publik adalah


(31)

“apa saja yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan” (Brigdman dan Davis, dalam Suhartono, 2009: 3).

Tidak berarti bahwa kebijakan hanyalah milik atau domain pemerintah saja. Organisasi non pemerintah, organisasi sosial dan lembaga-lembaga sukarela lainnya memiliki kebijakan-kebijakan pula. Namun, kebijakan mereka tidak dapat diartikan sebagai kebijakan publik karena kebijakan mereka tidak memakai sumber daya publik atau tidak memiliki legalitas hukum sebagaimana kebijakan lembaga pemerintah.

Kebijakan publik sedikitnya mencakup hal-hal sebagai berikut (Hogwood dan Gunn, dalam Suhartono, 2009: 5)) :

1. Bidang kegiatan sebagai ekspresi dari tujuan umum atau pernyataan-pernyataan yang ingin dicapai.

2. Proposal tertentuyang mencerminkan keputusan-keputusan pemerintah yang telah dipilih.

3. Kewenangan formal seperti undang-undang atau peraturan pemerintah. 4. Program, yakni seperangkat kegiatan yang mencakup rencana penggunaan

sumber daya lembaga dan strategi pencapaian tujuan.

5. Keluaran, yaitu apa yang nyata tlah disediakan oleh pemerintah, sebagai produk dari kegiatan tertentu.

6. Teori yang menjelaskan bahwa jika melakukan X maka diikuti oleh Y

7. Proses yang panjang dalam periode waktu tertentu yang relative panjang (Hogwood dan Gunn, dalam Suhartono, 2009: 5).

Brigdman dan Davis (2004: 4-7)menerngkan bahwa kebijakan publik sedikitnya memiliki tiga dimensi yang saling bertautan yakni:


(32)

Kebijakan adalah a means to an end yaitu alat untul mencapai sebuah tujuan. Kebijakan publik pada akhirnya menyangkut pencapaian tujuan publik. Artinya, kebijakan publik adalah seperangkat tindakan pemerintah yang didisain untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diharapkan oleh publik sebagai kenstituen pemerintah.

2. Kebijakan publik sebagai pilihan tindakan yang legal

Melalui kebijakan–kebijakan, pemerintah membuat ciri khas kewenangannya. Artinya, kompleksitas dunia politik disederhanakan menjadi pilihan-pilihan tindakan yang sah atau legal untuk mencapai ttujuan tertentu. Kebijakan kemudian dapat dilihat sebagai respon atau tanggapan resmi terhadap isu atau masalah publik.

3. Kebijakan publik sebagai hipotesis

Kebijakan dibuat berdasarkan teori, model atau hipotesis mengenai sebab dan akibat. Kebijakan kebijakan senantiasa bersandar pada asumsi-asumsi mengenai perilaku. Kebijakan selalu menngandung insentif yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Kebijakan juga selalu memuat disinsetif yang mendorong orang tidak melakukan sesuatu.

2.4.2. Kebijakan Sosial

Kebijakan publik adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik. Kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan masyarakat banyak (Bessant, Watts, dan Smith, dalam Suhartono, 2009: 10).

Dalam garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam tiga kategori, yaitu perundang-undangan, program pelayanan sosial, dan sistem perpajakan. Berdasarkan


(33)

kategori ini, maka dapat ditanyakan bahwa setiap perundang-undangan, hukum atau peraturan daerah yang menyangkut masalah dan kehidupan sosial adalah wujud dari kebijakan sosial. Namun, tidak semua kebijakan berbentuk perundang-undangan.

Kebijakan sosial sering kali melibatkan program-program bantuan yang sulit dilihat secara kasat mata. Karenanya,masyarakat luas kadang-kadang sulit mengenali kebijakan sosial dan membedakannya dengan kebijakan publik lainnya. Secara umum kebijakan publik lebih luas daripada kebijkan sosial. Kebijakan Transportasi.Jalan raya,Air bersih,Pertahanan Dan Keamanan merupakan beberapa kebijakan publik. Sedangkan,kebijakan mengenai jaminan sosial,seperti bantuan sosial dan asuransi sosial yang umumnya diberikan bagi kelompok mikin atau rentat,adalah contoh kebijakan sosial (Suhartono,2009: 11-12).

Kebijakan sosial sejatinya merupakan kebijakan kesejahteraan (welfare policy), yakni kebijakan pemerintah yang secara khusus melibatkan program-program pelayanan sosial bagi kelompok-kelompok kurang beruntung yakni para pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial seperti keluarga miskin, anak terlantar, pekerja anak, korban HIV/AIDS, penyalahguna narkoba dan kelompok-kelompok rentan lainnya, baik secara ekonomi maupun psikososial. Setiap Negara memiliki perbedaan dalam mengkategorikan kebijakan public dan kebijakan sosial.

2.5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Menurut UU No.3 tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari hasil yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia (Kansil, 1997: 25).


(34)

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risikorisiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja memiliki beberapa aspek, yaitu:

1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi tenaga kerja beserta keluarganya.

2. Merupakan penghargaan bagi tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiranya kepada perusahaan tempat mereka bekerja.

Berdasarkan ketentuan UU No 3 tahun 1992 pasal 6 , ruang lingkup program Jaminan Sosial Tenaga Kerja meliputi:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja 2. Jaminan Kematian

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 4. Jaminan Hari Tua

Pembiayaan jaminan sosial tenaga kerja ditanggung oleh perusahaan dan tenaga kerja sesuai dengan jumlah yang tidak memberatkan beban keuangan kedua belah pihak. Pembiayaan jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan, karena perusahaan harus bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Sedangkan pembiayaan jaminan hari tua ditanggung bersama oleh pengusaha dan tenaga kerja karena merupakan penghargaan dari perusahaan kepada


(35)

tenaga kerjanya yang telah bertahun-tahun bekerja di perusahaan, dan sekaligus merupakan tanggung jawab tenaga kerja untuk hari tuanya sendiri.

Berdasarkan ketentuan pasal 29 Undang-Undang Nomor 3 Tahun1992 tentang Jaminan Sosial Tenga Kerja memberi sanksi kepada perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, antara lain:

1. Pengusaha yang tidak memenuhi ketentuan sebagaiman dikenakan denda sebesar 2% untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dari iuran yang seharusnya dibayar.

2. Pengusaha yang tidak memenuhi ketentuan sebagaiman dimaksud dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dikenakan 1% dari jumlah jaminn sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, untuk setiap hari keterlambatan dan dibayarkan kepada tenaga kerja yang bersangkutan (Kansil, 1997: 55-56).

2.6. Jaminan Hari Tua

Jaminan Hari Tua adalah Jaminan yang memberikan kepastian dan keamanan terhadap resiko-resiko ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari resiko sosial. Santunan berupa uang yang dibayarkan secara sekaligus atau berkala atau sebagian dan berkala kepada tenaga kerja karena:

1. Telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau; 2. Cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter.

Usia pensiun 55 tahun atau cacat total tetap dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak mampu lagi bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat


(36)

menimbulkan kerisauan bagi pekerja dan mempengaruhi pekerja sewaktu mereka bekerja, terutama bagi mereka yang penghasilannya rendah.

Program Jaminan Hari Tua dapat dibedakan antara program manfaat pasti dan program iuran pasti yaitu:

1. Program manfaat pasti (defined benefit), yaitu program yang manfaatnya ditetapkan dalam ketentuan yang mengaturnya, sedangkan iuran disesuaikan dengan manfaat tersebut.

2. program iuran pasti (defined contribution), yaitu Iurannya ditentukan dalam ketentuan yang mengaturnya, sedangkan manfaat bergantung pada akumulasi iuranan hasil pengembangan (Wahab, 2001: 144-145).

Badan penyelenggara (PT. Jamsostek) menetapkan besarnya Jaminan Hari Tua paling lambat 30 hari sebelum tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun dan memberitahukan kepada yang bersangkutan. Ketentuan ini dimaksudkan agar Jaminan Hari Tua dapat dibayarkan kepada tenaga kerja tepat pada waktunya, selain untuk memberi kesempatan kepada tenaga kerja untuk memilih cara pembayaran Jaminan Hari Tua, baik secara berkala maupun sekaligus.

Menurut Undang-Undang No 3 tahun 1992, besarnya iuran jaminan hari tua ditetapka sebagai berikut:

1. Perusahaan menanggung iuran sebesar 3,70%.

2. Tenaga kerja menanggung iuran sebesar 2%. (Wahab, 2001: 156).

Pembayaran Jaminan Hari Tua kepada tenaga kerja dapat dilakukan:

1. Secara sekaligus apabila jumlah Jaminan Hari Tua yang harus dibayarkan kurang dari Rp. 3.000.000,-(tiga juta rupiah) atau


(37)

2. Secara berkala apabila seluruh jumlah Jaminan Hari Tua mencapai Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah) atau lebih, dan dilakukan paling lama 5(lima) tahun.

Pembayaran Jaminan Hari Tua secara berkala yang dimaksud diatas dilakukan atas pilihan tenaga kerja yang bersangkutan dan bukan ditetapkan oleh Badan Penyelenggara. Apabila tenaga kerja meninggalkan wilayah Indonesia untuk selama-lamanya pembayaran Jaminan Hari Tua dilakukan sekaligus (Kansil, 1997: 79).

Berdasarkan pengajuan permintaan pencairan dana tersebut maka badan penyelenggara menetapkan syarat dan ketentuan pengajuan pencairan dana Jaminan Hari Tua, yaitu:

Syarat kelengkapan berkas

1. KTP/ SIM (yang masih berlaku)

2. Kartu keluarga (alamat harus sesuai KTP/SIM) 3. Kartu peserta Jamsostek

4. Surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan 5. Saldo Jamsostek (jika ada)

Ketentuan

1. Kepesertaan Jamsostek minimal sudah 5 tahun 1 bulan 2. Sudah berhenti dari perusahaan minimal 1 bulan.

Tenaga kerja yang akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya dapat mengajukan permintaan pembayaran Jaminan Hari Tua dengan meneyerahkan kartu peserta dan mengisi formulir 5 Jamsostek dan disertai dengan bukti-bukti sebagai berikut:


(38)

2. Photo copy paspor.

3. Photo copy visa bagi tenaga kerja Warga Negara Indonesia.

Sama halnya dengan tenaga kerja yang menyandang cacat total tetap untuk selamanya, berhak mengajukan permintaan pembayaran Jaminan Hari Tua Jamsostek dan disertai dengan bukti-bukti sebagai berikut:

1. Kartu peserta.

2. Surat keterangan dokter (Kansil, 1997: 116-117).

2.7. Kesejahteraan Sosial

kesejahteraan (welfare) ialah dua kata benda yang dapat diartikan nasib yang baik, keseahatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk pada keadaan yang baik, kondisi masyarakat dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, sehat, dan damai.

Kesejahteraan sosial dalam arti sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf kehidupan yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisiknya belaka, tetpi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual (Adi, 2005: 40).

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kesejahteraan sosial adalah suatu kondisi atau keadaan sejahtera fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya perbaikan-perbaikan penyakit-penyskit sosial tertentu saja. Kemudian pengertian tersebutdisempurnakan menjadi: suatu kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuain timbale balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode-metode dengn maksud agar supaya kemungkinan individu-individu,


(39)

kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah penyesuaian diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat, serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi dan sosial.

Dalam Undang-Undang No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan berdasarkan asas: 1. Kesetiakawanan.

2. Keadilan. 3. Kemanfaatan. 4. Keterpaduan. 5. Kemitraan. 6. Keterbukaan. 7. Akuntabilitas. 8. Partisipasi. 9. Profesionalitas. 10.Keberlanjutan.

Kesejahteraan sosial memiliki beberapa makna yang relatif berbeda, meskipun substansinya tetap sama. Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu:


(40)

1. Kondisi kehidupan atau keadaan kesejahteraan, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohani dan sosial.

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera (Suhartono, 2009: 2).

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan informasi mengenai konsep dari istilah yang digunakan dalam statistik kesejahteraan sosial diantaranya adalah kondisi rumah tangga, luas lantai, daerah perkotaan atau pedesaan, probabilitas bayi mati sebelum mencapai usia satu tahun, keluhan masyarakat terhadap kesehatan imunisasi, pasien rawat inap, status gizi, narapidana, aksi dan korban kejahatan. Dari kelompok tersebut BPS melakukan pengelompokan menjadi lima indikator dalam pengukuran kesejahteraan sosial, yaitu:

a. Kesehatan b. Pendidikan

c. Akses menjangkau media massa d. Perumahan

e. Gizi (http://www.blogspot.com/unpad).

2.7.1. Pengertian Usaha Kesejahteraan Sosial

Pengertian usaha kesejahteraan sosial sebagai suatu aktivitas biasanya disebut sebagai Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS). Dalam skala dan perspektif makro, Usaha Kesejahteran Sosial ini pada intinya menunjuk pada apa yang ditanah air dikenal dengn nama Pembangunan Kesejahteraan Sosial (PKS). Perlu dijelaskan


(41)

disini b ahwa konsep mengenai pembangunan kesejahteraan sosial merupakan istilah khas di Indonesia. Dinegara-negara lain, seperti di AS, Selandia Baru, Inggris atau Australia, konsep mengenai Social Welfare Development kurang dikenal. Dalam benak publik UKS atau PKS (Suhartono, 2008: 4).

Peningkatan taraf hidup masyarakat diwujudkan dengan berbagai bentuk usaha kesejahteraan sosial yang konkret. Usaha kesejahteraan sosial mengacu pada program, pelayanan dan berbagai kegiatan yang konkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan atau masalah yang dihadapi anggota masyarakat. usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada individu, keluarga, kelompok, ataupun komunitas.

Usaha kesejahteraan sosial adalah usaha yang nyata untuk membangun seluruh masyarakat agar terciptanya kesejahteraan bangsa dan negara. Usaha ini dilakukan untuk memperbaiki tatanan yang dilihat sudah mempunyai nilai buruk yang fungsi sosialnya sudah tidak terlaksana. Hal ini diperlukan pembenahan agar terciptanya suasana yang sejahtera disetiap negara. Usaha kesejahteraan sosial ini dilakukan dngan cara melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan tujuannya adalah memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Pembangunan ini dilakukan disetiap Negara dengan perencanaan dan strategi yang matang.

Tujuan pembangunan kesejahteraan sosial adalah untuk meningkatkan kualitas hidu manusia secara menyeluruh yang mencakup:

1. meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup. 2. memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.

3. meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial.


(42)

4. meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan.

5. meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan

6. meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dalam kaitan dengan kesejahteraan sosial ada beberapa karakteristik usaha kesejahteraan sosial masa kini, yaitu:

1. Menanggapi kebutuhan manusia.

2. Usaha kesejahteraan sosial diorganisir guna menanggapi kompleksitas masyarakat perkotaan yang modern.

3. Kesejahteraan sosial mengarah ke spesialisasi, sehingga lembaga kesejahteraan sosialnya juga lebih terspesialisasi.

4. Usaha kesejahteraan sosial menjadi sangat luas (Adi, 1994: 10).

2.8. Hak dan Kewajiban Karyawan

Dalam era pembangunan dewasa ini, kehadiran karyawan yang begitu pesatharuslah senantiasa diprioritaskan kepada pembinaan prospek karyawan, khususnya sektor kesejahteraan karyawan sehingga mereka dapat berperan secara aktif didalam pembangunan. Karyawan mempunyai andil yang besar didalam proses produksi, dimana karyawan dapat menentukan maju mundurny produksi satu perusahaan. Bila kesejahtyeraan karyawan kurang mendapat dukungan yang baik akan mengakibatkan berkurangnya aktifitas karyawan yang akan menimbulkan


(43)

fenomena dan dampak yang negative terhadap kelancaran dan kelangsungan proses produksi suatu perusahaan.

Karyawan mempunyai hak bebas untuk menentukan dan memilih pekerjaan yang sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya serta sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya serta pekerjaan itu layak bagi kemanusiaan. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) telah ditentukan landasan hukum sebagai berikut: “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Hak dan kewajiban para karyawan biasanya tercantum dalam perjanjian kerja. Pada prinsipnya, perjanjian kerja untuk mempertegas posisi hak dan kewajiban seorang karyawan sebelum menandatangani yaitu jabatan atau jenis pekerjaan yang akan dipegangnya. Selain itu, perhatikan pula hak dan kewajiban yang akan diterimanya seperti jumlah gaji dan lokasi pekerjaannya.

Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan maka harus diperhatikan juga pada kesejahteraan kini dan hari tua yakni pada saat mereka tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidupnya. Usaha meningkatkan kesejahteraan tersebut dilakukan melalui sistem asuransi sosial. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) adalah perlindungan yang dimaksudkan untuk menanggulangi resiko sosial yang secara langsung mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya penghasilan tenaga.

Melalui jamsostek diharapkan terjaminnya hari tua karyawan. Begitu juga jika karyawan mendapatkan kecelakaan dalam melakukan pekerjan. Jamsostek bagi tenaga kerja pada hakikatnya mempunyai beberapa aspek antara lain:

1. Merupakan jaminan keperluan hidup bagi tenaga kerja beserta keluarganya. 2. Merupakan penghargaan tenga kerja yang menyumbangkan tenaga dan


(44)

2.8.1. Upah

Upah dalam pasar tenaga kerja merupakan konsep baru, dimana ada pertemuan antara permintaan dan enawaran. Dalam terminologi ekonomi ketenagakerjaan, konsep upah tersebut bermakna ganda dimana upah bias dipandang sebagai pendapatan biaya. Upah adalah pembayaran yang diterima buruh/pekerja selama ia melaukan pekerjaan atau dipandang melakukan pekerjaan.

PP No 8 tahun 1981 tentang perlindungan “upah” memberikan defenisi upah sebagai berikut:

“Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari perusahaan kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha (pemberi kerja) dan pekerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya”.

Dalam pembagian upah ada yang disebut upah minimum sebagaimana yang diatur dalam PP No. 8/1981 merupakan upah yang ditetapkan secara minimum regional, sektoral regional maupun sub sektoral, dalam hal ini upah minimum itu adalah upah pokok dan tunjangan. Upah pokok minimum adalah upang pokok yang diatur secara minimal baik regional, sektoral maupun sub sektoral. Dalam peraturan pemerintah yang diatur secara jelas hanya upah pokokmya saja tidak termasuk tunjangan.

Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan upah dapat diartikan sebagai berikut:

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada


(45)

pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerj/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan jasa yang telah atau akan dilakukan”.

Peraturan Menteri No 3 tahun1996 tentang Perumusan Hubungan Kerja memberikan definisi yang lebih detil tentang upah karena ditunjukkan untuk keperluan perhitungan pesangon. Dalam Peraturan Menteri No. 3 tahun 1996 ini yang dimaksud dengan upah mencakup:

1. Upah poko, segala tunjangan berkala dan teratur, harga pembelian dari ctu yang diberikan kepada pekerj, penggantian untuk perumahan yang diberikan Cuma-cuma, dan penggantian untuk pengobatan dan perawatan kesehatan (Ruky, 2001: 7).

2.9. Kerangka Pemikiran

Dalam pelaksanaan pembangunan, tenaga kerja mempunyai peranan penting sebagai suatu penunjang untuk keberhasilan pembangunan nasional, tenaga kerja yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan merupakan potensi untuk meningkatkan produktivitas, sehinga karyawan perlu diberi perlindungan dan kesejahteraan.

Salah satu cara meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah melalui Undang-undang No 3 tahun 1992 yang mengatur tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang telah ditetapkan pemerintah, yang didukung oleh beberapa peraturan perundang-undangan, sehingga pengaturan pemberian jaminan sosial tenaga kerja, seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan hari tua, dan jaminan kematian dapat berlangsung dengan baik. Jamsostek yang


(46)

menanggulangi resiko-resiko kerja sekaligus akan menciptakan ketenaga kerjaan yang pada saatnya akan membantu meningkatkan produktivitaskerja. Jaminan sosial tenaga kerja yang diselenggarakan dengan metode pendanaan akan memupuk dana menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

Berbagai persoalan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kini semakin menjadi perhatian, hal ini membuat pemerintah untuk mendorong perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN agar menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara II merupakan salah satu perusahaan BUMN yang menjalankan program jaminan sosial sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan.


(47)

Untuk memperjelas alur pemikiran di atas dapat dilihat bagan berikut ini:

Bagan Alur Pemikiran

2.10. Defenisi Konsep dan Definisi Operasional 2.10.1. Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang dikaji. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut

Program Jaminan Hari Tua

karyawan

Indikator Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua

1. Sosialisasi Program Jaminan Hari Tua 2. Pemahaman Program Jaminan Hari Tua 3. Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua 4. Ketepatan Waktu

PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu


(48)

definisi konsep. Secara sederhana definisi diartikan sebagai batasan arti.(Siagian, 2011: 138).

Untuk lebih memahami konsep-konsep yang digunakan, maka peneliti ian membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:

1. Evaluasi adalah suatu penilaian yang ditujukan kepada seseorang, sekelompok, atau suatu kegiatan. Sebagai penilaian, bisa saja penilaian ini menjadi netral, positif, negatif atau bahkan gabungan dari keduanya

2. Pelaksanaan program dalam penelitian ini adalah penerapan seperangkat program atau kebijakan yang memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh individu, kelompok, maupun pemerintah.

3. Program Jaminan Hari Tua merupakan program pemerintah untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja guna meningkatkan kesejahteraan karyawan.

4. PT. Perkebunan Nusantara II adalah salah satu dari 14 Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT Perkebunan Nusantara II bergerak dibidang usaha pertanian dan perkebunan

2.10.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan definisi konsep. Jika perumusan definisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti. Perumusan operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep penelitian dapat diobservasi (Siagian, 2011: 141).

Evaluasi program jaminan hari tua dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:


(49)

1. sosialisasi program, meliputi:

a. Sumber informasi responden tentang program JHT

b. Proses pendaftaran karyawan menjadi peserta program JHT 2. Pemahaman Program meliputi:

a. Pemahaman responden atas manfaat program JHT

b. Pemahaman responden setelah mendapatkan informasi program JHT 3. Pelaksanaan program, meliputi:

a. Tanggapan responden terhadap pelaksanaan program JHT b. Pelaksanaan mengenai aturan pengelolaan dana JHT c. Pelayanan

d. Tingkat kesulitas/kemudahan karyawan dalam proses administrasi menjadi peserta program JHT

e. Pelaksanaan ketentuan tentang program JHT, menerima dana tanpa adanya potongan/ justru ada potongan.

4. Ketepatan waktu

a. Tahun responden menjadi anggota JHT b. Pengembalian dana iuran JHT


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variable penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011: 52).

Dengan menggunakan metode deskriptif, peneliti akan membuat gambaran kondisi secara menyeluruh tentang pelaksanaan program Jaminan Hari Tua di PTPN II Kebun Sawit Hulu Kabupaten Langkat.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu yang berada di Kabupaten Langkat. Penulis mengambil lokasi penelitian dikarenakan Kebun Sawit hulu merupakan salah satu cabang di PT. Perkebunan Nusantara II yang seluruh karyawannya mengikuti program jaminan hari tua.

3.3 Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek, benda, peristiwa ataupun individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian.(Siagian,2011: 155). Populasi dalam penelitian ini adalah 44 orang yang pensiun pada tahun 2011 yang berada di PTPN II Unit Kebun Sawit Hulu, karena populasi kurang dari 100, maka penelitian ini termasuk penelitian sensus, dimana keseluruhan populasi akan diambil datanya untuk dianalisis.


(51)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui buku-buku, dokumentasi, dan media lainnya yang ada relevensinya dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lapangan untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian lapangan ini digunakan tiga jenis, yaitu: 1. Observasi, yaitu pengamatan terhadap obyek dan fenomena yang

berkaitan dengan penelitian.

2. Kuesioner, yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan cara menyebar daftar pertanyaan yang akan dijawab oleh responden sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian, 2011: 206-207).

Data menurut asal sumbbernya dapat dibagi menjadi dua: data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti(responden) sedangkan data skunder, yaitu data yang diperoleh langsung dari lembaga atau institusi tertentu. Disini penulis memperoleh data primer dari responden yaitu karyawan pensiun di PTPN II kebun sawit hulu pada tahun 2011

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu suatu metode dimana data yang diperoleh disusun lalu diinterprestasikan sehingga memberikan keterangan terhadap permasalahan yang


(52)

diteliti. Untuk menganalisa data-data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka teknik yang dipakai adalah teknik analisa data table tunggal.


(53)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu Perusahaan perseroan PT Perkebunan Nusantara II Sawit Hulu yang bergerak pada bidang usaha pertanian dan perkebunan, didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 12 tanggal 5 april 1976 yang diperbaiki dengan Akte Notaris No. 54 tanggal 21 desember 1976 dan pengesahan menteri kehakiman dengan surat keputusan No. Y.A. 5/43/8 tanggal 28 januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran Negara No. 52 tahun1978 yang telah didaftarkan kepada pengadilan Negeri Tingkat I medan tanggal 19 februari 1977 No. 10/1977/PT. perseroan terbatas ini bernama perusahaan perseroan (perseron).

Pendiri perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam undang-undang No. 9 tahun 1969, peraturan pemerintah No. 2 tahun 1969 tentang perusahaan perseroan dan peraturan pemerintah No. 28 tahun 1975. Mulai 1984 menurut keputusan Rapat Umum Luar Biasa pemegang Saham, Akte Pendirian tersebut diatas telah diubah dan diterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 94 tanggal 13 agustus 1984 yang kemudian diperbaiki dengan akte Nomor 26 tanggal 8 tahun 1985 dengan persetujuan Menteri Kehakiman Nomor C2-5013-HT.0104 tahun 1985 tanggal 14 agustus 1985.

Pada tanggal 11 maret 1996 kembali diadakan reorganisasi berdasarkan nilai kerja dimana PT Perkebunan II dan PT Perkebunan IX yang didirikan


(54)

dengan Akte Notaris GHS. Loemban Tobing, SH Nomor 6 tanggal 1 april 1974 dan sesuai dengan Akte Notaris Ahmad Bajumi, SH Nomor 100 tanggal 18 september 1983 dilebur dan digabungkan menjadi satu dengan Akte Notaris Harum Kamil, SH Nomor 35 tertanggal 11 maret 1996. Akte pendirian ini kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2.8330.HT.01.01.TH.96 dan diumumkan dalam Berita Negara RI No 81. Dan pendirian peruasahan yang merupakan hasil peleburan PTP- II dan PTP IX berdasarkan peratursn pemerinta RI NO 7 tahun 1996. Kemudian pada tanggal 8 oktober 2002 terjadi perubahan modal dasar perserohan sesuai dengan Akte Notaris Sri Rahayu H. prastyo. SH.

4. 1. 2 Visi dan Misi 4. 1. 2. 1 Visi

Mewujudkan PT. Perkebunan Nusantara II (perseroan) menjadi perusahaan agribisnis yang maju dan sehat serta memiliki daya saing yang kuat

4. 1. 2. 2 Misi

1. mempertahankan dan meningkatkan sumbangan sektor perkebunan bagi pendapatan nasional yang diperoleh dari produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komoditi untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri

2. menyediakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya dan meningkatkan taraf hidup petani/PIR dan petani tebu rakyat serta karyawan perkebunan pada khususnya.


(55)

3. memelihara kekayaan khususnya dan menjaga kelestarian alam serta meningkatkan kesuburan tanah, sumber dan tatanan air.

4. 1. 3 Alamat Kantor

Kantor Pusat

Alamat : Jl. Raya Medan – Tanjung Morawa Km 16,5 No. 4 Medan

Telepon : 061-7940055

Faximile : 061-7940233

Kantor Perwakilan

Alamat : Jl. Senayan No. 14 Blok. S Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Telepon : 021-7210937

Faximile : 021-7220962

Kantor Cabang Unit Sawit Hulu Alamat : Jl. Sawit hulu

4.2 Budaya Perusahaan

Memberi, membimbing dan mendorong perilaku seluruh karyawan perusahaan agar dalam melaksanakan tugas selalu:

1. mengutamakan kebenaran formal dan material melalui keteladanan, keterbukaan, kepercayaan, kejujuran, keselarasan, dan kebersamaan dalam meningkatkan produktivitas dan etos kerja.

2. Dalam setiap gerak langkah senantiasa mengedepankan konsultansi, komunikasi, dan koordinasi


(56)

3. Dalam menyelesaikan setiap tugad selalu melaksanakan dengan cepat, cekatan, cerdas, cermat, dan menjaga cintra.

4. Menghargai setiap hasil karya yang baik, memiliki rasa hormat, dan santun dalam berperilaku.

5. Menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pencapaian sasaran perusahaan

4. 3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu berbentuk staff dengan tanggung jawab disetiap afdeling yang dipimpin masing-masing. Struktur organisasi staff menunjukkan suatu rangkaian kekuasaan atas perintah dari direksi sampai ke bagian bawah melalui berbagai tingkat dan tanggung jawab. Bertujuan untuk memperjelas pucuk pimpinan dalam mengatur batas-batas kekuasaan dan tanggung jawab.


(57)

STRUKTUR ORGANISASI PTPN II (PERSERO) KEBUN SAWIT HULU UTARA DAN SELATAN

MANAJER SHU IR. J. Purba

MANAJER SHS  Arota G Talaumbenua

KDT SHU IR. WA Tambunan, MP

KDT  SHS  Ir. P.Sijabat,SP

KDTU

EDWAR SITORUS, MSi ASST TEKNIK M. Sitepu,SE.ST ASST SDM/UMUM ASST AFD I

Rajab Batu Bara

ASST AFD VIII J. Perangin angin ASST  AFD VII  Alexander Hutabarat 

ASST AFD II TM.Siringo Ringo,SP

ASST AFD IX Sukidi Atmaja

ASST AFD III M. Deddy Surya

ASST AFD X Herman Damanik 

ASST AFD IV Heri Yunar,SP

ASST VI Punantaras Tarigan,SP

ASST AFD V H. Hutahaean ,SP

ASST AFD XIII Ir. Daria Faliano  ASST AFD XII MR. Pardosi,SP

ASST AFD XI Muriansyah Ginting


(58)

4. 4 Keadaan Geografis 4. 4. 1 Keadaan Alam

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu Kabupaten Langkat yang merupakan salah satu cabang PT. Perkebunan Nusantara II.

Adapun batas-batas wilayah Kebun Sawit Hulu sebagai berikut: Sebelah Utara : Sei Lepan

Sebelah Selatan : Bus Kopat Sebelah Timur : Sei Lepan Sebelah Barat : Sawit Seberang

4. 4. 2. Luas Wilayah

Luas wilayah Kebun Sawit Hulu adalah 9. 823, 48 Ha. Luas wiayah ini dipergunakan untuk pemukiman, kantor, perkebunan, tempat ibadah dan sebagainya untuk menun jang kemajuan dan perkembangan pada perkebunan ini.

4. 4.3. Keadaan Demografis

Kebun Sawit Hulu didiami oleh 736 karyawan. Jenis kelamin karyawan yang mendominasi di Kebun Sawit Hulu laki-laki, untuk lebih jelas dapat dilihat pada table 4.1 berikut


(59)

Table 4.1

Ditribusi Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 519 70,52

2 Perempuan 217 29,48

Jumlah 736 100,00

Sumber: Kantor PTPN II 2013

Berdasarkan data table 4.1 menunjukkan karyawan lebih mendominasi adalah karyawan berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 519 orang. Berbeda dengan karyawan berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 217 orang. Hal ini merupakan perkembangan yang ideal karena tenaga laki-laki lebih dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan berat yang sulit untuk dilakukan oleh karyawan perempuan.

4.5 Sarana dan prasarana

Untuk mendukung tugas pelayanan terhadap masyarakat dalam usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka di Kebun Sawit Hulu tersedia berbagai sarana dan prasarana, seperti sarana tempat ibadah, gedung sekolah

4.5.1 Sarana Tempat Ibadah

Dalam hal keagamaan dan sarana peribadatan di Kebun Sawit Hulu dapat dilihat pada tabel berikut:


(60)

Tabel 4.2

Sarana Tempat Ibadah

No Sarana Tempat Ibadah Jumlah (Unit) Persentase (%) 1

2

Masjid Gereja

15 14

51,72 48,28

Jumlah 29 100

Sumber: kantor Kepala Desa 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tempat ibadah yang ada di Kebun Sawit Hulu, Masjid dan Gereja, karena jumlah penduduk yang beragama Islam dan Kristen sebagai penduduk mayoritas Sawit Hulu

4.5.2 Sarana Gedung Sekolah

Selain sarana dan prasarana tempat ibadah, di Kebun Sawit Hulu juga memiliki sarana lain seperti sarana pendidikan yang dapat dilihat pada table berikut:

Table 4.3

Sarana Gedung Sekolah

No Jenis Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 TK 1 11,1

2 SD 5 55,6

3 SMP 3 33,3

4 SMA - -

Jumlah 9 100,00


(61)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahawa sarana pendidikan yang tersedia di KebunSawit Hulu ada beberapa macam, yaitu: bangunan sekolah yang terdiri dari TK, SD, SMP. Yang mendominasi adalah Sekolah Dasar.


(62)

BAB V ANALISI DATA

Dari hasil yang telah dilakukan, penulis akan menganalisis data-data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data penyebaran angket kepada responden, yaitu sebanyak 44 orang karyawan pensiunan PTPN II Kebun Sawit Hulu pada tahun 2011. Hanya satu orang dari setiap responden yang mewakili jawaban atas seluruh kuesioner.

Analisis data adalah proses menjadikan data yang memberikan pesan kepada pembaca. Melalui analisis data, maka data yang diperoleh tidak lagi diam, melainkan berbicara. Analisi data menjadikan data itu mengeluarkan maknanya, sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data itu, melainkan juga mengetahui apa yang ada dibalik data itu (Siagian, 2011: 227).

Adapun data yang diperoleh dari penelitian beserta pembahasan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membagi menjadi dua sub bab yaitu:

1. Analisi kharakteristik umum responden

2. Evaluasi jaminan hari tua dilihat dari Sosialisasi, Pemahaman Pelaksanaan Ketepatan Waktu.

5.1 analisis Kharakteristik Umum Responden

Data mengenai identitas responden yang akan disajikan terdiri dari: jenis kelamin, usia, agama, suku, pendidikan terakhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:


(63)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

26 18

59,1 40,9

Jumlah 44 100

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.1 diketahui bahwa reponden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang (59,1%) responden berjenis kelamin perempuan, sebanyak 18 orang ( 40,9%) responden berjenis kelamin perempuan yang bekerja di PT. Perkebunan Nusantara II. Jenis kelamin laki-laki lebih besar dari jumlah responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan responden yang berjenis kelamin laki-laki merupakan tulang punggung keluarganya dalam usaha kebutuhan hidup.

Tabel 5.2

Distribusi Responden berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Persentase

1 Islam 24 54,5

2 Protestan 18 41

3 Katolik 2 4,5

Jumlah 44 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data pada tabel 5.2 dapat diketahui sebahagian besar responden yang merupakan karyawan pensiunan tahun 2011 PT. Perkebunan Nusantara II


(1)

http://sistemjaminansosial.blogspot.com/2012/11/jakarta-manulife-asset managementdalam.html

http://www.smeru.or.id/report/workpaper/june2003/Jamsostek.html http://www.psychologymania.com/2012/10/pengertian-pensiun.html Undang-undang Ketenagakerjaan 2003


(2)

No. Responden:

Kuesioner Penelitian

Dengan Hormat,

Saya bernama Novita Marbun, mahasiswa tingkat akhir Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU sedang mengadakan penelitian, dalam rangka penyelesaian tugas akhir/skripsi. Dengan judul: Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua di Kebun Sawit Hulu Kab. Langkat.

Kuesioner ini merupakan alat pengumpul data yang diperlukan untuk melengkapi penulisan skripsi saya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya mohon kesediaan Saudara untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner ini dengan jelas dan lengkap. Atas kesediaannya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Salam Hormat, Peneliti

Novita Marbun

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan cermat sebelum saudara menjawab pertanyaan dengan benar dan jujur.

2. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang Saudara anggap benar.

3. Jika ada pertanyaan yang kurang dimengerti atau ragu, tanyakan langsung kepada yang menyebarkan angket.

 

I. Kharakteristik Umum Responden (Identitas Responden)

1. Nama : ...

2. Umur :………Tahun

3. Jenis Kelamin : laki-laki/ Perempuan

4. Agama : a. Islam c. Protestan e.Hindu b. katolik d.Budha

5. Suku : a. Jawa b. Batak e. Lainnya ………...

6. Pendidikan Terakhir : a. SD c. SLTA


(3)

II. Sosialisasi Program

1. Dariman bapak/ibu pertama kali memperoleh informasi mengenai adanya program Jaminan Hari Tua PT. Jamsostek?

a. Petugas jamsostek b. Pimpinan tempat bekerja c. Teman

2. Bagaimana tanggapan bapak/ibu atas informasi yang diberikan sehubungan dengan program JHT?

a. Baik

b. Kurang baik c. Tidak baik

3. Bagaimana penjelasan yang diberikan pimpinan tempat bekerja mengenai Jaminan Hari Tua?

a. Jelas

b. Kurang jelas c. Tidak jelas

4. Apakah bapak/ibu mengetahui tujuan dan sasaran program JHT? a. Mengetahui

b. Kurang menngetahui c. Tidak mengetahui

5. Apakah proses sosialisasi yang dilakukan oleh pimpinan tempat bekerja sudah berjalan baik?

a. Baik

b. Kurang baik c. Tidak baik

6. Apakah bapak/ibu mengalami kesulitan saat ingin mendaftarkan diri sebagai peserta JHT?

a. Sulit b. Sangat sulit

c. Sulit dan berbelit-belit

7. Ketika teman belum terdaftar sebagai peserta program JHT, pernahkah bapak/ibu memberitahukan kepada teman?

a. Pernah b. Jarang c. Tidak pernah

8. Dalam kepesertaan siapakah yang mendaftarkan anda menjadi peserta program JHT?

a. Atasan b. Diri sendiri

c. Petugas jamsostek sendiri


(4)

9. Siapa pihak yang memberikan penjelasan mengenai Jaminan Hari Tua ketika dilakukan sosialisasi?

a. Fasilitator

b. Pengelola/pihak Jamsostek c. Kepala bidang

10.Apakah bapak/ibu tahu bagaimana kriteria menjadi anggota Jaminan Hari Tua?

a. Tahu

b. Kurang tahu c. Tidak tahu

11.Setelah menjadi anggota Jaminan Hari Tua PT. Jamsostek, apakah bapak/ibu mengetahui program jaminan apa saja yang bapak/ibu terima?

a. Mengetahui

b. Kurang Mengetahhui c. Tidak mengetahui

12.Apakah program Jaminan Hari Tua PT. Jammsostek bermanfaat bagi kehidupan di masa akhir bekerja bapak/ibu?

a. Ya b. Tidak

13.Apakah bapak/ibu mengetahui hak-hak apa saja yang akan diterima? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

14.Apakah bapak/ibu menerima pelayanan sesuai dengan peraturan yang telah dibuat?

a. Ya b. Tidak

15.Apakah bapak/ibu merasa aman saat pensiun nanti karena sudah menjadi peserta program JHT?

a. Aman

b. Kurang aman c. Tidak aman

16.Apakah bapak/ibu merasa terbantu dengan adanya program JHT saat memasuki masa pensiun?

a. Ya b. Tidak

17.Alasan bapak/ibu menjawab pertanyaan No. 16? Sebutkan

:………

III. Pelaksanaan program


(5)

b. Kurang baik c. buruk

19.Jika bapak menjawab baik, kurang baik, atau buruk pada pertanyaan No. 20

berikan alasannya? ………

………..

20.Apakah bapak/ibu menyenangi program JHT? a. Senang

b. Kurang senang c. Tidak senang

21.Bagaimana pelayanan yang diberikan pengelola Jaminan Hari Tua? a. Baik

b. Kurang baik c. Buruk

22. Apa alasan bapak/ibu untuk jawaban pada pertanyaan No. 21?

.……… ……….

23. Bagaimana tingkat kepuasan pelayanan diberikan oleh PT. Jamsostek dalam program

JHT? a. Puas

b. Kurang puas c. Tidak puas

24. Apakah program JHT yang diberikan PT. Jamsostek yang diberikan sudah sesuai

dengan yang diinginkan? a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai

25. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai syarat-syarat yang harus

dilengkapi saat pendaftaran kepesertaan?

a. Mudah b. Agak sulit c. Sulit sekali

26. Apakah peraturan Jaminan Hari Tua di PT. Perkebunan Nusantara II berjalan dengan Baik?

a. Baik

b. Kurang baik c. Buruk


(6)

……… 28. Apakah bapak/ibu setuju dengan iuran yang ditetapkan sebesar 2% dari gaji/bulan?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

29. alasan bapak/ibu untuk jawaban pada pertanyaan No. 28?

………. 30. Apakah saat menerima dana JHT mendapatkan potongan yang tidak sesuai dengan peraturan sebelumnya?

a. Ya b. Tidak

IV. Ketepatan Waktu

31. Kapan bapak/ibu mulai menjadi anggota Jamsostek? Sebutkan

:……... 32. Berapa lama mekanisme pengelolaan sampai kepada penetapan daftar tunggu?

a. Kurang dari 1 bulan b. 1 bulan

c. Lebih dari 1 bulan

33. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai frekuensi pencairan dana Jaminan Hari tua?

a. Tepat waktu

b. Terlambat tetapi tidak lama c. Sangat lamban

34. Berapa lama waktu pencairan dana Jaminan Hari Tua? a. Kurang dari 1 bulan

b. Lebih dari 1 bulan

c. Lainnya, sebutkan

:….……….

35. Apakah bapak/ibu sering mendengar keluhan lain dari teman yang telah menerima dana JHT karena keterlambatan pembayaran?

a. Sering b. jarang c. Tidak pernah