BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia tidak terlepas dari aktivitas bekerja. Ada orang yang bekerja untuk mencari uang, ada yang bekerja untuk mengisi waktu luang, ada pula yang bekerja
untuk mencari identitas, dan sebagainya. Apapun alasan manusia bekerja, semuanya adalah untuk memenuhi kebutuhannya.
Suatu pekerjaan lebih berkaitan dengan kebutuhan psikologis seseorang dan bukan hanya berkaitan dengan kebutuhan materi semata. Secara materi, orang bisa
memenuhi kebutuhan sandang pangan melalui bekerja. Namun secara psikologis arti bekerja adalah menimbulkan rasa identitas, status, ataupun fungsi sosial
http:www.informasi-training.compelatihan-persiapan-pensiun. Kemajuan zaman yang diiringi dengan kemajuan teknologi memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap generasi tua. Teknologi maju telah menciptakan ribuan pekerja baru menuntut pendidikan dan keahlian, tetapi teknologi maju juga
membatasi dan menurunkan kebutuhan ribuan pekerja yang membutuhkan keahlian rendah. Salah satunya adalah pekerja tua yang cenderung memiliki pendidikan dan
keahlian yang terbatas. Keahlian mereka mungkin tidak sesuai dengan industri modern. Sehingga para pekerja tua sering menjadi hasil penolakan dari pasar tenaga
kerja. Hal ini dikarenakan para pekerja tua dianggap sebagai manusia yang memiliki produktivitas rendah, bahkan sama sekali tidak produktif. Dari segi umur dan
produktifitas, data yang ada menunjukan bahwa menurut kelompok umur, mereka yang produktifitasnya rendah ditentukan di kelompok umur 60-64 tahun
www.depnaker.co.id.
Universitas Sumatera Utara
Golongan karyawan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan didalam gerak roda ekonomi bangsa. Jika diperhatikan pada saat ini, kecenderungan
yang terjadi adalah semakin meningkatnya penduduk usia 55 tahun keatas dan meningkatnya batas umur produktif. Pada masa aktif bekerja karyawan memiliki
jadwal bekerja yang terencana dan ketat, menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Pekerjaan dilakukan untuk kemajuan
karir dan perusahaan serta demi mendapatkan upah atau gaji guna memenuhi kebutuhan hidup.
Setelah memasuki masa pensiun, aktivitas bekerja seorang karyawan akan berkurang, bahkan putus sama sekali. Setelah berhenti dari pekerjaan, pensiun akan
kehilangan aktivitas kesehariannya. Tidak ada lagi rutinitas kerja yang padat dan terencana. Status dan peranan dalam lingkungan kerja pun ditinggalkan.
Ada beberapa hal yang mengalami perubahan dan menuntut penyesuaian diri yang baik ketika menghadapi masa pensiun:
1. Masalah Keuangan. Pendapatan keluarga akan menurun drastis, hal ini akan
mempengaruhi kegiatan rumah tangga. Masa ini akan lebih sulit jika masih ada anak-anak yang harus dibiayai. Hal ini menimbulkan stress tersendiri
bagi seorang suami karena merasa bahwa perannya sebagai kepala keluarga tertantang.
2. Berkurangnya harga diri Self Esteem. Bengston 1980 mengemukakan
bahwa harga diri seorang pria biasanya dipengaruhi oleh pensiunnya mereka dari pekerjaan. Untuk mempertahankan harga dirinya, harus ada aktivitas
pengganti untuk meraih kembali keberadaan dirinya. Dalam hal ini berkurangnya harga diri dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, perasaan
memiliki, perasaan mampu, dan perasaan berharga. Ketiga hal yang
Universitas Sumatera Utara
disebutkan di atas sangat mempengaruhi harga diri seseorang dalam lingkungan pekerjaan.
3. Berkurangnya kontak sosial yang berorientasi pada pekerjaan
http:www.informasi-training.compelatihan-persiapan-pensiun. Manulife Asset Management dalam hasil riset terbarunya memaparkan
Indonesia menjadi salah satu negara yang sulit memenuhi kebutuhan pensiun. Hal ini terjadi akibat rendahnya simpanan penduduk terhadap jaminan hari tua. Indonesia
memang telah menjadi kisah sukses perekonomian Asia selama beberapa tahun belakangan. Akan tetapi, Indonesia juga menghadapi kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan pensiun populasinya. Kendala yang dihadapi Indonesia di antaranya adalah relatif rendahnya tingkat kekayaan finansial dan kekayaan bersih hari tua.
Namun perseroan tetap memandang Indonesia memiliki potensi tumbuh lebih tinggi saat masalah-masalah ini dapat teratasi. Apalagi peraturan telah memiliki komitmen
dalam memecahkan masalah http:sistemjaminansosial.blogspot.com201211 jakartamanulife-asset-management-dalam.html.
Berbicara mengenai hak pekerja dan buruh berarti kita membicarakan hak- hak asasi maupun hak yang bukan asasi. Hak asasi adalah hak yang melekat pada diri
pekerja atau buruh itu sendiri yang dibawa sejak lahir. Hak asasi sebagai konsep moral dalam bermasyarakat dan bernegara bukanlah suatu konsep yang lahir seketika
dan bersifat menyeluruh. Sebagai suatu konsep moral hak asasi dibangun dan dikembangkan berdasarkan pengalaman-pengalaman dari kelompok-kelompok sosial
didalam masyarakat bernegara itulah yang mewarnai konsep hak asasi. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
menyatakan bahwa pemberi kerja harus memberikan manfaat yang sesuai terhadap karyawannya pada saat pemberhentian kerja, pensiun, dan kematian. Inilah landasan
Universitas Sumatera Utara
penting bagi kita untuk mempersiapkan masa pensiun. Kita harus mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera mulai dari sekarang. Sebagai karyawan, sudah saatnya
kita menyisihkan sebagian dari gaji untuk hari tua. Sebagai perusahaan, sudah saatnya pemberi kerja menyediakan program pensiun atau pesangon untuk
karyawannya. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Pengusaha harus memberikan hak dan kewajiban pekerja
tanpa membedakan. Maka suatu undang-undang tergantung pada pelaksanaanya. Artinya, walaupun suatu undang-undang itu adalah baik tetapi pada pelaksanaannya
tidak baik, maka pelaksanaan undang-undang tersebut akan menjadi tidak baik. Karena itu, pelaksana undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
harus menyadari jiwa atau azas dari undang-undang tersebut, yaitu untuk meningkatkan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan
masyarakat sejahtera, adil, dan makmur. Perlindungan dan pemeliharaan jaminan sosial tenaga kerja diselenggarakan
dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja sosial yang bersifat mendasar dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan dan gotong royong sebagaimana
terkandung dalam jiwa dan semangat pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Perlindungan tenaga kerja mewajibkan pengusaha memikul tanggung jawab sosial
bagi tenaga kerja. Perlindungan tenaga kerja melalui program jaminan sosial tidak semata-mata diperuntukkan bagi tenaga kerja itu sendiri, tetapi diperuntukka pula
bagi keluarganya pada saat terjadinya resiko-resiko seperti misalnya kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia dan hari tua. Tujuan dari program jaminan hari tua
Universitas Sumatera Utara
adalah untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai jaminan untuk masa pensiunnya nanti.
Kehadiran masa pensiun sering dipandang sebagai masalah, bahkan musibah bagi penerimanya. Hadirnya masa pensiun sering menyebabkan seorang stress. Yang
menarik adalah, bahwa sebagian usia lanjut sebenarnya menolak untuk pensiun dengan berbagai latar belakang. Jika memungkinkan mereka ingin terus aktif bekerja
atau menunda kehadiran masa pensiun. Pensiunan PT. Perkebunan Nusantara II mengalami sedikit masalah ketika
hendak mencairkan dana jaminan hari tua, dimana mereka mengalami kesulitan saat hendak mencairkan dana jaminan hari tua. Mereka kurang memahami penyebabnya
itu terjadi. Sehingga mereka menunggu dalam waktu yang cukup lama. Tanpa ada pemberitahuan petugas apa penyebab sebenarnya yang terjadi.
Faktor yang menyebabkan tidak dibayarkannya dana jaminan hari tua karena berkas-berkas yang menjadi syarat tidak lengkap sehingga tidak diterimanya
permintaan pencairan dana jaminan hari tua. Ada juga faktor dari petugas yang mengurus. Pensiun atau pesangon hakikatnya sebuah jasa penghargaan bagi para
pensiunan. Untuk modal sumber pembiayaan hidup hari tua yang digunakan untuk kepentingan keluarga dan sosial masyarakat Suardiman, 2013: 133.
Sepanjang persyaratan administrasi dipenuhi, tidak ada masalah untuk mengurus jaminan hari tua, pihaknya akan terus mengoptimalkan kualitas pelayanan,
karena Jamsostek telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Kelancaran proses pencairan dana Jaminan Hari Tua dari Jamsostek tersebut
mendapat apresiasi dari kalangan pensiunan PT. Perkebunan Nusantara II. Proses pencairan Jaminan Hari Tua kami berjalan lancar, jelas, dan tidak dipersulit.
Universitas Sumatera Utara
Jaminan sosial tenaga kerja dalam suatu perusahaan berskala besar dan berskala kecil, tenaga kerja merupakan modal dasar terlaksananya proses produksi
serta memajukan perusahaan pada perusahaan tenaga kerja atau karyawan pelaksana utama tidak terlepas dari resiko yang dihadapinya. Resiko yang menimpa karyawan
dapat terjadi sewaktu-waktu baik pada waktu bekerja maupun diluar kerja demi tuntutan perusahaan. Adapun resiko yang terjadi tidak dapat sepenuhnya dihindari
yang tentunya akan membutuhkan biaya. Resiko yang menimpa karyawan dapat menimbulkan cacat sebagian, cacat seumur hidup, bahkan data menimbulkan
kematian. Semua resiko yang dialami kebanyakan diakibatkan dari hubungan kerja. Jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek adalah suatu bentuk perlindungan
yang berkaitan kepada pekerja dan keluarganya terhadap berbagai resiko pasar tenaga kerja. Berbagai program jaminan sosial tenaga kerja formal yang telah
berjalan di Indonesia adalah : 1.
Untuk karyawan sektor swasta, dikelola oleh PT. Jamsostek; 2.
Untuk Pegawai Negeri Sipil, dikelola oleh PT. Taspen dan PT. Askes; 3.
Untuk anggota TNI dan Polri, dikelola oleh PT. Asabri. Ruang lingkup program ini terdiri dari empat program perlindungan pekerja,
yaitu : 1.
Jaminan kecelakaan kerja; 2.
Jaminan kematian; 3.
Jaminan hari tua; 4.
Jaminan pemeliharaan kesehatan http:www.smeru.or.id reportworkpaper june2003Jamsostek.htm.
Universitas Sumatera Utara
Kesejahteraan yang perlu diberikan bukan hanya karyawan sendiri tapi juga keluarga yang harus tetap terpelihara termasuk saat karyawan kehilangan sebagian
atau seluruh penghasilannya akibat resiko kerja seperti kecelakaan kerja, sakit meninggal dunia, dan hari tua.
Oleh karena itu perusahaan agar mengikut sertakan pekerjanya dalam program Jamsostek. Program ini memberikan perlindungan bersifat dasar, untuk
menjaga harkat dan martabat manusia jika mengalami reiko-resiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh perusahaan dan karyawan. Pasalnya,
menjadi peserta program Jamsostek merupakan hak bagi karyawan yang dijamin oleh undang-undang.
Salah satu alasan dari PT. Perkebunan Nusantara II untuk ikut program Jamsostek yaitu untuk melindungi dan member jaminan kepada para karyawan yang
sesuai dengan Undang-undang pemerintah No. 3 Tahun 1996 pasal 6 ayat 1 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Jamsostek yang telah dilaksanakan oleh PT.
Perkebunan Nusantara II yaitu program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua. Sementara program Jamsostek dalam lingkup
Jaminan Kesehatan tidak ikut dikarenakan PT. Perkebunan Nusantara II memiliki Rumah Sakit sendiri.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam bentuk skripsi. Adapun judul peneliti
adalah ”Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Hulu Kabupaten Langkat”.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah