2.4.2. Kondisi Promosi dan Iklan
Menurut Rangkuti 2003: 28-29 kondisi promosi dan iklan sangat dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan mempromosikan produk atau jasa yang di
tawarkan kepada konsumen, karena produk atau jasa tidak bisa mempromosikan sendiri, kita tetap perlu mempromosikan produk untuk memperkenalkannya
kepada konsumen. Kegiatan promosi perlu direncanakan dengan baik dan bentuk- bentuk promosi yang efektif perlu dipilih sebelum digunakan. Perencanaan bisnis
dalam promosi perlu disiapkan dan di jelaskan material dan contoh teks iklan yang menerangkan produk atau jasa yang kita tawarkan, yang mencakup harga,
spesifikasi produk dan di mana produk tersebut dapat diperoleh. Semakin kita berhati-hati dalam merencanakan bentuk promosi dan bentuk iklan, kita akan
semakin sukses dalam menawarkan produk kepada konsumen.
2.8. Penelitian Terdahulu
Riset Majalah Info Franchise 2008: 6 melakukan sebuah survei mengenai pertumbuhan dan perkembangan franchise di Indonesi melibatkan 420
perusahaan yang menggunakan sistem franchse dalam mengembangkan bisnisnya. Berdasarkan survei, sebanyak 56,8 menyatakan dirinya sebagai
franchise. Sedangkan mereka yang menyatakan usahanya sebagai Business Opportunity sebanyak 30,5. Lainnya sebanyak 10,7. Hasil survei juga
menemukan, market size bisnis franchise sangat besar. Pendapatan secara keseluruhan dari seluruh pemain di bisnis ini untuk 2008 diperkirakan mencapai
Rp 81.03 triliun. Pemain lokal mampu menyaingi keberadaan merek asing.
20
Pemain lokal mampu mencapai pendapatan sebanyak Rp 45,49 triliun atau sekitar 56,15. Sedangkan pendapatan dari bisnis franchise asing mencapai Rp
35,53 atau setara dengan 43,85. Tahun 2007 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 391.471, tahun 2008 meningkat menjadi 523.162 karyawan, dengan
pertumbuhan 33,64. Angka pertumbuhan penyerapan tenaga kerja ini sejalan dengan pertumbuhan outlet. Bukti bahwa franchise berkontribusi terhadap
perekonomian terutama penciptaan lapangan kerja. Bisnis franchise berkontribusi 2.092.648 jiwa atau mampu menyumbangkan 0,83 dari total penduduk
indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa. Hasil survei menyatakan beberapa perusahaan menyatakan tidak
melanjutkan sistem franchising, karena ada dua alasan utama mereka. Pertama, mereka tidak bisa mengontrol franchisee-nya atau bermasalah dengan
franchiseenya. Kedua, mereka tidak siap memfranchisekan usaha, bahkan cenderung tidak bisa mengelola manajemen franchisenya. Dari hasil survei di
hasilkan ada empat hal penting yang harus dikuasai dan diimplentasikan oleh franchisor dalam ketahanan usahanya, keempat hal tersebut adalah:
a. Branding
Membeli franchise adalah membeli merek, menciptakan merek yang kuat membutuhkan perjuangan ditengah persaingan bisnis, karena merek yang
hebat tentunya mampu memunculkan image, trust dan performance dari franchise. Bahkan lebih berpeluang merebut hati konsumen dibanding
dengan merek yang kurang terkenal. b.
Support
21
Mensukseskan outlet franchisee diperlukan support yang berkelanjutan baik support operasional maupun support marketing. Seperti: training karyawan,
bantuan grand opening, evaluasi lapangan, dan dukungan pemasaran. c.
Sistem Membangun sistem bisnis yang baik dan teruji, maka franchise diupayakan
untuk dapat membangun sistem manajemen yang baik seperti: keuangan, pemasaran, pengelolaan dan sumber daya manusia.
d. People
Pencitraan brand yang kuat, manajemen yang baik dan sistem yang bagus diperlukan orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi di setiap organisasi
franchise. Secara keseluruhan hasil survei memperlihatkan potensi dan kontribusi bisnis
franchise yang meningkat terhadap perekonomian nasional indonesia. Raharjo, 2008: 6
2.9.
Kerangka Pemikiran Konseptual
Kerangka pemikiran konsptual yang penulis terapkan dalam melakukan proses penelitian, dimulai dari menentukan penentuan outlet yang diteliti
berdasarkan lokasi yang telah melakukan grand opening. Setelah itu, peneliti melakukan inventarisasi dan identifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi grand
opening outlet MagFood Amazy dengan pengamatan langsung, wawancara dan studi dokumen. Kemudian peneliti mengelompokan data yang ada dengan
melakukan analisa data menggunakan teori sumber daya manusia khususnya pelatihan untuk menentukan pengelompokan pelatihan atau training pada
22
masing-masing bagian pekerjaan, teori pemasaran khusunya promosi digunakan untuk menganalisa pengelompokan penggunaan alat promosi dan teori
komunikasi digunakan untuk menganalisa tingkat kepentingan pada masing- masing bagian dan lokasi. Kurikulum MagFood Amazy dan fastfood Internasional
digunakan untuk perbandingan. Ketika data sudah terkumpulkan, baik dari data primer maupun sekunder, setelah itu dapat merumuskan rancangan dan model
standard operasional prosedur grand opening outlet MagFood Amazy. Alur kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
PT. MagFood Inovasi Pangan Divisi MagFood Amazy
Outlet MagFood Amazy yang telah melakukan grand opening wilayah Jawa Barat
Perumahaan, Pusat Perbelanjaan, Pusat Keramaian
Analisa faktor – faktor yang mempengaruhi grand opening
Inventarisasi dan Identifikasi faktor – faktor yang
mempengaruhi grand opening Pengamatan
langsung, Wawancara,
Studi Dokumen
Teori Pemasaran khususnya Promosi
Teori Komunikasi
23
Checklist : a. Faktor Utama
b. Faktor Pendukung c. Faktor Penunjang
Kurikulum MagFood Amazy,
Fastfood Internasional
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Konseptual Keterangan:
: Tahapan penelitian : Proses analisis data
24
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agribisnis pangan olahan Indonesia mengalami perkembangan pesat terutama perusahaan waralaba makanan cepat saji. Seperti perkembangan
California Fried Chicken CFC yang dimiliki oleh PT. Putra Sejahtera Pioneerindo PSP salah satu anak perusahaan dari PT. Putra Surya Perkasa Group
PSPG, perkembangan CFC cukup pesat, pada Agustus 1990 memiliki 31 outlet di Indonesia, pada Juni 1991 telah mencapai 81 outlet dan di tahun 2006 mencapai
140 outlet baik di Indonesia maupun di luar negeri. IFBM, 2007: 9. Perkembangan bisnis yang dijalankan CFC pada perluasan pasar menggunakan
sistem franchise. Perusahaan makanan cepat saji yang berkembang di Indoneisa tidak hanya
CFC, MagFood Amazy merupakan unit bisnis dari PT. MagFood Inovasi Pangan yang bergerak di bidang waralaba makanan cepat saji dan menerapkan sistem
franchise dalam perluasan pasar, saat ini MagFood Amazy telah memiliki outlet di 32 kota di Indonesia, yang sebagian besar keberadaan outletnya berada di
daerah tingkat dua yaitu daerah Kabupaten. Outlet MagFood Amazy sebagian besar berada di wilayah Jawa Barat,
sehingga pendirian outlet baru MagFood Amazy di wilayah Jawa Barat dengan mengadakan acara launching grand opening sangat diperlukan, hal ini sesuai
dengan komunikasi pemasaran yang dikemukakan Kotler 2006: 496 yang menyatakan bahwa komunikasi pemasaran adalah cara yang digunakan