Pemberian PASIMinuman Melalui Botol Dot dan Proses Karies

2.4 Pemberian PASIMinuman Melalui Botol Dot dan Proses Karies

Pemberian minuman melalui botol dot sebagai faktor resiko terjadinya karies dini, terutama bila yang diberikan berupa susu formula, susu sapi, dan sari buah yang mengandung karbohirat jenis sukrosa atau tambahan gula, serta membiarkan anak mengedot selama anak tidur. Sukrosa atau dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai gula pasir, adalah jenis karbohidrat yang bersifat paling kariogenik. Karbohidrat jenis tersebut sering ditambahkan pada minuman yang dimasukkan kedalam botol dot. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila sukrosa di identifikasi sebagai jenis karbohidrat yang merupakan penyebab utama terjadinya karies. Jenis karbohidrat lainnya yang juga berbahaya bagi gigi adalah glukosa, frukt osa, maltosa, dan laktosa. Mengenai laktosa, kiranya perlu dijelaskan bahwa karbohidrat jenis ini pada kenyataannya merupakan salah satu komponen dari susu, dan merupakan jenis karbohidrat yang bersifat paling kariogenik setelah sukrosa. Dengan demikian tanpa penambahan karbohidrat, susu dapat menyebabkan terjadinya karies, jika stagnasi cukup lama pada permukaan gigi. 9,13,22 Cairan yang mengandung karbohidrat akan mengalami stagnasi cukup lama pada permukaan gigi, terutama jika anak dibiarkan mengedot selama anak tertidur. Mengenai hal ini Miller menjelaskan bahwa jika anak-anak dibaringkan di atas tempat tidur dengan botol dot dimulutnya, maka yang akan terjadi adalah aktivitas penelanan berlangsung dengan cepat dan normal karena anak belum tertidur. Namun jika anak kemudian tertidur, terjadi penurunan aktifitas penelanan dan menurunnya aliran saliva, hal inilah yang menyebabkan cairan yang mengandung karbohidrat stagnasi cukup lama pada permukaan gigi. 8,13 Universitas Sumatera Utara Cairan yang mengandung karbohidrat, seperti diketahui merupakan kultur medium yang sangat baik untuk bakteri asidogenik. Ini berarti selama tidur, bakteri- bakteri jenis tersebut yang terdapat pada plak, mempunyai kesempatan untuk melakukan fermentasi dan memproduksi asam. Sehubungan dengan penurunan aliran saliva yang berfungsi sebagai buffer, maka produk-produk asam yang dihasilkan akan mengakibatkan rusaknya email gigi, inilah awal terjadinya proses karies. Dalam proses tersebut sebagaimana telah dijelaskan gigi yang pertama terkena adalah gigi insisivus sentral atas, permukaan labial, palatal, mesial, dan distal. Setelah itu, gigi incisivus lateral atas permukaan labial, palatal, mesial dan distal. Kemudian permukaan oklusal gigi molar satu atas dan satu bawah. Bila kebiasaan pemberian minuman hingga anak tertidur berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka akan terjadi keadaan lebih lanjut, yaitu karies akan tampak pada permukaan oklusal molar dua atas serta bawah dan yang terakhir adalah gigi insisivus bawah. 10,11 Kenyataaan bahwa gigi insisivus bawah merupakan gigi yang paling akhir terkena karies, erat hubungannya dengan posisi dot dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut, dot berada diantara lidah dan palatum, dan lidah agak menjulur kedepan sehingga bersentuhan dengan bibir. Keadaan ini mengakibatkan tertutup dan terlindunginya gigi insisivus bawah. Oleh karena itu meski erupsi paling awal, namun gigi insisivus bawah justru bukan gigi yang pertama terkena karies. 10,11,14

2.5 Pembersihan Rongga Mulut Pada Anak