BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tingginya prevalensi karies masih menjadi masalah utama dalam kesehatan gigi, tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat pula terjadi pada anak. Proses
perkembangan karies dapat terjadi begitu gigi pertama erupsi. Karies dengan pola khas yang terjadi pada bayi dan anak-anak dibawah 5 tahun disebut dengan nursing
caries.
1
Prevalensi nursing caries di beberapa negara masih cukup tinggi. Di Kuwait,Williams SA dkk melaporkan 19 anak berumur 18-48 bulan telah
menderita nursing caries.
2
Di Kanada, Harrison R dkk melaporkan sekitar 64 anak- anak prasekolah dari keluarga keturunan Vietnam menderita nursing caries.
3
Dan di Belanda, Weerheijm KL dkk melaporkan 9,3 pada 96 orang anak yang rata-rata
berumur berkisar 29 bulan telah menderita nursing caries.
4
Nursing caries seringkali terlihat pada anak-anak di bawah usia 6 tahun yang mempunyai kebiasaan minum susu botol, air susu ibu ASI atau cairan manis
melalui botol sampai tertidur atau diisap terus-menerus sepanjang hari. Nursing caries
ini dapat terjadi oleh karena orang tua terus-menerus memberikan susu botol, ASI ataupun cairan bergula yang berlangsung 2-4 kali sehari selama beberapa jam sampai
tertidur dan kadang-kadang sepanjang malam.
5-6
Eric Broderick dkk, mengelompokkan kriteria dari nursing caries yang terjadi menjadi empat tingkat perluasan berdasarkan tipe-nya, tipe I minimal karies
terdapat pada dua permukaan gigi rahang atas dan tidak terdapat pada permukaan gigi
Universitas Sumatera Utara
posterior, tipe II mild karies terdapat pada lebih dari dua permukaan gigi rahang atas dan karies tidak ditemukan pada gigi posterior, tipe III moderate dua atau lebih
permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies dan ditemukan satu atau lebih gigi posterior menderita karies, dan tipe IV severe dua atau lebih permukaan gigi
anterior rahang atas menderita karies dan ditemukan satu atau lebih gigi dengan pulpa terbuka atau karies telah terlihat pada gigi anterior rahang bawah.
7
Penelitian Zul pada anak usia 8-60 bulan di posyandu Puskesmas Buah Batu Kecamatan Bandung
Kidul melaporkan kriteria dari nursing caries pada tipe I 63,12, tipe II 23,77, dan tipe III 13,11.
Gambaran klinis nursing caries adalah khas, kerusakannya paling parah pada karies ini adalah keempat gigi incisivus maksila karena posisi lidah pada saat
pengisapan meluas menutupi gigi anterior mandibula sehingga pada regio insisivus mandibula karies ini jarang terjadi.
8
Pada tahun 1985 telah dilakukan penelitian oleh Lina Natamiharja mengenai nursing caries dan hubungannya dengan kebiasaan
pemberian air susu ibu dan makanan melalui botol pada anak BALITA di Kota Madya Medan dan ditemukan pola nursing caries yang terjadi gigi geligi dirahang
atas yang paling banyak terserang karies botol adalah gigi insisivus sentralis, makin ke lateral persentasenya makin kecil dan yang paling sedikit adalah gigi molar dua.
9
Pada saat menghisap puting susu atau botol dot, secara normal posisi puting susu ibu atau dot akan berada di palatum dan cairan akan menggenangi seluruh gigi
kecuali gigi insisivus bawah dan cairan akan ditelan oleh si anak. Jika proses ini terus berlangsung pada saat anak meminum susu dalam keadaan tidur sepanjang malam
dalam kondisi tertidur atau anak tertidur ketika sedang menghisap dotnya, cairan
Universitas Sumatera Utara
yang tergenang dalam rongga mulut anak yang mengandung karbohidrat akan terfermentasi yang akan menjadi suplai makanan bagi bakteri dan nantinya akan
dimetabolisme menjadi asam yang dapat melarutkan struktur gigi yang terpapar, inilah awal terjadinya karies.
10,11
Pada umumnya sebagian besar penderita nursing caries dijumpai pada anak yang meminum ASI sampai berusia lebih dari dua atau tiga tahun dan meminum susu
melalui dot hingga waktu yang cukup lama. Dalam periode tersebut, setiap harinya mereka diperbolehkan menyusu sampai beberapa jam, dan bahkan sering tertidur
dalam keadaan dimana puting susu ibu atau dot masih berada di rongga mulutnya. Berdasarkan kenyataan tersebut, ingin ditekankan disini bahwa efek-efek destruktif
dari pemberian ASI dan susu botol yang dilakukan dengan cara yang kurang tepat sampai saat ini belum mendapat perhatian, dan kalaupun ada, tampaknya masih
terbatas. Untuk mencegah terjadiya nursing caries, Gardner dkk merekomendasikan penghentian pemberian ASI dan susu botol segera setelah bayi mampu minum dari
cangkir.
12-14
Pembersihan permukaan gigi anak setelah meminum susu perlu dilakukan untuk membantu menyingkirkan substrat bagi bakteri yang berasal dari
cairan susu yang menempel pada permukaan gigi. Berdasarkan berbagai penjabaran di atas maka pada studi ini kembali
dilakukan penelitian mengenai nursing caries yang berkaitan dengan pemberian air susu dan pembersihan permukaan gigi anak. Adapun air susu yang dimaksud ini
berupa ASI maupun susu yang diberikan melalui botol dot. Pemberian susu dilihat berdasarkan lama pemberian, frekuensi dan posisi anak ketika meminum susu, yang
ingin diketahui dari nursing caries yang terjadi adalah berapa besar prevalensinya,
Universitas Sumatera Utara
kriteria tingkat perluasan berdasarkan tipe-nya dan gambaran mengenai pemberian ASI dan pemberian air susu melalui dot terhadap pola nursing caries yang terjadi.
Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun di Balai Kesehatan Ibu dan Anak BKIA satu kecamatan yaitu Kecamatan Medan Denai.
Alasan penelitian ini dilakukan di kecamatan tersebut, karena peneliti berdomisili di kecamatan tersebut, sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian ini
dan alasan penelitian ini dilakukan pada anak usia 2-5 tahun, karena diasumsikan pada usia 2-5 tahun, umumnya gigi susu anak telah tumbuh seluruhnya telah
berjumlah 20 buah sehingga nursing caries yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat perluasannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH