kriteria tingkat perluasan berdasarkan tipe-nya dan gambaran mengenai pemberian ASI dan pemberian air susu melalui dot terhadap pola nursing caries yang terjadi.
Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun di Balai Kesehatan Ibu dan Anak BKIA satu kecamatan yaitu Kecamatan Medan Denai.
Alasan penelitian ini dilakukan di kecamatan tersebut, karena peneliti berdomisili di kecamatan tersebut, sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian ini
dan alasan penelitian ini dilakukan pada anak usia 2-5 tahun, karena diasumsikan pada usia 2-5 tahun, umumnya gigi susu anak telah tumbuh seluruhnya telah
berjumlah 20 buah sehingga nursing caries yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat perluasannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah seberapa besar luas penyebaran nursing caries yang terjadi akibat cara pemberian susu yang salah dan
tidak dilakukannya pembersihan gigi setelah meminum susu pada anak 2-5 tahun di BKIA Kecamatan Medan Denai.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui prevalensi nursing caries pada anak 2-5 tahun dan prevalensi
nursing caries yang terjadi karena kebiasaan pemberian susu berdasarkan jenis susu, lama pemberian, frekuensi dan posisi anak ketika meminum susu.
2. Mengetahui kriteria tingkat perluasan nursing caries yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengetahui kebiasaan pemberian susu lama pemberian, frekuensi dan posisi anak ketika meminum susu pada anak.
4. Mengetahui pola nursing caries pada permukaan gigi yang terjadi karena pemberian susu.
5. Mengetahui kebiasaan membersihkan gigi anak setelah memberikan susu
pada anak. 1.4
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam usaha pencegahan nursing caries melalui penyuluhan di BKIA dan posyandu kepada para ibu tentang
pentingnya mengetahui cara pemberian susu yang baik dan bagaimana cara memelihara kondisi gigi anak untuk mencegah terjadinya karies dini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol
Karies gigi yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat dijumpai berupa kerusakan gigi yang parah mengenai sebagian besar giginya, akibat pemberian susu
atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada permukaan gigi serta makanan manis dan lengket lainnya. Kondisi yang
memperparah terjadinya karies pada anak ini adalah karena ketidakpahaman orang tua terhadap penyebab utama terjadinya karies tersebut, dimana karies tersebut dipicu
oleh pemberian larutan yang manis, seperti air susu, soft drink menggunakan botol, serta air susu ibu yang cara pemberian, frekuensi serta intensitasnya kurang tepat.
Lamanya larutan tersebut berada di rongga mulut, seperti ketika anak tertidur sambil mengemut mengedot air susu dalam botol ataupun air susu ibu lebih memperparah
terjadinya karies, bahkan dapat terjadi rampan karies pada gigi anak tersebut. Kejadian ini disebut dengan istilah nursing-bottle caries baby bottle tooth decay
nursing caries bottle caries infant caries early childhood caries, yang sering dijumpai pada anak usia 71 bulan kebawah dengan kerusakan pada gigi insisivus atas,
gigi molar, dan gigi insisivus bawah.
13
Nursing caries merupakan karies dengan pola lesi yang unik pada bayi, balita dan anak prasekolah yang disebabkan oleh pemberian susu botol, ASI ataupun cairan
bergula termasuk karbohidrat dalam waktu yang panjang selama beberapa jam sampai tertidur dan kadang-kadang sepanjang malam.
2,6
Karakteristik penyakit ini
Universitas Sumatera Utara
sangat khas kerena tergantung dari erupsi gigi sulung, lamanya faktor penyebab, dan gerakan otot. Terjadi sejak usia dini, segera setelah erupsi gigi, dengan ciri khas
berupa bintik kecoklatan pada permukaan labial servikal enamel insisivus maksila bintik ini berkembang karena adanya bakteri melanogenik yang merupakan tanda
awal ketidakseimbangan flora mulut.
3
Proses karies ini terjadi jika terdapat kombinasiinteraksi antara faktor-faktor di bawah ini, namun jika salah satu saja faktor tidak berinteraksi, maka proses karies
tidak akan terjadi. Faktor-faktor tersebut antara lain:
15
1. Host
Gigi desidui biasanya mulai erupsi pada tahun pertama. Gigi pertama yang erupsi adalah gigi insisivus pertama bawah sekitar umur 6-8 bulan, kemudian diikuti
oleh erupsi gigi insisivus pertama atas. Pada umur 12 bulan biasanya seluruh gigi anterior rahang bawah dan rahang atas telah erupsi. Waktu erupsi gigi sangat
bervariasi antara individu anak yang satu dengan yang lain, faktor asupan nutrisi merupakan salah satu yang mempengaruhinya. Gigi susu lebih mudah terserang
karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit
daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu tidak sepadat gigi tetap.
2. Bakteri
Salah satu bakteri yang berpengaruh terhadap terjadinya karies adalah Streptococcus mutans. Bakteri ini tidak tampak pada rongga mulut anak hingga
giginya erupsi. Streptococcus mutans tidak melekat secara kuat pada gigi, sehingga
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan plak yang telah terbentuk sebagai awal pembentukan kolonisasi bakteri. Kebanyakan anak terinfeksi bakteri ini dari orang tuanya, saudara kandung
atau individu lain yang berkontak dengannya. 3.
Substrat Substrat bagi S. mutans dapat berasal dari jus, susu dan larutan yang manis
yang bisa menyebabkan terjadinya fermentasi karbohidrat. Bakteri di dalam rongga mulut menggunakan gula sebagai makanan utamanya, kemudian mereka
memproduksi asam yang akan merusak gigi, asam menyerang gigi sekitar 20 menit atau lebih.
4. Waktu Bakteri dan substrat membutuhkan waktu yang lama untuk demineralisasi dan
progresi karies. Meminum susu dengan menggunakan botol dan ASI ketika tidur sangat tidak baik, cairannya akan menggenangi rongga mulut gigi untuk beberapa
waktu jam. Genangan susu, jus, larutan yang manis atau air susu ibu pada rongga mulut saat tidur ditemukan terjadinya fermentasi yang berasal dari gula larutan
tersebut dan akan membantu terjadinya karies. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48
bulan. Nursing caries
berkembang sangat cepat dan dapat berkembang mempengaruhi gigi-gigi yang sehat yang berdekatan dengan gigi yang terserang
karies. Adapun tahap perkembangannya:
16,17
Universitas Sumatera Utara
1. Tahap awal
Ditandai oleh pengapuran white spot, lesi pada permukaan halus rahang
atas gigi susu ketika anak berumur antara 10 dan 20 bulan atau kadang-kadang anak berusia lebih muda dari umur tersebut. Garis-garis keputihan yang khas dapat terlihat
didaerah servikal pada permukaan vestibular dan palatal gigi insisivus maksila. 2.
Tahap kedua Terjadi ketika anak
berusia antara 16 dan 24 bulan. Lesi putih mulai berkembang ke dentin yang berkembang dengan sangat cepat dan terjadi kerusakan
pada enamel. Dentin telah terbuka dan terlihat lesi berwarna kekuningan. 3.
T ahap ketiga
Terjadi pada saat anak berusia antara 20 dan 36 bulan, dengan ciri-ciri lesi
besar, dalam, dan mengiritasi pulpa. 4.
Tahap keempat Terjadi pada saat anak berusia antara 30 dan 48 bulan, dengan ciri-ciri
terjadinya fraktur mahkota pada gigi anterior rahang atas sebagai akibat dari kerusakan amelodentinal.
Eric Broderick et al, mengelompokkan kriteria dari nursing caries yang terjadi kedalam empat tingkat perluasan, yaitu:
7
a. Tipe I. Minimal
Karies terdapat pada dua permukaan gigi rahang atas dan tidak terdapat pada permukaan gigi posterior.
Universitas Sumatera Utara
b. Tipe II. Mild
Karies terdapat pada lebih dari dua permukaan gigi rahang atas dan karies tidak ditemukan pada gigi posterior.
c. Tipe III. Moderate
Dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies dan ditemuka n satu atau lebih gigi posterior menderita karies.
d. Tipe IV. Severe
Dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies, ditemukan satu atau lebih gigi dengan pulpa terbuka, dan karies telah terlihat pada
gigi anterior rahang bawah. Gigi insisivus maksila sebagai gigi yang erupsi lebih awal pada rahang atas
akan terlebih dahulu mengalami serangan karies dan juga akan menjadi gigi yang paling lama mengalami serangan nursing caries sehingga pada pemeriksaan gigi yang
kerusakannya paling parah pada karies ini adalah keempat gigi insisivus maksila. Nursing caries jarang terjadi mengenai insisivus mandibula, sebab pemberian
air susu ibu atau susu botol, puting susu ataupun dot akan bersandar pada palatum selama proses penghisapan, sedangkan posisi lidah meluas menutupi gigi anterior
mandibula. Susu ataupun cairan lainnya kemudian akan tergenang disekitar insisivus maksila, mengalir kesekitar bagian tengah lidah dan membasahi permukaan oklusal
dan lingual dari gigi posterior.
17
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Nursing caries yang mengenai keempat gigi insisivus rahang atas tipe 2
Gambar 2. Nursing caries yang telah meluas hingga posterior dengan pulpa telah terbuka tipe 4
18
2.2 Perawatan Nursing Caries