74 Sampel dicuci dengan air mengalir hingga bersih lalu dicuci dengan
akuades bebas mineral dan ditiriskan selama 15 menit. Dipotong kecil-kecil sekitar 1-2 cm sebanyak 1 kg lalu kubis hijau diberikan dua perlakuan yaitu
sebanyak 500 g direbus dengan akuades bebas mineral selama 5 menit dengan air mendidih dan sisanya sebanyak 500 g tidak direbus segar.
Sampel kubis hijau baik segar maupun rebus ditimbang sebanyak 50 g dan dimasukkan ke dalam krus porselen lalu dilakukan pengulangan 6 kali. Krus
porselen yang berisi sampel dipanaskan di atas hotplate pada temperatur 100 C
sampai sampel menjadi arang dan kering ± selama 8 jam lalu diabukan dalam tanur pada suhu 500
C selama 48 jam Arifin, 2008.
3.7 Pembuatan Larutan Sampel
Sampel hasil destruksi yang telah menjadi abu putih dilarutkan dalam 10 ml HNO
3
7 N, dituang dalam labu tentukur 100 ml dan diencerkan akuades bebas mineral hingga garis tanda Arifin, 2008. Larutan sampel disaring dengan kertas
saring Whatmann no. 42. Filtrat pertama sebanyak 2 ml dibuang untuk menjenuhkan kertas saring, filtrat berikutnya ditampung ke dalam botol.
3.8 Pembuatan Larutan Standar
3.8.1 Larutan Standar Timbal Pb
Larutan standar timbal nitrat 1000 ppm dipipet sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan hingga garis tanda dengan
akuades bebas mineral disebut Larutan Induk Baku I LIB I konsentrasi 100 ppm.
Dari LIB I 100 ppm dipipet sebanyak 2,5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml kemudian diencerkan hingga garis tanda dengan akuades bebas
mineral disebut Larutan Induk Baku II LIB II konsentrasi 2,5 ppm.
75
3.8.2 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Timbal Pb
Dari LIB II 2,5 ppm dipipet masing-masing sebanyak 1 ml; 2 ml; 3 ml; 4 ml; 5 ml. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam lima buah labu ukur 50 ml
yang berbeda kemudian diencerkan dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda dan dikocok hingga homogen sehingga diperoleh konsentrasi 50 ppb; 100
ppb; 150 ppb; 200 ppb; 250 ppb dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 283,3 nm, atomisasi dilakukan dengan nyala udara-asetilen dengan laju alir 2,0
Lmenit, tinggi burner 7,5 cm, dan lebar celah 0,7 nm.
3.8.3 Larutan Standar Kadmium Cd
Larutan standar kadmium nitrat 1000 ppm sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml kemudian diencerkan hingga garis tanda dengan
akuades bebas mineral disebut Larutan Induk Baku I LIB I konsentrasi 100 ppm. Dari LIB I 100 ppm dipipet sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu
tentukur 25 ml kemudian diencerkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineral disebut Larutan Induk Baku II LIB II konsentrasi 20 ppm.
Dari LIB II 20 ppm dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml kemudian diencerkan hingga garis tanda dengan akuades bebas
mineral disebut Larutan Induk Baku III LIB III konsentrasi 200 ppb.
3.8.4 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Kadmium Cd
Dari LIB III 200 ppb dipipet masing-masing sebanyak 1 ml; 2 ml; 3 ml; 4 ml; 5 ml. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam lima buah labu ukur 50
ml kemudian diencerkan dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda dan dikocok hingga homogen sehingga diperoleh konsentrasi 4 ppb; 8 ppb; 12 ppb; 16
ppb; 20 ppb dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 228,8 nm, atomisasi
76 dilakukan dengan nyala udara-asetilen dengan laju alir 2,0 Lmenit, tinggi burner
5 cm, dan lebar celah 0,7 nm.
3.8.5 Larutan Standar Tembaga Cu