negeri menggunakan alumunium untuk industri kini terpasti produk ekstrusi, kabel dan lembaran alumunium. Produk Inalum telah mendapat ISO 9002,
Qualify Certification, sebuah Thendor International untuk jaminan mata produksi, instruksi dan service. Alumunium ingot produksi makin mempunyai tingkat
kemurnian 99,7, 99,85 dan 99,92. Peleburan alumunium INALUM di Kuala Tanjung memproses alumunium menjadi logam alumunium dengan memakai
alunima, karbon dan tenaga listrik sebagai bahan baku utamanya. Perlu pula dicatat bahwa alumia dan karbon adalah impor terutama dari Jepang.
Pada industri peleburan ini terdapat 3 bagian utama untuk proses produksi yaitu bagian Tungku Reduksi, Bagian Karbon dan Bagian Penuangan serta
fasilitas penunjang. Untuk menunjang kelancaran operasi, perusahaan juga memiliki banyak di pabrik peleburan guna memperbaiki peralatan, mesin-mesin,
kendaraan yang rusak dan lain-lain di pabrik peleburan. Disini ¡uga dibangun 3 silo untuk menyimpan masing-masing dengan kapasitas 20.000 ton serta 20 silo
penyimpanan dengan kapasitas 28.000 ton. Pabrik peleburan juga memiliki bangunan kantor seluas 3.300 M2, kantin, rumah ibadah.
3.2. Kebijakan PT. Inalum Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Pihak PT. INALUM menyadari bahwa kelancaran operasionalnya sangat bergantung kepada masyarakat sekitar. Sehubungan dengan itu, pihak Inalum
melakukan upaya-upaya yang berhubungan dengan masyarakat sekitar.
Universitas Sumatera Utara
3.2.1. Pengendalian Dampak Lingkungan
Inalum juga memperhatikan pengendalian polusi guna mencegah dampak operasi peleburan. Investasi cukup besar telah dilakkan untuk manajemen
lingkungan berkaitan dengan aktivitas peleburan, terutama sekali untuk sistem pengendalian emisi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan denga
pengoperasian pabrik. Pabrik peleburan dilengkapi dengan sistem pembersih gas untuk menghindari pencemaran gas untuk menghindari pencemaran gas buang
termasuk florida dan debu yang keluar dari tungku reduksi serta SOx dan ter dari proses penanggungan anoda. Pabrik juga dilengkapi dengan 27 unit pembersih gas
kering yang dihubungkan ketiga gedung reduksi untuk membersihkan emisi gas yang keluar dari tungku reduksi. Untuk membersihkan emisi gas, alumina,
disemprolkan ke aliran gas yang mengandung florida. Hampir semua florida dalam gas yang bereaksi dengan alumina dan terserap.
Alumina yang mengandung florida serta partikel-partikel lain tersebut kemudian dimasukkan kembali kedalam tungku reduksi sementara gas yang telah
bersih dikeluarkan melalui cerobong. Sistem recoven dan recycling dari florida ini tidak saja bermanfaat bagi pengendalian dampak lingkungan, tetapi juga
merupakan penghematan yang cukup besar yang hampir dapat menutup biaya pengoperasian pembersih gas kering. Perusahaan menerapkan konsep R-3
Reduction, Recovery dan Recycling. Material-material yang terlibat, baik dari bahan baku sampai produk akhir dapat dimanfaatkan kembali dalam rangkaian
proses produksi. Selain itu, perusahaan ¡uga mengadakan pemantauan terhadap zat-zat baik dilingkungan pabrik maupun disekitarnya. Pemantauan ini dilakukan
Universitas Sumatera Utara
secara berlaku terhadap emisi florida yang terdapat di udara, pada tumbuhan dan ditanah serta SO x yang terdapat di udara. Pemantauan terhadap kualitas air juga
dilakukan secara cermat.
Sumbangsih PT. Inalum Terhadap Masyarakat Desa Lalang 3.2.2. Fasilitas Pelabuhan
Untuk kegiatan impor bahan baku dan produknya, perusahaan telah membangun sebuah pelabuhan pada bagian Timur pabrik pelabuhan dengan 3
buah dermaga yakni Dermaga A, B dan C. Dermaga ini dibangun menjorok sepanjang 2,5 Km ke tengah laut dengan jembatan yang menghubungkannya ke
darat. Pelabuhan ini mempunyai kapasitas muat sebesar 1500-2000 MThari dan kapasitas bongkar sebesar -4600 MThari Dermaga A dengan kapasitas 25.000
DWT dipakai khusus untuk membongkar bahan baku dan bahan-bahan keperluan operasi pabrik lainnya. Dermaga B dengan kapasitas 16.000 DWT dipakai untuk
pengapalan dan dermaga C yang digunakan untuk membongkar perolehan pada masa pembangunan proyek, guna kepentingan umum, diserahkan kepada
pemerintah pada tanggal 24 April 1 984.
3.2.3. Perumahan Karyawan
Guna memberikan akomodasi bagi karyawan, perusahaan membangun dan menyediakan fasilitas perumahan serta prasarana lainnya untuk menciptakan rasa
aman, nyaman dan membangkitkan semangat serta kegairahan bagi karyawan dan keluarganya. Dilokasi PLTA di Paritohan, perusahaan membangun pemukiman
Universitas Sumatera Utara
diatas tanah seluas 80 Ha, dilengkapi dengan perumahan, fasilitas olahraga dan kesenian, klinik, sekolah, tempat peribadatan. Kira-kira 16 Km dari pabrik
peleburan perusahaan membangun sebuah kota kecil seluas 200 Ha. Kota yang pembangunannya dimulai tahun 1978, diresmikan tanggal 20
Januari 1982. Kota ini kemudian diberi nama Tanjung Gading. Di kota ini perusahaan membangun 1.340 unit rumah tempat tinggal karyawan yang telah
berkeluarga serta 7 asrama bagi karyawan yang belum berkeluarga. Fasilitas perkotaan juga disediakan untuk penghuninya, seperti balai pertemuan, mesjid,
gereja, kantor pos, fasilitas telekomunikasi dan rumah sakit. Perusahaan juga menyediakan fasilitas olahraga dan rekreasi seperti lapangan sepak bola, lapangan
tennis, lapangan voli, padang golf, kolam renang dan danau buatan. Sedang untuk pendidikan, karyawan dapat menyekolahkan anak-anaknya di TK, SD dan SMP
Negeri serta SMU Yayasan Mitra.
3.2.4. Prasarana Jalan
Lokasi pabrik pelebaran alumunium dan PLTA pada mulanya terletak didaerah yang terisolir dan pada waktu itu untuk tiba di tempat yang dituju
membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk memperlancar transportasi, Inaiurn telah memperbaiki jalan-jalan yang ada, mengganti jembatan-jembatan yang telah
tua dan membangun jalan-jalan baru. Di daerah PLTA, perusahaan melakukan perbaikan dan peningkatan jalan antara Siraituruk dan Paritohan dengan secara
tetap melakukan pemeliharaan jalan yang menghubungkan Paritohan-Siguragura- Tongga-Bandar Baru. Sedangkan didaerah pabrik pelebaran, dibangun ¡alan
Universitas Sumatera Utara
penghubung access road sepanjang 1 6,5 Km dari persimpangan jalan propinsi antara Tebing Tinggi-Kisaran menuju ke pabrik peleburan. Jalan penghubung ini
tidak saja digunakan oleh Inaiurn tetapi juga masyarakat.
3.2.5. Kebijakan Bidang Pendidikan
Kehadiran Inalum di daerah ini telah dirasakan masyarakat terutama sejak 7 tahun belakangan ini. OK Dahlan 49 tahun tokoh masyarakat menyatakan
bahwa secara tidak langsung pengaruh induk bagi masyarakat adalah makin terbukanya cakrawala berpikir mereka terhadap dunia yang lebih luas, karena
dimungkinkan oleh terbukanya komunikasi yang membawa masyarakat setempat kepada dunia lain yang selama ini merupakan suatu hal yang mustahil
Masyarakat setempat sebelumnya hidup semata-mata dari sector agrarisnelayan, kemudian dengan adanya pembangunan PT. Inalum mereka telah
diantarkan kedunia jasa yaitu terbukanya kesempatan ikut serta dalam dunia usaha berdagang dan sebagai karyawan di Inalum. Masuknya berbagai jenis peralatan
teknologi modern kedatangan orang-orang pekerja dari berbagai daerah dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda pula telah membawa masyarakat kepada
pola pergaulan baru dan memperindah mereka untuk mengikuti serta mengenal perkembangan dunia sekelilingnya.
Kepala Desa Lalang OK Bahrun 52 tahun pun menyatakan bahwa kondisi pendidikan masyarakat setempat pada saat dimulainya pembanguna
proyek PT. Inalum sangat memprihatinkan. Pada saat itu, hanya 6 orang 1,5 penduduk kecamatan air penting yang berpendidikan SMU. Pada saat penelitian
Universitas Sumatera Utara
ini dilakukan, jumlah penduduk yang berpendidikan SMU telah meningkat dengan drastis menjadi 40 orang 28, bahkan telah ada beberapa orang yang
telah menyelesaikan pendidikan diperguruan tinggi, khususnya pendidikan tinggi agama Islam di kota Medan.
Sebagian besar lulusan SMU tersebut telah bekerja di PT. Inalum dan perusahaan-perusahaan yang baru didirikan di daerah ini, seperti PT. Multi Nabati
Asahan PT MNA, yang memproduksi minyak goreng sawit Sania. Peningkatan jumlah siswa SMU dari masyarakat setempat ini tidak terlepas dari
bantuan-bantuan yang diberikan oleh PT. Inalum berupa pemberian beasiswa baik pada tingkat SD, SMP, SMU dan perguruan tinggi yang digalakkan sejak tiga
tahun terakhir ini. Selain bantuan beasiswa, pihak Inalum juga memberikan sumbangan untuk renovasi sekolah-sekolah yang sudah tua dan sarana penunjang
pendidikan lainnya berupa sarana olahraga dan alat peraga. Untuk meningkatkan pengetahuan teknologi dari kelompok masyarakat PT. Inalum juga mendirikan
vocational training di Porsea dan Indrapura. Meskipun demikian, ada juga sekelompok kecil masyarakat yang merasa kurang beruntung dari PT. Inalum,
diantaranya mereka yang tidak dapat ditampung bekerja di Inalum walaupun telah memperoleh pendidikan SMU. Ketika melakukan wawancara berupa seorang nara
sumber S 54 tahun diperoleh rekruitment pegawai baru di Inalum sangat tergantung kepada formasi. Apabila tidak ada yang pensiun atau mengundurkan
diri maka sulit merekrut pegawai baru.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DAMPAK DAN TANGGAPAN MASYARAKAT ATAS