Bentuk Pergeseran Nilai Budaya

pengusaha tersebut menderita sakit. Namun bantuan pengobatan ini belum bisa diberikan secara permanen, hanya diberikan kepada beberapa orang saja.

4.3 Bentuk Pergeseran Nilai Budaya

Nilai budaya yang mengalami pergeseran di daerah penelitian adalah nilai budaya yang berkenaan dengan masalah hubungan manusia dengan sesama yaitu mengenai gotong royongtolong menolong. Di daerah penelitian aktivitas gotong royongtolong menolong ini meliputi tolong menolong dalam aktivitas pertanian, tolong menolong dalam aktivitas sekitar rumah tanggakemasyarakatan, tolong menolong dalan aktivitas pesta dan upacara serta tolong menolong dalam peristiwa kecelakaan, bencana dan kematian.

4.3.1. Kegiatan Tolong Menolong dalam Aktivitas Pertanianmata Pencaharian

a. bentuk dan Pelaksanaan Tolong menolong dlam aktivits pertanian ini diawali dari proses pengolahan tanah sampai dengan pemanenan. Pada masa dulu biasanya selama proses produksi sendiri oleh petanipemilik sawahyang dibantu oleh keluarga dan beberapa tetangga dekat tanpa diberi upah melainkan pergantian tenaga bila suatu hari juga membutuhkan. Jadi sebelum proses produksi, petani ini harus mencari tenaga tambahan dari para tetangga untuk dimintai bantuannya. Sebagai imbalan bagi petani tersebut cukup disediakan makanan selama pekerjaan berlangsung. Universitas Sumatera Utara Proses produksi ini dimulai dari pengolahan tanah sawah, menanam padi, membersihkan tanamanmenyiangi padi sampai pada memanen padi. Dalam masa produksi ini biasanya terdapat pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Untuk pekerjaan yang dianggap berat seperti mengolah tanah pertanian dilakukan oleh laki-laki. Pekerjaan ini dimulai dengan meratakan tanah disamping memperbaiki pematang serta membajak sawah dengan menggunakan kerbau. Sedangkan pekerjaan yang ringan dilakukan oleh perempuan, misalnya pada saat menanam padi kemudian membersihkan tanah pertanian dari rumput-rumput yang tumbuh liar di sela-ssela tanaman padi. Akan tetapi pada saat panen tiba, pekerjaan menuai padi ini dilakuk an baik oleh laki-laki maupun perempuan tanpa terkecuali. Biasanya untuk perempuan ini menggunakan ani-ani untuk memotong padi dan sabitarit digunakan oleh laki-laki. Untuk merontokkan padi ini, kaum perempuan ini menggunakan kaki gerakannya seperti orang yang sedang menarijoget, sedangkan kaum laki-laki menggunakan alat perontok padi tradisional yang terbuat dari kayu. Setelah selesai maka akan diperhitungkan hasil panen ysng mereka peroleh dengan cara memberikan bagian hasil sebanyak 15 bagian. b. Bentuk pergeserannya Dahulu apabila ada petani yang akan melakukan proses produksi di bidang pertanian, maka ia tinggal meminta bantuan pada para tetangga dekatnya dan dengan segera tetangganya itu juga akan bersedia membantu. Sebagai konsekuensinya apabila suatu hari ia dimintai bantuan tenaga oleh tetangganya tersebut, ia juga harus bersedia membantu. Dahulu cara ini tidak menjadi masalah, Universitas Sumatera Utara karena hal ini merupakan kebiasaan yang harus dilakukan sebagai kewajiban penduduk desa untuk menolong sesamanya. Akan tetapi gejala tersebut tentu saja sudah berbeda dengan keadaan sekarang atau paling tidak telah mengalami pergeseran, dimana segala sesuatunya diperhitungkan dengan uang. Dengan masuknya industri Inalum ke desa ini, membuat penduduknya melakukan diversifikasi dalam hal pekerjaan. Penduduk di desa ini tidak lagi hanya mengandalkan hidupnya di bidang pertanian saja, tetapi bergeser. Hal ini menyebabkan konsentrasi kerja mereka tidak hanya pada bidang pertanian saja, namun meluas ke bidang-bidang yang lain, sehingga waktu mereka di bidang pertanian tidak sebanyak dulu. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Bp. Dulbari. “Kalau orang sini sekarang susah buat diajak gotong royong apalagi pemudanya. Soalnya sudah pada sibuk sendiri- sendiri. Mending mengeluarkan uang buat membayar orang kalau mau mengerjakan sesuatu”. Dahulu orang akan meminta bantuan kepada para tetangga apabila akan melakukan proses penanaman padi. Kemudian sebagai konsekuensinya apabila suatu hari tetangganya meminta bantuan yang sama maka ia juga bersedia untuk membantu. Sekarang sistem ini telah berganti. Orang tidak lagi mencari bantuan pada tetangganya untuk membantu di sawah, tetapi hanya menyerahkannya pada satu orang saja yang kemudian orang tersebut yang akan mencari tenaga untuk melaksanakan proses produksi. Pemilik sawah ini kemudian akan memberi upah pada orang-orang tersebut. Sistem ini sering disebut dengan istilah borongan. Apabila petani ini tidak ingin repot memanen padinya sendiri, maka ia akan menjualnya ke juragan padi. Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Kegiatan Tolong Menolong Dalam Aktivitas Sekitar Rumah Tangga dan Kemasyarakatan

a. Bentuk dan pelaksanaan Biasanya kegiatan tolong menolong dalam aktivitas sekitar rumah tangga ini terlihat jelas pada saat warga akan membangun rumah. Orang akan datang kepada tetangganya dengan maksud untuk mendapatkan bantuan tenaga. Dalam kegiatan tolong menolong membangun rumah ini hanya tetangga dekat saja yang dimintai tolongdisambat. Para tetangga ini biasanya juga datang dengan membawa bahan-bahan bangunan yang sekiranya dibutuhkan seperti kayu, bambu, genting dan sebagainya. Sebagai imbalanya, keluarga yang bersangkutan itu menyediakan makanan dan minuman ala kadarnya. Balasan yang harus dan wajib diberikan kepada para peserta itu ialah bila kemudian hari ada diantara mereka yang sedang punya hajat, maka ia pun akan datang membantunya. Dalam kegiatan ini tidak ada suatu badan yang mengorganisasi. Mereka berjalan atas kesadaran bahwa mereka harus berbuat kebaikan kepada sesamanya. Kegiatan dalam membuat rumah ini tidak sepenuhnya dilakukan secara gotong royong. Tenaga dari para tetangga ini dibutuhkan hanya pada saat menggali tanah untuk pondasi, menaikkan kayu penyangga atap, dan pemasangan genting. Adapun pekerjaan lainnya dilakukan oleh tenaga ahli yang telah dibayar. Seperti kegiatan gotong royong dalam membangun rumah, maka kegiatan kemasyarakatan seperti memperbaiki jalan dan juga membangun jembatan dilakukan melalui gotong royong. Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh laki-laki Universitas Sumatera Utara dan perempuan tanpa terkecuali. Biasanya kaum laki-laki mengerjakan pekerjaan fisik sedangkan kaum perempuan hanya menyediakan makanan dan minuman serta pekerjaan yang dianggap ringan. Pada masa itu, kegiatan tolong menolong ini benar-benar mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang penuh solidaritas diantara warga desa dan benar-benar dapat dirasakan betapa pentingnya hubungan yang baik diatara sesama warga desa. b. Bentuk pergeserannya Pada jaman dulu kegiatan gotong royong untuk mendirikan rumah ini betul-betul merupakan kegiatan tolong menolong antar sesama masyarakat desa. Oleh karena itu, apabila ada warga yang meminta bantuan, maka orang-orang didesa itu akan datang membantu tidak hanya sekedar tenaga saja melainkan juga memberikan bantuan dalam bentuk bahan-bahan bangunan maupun alat-alat lain yang diperlukan. Bahkan bagi kaum ibu-ibu juga ikut membantu dengan cara ikut menyediakan makanan bagi orang-orang tersebut. Dewasa ini, kegiatan tolong menolong dalam mendirikan rumah sudah mengalami perbedaan karena semua pekerjaan biasanya sudah dilakukan oleh tenaga tukang yang sudah dibayar. Hal ini dikarenakan pemilik rumah menginginkan hasil yang sempurna. Jika pekerjaan ini dilakukan secara gotong royong oleh para tetangga, takutnya hasil yang diperoleh tidak sebagus apabila yang mengerjakan itu adalah tukang yang telah ahli. Hal ini seperti dikatakan oleh Bp. Marbi pada wawancara. “kalau ada yang mau membangun rumah, biasanya sih cuma manggil tukang saja dan kita tinggal membayar dan menunggu Universitas Sumatera Utara hasilnya. Dari pada harus minta tolong sama tetangga , takut merepotkan, lagian mereka juga belum tentu bisa kok”.

4.3.3 Kegiatan Tolong Menolong dalam Aktivitas Pesta dan Upacara

a. Bentuk dan pelaksanaan Kegiatan tolong menolong dalam pesta dan upacara terlihat jelas pada saat warga masyarakat mengadakan hajatan dalam memperingati proses inisiasi seseorang diantaranya pada saat perkawinan ataupun sunatan. Sungguh sulit nampaknya kegiatan ini apabila dilakukan sendiri oleh keluarga yang bersangkutan. Oleh karena sadar akan kesulitan tetangganya yang umumnya juga masih kerabat sendiri, maka tergeraklah warga lain untuk membantu. Hal ini mereka lakukan agar apabila dikemudian hari hari kelak mereka membutuhkan bantuan tidak akan mengalami kesulitan. Beberapa hari sebelum pesta dimulai, para tetangga maupun kerabat akan datang membantu warga yang memiliki hajat untuk mempersiapkan pelaksanaan pesta mulai dari mempersiapkan tempat, hidangan dan lain-lain. Biasanya mereka membawa bantuan berupa bahan makanan, kayu dan lain sebagainya yang sekiranya nanti dibutuhkan dalam pesta tersebut. Kelurga yang memiliki hajat memberi tahu masyarakat lain maupun kenalannya untuk datang ke pesta yang akan diselenggarakan nanti. Ini dimaksudkan agar masyarakat lain mengetahui bahwa ia akan mengadakan hajatan disamping meminta doa restu. Biasanya sedikit banyaknya tamu yang akan datang menunjukkan status sosial tuan rumah di masyarakat. Setelah hari Universitas Sumatera Utara pelaksanaan tiba, masyarakat akan berbondong-bondong datang ke rumah warga yang mengundang. Biasanya mereka membawa beras ataupun uang untuk menyumbang. Disana mereka akan di jamu oleh tuan rumah dengan baik. Apabila mereka akan pulang, maka akan dibawakan oleh-oleh berupa makanan sebagai rasa ungkapan terima kasih oleh tuan rumah karena mereka telah datang acaranya. Biasanya pesta ini diadakan selama beberapa hari. Apabila warga yang punya acara ini berasal dari keluarga yang mampu, biasanya diadakan tanggapan sebagai hiburan yaitu orkesandangdutan. b. Bentuk pergeserannya Apabila dahulu para tetangga maupun kaum kerabat membantu warga yang akan mengadakan pesta dengan sukarela dan secara spontan tanpa diminta terlebih dulu oleh yang punya hajat, sekarang hal ini sulit di temui. Sekarang apabila ada warga yang akan mengadakan hajatpesta, maka terlebih dulu harus meminta bantuan pada orang lain dan itupun hanya sekitar tetangga kanan kiri rumah dan saudara dekat saja. Sedangkan untuk pekerjaan memasak biasanya tuan rumah sudah menyewa tenaga yang sudah di beri upah, sehingga para tetangga yang membantu ini hanya melakukan pekerjaan yang ringan saja. Masyarakat Desa Lalang juga tidak lagi membawa sumbangan berupa bahan makanan, kayu ataupun lainya, hanya membawa beras saja ataupun dalam bentuk uang. Sekarang kebiasaan membawa bahan makanan ini hanya terbatas pada keluarga dekat saja. Untuk waktu pelaksanaannya, sekarang juga mengalami perubahan. Apabila dahulu suatu pestahajatan dilaksanakan beberapa hari Universitas Sumatera Utara sekarang hanya dilakukan satu hari saja. Hal ini terjadi karena pelaksanaan pesta selama berhari-hari ini sekarang dirasa kurang efektif dan efisien bahkan merupakan suatu pemborosan baik materiil, tenagamaupun waktu. Namun demikian, masih banyak juga warga masyarakat yang masih melaksanakan pesta ini selama berhari-hari. Biasanya mereka ini adalah mereka yang berprofesi sebagai petani. Sedangkan bagi penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri maupun pengusaha, mereka memilih untuk mengadakan hajatan hanya satu hari saja karena mempertimbangkan faktor efektif dan efisien. Acara ramah tamah yang tadinya ada sekarang diganti dengan acara resepsi, dimana tuan rumah dan tamu tidak bisa mengobrol secara akrab lagi. Acara resepsi ini digelar secara prasmanan. Bahkan akhir-akhir ini dalam undangan yang diberikan pada tamu tercetak kalimat : “Dengan tidak mengurangi rasa hormat, kami akan sangat berterimakasih apabila doa restu yang Anda berikan tidak berupa cendera mata”. Walaupun tidak dijelaskan secara terus terang, namun secara simbolik kalimat itu menerangkan bahwa pengundang mengharapkan hadiah yang diberikan oleh tamu undangan berupa uang, dimana uang adalah simbol masyarakat industrial. Adanya pengaruh kondisi sosial ekonomi serta masuknya industri ke desa ini menyebabkan kegiatan tolong menolong dalam aktivitas pesta dan upacara ini mrngalami pergeseran dalam cara pelaksanaannya. Namun demikian hingga sekarang ini kegiatan tolong menolong dalam proses inisiasi ini masih berjalan meskipun tidak dalam bentuk yang murni, dimana prinsip timbal balik masih ada dalam masyarakat tersebut walaupun pemberian itu bersifat keharusan. Universitas Sumatera Utara

4.3.4. Tolong Menolong dalam Peristiwa Kecelakaan, Bencana dan Kematian

a. Bentuk dan pelaksanaan. Kegiatan gotong royong dan tolong menolong secara spontan yang benar- benar menunjukkan hidup yang berdasarkan solidaritas diantara para warga masyarakat adalah dalam peristiwa kecelakaan, bencana dan kematian. Apabila ketiga hal tersebut terjadi, maka masyarakat secara spontan akan membantunya tanpa membedakan siapa yang terkena musibah tersebut baik itu saudara sendiri maupun orang lain. Seluruh masayarakat akan datang berbondong-bondong kerumah orang yang terkena musibah itu tanpa terkecuali untuk memberikan bantuan. Jika ada tanda atau pengumuman dari masjid bahwa ada warga yang meninggal, maka secara spontan warga yang lain akan menghentikan pekerjaan untuk melayat ke rumah duka. Hal itu juga akan dilakukan oleh orang yang sedang bekerja di sawah. Mereka akan cepat-cepat meninggalkan sawahnya guna melayat. Sembari melayat, biasanya kaum perempuan membawa beras untuk sekedar membantu beban keluarga yang ditinggalkan. Sedangkan kaum laki-laki biasanya membantu dalam proses upacara penguburan. Bantuan yang diberikan ini tidak berakhir sampai disitu saja. Bantuan lain terus diberikan oleh masyarakat dalam bentuk kiriman doa kepada jenazah agar arwahnya diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. Kiriman doa ini dilakukan dengan cara mengadakan tahlilan kematian di rumah keluarga yang ditinggalkan. Tahlilan ini dilakukan terus menerus secara berkala sampai pada 1000 hari kematian tersebut. Acara tahlilan ini dihadiri oleh masyarakat desa tanpa terkecuali. Demikian halnya jika ada warga yang yang sedang sakit. Warga lain akan menjenguknya untuk memberikan Universitas Sumatera Utara bantuan baik dorongan moril maupun bantuan dalam bentuk materiil untuk meringankan beban keluarga. Apabila orang tersebut dirawat dirumah sakit, maka warga secara bersama akan menyewa mobil pergi ke rumah sakit untuk menjenguk orang tersebut. b. Bentuk pergeserannya Kegiatan gotong royongtolong menolong dalam peristiwa kecelakaan, bencana dan kematian ini msih dilaksanakan dengan baik oleh masayarakat Desa Lalang. Hal ini disebabkan karena masyarakat sadar bahwa suatu hari nanti hal yang sama juga dapat terjadi pada dirinya. Untuk itu, walaupun sekarang banyak yang telah mengalami perubahan, tetapi kegiatan tolong menolong dalam hal ini masih tetap terjaga hingga sekarang. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bp. Syarif. “Alhamdulillah masyarakat disini masih mau melakukan tahlilan kalau ada kematian. Soalnya orang mati kan tidak bisa diduga. mungkin saja besok kita sendiri yang mati”. Namun demikian, bentuk pelaksanaannya tidak sepenuhnya seperti dulu. Dahulu jika ada warga yang mengalami musibah baik itu sakit maupun kematian, warga yang lain akan datang memberikan bantuan tanpa terkecuali, walaupun jarak rumahnya jauh dari rumah orang yang sedang terkena musibah. Demikian juga pada saat penyelenggaraan tahlilan dalam rangka mengirimkan doa pada orang yang meninggal. Seluruh warga akan ikut serta dalam acara tersebut. Namun sekarang pelaksanaannya tidak seperti dulu. Jika dahulu warga masyarakat dengan suka rela ikut dalam acara tahlilan ini, sekarang masyarakat menunggu keluarga yang meninggal ini mengundang mereka untuk Universitas Sumatera Utara ikut dalam acara tahlilan tersebut. Walaupun demikian, tidak seluruh masyarakat yang bisa menghadiri acara tahlilan tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Sistem Pengawasan Internal Terhadap Pembiayaan Pada Kantor Camat Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara

1 73 48

Penataan Permukiman Kumuh Di Dusun Sono Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara Propinsi Sumatera Utara

5 43 89

Peranan Penyuluh Perikanan Terhadap Peningkatan Sosial Ekonomi Nelayan Di Kabupaten Asahan ( Studi Kasus: Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Asahan)

3 42 116

Analisis Dampak Pembangunan Jaringan Irigasi terhadap Kondisi Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi pada Masyarakat Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara

27 161 85

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Terhadap Lingkungan Rumah Tempat Tinggal Nelayan Di Desa Lalang Dan Desa Medang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara

9 109 122

Dampak Pembangunan Prasarana Jalan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Dusun Tanggiring, Desa Pegagan Julu VIII, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi)

42 255 98

Memaknai Potensi Lompat Batu (Hombo Batu) Bagi Masyarakat Bawomataluo Nias Selatan Dari Budaya Tradisional Menjadi Budaya Wisata

10 116 132

PENGARUH PENGGUNAAN AIR BERSIH TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI DI KELURAHAN PANGKALAN DODEK KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATU BARA.

0 3 24

RESISTENSI MASYARAKAT NELAYAN TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI DI DESA LALANG KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATU BARA.

0 1 22

Sistem Pengawasan Internal Terhadap Pembiayaan Pada Kantor Camat Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara

0 0 20