METODE PENELITIAN Hubungan Aktivitas Fisik dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Osteopenia Pada Mahasiswi Semester 6 dan Semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Electric dengan keakuratan 98 sama dengan alat DEXA . Pengukuran dilakukan pada tulang calcaneus tumit sebalah kanan sampel selama kurang lebih 1 menit. Nilai t-score -1 sampai -2,5 SD menunjukan osteopenia. b. Pengambilan Data IMT Data IMT, yang diambil terdiri dari berat badan kg dan tinggi badan cm. Penimbangan berat badan BB dan tinggi badan dengan menggunakan secca. Untuk mengukur berat badan, pakaian sampel seminimal mungkin. Pada saat pengukuran tinggi badan, sampel harus dalam posisi berdiri tegak, dan alat ukur harus berada pada bidang datar, agar tidak mempengaruhi nilai pada saat pengukuran. Hasil dari pengukuran nantinya akan di perhitungkan dengan perhitungan BBkgTBm 2 . c. Pengambilan Data Aktivitas Fisik Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas fisik, peneliti menggunakan instrumen kuesioner tentang data demografi dan data aktivitas fisik yang di adopsi dari Baecke Questionnaire. Kuesioner tentang data demografi berisi tentang inisial responden, umur, semester dan nomor HP. Sedangkan aktivitas fisik akan menunjukan hasil aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat. Baecke Questionnaire ini terbagi menjadi 3 domain yaitu aktivitas sehari-hari, aktivitas olahraga dan aktivitas waktu senggang. Dimana kuesioner ini telah di modif oleh peneliti dan digabung domainnya sesuai dengan bentuk jawaban. Kuesioner ini terdiri dari 22 pertanyaan, yaitu nomor 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan nomor 21 merupakan pertanyaan untuk aktivitas sehari-hari; nomor 2, 3, 4, 11, 15, 16, 17, 18, 19, dan nomor 22 merupakan pertanyaan untuk olahraga; nomor 12, 13, 14, dan nomor 20 merupakan aktivitas waktu senggang. Untuk penilaian jawaban dari masing- masing pertanyaan: Untuk jawaban nomor 1: Jika jawaban a = 1 Jika jawaban b = 3 Jika jawaban c = 5 Untuk jawaban nomor 2: Jika jawaban ya=  Skor olahraganomor 3,4,16,17,18,19 ≥ 12 = 5  Skor olahraga nomor 3,4,16,17,18,19 8 - 12 = 4  Skor olahraga nomor 3,4,16,17,18,19 4 - 8= 3  Skor olahraga nomor 3,4,16,17,18,19 0,01 - 4 = 2  Skor olahraga nomor 3,4,16,17,18,19 0 = 1 Jika jawaban tidak = 1 Untuk jawaban nomor 3 dan nomor 4: Jika jawaban a = 0,76 Jika jawaban b = 1,26 Jika jawaban c = 1,76 Untuk jawaban nomor 5 sampai nomor 15: Tidak pernah = 1 Jarang = 2 Kadang- kadang = 3 Sering = 4 Selalu = 5 Untuk jawaban nomor 16 dan 17: 1 jam = 0,5 1-2 jam = 1,5 2-3 jam = 2,5 3-4 jam = 3,5 4 jam = 4,5 Untuk jawaban nomor 18 dan 19: 1 bulan = 0,04 1-3 bulan = 0,17 4-6 bulan = 0,42 7-9 bulan = 0,67 9 bulan = 0,92 Untuk jawabam nomor 20: 5 menit = 1 5 – 15 menit = 2 15 – 30 menit = 3 30 - 45 menit = 4 45 menit = 5 Untuk jawaban nomor 21 dan 22: Lebih sangat berat = 5 Lebih berat = 4 Sama berat = 3 Lebih ringan = 2 Lebih sangat ringan = 1 Interpretasi skor yang digunakan pada instrumen ini dengan menggunakan kuartil yang ada pada SPSS dengan menggolongkan subjek dalam kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

2. Instrumen Pengumpulan data

Berikut merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian: a. GE General Electric GE General Electric digunakan untuk mengukur kepadatan tulang responden selama kurang lebih 1 menit. b. Meteran Tinggi Badan Meteran adalah alat untuk mengukur tinggi badan dalam satuan sentimeter cm. Alat ukur tinggi badan menggunakan secca. c. Timbangan Berat Badan Timbangan berat badan adalah alat untuk mengukur berat badan dengan satuan kilogram kg. Alat ukur berat badan menggunakan secca. d. Baecke Questionnaire Baecke Questionnaire adalah kuesioner yang digunakan untuk melihat aktivitas fisik responden. Kuesioner aktivitas fisik ini terdiri dari 18 pertanyaan dengan skor maksimal 74,36 dan skor minimal 14,60. Peneliti menggunakan 3 kategori dalam menginterpretasikan hasil dari kuesioner aktivitas fisik ini, yaitu aktivitas ringan, sedang, dan aktivitas berat. Pengkategorian ini menggunakan perhitungan kuartil. Dalam beberapa kasus, peneliti terkadang tidak hanya membagi dalam dua kelompok tapi juga membaginya menjadi tiga maupun menjadi empat kategori. Pada kondisi seperti ini, tidak lagi menggunakan median sebagai pemisah melainkan kuartil Nawari, 2007

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Validitas

Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu megukur apa- apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentuSetiadi, 2007. Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi Pearson Product Moment yang rumusnya adalah Keterangan: r= koefisien korelasi N= jumlah responden X= skor tiap item pertanyaan Y= skor total Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 13- 20 Mei tahun 2014. Uji coba ini dilakukan terhadap 60 orang mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berumur ≥20 tahun keatas dan berjenis kelamin perempuan. Lokasi uji validitas instrumen dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah sama dengan lokasi penelitian, sehingga peneliti mengidentifikasi responden yang telah diteliti dalam uji coba instrumen tidak termasuk responden dalam penelitian. Ketentuan kevalidan instrumen apabila r hitung 0,3. Hasil uji validitas untuk pertanyaan nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 21, 22 terdapat 4 pertanyaan yang tidak valid, yaitu nomor 5, 6, 8, dan 12, sehingga item-item ini tidak dapat digunakan. Pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 16, 17, 18, 19, 20 tidak di uji valid karena seharusnya pertanyaan tersebut dilihat menggunakan observasi. Hasil setelah yang di uji valid dan pertanyaan yang diobservasi digunakan dalam pengambilan data aktivitas fisik sebanyak 18 item pertanyaan.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Setelah mengukur validitas, peneliti perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas instrumen adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda Setiadi, 2007. Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach 0,60 Hidayat, 2008. Pada penelitian ini, saat pertama kali diuji menghasilkan α= 0,447. Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas yang kedua tanpa menggunakan item 5, 6, 8, dan 12 menghasilkan nilai α =0,657. Karena Alpha Cronbach 0,60, maka instrumen ini dianggap reliabel, dapat dipercaya, dan diandalkan.

F. Tahap Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan bulan Mei tahun 2014. Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Peneliti menentukan subjek penelitian, maksud dan tujuan penelitian. Peneliti menghubungi pihak Anlene untuk meminjam alat kepadatan tulang yang akan dilakukan di gedung FKIK UIN Syarif Jakarta. 2. Bekerjasama dengan BEM FKIK untuk peminjaman laboratorium keperawatan. 3. Setelah pihak Anlene menyetujui, pihak Anlene datang ke kampus untuk melakukan pengukuran DMT dangan alat Bone Densitometry Achilles Insigth. 4. Setelah mengecek tulang, responden langsung diukur BB dan TB untuk dihitung IMT. 5. Setelah itu peneliti menyebarkan kuesioner untuk menilai aktifitas fisik. serta memberikan lembar inform consent dan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. 6. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data yang terkumpul sudah lengkap atau belum. Setelah lengkap, data diberi kode pada masing-masing pernyataan untuk mempermudah saat analisis data. Langkah selanjutnya adalah memproses data, pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke program aplikasi statistik. Langkah yang terakhir yaitu pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

G. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek sehingga tidak boleh bertentangan dengan etik Setiadi, 2007. Menurut Hidayat 2007 dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar menunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitan pada manusia yang harus dipahami antara lain: 1. Prinsip Manfaat Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. 2. Prinsip Menghormati Manusia Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia harus dihormat, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian. 3. Prinsip Keadilan Prinsip ini dilakukan untuk menunjang tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.

H. Pengolahan Data

Hidayat 2007 mengungkapkan bahwa dalam penelitian terdapat langkah-langkah pengolahan data yang harus ditempuh. Adapun tahap- tahap pengolahan data meliputi: 1. Editing Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Kegiatan yang dilakukan dalam editing adalah pengecekan dari sisi kelengkapan, relevansi, dan konsistensi jawaban. Kelengkapan data diperiksa dengan cara memastikan bahwa jumlah kuisioner yang terkumpul sudah memenuhi jumlah sampel minimal yang ditentukan dan memeriksa apakah setiap pertanyaan dalam kuisioner sudah terjawab dan jelas. Relevansi dan konsistensi jawaban diperiksa dengan cara melihat apakah ada data yang bertentangan dengan data lain. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku code book untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Dalam coding, data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Misal, untuk jawaban Tidak Pernah diberi kode 0, jawaban Kadang-kadang diberi kode 1, dan seterusnya. 3. Entry Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi. Program untuk analisis data : SPSS, Epi Info, Epi Data, dan lain-lain. 4. Melakukan Teknik Analisis Dalam melakukan teknik analisis, khusunya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan statistika inferensial menarik kesimpulan yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter populasi berdasarkan statistik sampel atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.

I. Analisis Data

1. Analisa Univariat Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel dependen dan independen. Variabel independen yaitu IMT dan akivitas fisik, sedangkan variabel dependen yaitu osteopenia. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel Umar, 2003 yaitu variabel independen IMT dan aktivitas fisik dengan osteopenia. Teknik analisis dilakukan dengan uji korelasi Spearmen dengan menggunakan derajat kepercayaan 95 dengan 5, sehingga jika nilai P p value 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna signifikan atau menunjukan ada hubungan antara variabel indepanden dengan variabel dependen, dan apabila nilai P value 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji korelasi Spearmen adalah uji statistik yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel berskala ordinal. Asumsi uji korelasi Spearmen adalah: 1 Data tidak berdistribusi normal dan 2 Data diukur dalam skala ordinal. Sedangkan cara menginterpretasikan sejauh mana hubungan kedua variabel independen dan dependen berdasarkan koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Versi de Vaus Koefisien Kekuatan Hubungan 0,00 Tidak ada hubungan 0,01-0,09 Hubungan kurang berarti 0,10-0,29 Hubungan lemah 0,30-0,49 Hubungan moderat 0,50-0,69 Hubungan kuat 0,50-0,69 Hubungan sangat kuat 0,70-0,89 Hubungan mendekati sempurna Interpretasi tersebut berlaku sama pada hubungan positif + dan negatif - 47

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Program Studi Ilmu Keperawatan mendapatkan izin penyelenggaraan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor: 1356DT2005 tanggal 10 Mei 2005 dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI Nomor: Dj.II1232005 tanggal 17 Mei 2005, yang diperpanjang ijin penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pensisikan Islam Kementrian Agama RI Nomor: Dj.I382010 tanggal 29 Januari 2010. Lulusan PSIK bergelar Sarjana Keperawatan S.Kep dan lulusan pendidikan profesinya mendapat sebutan Ners Ns. Program Studi Ilmu Keperawatan telah meluluskan Ners sebanyak 102 orang sampai semester genap 20132014.

1. Tujuan Program Studi Sarjana Keperawatan a. Tujuan Umum

Menghasilkan sarjana keperawatan dengan kualifikasi akademik Sarjana Keperawatan S.Kep yang beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, mempunyai keunggulan yang kompetetitif dalam persaingan global serta mampu mengintegrasikan ilmu keperawatan dan ilmu pengetahuan keislaman sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan kualitas derajat kesehatan bangsa Indonesia. b. Tujuan Khusus 1 Mahasiswa memiliki sikap profesional dan Islami 2 Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan di tatanan rumah sakit dan komunitas. 3 Mahasiswa mampu mengelola pelayanan keperawatan di ruang rawat inap 4 Mampu melaksanakan penelitian sederhana 5 Mampu berperan sebagai pendidik tenaga keperawatan yang berada di ruang lingkup tanggung jawabnya

B. Hasil Analisa Univariat

Hasil analisis dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi. Analisis Univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel penelitian yang meliputi: karakteristik mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 6 dan semester 8 dari usia; aktivitas fisik; IMT; dan kepadatan tulang.

1. Karakteristik Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Semester 6 dan Semester 8 a. Usia Rata-rata usia responden adalah 21 tahun dengan usia termuda 20 tahun dan tertua 22 tahun. Usia responden terbanyak adalah 21 tahun. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8

2. Karakteristik berdasarkan Aktivitas Fisik pada Mahasiswi PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8 Karakteristik responden berdasarkan aktivitas fisik dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas Fisik Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Usia Frekuensi Persentase 20 23 33.8 21 28 41.2 22 17 25 Total 68 100 Aktivitas Fisik Frekuensi Persentasi Ringan 17 25 Sedang Tinggi 35 16 51,5 23,5 Total 68 100 Data yang ada pada tabel 5.2 di atas terlihat bahwa dari 68 responden, mayoritas aktivitas fisik responden adalah aktivitas sedang yaitu berjumlah 35 orang 51,5, responden dengan aktivitas fisik ringan berjumlah 17 orang 25, sedangkan responden dengan aktivitas fisik tinggi berjumlah 16 orang 23,5.

3. Karakteristik berdasarkan IMT pada mahasiswi PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8 Karakteristik responden berdasarkan IMT dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut IMT Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Data yang ada pada tabel 5.3 di atas terlihat bahwa dari 68 responden, mayoritas mahasiswi memiliki IMT normal yaitu sebanyak 49 orang 72,1, mahasiswi dengan IMT kurus sebanyak 11 orang 16,2, sementara mahasiswi dengan IMT gemuk sebanyak 8 orang 11,8. IMT Frekuensi Persentasi Kurus 11 16.2 Normal 49 72.1 Gemuk 8 11.8 Total 68 100

4. Karakteristik berdasarkan Kepadatan Tulang pada mahasiswi

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8 Karakteristik responden berdasarkan IMT dapat dilihat pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepadatan Tulang Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Data yang ada pada tabel 5.4 di atas terlihat bahwa dari 68 responden, mayoritas mahasiswi yang memiliki kepadatan tulang normal yaitu sebanyak 51 orang 75, sedangkan mahasiswi dengan osteopenia yaitu sebanyak 17 orang 25.

C. Hasil Analisa Bivariat

1. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Osteopenia

Analisa hubungan antara aktivitas fisik dengan osteopenia dapat dilihat pada tabel 5.5. Kepadatan Tulang Frekuensi Persentase Normal 51 75 Osteopenia 17 25 Total 68 100

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Hubungan antara asupan vitamin C, indeks massa tubuh, dan kejadian anemia pada mahasiswi PSPD UIN Syarif Hidayatullah

0 13 61

Hubungan Antara Kebugaran Dengan Status Gizi Dan Aktivitas Fisik Pada Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

2 23 136

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMUM Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dan Aktivitas Fisik Dengan Volume Oksigen Maksimum.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMUM Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dan Aktivitas Fisik Dengan Volume Oksigen Maksimum.

0 2 15

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH, TINGKAT STRESS, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT DISMENORE PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER II STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Indeks Massa Tubuh Tingkat Stress, dan Aktivitas Fisik dengan Tingk

0 0 12