82
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dengan observasi langsung pada operator untuk faktor pekerjaan berupa posisi
janggal dan melakukan test untuk memastikan dugaan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome
CTS serta menggunakan kuesioner untuk survey pekerja. Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Hasil penelitian untuk variabel dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada operator komputer berdasarkan dari gabugan antara adanya keluhan berupa
gejala Carpal Tunnel Syndrome CTS, kuesioner, dan pemeriksaan fisik berupa Phalen’s test tanpa didampingi oleh tenaga medis, sehingga bagi
peneliti selanjutnya sebaiknya saat melakukan pemeriksaan fisik didampingi oleh tenaga medis.
2. Observasi langsung pada faktor pekerjaan berupa posisi janggal pada tangan hanya dilakukan pada satu waktu sehingga penilaian akan posisi janggal
hanya berdasarkan saat itu, sehingga adanya kemungkinan bahwa gerakan tersebut bukanlah gerakan yang paling sering dilakukan, untuk itu sebaiknya
bagi peneliti selanjutnya saat menentukan posisi janggal pada tangan dilakukan dalam waktu yang cukup lama.
83
3. Pada penelitian ini pengambilan sampel tidak memperhitungkan berdasarkan status pegawai PNS ataupun outschorsing, sehingga mungkin adanya beban
kerja yang berbeda antara keduanya yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
6.2 Dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS
Carpal Tunnel Syndrome CTS dapat terjadi akibat adanya proses
peradangan pada jaringan-jaringan di sekitar saraf medianus tendon dan teosynovium yang ada dalam terowongan karpal. Peradangan tersebut
mengakibatkan jaringan disekitar saraf menjadi bengkak, sendi menjadi tebal, dan akhirnya menekan saraf medianus. Penekanan saraf medianus ini lebih lanjut akan
menyebabkan kecepatan hantar konduksi dalam serabut sarafnya terhambat, sehingga menyebabkan berbagai gejala pada tangan dan pergelagan tangan. Aizid,
2011. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap para operator komputer
bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012 didapatkan hasil bahwa sebagian besar 64,7 operator komputer beresiko
terhadap dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS. Sedangkan operator komputer yang tidak beresiko terhadap dugaan Carpal Tunnel Syndrome adalah sebesar
35,3. Penilaian atas terjadinya dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS terhadap para operator komputer bagian Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2012 didapatkan dengan melakukan pemeriksaan fisik
84
berupa Phalen’s test, menanyakan adanya keluhan berupa gejala Carpal Tunnel Syndrome
CTS pada operator yang berlangsung sedikitnya satu minggu atau bila tidak terjadi secara terus menerus pada berbagai kesempatan, dan dengan kuesioner.
Phalen’s test dilakukan dengan meminta pekerja untuk melakukan fleksi atau menyatukan kedua pergelangan tangan kearah bawah sejauh yang pasien bisa
selama 60 detik. Bila dalam waktu 1 menit timbul gejala-gejala seperti gejala CTS yaitu mati rasa, kesemutan parastesia atau sakit, maka tes ini dapat menyokong
diagnose CTS. Rambe, 2004 ; Barnardo, 2004. Gejala biasanya dimulai secara bertahap, gejala awalnya datang dan pergi dengan lebih banyak ditandai dengan
kejadian parastesia seperti kesemutan, rasa terbakar, sampai ke hipoanastesia baal sampai hilangnya rasa raba, namun dengan seiring waktu gejala tersebut mungkin
menjadi konstan. American Academy Of Orthopedic Surgeons, 2009. Namun gejala berupa bangun di malam hari merupakan karakteristik dari carpal tunnel
syndrome. Mereka dapat dikelola secara efektif dengan waktu malam dilakukan bidai atau belat pada pergelangan tangan Trumble, 2002. Begitu juga yang
diungkapkan oleh Fuller at al 2010, bahwa Gejala sering memburuk pada malam hari dan dapat membangunkan pasien dari tidur.
Ketika kondisi memburuk, paresthesia siang hari menjadi umum dan sering diperburuk oleh kegiatan sehari-hari, seperti mengemudi, menyisir rambut, dan
memegang buku atau telepon. Hasil dari pemeriksaan phalen’s test terdapat 85,3 responden yang mengalami gejala Carpal Tunnel Syndrome CTS saat dilakukan
pemeriksaan. Sedangkan responden yang mengalami keluhan yang berlangsung
85
sedikitnya satu minggu atau bila tidak terjadi secara terus menerus pada berbagai kesempatan adalah sebanyak 68,3. Dengan keluhan yang paling banyak dialami
adalah kesemutan yaitu sebanyak 46,1 . Sedangkan keluhan berdasarkan kuesioner diagnosis Carpal Tunnel Syndrome CTS yang paling banyak dialami adalah sakit
pada leher yaitu sebanyak 41,2 dan bangun pada malam hari karena rasa kesemutan pada tangan sebanyak 39,2.
Menurut Aizid 2011 pekerja kantoran menggunakan komputer yang umumnya menggunakan kombinasi antara kekuatan dan pengulangan gerakan yang
sama pada jari-jari dan tangan, seperti memegang mouse dan mengetik dalam waktu lama dan tanpa istirahat, akan meningkatkan tekanan dalam tunnel,
dilanjutkan terjadinya peradangan, sehingga terjepitlah nervus medianus yang akhirnya menimbulkan gejala terjadinya Carpal Tunnel Syndrome CTS.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, operator komputer bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012
biasanya menggunakan komputer dalam jangka waktu yang lama secara terus menerus, terutama saat banyaknya laporan yang harus dibuat atau dievaluasi
sehingga pergelangan tangan digunakan secara berulang dalam menekan tuts keyboard
dan menggunakan mouse. Jika tangan digunakan untuk melakukan aktivitas secara terus-menerus akan timbul peradangan pada jaringan-jaringan di
sekitar saraf medianus tendon dan tenosynovium dalam terowongan karpal. Dampaknya, jaringan di sekitar saraf menjadi bengkak, sendi menjadi tebal, dan
akhirnya menekan saraf medianus. Aizid, 2011.
86
Dengan begitu dapat dikatakan bahwa sikap kerja operator komputer dapat memicu untuk menimbulkan Carpal Tunnel Syndrome CTS karena saat mengetik
operator melakukan gerakan tangan yang berulang-ulang dengan kekuatan, dan posisi tangan yang statis.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu upaya untuk mencegah dan meminimalisasi timbulnya Carpal Tunnel Syndrome CTS pada operator
komputer dengan melakukan suatu upaya promotif yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan membuat poster ataupun stiker bergambar mengenai gerakan-
gerakan senam yang perlu dilakukan oleh operator sebelum memulai pekerjaan ataupun selama waktu-waktu jeda.
Sedangkan bagi operator sebaiknya melakukan senam pemanasan selama lima menit sebelum memulai bekerja, Agar menjadi efektif, senam gerakan
pergelangan-tangan ini harus dilakukan saat memulai pekerjaan. Berdasarkan penelitian intensif yang telah dilakukan oleh American Academy of Orthopaedic
Surgeons telah menemukan bahwa senam gerakan pergelangan-tangan telah dibuktikan mengurangi tekanan saraf medianus dan mengurangi kemungkinan
terjadinya Carpal Tunnel Sindrom. Kemudian bagi operator yang terbangun malam hari karena merasakan sakit ataupun kesemutan pada tangan dapat dilakukan terapi
konservatif yang dapat dikelola secara efektif dengan pemasangan bidai atau belat pada pergelangan tangan secara terus menerus atau hanya pada malam hari selama 2-
3 minggu.
87
6.3 Hubungan antara Faktor Personal Jenis Kelamin Dan Usia dengan Dugaan