Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Carpal Tunnel Syndrome

33

2.2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Carpal Tunnel Syndrome

Menurut Boz 2003, faktor risiko Carpal Tunnel Syndrome akibat melakukan pekerjaan dengan keyboard dapat dibagi menjadi 3 yaitu faktor personal, pekerjaan dan workstation. Menurut Barcnilla et al 2012, Carpal Tunnel Syndrome memiliki hubungan yang positif secara signifikan dengan pengulangan pada tangan, postur pergelangan tangan yang salah postur janggal, usia, jenis kelamin, obesitas, dan telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi medis seperti rheumatoid arthritis, trauma fraktur pada tangan dan diabetes mellitus. Sedangkan menurut Ali 2006, posisi tangan yang tertekuk memiliki risiko yang lebih untuk terkena Carpal Tunnel Syndrome dan gerakan yang berulang pada tangan yang dipengaruhi oleh masa kerja dan lama kerja diidentifikasi sebagai faktor yang memberatkan untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor tata letak lay-out dari peralatan kerja seperti bentuk keyboard dan letak keyboard, bentuk mouse dan letak mouse serta faktor pekerja itu sendiri seperti usia dan jenis kelamin dari karyawan.Grandjean, 1987 Berikut beberapa faktor risiko dari Carpal Tunnel Syndrome:

1. Faktor Personal

a. Jenis kelamin Carpal Tunnel Syndrome lebih mempengaruhi perempuan dari laki- laki, yaitu 3,6 kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki Mattioli et al, 2008. Berdasarkan Rasio antara perempuan dan pria untuk sindrom carpal tunnel memiliki perbedaan yang cukup tinggi yaitu 3-10:1. Laki-laki 34 menunjukkan peningkatan kejadian Carpal Tunnel Syndrome CTS secara bertahap dengan meningkat sampai usia lanjut, sedangkan wanita memuncak setelah menopause, hal tersebut secara umum konsisten dengan konsep bahwa pada wanita mungkin ada komponen hormonal dalam penyebab Carpal Tunnel Syndrome CTS Ashworth, 2010. Sheila 2010 menjelaskan bahwa adanya perbedaan hormonal pada wanita, terutama saat wanita hamil dan menopause. Saat hamil disebabkan oleh retensi cairan yang sering terjadi selama kehamilan, yang menempatkan tekanan tambahan pada terowongan karpal dan menyebabkan gejala. Namun Beberapa wanita tidak mengalami gejala sampai setelah melahirkan dan awal menyusui. Menyusui sementara menurunkan kadar hormon steroid alami, yang mempertinggi potensi peradangan selain itu juga disebabkan oleh perbedaan anatomi tulang karpal, dimana tulang pergelangan tangan pada wanita secara alami lebih kecil sehingga menciptakan ruang yang lebih ketat di mana saraf dan tendon harus lulus. Sedangkan perubahan hormon menopause dapat menempatkan perempuan pada risiko lebih besar untuk mendapatkan Carpal Tunnel Syndrome karena struktur pergelangan tangan membesar dan dapat menekan pada saraf pergelangan tangan. Haque, 2009 35 b. Obesitas Bray 1985 mengatakan bahwa obesitas adalah faktor risiko Carpal Tunnel Syndrome dikarenakan oleh semakin besarnya tekanan pada syaraf median seiring dengan semakin besarnya indeks masa tubuh. BMI juga terkait dengan Carpal Tunnel Syndrome baik pada wanita maupun lelaki seperti yang dilaporkan dalam studi sebelumnya Burt et al, 2000. individu yang diklasifikasikan sebagai obesitas BMI 29 adalah 2,5 kali lebih brisiko terdiagnosis Carpal Tunnel Syndrome dibandingkan individu ramping BMI 20 Trumble E et al, 2002. c. Riwayat penyakit diabetes, arthritis, fraktur atau patah tangan Riwayat penyakit memberikan kontribusi terhadap Carpal Tunnel Syndrome , perubahan anatomi tulang karpal akibat cedera maupun patah tangan dapat mempersempit volume tulang karpal. Carpal Tunnel Syndrome akut jarang terjadi, biasanya terjadi karena adanya trauma pada tulang karpal, akibat patah atau retaknya distal radius. Gejala baru akan muncul setelah beberapa bulan-tahun setelah trauma . riwayat penyakit yang dapat menyebabkan resiko carpat tunnel syndrome adalah : i. Arthritis Reumatoid Gejala di terowongan carpal ini juga umum terjadi pada lansia penderita rematik. Dalam hal ini, saraf terjepit bukan akibat pembesaran otot melainkan sendi di pergelangan tangan berubah bentuk. Rematik juga menimbulkan kesemutan atau rasa baal, biasanya 36 gejala terjadi pada pagi hari dan menghilang pada siang hari. Gejala kesemutan karena rematik hilang sendiri bila rematiknya sembuh Wibisono, 2012. ii. Fraktur Dislokasi Keadaan lokal lainnya seperti inflamasi sinovial serta fibrosis seperti pada tenosinivitis, fraktur tulang carpal, dan cedera termal pada tangan atau lengan bawah bisa berhubungan dengan Carpal Tunnel Syndrome saanin, 2012. iii. Diabetes Militus Carpal tunnel syndrom ini juga sering terjadi berkaitan dengan kelainan yang menimbulkan demielinasi atau kelainan saraf iskemik seperti diabetes militus Saanin, 2012. Timbulnya neuropati pada penderita diabetes tidak tergantung pada kadar gula darah, tetapi pada lamanya si penderita mengidap diabetes. Semakin lama menderita diabetes maka semakin tinggi pula rasa kesemutan itu muncul. Jadi bisa saja seorang penderita merasakan kesemutan meskipun diabetesnya sendiri terkontrol dengan baik.yang dirasakan biasanya kesemutan pada ujung jari terus-menerus, kemudian disertai rasa nyeri yang menikam seperti tertusuk-tusuk diujung telapak kaki atau tangan terutama pada malam hari Wibisono, 2012 ; Pakasi, 2005. 37 d. Usia Carpal Tunnel Syndrome biasanya mulai terdapat pada usia 20-60 tahun Hobby, 2005. Laki-laki menunjukkan peningkatan kejadian Carpal Tunnel Syndrome secara bertahap dengan meningkat sampai usia lanjut, sedangkan wanita memuncak setelah menopause sesuai dengan kelompok usia 50-54 tahun, hal tersebut secara umum konsisten dengan konsep bahwa pada wanita mungkin ada komponen hormonal dalam penyebab Carpal Tunnel Syndrome Hadge, 2009; Mattioli, 2008; Asworth, 2010. Namun Griffith menyatakan bahwa bahwa CTS sering dialami oleh wanita berusia 29-62 tahun. Beberapa studi juga mengungkapkan bahwa CTS umumnya dialami oleh wanita berusia 30an. Kurniawan dkk, 2008

2. Faktor pekerjaan

a. Posisi janggal pada tangan Buckle 1997 mendeskripsikan mekanisme terjadinya Carpal Tunnel Syndrome adalah terjadinya penegangan dan penekanan pada syaraf median di pergelangan tangan, ketika pergelangan tangan berada dalam posisi ektrim. Loslever dan ranaivosa, 1993 menyatakan bahwa posisi pergelangan tangan dan tekanan yang dialami pada saat melakukan pekerjaan atau menggunakan peralatan merupakan faktor-faktor penyerta yang memiliki kontribusi terhadap munculnya Carpal Tunnel Syndrome. 38 Menurut Humantech 1995 Postur janggal selama durasi 10 detik jika dipertahankan secara terus menerus maka akan menimbulkan keluhan musculoskeletal pada tangan dan frekuensi postur janggal 30 kali secara berulang dalam 1 menit dapat menyebabkan musculoskeletal pada tangan, selain itu postur pergelangan tangan juga menunjukkan risiko 4 kali lebih besar untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome Barcenilla et al, 2012. Untuk itu sebaiknya saat menggunakan keyboard dan mouse posisi tangan tidak berada pada posisi janggal ekstrim atau tidak ergonomis. Ketika menggunakan keyboard usahakan agar tangan selalu sejajar, seperti pada gambar berikut : Gambar 2.10. Posisi Tangan Saat Menggunakan Keyboard Sumber: Freebie, 2011 Sedangkan posisi tangan saat menggunakan mouse diusahakan agar pergelangan tangan berada pada posisi tidak menggantung dan sejajar atau sedikit berada diatas meja sehingga dengan begitu tangan tidak menggantung dan menghindari tangan untuk menekuk secara terus 39 menerus. Berikut ini adalah cara penggunaan mouse yang salah maupum yang benar : Gambar 2.11. Posisi Tangan Saat Menggunakan Mouse Sumber: Freebie, 2011 b. Masa kerja Dengan peningkatan masa kerja pada tangan menunjukkan adanya pekarjaan berulang yang dilakukan oleh tangan dalam jangka waktu yang lama, dengan peningkatan jumlah tahun kerja menunjukkan risiko lebih tinggi untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome Ali, 2006 . Fung et al 2007 mengidentifikasi bahwa semakin sering fleksi ekstensi yang berkelanjutan dari pergelangan tangan dapat meningkatkan risiko Carpal Tunnel Syndrome . Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya studi yang menyatakan bahwa pengulangan dan eksposur gabungan dari kedua kekuatan dan pengulangan dapat menimbulkan risiko dua kali lipat terhadap terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Barcenilla et al, 2012. Pengembangan untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome dapat terjadi 40 pada pekerja yang telah bekerja lebih dari 4 tahun bekerja Nurqotimah et al , 2010 c. Lama kerja Nurqotimah et al 2010 menjelaskan bahwa adanya hubungan antara lama kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome CTS. Sebuah survei nasional besar Inggris menemukan bahwa Keyboard yang digunakan selama lebih dari 4 jam per hari meningkatkan risiko gejala musculoskeletal pada pergelangan tangan. sedangkan penggunaan mouse komputer lebih dari 20 jam setiap pekan atau 3 jam 20 menit setiap harinya, memiliki risiko 2,6 kali untuk mengalami gejala Carpal Tunnel Syndrome Hadge, 2004.

3. Faktor workstation

a. Bentuk dan letak keyboard Carpal Tunnel Syndrome berisiko terjadi pada pengguna keyboard pada komputer yang posisinya tidak baik. Karena pekerjaannya memerlukan pergerakan pergelangan tangan secara terus-menerus Zikri, 2010. Penelitian menunjukan bahwa posisi keyboard merupakan salah satu faktor penyebab Carpal Tunnel Syndrome atau nyeri otot dan persendian. Penyebab nyeri otot dan tulang yang disebabkan oleh keyboard adalah penggunaan jari-jari tertentu saja dalam waktu yang lama. Terdapat beberapa bentuk keyboard yang pernah diciptakan yang memungkinkan menjadi penyebab 41 Carpal Tunnel Syndrome , yaitu: Qwerty, Dvorak ,Klockenberg. Bagaskawarasan, 2011.  Keyboard Qwerty Gambar 2.12. Keyboard Qwerty Sumber : Ayunyaikko, 2010 Keyboard qwerty, dibuat berdasarkan layout mesin tik. Tata letak ini ditemukan oleh Scholes, Glidden dan Soule pada tahun 1878, dan kemudian menjadi standar mesin tik komersial pada tahun 1905. Meskipun tata letak qwerty sangat luas pemakaiannya, tetapi memiliki beberapa kelemahan dan ketidakefisienan. Beban tangan kiri lebih besar dari tangan kanan 56 persen. Contoh paling nyata dari ketidakefisienan tata letak qwerty adalah pengetikan huruf ‘a’ yang cukup sering dipakai, tetapi harus dilakukan oleh jari kelingking yang paling lemah Ayunyaiko, 2010. 42  Keyboard Dvorak Gambar 2.13. Keyboard Dvorak Sumber : Ayunyaikko, 2010 Keyboard dvorak 1932, dimana susunan hurufnya disusun sedemikian rupa sehingga tangan kanan dibebani lebih banyak pekerjaan dibanding dengan tangan kiri. Sejumlah percobaan menunjukkan bahwa tata letak dvorak lebih efisien 10-15 persen dibanding dengan tata letak qwerty. Ayunyaiko, 2010  Keyboard Klockenberg Gambar 2.14. Keyboard Klockenberg Sumber : Ayunyaikko, 2010 Keyboard klockenberg mempunyai tombol-tombol yang dibuat lebih dekat tipis dengan meja kerja sehingga terasa lebih nyaman. 43 Keyboard klockenberg tampak lucu karena dipisahkan bagian kiri dan kanannya yang relatif lebih banyak memakan ruang Ayunyaiko, 2010. b. Bentuk dan letak mouse Mouse merupakan salah satu komponen umum dari perlengkapan komputer yang membantu orang menggunakan komputer lebih cepat dan lebih mudah. Menggunakan mouse yang kecil sering membuat lelah, karena bentuknya yang kecil seluruh permukaan telapak tangan tidak menyentuh punggung mouse, hal ini menyebabkan jari-jari cepat lelah dan pegal, karna jempol dan kelingking menahan dan menggerakan mouse, untuk itu sebaiknya dalam menggunakan mouse lebih baik menggunakan mouse yang nyaman untuk di pegang, dimana seluruh permukaan tangan dapat memegang, bersandar dan saat menggerakanya pun lebih mudah, Salah satu mouse yang dapat mencegah atau mendukung proses terapy CTS adalah dengan menggunakan Vertical mouse Zikri, 2010. Gambar 2.15. Vertical mouse Sumber: Zikri, 2010 44 Penggunaan mouse sebagai satu-satunya piranti input seperti pada aplikasi game komputer sebenarnya tidak berbahaya selama setting dan keadaan dimana menggunakan komputer diatur sedemikian rupa dan diselingi dengan istirahat sesekali. Akan tetapi, karena kebanyakan orang yang menggunakan mouse juga menggunakan keyboard pada saat yang sama, maka otot-otot kecil pada tangan hampir tidak pernah istirahat, karena setelah memegang mouse pindah ke keyboard terus pindah lagi ke mouse , begitu seterusnya sehingga menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, dan bahkan gangguan-gangguan muskuloskeletal ekstremitas atas seperti Carpal Tunnel Syndrome CTS Masdin, 2010 Alasan utama mengapa menggunakan mouse secara rutin bisa berbahaya adalah karena dengan menggunakan mouse perlu melakukan pergerakan kecil yang tepat dengan tangan, jari-jari, dan ibu jari. Dengan pengaturan posisi, penyeretan, scrolling, dan mengklik mouse terus menerus, otot-otot kecil bisa menjadi lelah dan overload. Ini bisa menyebabkan: Masdin, 2010  Nyeri pada bagian atas tangan  Nyeri di sekitar pergelangan tangan  Nyeri di sepanjang lengan bawah dan siku 45  Mati rasa pada ibu jari dan jari telunjuk yang bisa berkembang menjadi Sindrom Carpal Tunnel. Saat menggunakan keyboard maupun mouse pengguna harus menjaga pergelangan pada posisi yang benar, yaitu, antara tangan dengan bahu harus lurus. tangan boleh lebih rendah daripada bahu. Tetapi tangan tidak boleh lebih tinggi, dan pergelangan tidak boleh menggantung. Letak keyboard maupun mouse sebaiknya mudah digapai oleh tangan tanpa harus memanjangkan tangan terlalu lama dengan letak Keyboard harus selalu rendah, tangan dijaga supaya lebih rendah dari siku, begitu pula dengan peletakkan mouse. Seperti pada gambar berikut ini : Zikri, 2010 Gambar 2.16. Letak Keyboard dan Mouse Sumber: Zikri, 2010 46 2.3.Kerangka Teori Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Boz 2003, faktor yang dapat menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome akibat melakukan pekerjaan dengan keyboard dapat dibagi menjadi 3 yaitu faktor personal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor pekerjaan merupakan faktor yang diakibatkan oleh aktifitas tangan saat bekerja, dan faktor workstation adalah faktor yang diakibatkan oleh ruang kerja yang berorientasi pada pekerjaan yang berhubungan dengan interaksi manusia terhadap peralatan secara fisik. Menurut Barcenilla et.al 2012, Carpal Tunnel Syndrome memiliki hubungan yang positif secara signifikan dengan pengulangan pada tangan, postur pergelangan tangan yang salah postur janggal, usia, jenis kelamin, obesitas, dan telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi medis seperti reumatoid arthritis, trauma fraktur pada tangan dan diabetes mellitus. Sedangkan menurut Ali 2006, posisi tangan yang tertekuk memiliki risiko yang lebih untuk terkena Carpal Tunnel Syndrome dan gerakan yang berulang pada tangan yang dipengaruhi oleh masa kerja dan lama kerja diidentifikasi sebagai faktor yang memberatkan untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor tata letak lay-out dari peralatan kerja seperti bentuk keyboard dan letak keyboard, bentuk mouse dan letak mouse serta faktor pekerja itu sendiri seperti usia dan jenis kelamin dari karyawan.Grandjean, 1987. Berdasarkan teori-teori tersebut dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Carpal Tunnel Syndrome adalah faktor personal yang 47 terdiri dari usia, jenis kelami, obesitas dan riwayat penyakit reumatoid arthritis, fraktur, diabetes mellitus. Faktor pekerjaan yang terdiri dari pengulangan pada tangan masa kerja dan lama kerja dan posisi janggal pada tangan. sedangkan faktor workstation terdiri dari bentuk dan letak keyboard serta bentuk dan letak mouse. Sumber : Ali 2006 ; Grandjean 1987; Boz 2003 ; Barcenilla et al 2012. Faktor personal :  Jenis kelamin,  Obesitas,  Usia,  Riwayat penyakit Workstation :  Bentuk keyboard,  Letak keyboard,  Bentuk mouse,  Letak mouse. Faktor pekerjaan :  Posisi janggal pada tangan  Masa kerja  Lama kerja. Dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada operator komputer 48

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS. Variabel yang diteliti terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari faktor personal yaitu usia, dan jenis kelamin, kemudian faktor pekerjaan yaitu posisi janggal pada tangan dan masa kerja, Sedangkan variabel dependen adalah keluhan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada operator komputer. Untuk variabel lama kerja tidak diteliti karena rata-rata pekerja bekerja selama 5-6 jam dalam sehari dan untuk variable riwayat penyakit arthritis, diabetes, dan fraktur tidak diteliti karena tidak ada pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh perusahaan sedangkan riwayat penyakit tersebut harus berdasarkan diagnosis dokter sehingga sulit untuk memastikan kebenaran akan riwayat penyakit yang mungkin dialami oleh responden. Variabel obesitas juga tidak diteliti karena rata-rata operator komputer tidak memiliki indeks masa tubuh 29. Selain itu faktor workstation juga tidak diteliti karena berdasarkan observasi terlihat bahwa bentuk keyboard dan mouse memiliki bentuk yang sama yaitu menggunakan keyboard jenis qwerty dan menggunakan mouse yang

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Faktor-Faktor Individu dengan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Pekerja Konveksi

0 4 7

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DEXTRA Penatalaksanaan Fisioterapi pada Carpal Tunnel Sy

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 - UDiNus Repository

4 7 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 1 19

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

The Devestating Effects Of Carpal Tunnel Syndrome CTS

0 0 2