11
Berdasarkan teori dan data-data di atas, terdapat gejala Carpal Tunnel Syndrome
yang sering dirasakan pada operator komputer.Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dugaan
Carpal Tunnel Syndrome CTS Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di
Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.
1.3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran terjadinya Dugaan Carpal Tunnel SyndromeCTS pada operator komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012? 2. Bagaimana gambaran faktor personal jenis kelamin, dan usia, pada operator
komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012?
3. Bagaimana gambaran faktor pekerjaan postur janggal pada tangan dan masa kerja pada operator komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012? 4. Apakah ada hubungan faktor personal jenis kelamin, dan usia dengan
dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada operator komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun
2012? 5. Apakah ada hubungan faktor pekerjaan postur janggal pada tangan, dan
masa kerja dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada operator komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan
Umum Tahun 2012?
12
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1
Tujuan umum
Mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome
CTS Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.
1.4.2. Tujuan khusus
1. Diketahuinya gambaran Dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012. 2. Diketahuinya gambaran faktor personal jenis kelamin, dan usia, pada
Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.
3. Diketahuinya gambaran faktor pekerjaan posisi janggal pada tangan dan masa kerja pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat
Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012. 4. Diketahuinya hubungan faktor personal jenis kelamin, dan usia dengan
Dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun
2012. 5. Diketahuinya hubungan faktor pekerjaan posisi janggal pada tangan dan
masa kerja dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.
13
1.5.Manfaat Penelitian 1.5.1.
Bagi Mahasiswa
1. Sebagai tahap awal pembelajaran dalam melakukan penelitian dan menambah wawasan untuk lebih mengetahui Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012. 2. Dapat menjadi suatu tahapan awal dalam bersosialisasi dengan para
pekerja di Inspektorat Jenderal Kementerian pekerjaan Umum, sehingga lebih mengetahui dunia kerja
1.5.2. Bagi Fakultas
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi serta membuka wawasan ilmiah bagi civitas akademik
program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam negeri syarif Hidayatullah Jakarta mengenai Carpal Tunnel SyndromeCTS.
1.5.3. Bagi Perusahaan
1. Dengan adanya hasil penelitian ini perusahaan dapat mengetahui Dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada operator komputer
bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012
14
2. Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam melakukan pencegahan maupun penanggulangan terhadap Carpal Tunnel Syndrome CTS
pada operator komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum.
1.6. Ruang Lingkup penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain crossectional
yang dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome CTS pada operator komputer bagian sekretariat
di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum karena operator komputer di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum selalu melakukan gerakan
berulang pada jari saat melakukan pengetikan dan menggunakan mouse, dimana bekerja selama 8 jam sehari dengan pemakaian komputer rata-rata selama 5-6 jam
perhari yang pastinya memiliki risiko untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome
CTS. Penelitian dilakukan di bagian Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan
Umum, dengan subjek penelitian seluruh operator komputer bagian tersebut yaitu sebanyak 240 orang. Penelitian dilakukan pada bulan bulan Juli-Agustus tahun
2012. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 102 operator komputer. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer didapatkan dengan melakukan penyebaran kuesioner, pemeriksaan fisik dan observasi lapangan. Sedangkan data sekunder yaitu data berupa profil
Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Bagian Sekretariat.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Carpal Tunnel Syndrome
2.1.1. Definisi Carpal Tunnel Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome CTS Sindrom Terowongan Karpal, atau
penyakit saraf menengah di pergelangan tangan, adalah suatu kondisi medis dimana saraf tengah tertekan di bagian pergelangan yang mengakibatkan
parastesia , mati rasa dan kelemahan otot di tangan. Carpal Tunnel Syndrome
merupakan salah satu jenis penyakit akibat terjadinya Cumulative Trauma Disorders
CTD, yaitu sekumpulan gangguan atau kekacauan pada sistem muskuloskeletal musculosceletal disorders berupa cedera pada syaraf, otot,
tendon, ligamen, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian atas tangan, pergelangan, siku dan bahu, tubuh bagian bawah kaki, lutut
dan pinggul dan tulang belakang punggung dan leher Kuntodi, 2008. Kelainan penyakit ini dapat terjadi akibat adanya proses peradangan
pada jaringan-jaringan di sekitar saraf medianus tendon dan teosynovium yang ada dalam terowongan karpal. Peradangan tersebut mengakibatkan
jaringan disekitar saraf menjadi bengkak, sendi menjadi tebal, dan akhirnya menekan saraf medianus. Penekanan saraf medianus ini lebih lanjut akan
menyebabkan kecepatan hantar konduksi dalam serabut sarafnya terhambat,