Kedaulatan Negara di dalam Konstitusi

dalamnya diatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban rakyatwarga negara dan alat- alat pemerintahan negara. Seperti sudah disinggung di atas bahwa konstitusi berfungsi untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik. Namun selain itu, konstitusi juga berfungsi untuk menjamin hak-hak warganegara, seperti yang dikatakan oleh Miriam Budiarjo: “Undang-undang dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi.” 63 Selain sebagai pembatasan terhadap kekuasaan negara dan cerminan bagi terjaminnya hak-hak warganegara, konstitusi juga berfungsi sebagai gambaran ruang lingkup kedaulatan negara. Konstitusi negara Indonesia yang kemudian dikenal dengan Undang-undang Dasar 1945, menggambar ketiga fungsi tersebut.

C. Kedaulatan Negara di dalam Konstitusi

Di dalam teks pembukaan prembule UUD 1945 Indonesia menyatakan dengan tegas kemerdekaannya, dengan bunyi kalimat “...maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya...” dan dengan kalimat “dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur” negara Indonesia menyatakan dirinya telah berdaulat, artinya merdeka dan bebas dari segala bentuk penjajahan. Kemudian, kedualatan negara Indonesia 63 Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, h. 96. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang ayat 2 Pasal 1. 64 Ini berarti bahwa kedaulatan tidaklah dipegang oleh satu atau sekelompok orang saja. Dan dengan semangat kedaulatan rakyat maka di Indonesia dibentuk badan-badan penyelenggara negara yang mencerminkan kedaulatan rakyat tersebut, seperti MPR, DPR, DPD, Presiden, MA, dan lain-lain. Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR berwenang mengubah dan menetapkan undang-undang dasar. Majelis ini juga bertugas untuk melantik presiden danatau wakil presiden, dan bahkan dapat memberhentikan mereka dalam masa jabatannya menurut undang-undang. Keanggotaan MPR terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat DPR dan Dewan Perwakilan Daerah DPD yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum Pasal 2 3. DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang, lembaga ini memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Dewan ini juga memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat Pasal 20 20A. Sedangkan DPD adalah lembaga yang anggotanya dipilih dari setiap provinsi yang masing-masing provinsi memiliki jumlah anggota yang sama. DPD dapat mengajukan kepada DPR dan bersama-bersama membahas rancangan undang-undang, serta mengawasi pelaksanaan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dengan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah Pasal 22C 22D. 64 “UUD ’45 Amandemen I, II, III, IV” Jakarta: Bintang Indonesia, 2004, h. 3. Lembaga-lembaga seperti MPR, DPR, dan DPD, seperti disebutkan di atas, menurut UUD merupakan lembaga legislatif, artinya pemegang kekuasaan legislasi. Sedangkan pemegang kekuasaan eksekutif adalah Presiden. Presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat Pasal 6A. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintahan, dalam melakukan kewajibannya presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden Pasal 4; dan dalam struktur kekuasaan eksekutif Presiden juga dibantu oleh dewan pertimbangan yang dibentuk olehnya dan bertugas untuk memberikan nasehat dan pertimbangan Pasal 16; dan menteri-menteri yang dibentuk olehnya Pasal 17; dalam urusan dengan daerah Presiden juga dibantu oleh pimpinan daerah, seperti Gubernur dan Bupatiwalikota, yang masing-masing dipilih secara demokratis oleh warga daerah tersebut Pasal 18. Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR, dan Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya Pasal 5. Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh sebuah lembaga Mahkamah Agung MA dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi Pasal 24. Mahmakah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang- undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang Pasal 24A. Sedangkan Mahkamah Konstitusi mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh undang-undang dasar, memutus pembubaran partai politik, dan mumutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum Pasal 24C. Selain dua lembaga tersebut, dalam bidang kehakiman Indonesua juga memiliki Komisi Yudisial yang sala satu wewenangnya adalah mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim Pasal 24B. Kesemua tugas dan wewenang lembaga-lembaga negara dijalankan berdasarkan kemerdekaan negara, tidak boleh ada campur tangan dari manapun, termasuk intervensi dari negara lain danatau dari lembaga-lembaga internasional. Karena kekuasaan dan kewenangan suatu negara dalam mengatur kehidupan dirinya adalah cerminan dari kedaulatan negara tersebut. Kemerdekaan yang telah diperoleh Indonesia tidaklah diperuntukkan untuk menjajah bangsa lain, tetapi diperuntukkan untuk memajukan kesejahteraan dan kecerdasan rakyatnya, sekaligus juga untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia. Seperti yang termaktub dalam pembukaan UUD ’45 yaitu: “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.” 65 Di sini terlihat bahwa negara yang telah memperoleh kemerdekaankedaulatan memiliki fungsi untuk memajukan kesejahteraan bangsanya. Negara Indonesia dalam hal mewujudkan kesejahteraan sosial dan 65 Ibid., h. 2. perekonomian nasional mengaturnya dalam konstitusi UUD 1945 yang tertuang dalam pasal 33 dan 34. Kedua pasal tersebut berbunyi: Pasal 33 ayat 1 perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, 2 cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, 3 bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, 4 perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip keadilan, kebersamaan, efisiensi, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 66 Pasal 34 ayat 1 fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara, 2 negara mengembangkan sistem jaringan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, 3 negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. 67 Dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang-seorang yang berkuasa dan rakyat yang banyak akan tertindas. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam 66 Ibid., h. 25-26. 67 Ibid., h. 26. bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Cerminan kedaulatan ekonomi dan politik negara Indonesia seperti yang termaktub dalam konstitusi, sebenarnya juga dianut oleh negara-negara lain di dunia. Setiap negara di dunia dengan kedaulatan yang dimilikinya berhak mengatur dan mengeluarkan kebijakan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan lainnya di dalam kedaulatan wilayahnya untuk kepentingan negara dan warganya.

BAB IV PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEDAULATAN