impersonal.
52
Dalam berkomunikasi setiap pelaku komunikasi selalu menggunakan model komunikasi. Ada beberapa model komunikasi yang
cenderung banyak dilakukan oleh manusia, yaitu: pasif yaitu antara komunikator dan komunikan keduanya saling menutup diri, agresif-pasif yaitu komunikator
lebih terbuka dibandingkan komunikan, pasif-agresif yaitu komunikan lebih membuka diri dibandingkan komunikator dan luwes yaitu kedua belah pihak
antara komunikator dan komunikan saling membuka diri.
53
2. Pola Kontrol Komunikasi PKK dan Manajemen Konflik
Komunikasi dapat dikatakan berhasil jika apa yang diperoleh komunikator, paling tidak sebagian, sesuai dengan harapan atau keinginannya semula. Dan
semua itu dapat diperoleh dengan melakukan pengendalian lingkungan. Dalam usaha pengendalian lingkungan, setiap individu memiliki dan menggunakan cara,
strategi atau teknik yang berbeda-beda. Perbedaan ini menunjukkan karakter khas individu yang membedakannya dengan individu lainnya. Konsep pengendalian
atau kontrol lingkungan dalam berkomunikasi merupakan konsep penting dalam berkomunikasi antarpribadi. Karena keberhasilan atau efektif tidaknya
komunikasi tergantung pada individu yang melakukan kontrol tersebut. Unsur- unsur dalam PKK ini dibagi menjadi 2 yaitu yang tetap dan tidak tetap. Unsur-
unsur yang tetap yaitu:
54
1. Semua orang cenderung menghendaki respon yang menyenangkan dari
orang lain. 2.
Para komunikator saling bergantung sama lain untuk mendapatkan respons.
52
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 12.
53
Darlexne Powell Hopson dan Derek S. Hopson, Menuju Keluarga Kompak, 8 Prinsip Praktis Menjadi Orang Tua Yang Sukses
, Bandung: Mizan Media Utama, 2002, cet. ke-1, h. 86.
54
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 79.
3. Prosedur kendali untuk mendapatkan respon yang diinginkan harus
dipelajari dan perolehannya bergantung pada keberhasilan kita untuk mendapatkan respon yang kita inginkan.
Adapun unsur-unsur yang tidak tetap yaitu: 1.
Prosedur kendali yang spesifik mendapat imbalan. 2.
Tipe-tipe manusia dihubungkan dengan perilaku-perilaku mendapatkan imbalan.
3. Situasi yang memerlukan perilaku dan imbalan tertentu.
Karena itu menurut Budyatna dan Nina Mutmainah dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi
, untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari komunikator lainnya sebagai teman dalam transaksional komunikasi maka sebagai
komunikator pertama harus mengerti strategi-strategi kendali komunikasi yang utama antara lain yaitu
55
:
1 Startegi Wortel Berayun
Yaitu strategi yang digunakan untuk dapat menambah probabilitas untuk mendapatkan respons yang diinginkan apabila kita mampu untuk
memberikan imbalan kepada seseorang supaya ia memberikan respons yang diinginkan. Dan penambahan probabilitas respons yang diinginkan
dengan asumsi komunikator akan mengulangi perilaku yang sama dengan perilaku yang mendapatkan imbalan. Contohnya hadiah, pujian dan
ucapan.
55
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 87-96.
2 Strategi Pedang Tergantung
Yaitu strategi yang digunakan untuk mengurangi probabilitas respons yang tidak diinginkan. Maksud dari strategi ini adalah seorang
komunikator bisa menghukum pihak lainnya supaya orang tersebut mengurangi atau membatasi perilaku yang tidak disenangi si penghukum.
Contohnya ancaman.
3 Strategi Katalisator
Yaitu strategi yang digunakan hanya untuk mengingatkan pihak yang satu atau orang yang mendengarkan dengan harapan orang itu mau menuruti
apa yang dikatakannya. Strategi ini dimaksudkan untuk menjadikan individu berbuat berdasarkan kesadarannya sendiri tanpa harus diberi
imbalan atau hukuman. Komunikator harus membuat pihak yang bersangkutan dengan rangkaian pesan-pesan untuk merangsang suatu
proses, namun tindakan selanjutnya sepenuhnya ditentukan oleh yang bersangkutan. Contohnya nasihat.
4 Strategi Kembar Siam
Yaitu strategi ini hanya bisa diterapkan pada hubungan yang telah terbina, dalam arti kedua belah pihak sangat bergantung satu sama lain. Strategi ini
berlaku kedua komunikator memiliki kurang lebih jumlah kendali yang sama.
5 Strategi Dunia Peri
Yaitu strategi yang mengharapkan respon yang dihasilkan sesuai dengan keinginannya, walaupun pada kenyataannya itu hanya khayalan. Khayalan
semacam ini memberikan semacam hiburan dari rasa cemas, tetapi sedikit
sekali dasar realitasnya dan tidak dapat dianggap sebagai pengganti dari suatu strategi kendali. Komunikator yang menggunakan strategi ini sulit
menerima keterbatasan kemampuannya untuk mendapatkan respons yang diinginkan. Contohnya selalu menganggap baik semua orang. Cara yang
digunakan strategi ini ialah a.
Mengabaikan respons yang tidak diinginkan. b.
Memutarbalikkan respons yang tidak diinginkan dengan memberikan penafsiran positif.
Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara vertikal maupun horizontal. Dari dua jenis komunikasi ini berlangsung secara silih berganti
komunikasi antara suami dan isteri, komunikasi antara ayah, ibu dan anak, komunikasi antara ibu dan anak, komunikasi antara anak dan anak. Tetapi pada
umumnya komunikasi dalam sebuah keluarga bersifat searah dan instruktif.
56
Yang mana orang tua sebagai seorang komunikator sangat berperan aktif dalam berkomunikasi, sedangkan anak sebagai komunikan hanya duduk mendengarkan
dan ”mengiyakan” apa yang dikatakan mereka tanpa tahu efek apa yang akan terjadi setelah berlangsungnya komunikasi.
Tetapi dalam komunikasi antarpribadi baik orang tua maupun anak merupakan komunikator, karena komunikasi yang terjadi di antara orang tua dan
anak adalah bersifat intensional, transaksional dan prosesual. Dimana kedua belah pihak menginginkan respon yang dihasilkan sesuai dengan keinginan atau
perkiraan masing-masing.
56
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam
,
h. 76.
Banyak orang tua yang tidak mengerti anaknya dan banyak juga anak yang tidak mengerti orang tuanya. Akibatnya hubungan orang tua-anak menjadi
renggang dan muncul konflik-konflik.
57
Konflik ini timbul dikarenakan respon yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan kedua belah pihak konflik. Konflik
antar pribadi berarti pertentangan atau perselisihan di antara individu-individu yang saling berhubungan.
58
Dan setiap individu juga mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan konflik tersebut. Budyatna dan Mutmainah menyatakan
bahwa terdapat berbagai macam cara penyelesaian konflik secara logis dan rasional berkisar dari yang tidak resmi sampai debat yang formal dan polanya
tidak selalu identik dan tidak jelas. Dalam hal ini terdapat beberapa faktor yang kompleks, yakni:
1. Sejumlah referensi yang berbeda-beda yang dimiliki komunikator untuk
menyelesaikan konflik. 2.
Ada orang yang beranggapan bahwa semua situasi konflik adalah sama, dan respons yang diberikan bagi setiap penyelesaian konflik juga sama.
3. Ada pula orang yang menganggap situasi konflik tidak sama antara yang
satu dan yang lainnya dan setiap situasi konflik memerlukan strategi kendali yang berbeda pula.
4. Ada individu yang beranggapan bahwa semua orang adalah sama dan akan
memberikan reaksi yang sama pula terhadap strategi kendali yang sama. 5.
Sedangkan individu lainnya beranggapan bahwa semua orang tidak sama dan masing-masing akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap
strategi kendali yang berbeda.
57
Sintha Ratnawati, Keluarga, Kunci Sukses Anak, Kumpulan Artikel Kompas, Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara, 2000, cet. ke-1, h. 6-7.
58
Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 182.
4. Gaya Kognitif dan Kecakapan Empatik Individu