Gaya Kognitif dan Kecakapan Empatik Individu

4. Gaya Kognitif dan Kecakapan Empatik Individu

Setiap individu memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi. Cara tersebut dapat mempengaruhinya dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Ada orang yang berpikiran sempit, kaku dan simplistis. Sementara ada pula orang yang berpikiran terbuka dan mampu melihat perbedaan-perbedaan yang ada di antara para pelaku komunikasi dan menyesuaikan diri dengannya. Atau dapat disebut juga dengan gaya kognitif. Gaya kognitif adalah cara-cara yang khas di mana individu membangun atau membentuk keyakinan dan sikapnya tentang dunia sekitarnya dan cara-cara ia memproses dan memberikan reaksi terhadap informasi yang masuk atau diterima. 59 Begitu juga orang tua dan anak yang mempunyai gaya kognitifnya masing- masing. Gaya kognitif itu diantaranya: 60 a. Gaya kognitif tertutup adalah orang yang berpikiran sempit, kaku, dan simplistis. Gaya kognitif tertutup dibagi menjadi 2 yaitu: otoriter dan dogmatis. Karakteristik gaya kognitif tertutup: 1. Menilai pesan berdasarkan motif-motif pribadi. 2. Berpikir simplistis, artinya berpikir hitam-putih tanpa nuansa. 3. Bersandar lebih banyak pada sumber pesan daripada isi pesan. 4. Mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya sendiri, bukan dari sumber kepercayaan orang lain. 5. Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh sistem kepercayaannya. 59 Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 102-108. 60 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remadja Rosdakarya, 2005, cet. Ke-23, h. 136 6. Menolak, mengabaikan, mendistorsi dan menolak pesan yang tidak konsisten dengan sistem kepercayaannya. b. Gaya kognitif terbuka yaitu: orang yang mampu melihat perbedaan- perbedaan yang ada di antara para pelaku komunikasi dan menyesuaikan diri dengannya. Karakteristiknya yaitu: 1. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika. 2. Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dan lain-lain. 3. Berorientasi pada isi. 4.Mencari informasi dari berbagai sumber. 5.Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya. 6.Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya. 61 Agar menuju hubungan komunikasi antarpribadi yang berhasil komunikator harus mengembangkan kemampuan empatinya. Karena empati merupakan salah satu konsep terpenting dalam bidang komunikasi antarpribadi. 62 Menurut L. Katz, dalam bukunya Empathy mengatakan bahwa apabila kita mengalami suatu empati, maka kita merasakan seolah-olah apa yang dirasakan orang lain menjadi perasaan kita juga. Jadi kegembiraan seseorang seolah-olah menjadi kegembiraan kita juga dan kesedihan seseorang seolah-olah menjadi kesedihan kita juga. Menurut Katz, empati adalah menempatkan posisi orang lain ke dalam diri kita. 63 61 Ibid., h.136. 62 Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 101. 63 Ibid., h. 114. Secara transaksional, empati meliputi dua tahap utama yaitu: 64 1. Pengempatian yang prospektif harus mampu membedakan secara tepat bahwa cara-cara bermotivasi dan bersikap setiap individu akan berbeda dengan individu lainnya. 2. Pembedaan secara tepat harus diikuti oleh perilaku yang diinginkan atau bermanfaat bagi mereka yang menjadi objek dari suatu rediksi.

5. Eskalasi Hubungan dan Penetrasi Sosial dalam Komunikasi