Tindakan-tindakan Sesudah Pembelian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti : pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor- faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakn sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.

6. Kepuasan Sesudah Pembelian

Pembelian suatu produk, mungkin konsumen mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.

7. Tindakan-tindakan Sesudah Pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka Universitas Sumatera Utara lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengurangi ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi atau menghindari informasi yang mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai rendah. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH PERUSAHAAN PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Bank BTPN didirikan di Bandung pada tanggal 5 Februari 1958, yang awalnya bernama Bank Pegawai Pensiunan Militer BAPEMIL dengan status usaha sebagai badan perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan untuk membantu meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik angkatan bersenjata maupun sipil. Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota BAPEMIL membentuk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Bank BTPN dengan izin usaha sebagai Bank Tabungan berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan. Status Bank BTPN meningkat dari Bank Tabungan menjadi Bank Umum pada tahun 1993 melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.055KM.171993 tanggal 22 Maret 1993. Perubahan status Bank BTPN tersebut mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam Surat Bank Indonesia No.26UPBD2Bd tanggal 22 April 1993 yang menyatakan status perseroan sebagai Bank Umum. Bank BTPN melakukan berbagai pengembangan dan pencapaian yang signifikan pada tahun 2008. Pada tanggal 12 Maret 2008 Bank BTPN sukses melakukan go public. Hal ini ditandai dengan Initial Public Offering IPO menjadi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk dan melepas saham milik pemerintah c.q. PT Perusahaan Pengelola Aset PPA sebesar 28,39. Universitas Sumatera Utara