f. Membantu menggiatkan kegiatan usaha, investasi yang dilakukan oleh para
investor dibebani dengan risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab pencurian, kebakaran, kecelakaan dan lain sebagainya, oleh sebab
itu diperlukan jasa asuransi untuk mengurangi resiko. 2000:204
2.3.4. Prinsip Asuransi
Setiap perjanjian yang dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari
antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip-prinsip asuransi merupakan dasar setiap ada masalah yang timbul dalam kontrak asuransi. Prinsip-
prinsip asuransi yang dimaksud adalah:
1. Insurable Interest
Insurable Interest pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah
secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan. Sesuatu yang dipertanggungkan itu dapat berupa benda, harta, atau suatu kejadian yang dapat
menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum. Insurable Interest akan timbul hanya apabila tertanggung akan menderita suatu kerugian finansial jika terjadi
kerusakan atau kerugian atas objek yang diasuransikan. Dalam hal asuransi harta atau property insurance, cara termudah untuk memperoleh insurable interest suatu barang
adalah dengan cara memilikinya. Insurable Interest merupakan salah satu prinsip
Universitas Sumatera Utara
dasar asuransi yang menyebutkan perlu adanya kepentingan terhadap barang yang dipertanggungkan.
2. Utmost Good Faith
Terjemahan bebas prinsip Utmost Good Faith ini adalah “itikad baik”. Dalam menetapkan suatu kontrak atau persetujuan, harus dilakukan dengan itikad baik.
Tertanggung dan penanggung tidak diperbolehkan menyembunyikan suatu fakta informasi baik materil maupun inmateril yang dapat menyebabkan timbulnya
kerugian bagi pihak lain. Kewajiban memberikan informasi dan fakta oleh kedua belah pihak, tertanggung dan penanggung, disebut duty of disclosure. Unsur-unsur di
bawah ini merupakan pelanggaran terhadap prinsip Utmost Good Faith: a.
Non-disclosure, yaitu tidak diungkapkannya suatu fakta karena tidak mengetahui atau dianggapnya fakta tersebut tidak diperlukan atau penting.
b. Concealment, yaitu kesengajaan tidak mengungkapkan suatu fakta yang
materil dengan maksud untuk menyembunyikannya. c.
Fraudulent misrepresentation, yaitu kesengajaan memberi gambaran yang tidak sebenarnya atas suatu fakta yang materil.
d. Innocent misrepresentation, yaitu ketidaksengajaan memberi gambaran atau
keterangan yang salah tentang fakta yang materil.
Universitas Sumatera Utara
3. Indemnity
Indemnity bararti mengembalikan posisi finansial tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut. Dengan demikian,
indemnity merupakan prinsip ganti rugi oleh penanggung terhadap tertanggung. Prinsip ini tidak berlaku bagi asuransi jiwa atau asuransi kecelakaan. Cara
pelaksanaan pemberian ganti rugi dapat dilakukan melalui 4 empat cara sebagai berikut:
a. Pembayaran tunai, yaitu penggantian kerugian suatu klaim dengan penyerahan kepada tertanggungpihak ketiga dalam hal asuransi tanggung gugat.
a. Penggantian replacement, yaitu ganti rugi atas klaim yang dilakukan dengan
mengganti barang tertanggung dalam bentuk barang yang sama. b.
Perbaikan repair adalah pelaksanaan prinsip ganti rugi dengan cara melakukan perbaikan atas kerugian yang dialami tertanggung.
c. Pembangunan kembali reinstatement, banyak ditemukan dalam asuransi
harta dan dilakukan bardasarkan kontrak atau persyaratan dalam polis.
4. Proximate Cause