2.3.3. Manfaat Asuransi Y. Sri Susilo, dkk mengatakan bahwa asuransi dapat memberikan manfaat
bagi tertanggung, antara lain:
a. Rasa aman dan perlindungan, polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung
akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian benar-benar terjadi, pihak tertanggung insured
berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan
perjanjian antara tertanggung dan penanggung. b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, prinsip keadilan
diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan
memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung
sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
d. Berfungsi sebagai tabungan dan pendapatan, premi yang dibayarkan setiap
periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga polis sesuai
perjanjian kedua belah pihak. e. Alat penyebaran risiko, risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung
ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu
yang didasarkan atas nilai pertanggungan.
Universitas Sumatera Utara
f. Membantu menggiatkan kegiatan usaha, investasi yang dilakukan oleh para
investor dibebani dengan risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab pencurian, kebakaran, kecelakaan dan lain sebagainya, oleh sebab
itu diperlukan jasa asuransi untuk mengurangi resiko. 2000:204
2.3.4. Prinsip Asuransi
Setiap perjanjian yang dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari
antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip-prinsip asuransi merupakan dasar setiap ada masalah yang timbul dalam kontrak asuransi. Prinsip-
prinsip asuransi yang dimaksud adalah:
1. Insurable Interest
Insurable Interest pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah
secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan. Sesuatu yang dipertanggungkan itu dapat berupa benda, harta, atau suatu kejadian yang dapat
menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum. Insurable Interest akan timbul hanya apabila tertanggung akan menderita suatu kerugian finansial jika terjadi
kerusakan atau kerugian atas objek yang diasuransikan. Dalam hal asuransi harta atau property insurance, cara termudah untuk memperoleh insurable interest suatu barang
adalah dengan cara memilikinya. Insurable Interest merupakan salah satu prinsip
Universitas Sumatera Utara
dasar asuransi yang menyebutkan perlu adanya kepentingan terhadap barang yang dipertanggungkan.
2. Utmost Good Faith
Terjemahan bebas prinsip Utmost Good Faith ini adalah “itikad baik”. Dalam menetapkan suatu kontrak atau persetujuan, harus dilakukan dengan itikad baik.
Tertanggung dan penanggung tidak diperbolehkan menyembunyikan suatu fakta informasi baik materil maupun inmateril yang dapat menyebabkan timbulnya
kerugian bagi pihak lain. Kewajiban memberikan informasi dan fakta oleh kedua belah pihak, tertanggung dan penanggung, disebut duty of disclosure. Unsur-unsur di
bawah ini merupakan pelanggaran terhadap prinsip Utmost Good Faith: a.
Non-disclosure, yaitu tidak diungkapkannya suatu fakta karena tidak mengetahui atau dianggapnya fakta tersebut tidak diperlukan atau penting.
b. Concealment, yaitu kesengajaan tidak mengungkapkan suatu fakta yang
materil dengan maksud untuk menyembunyikannya. c.
Fraudulent misrepresentation, yaitu kesengajaan memberi gambaran yang tidak sebenarnya atas suatu fakta yang materil.
d. Innocent misrepresentation, yaitu ketidaksengajaan memberi gambaran atau
keterangan yang salah tentang fakta yang materil.
Universitas Sumatera Utara
3. Indemnity
Indemnity bararti mengembalikan posisi finansial tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut. Dengan demikian,
indemnity merupakan prinsip ganti rugi oleh penanggung terhadap tertanggung. Prinsip ini tidak berlaku bagi asuransi jiwa atau asuransi kecelakaan. Cara
pelaksanaan pemberian ganti rugi dapat dilakukan melalui 4 empat cara sebagai berikut:
a. Pembayaran tunai, yaitu penggantian kerugian suatu klaim dengan penyerahan kepada tertanggungpihak ketiga dalam hal asuransi tanggung gugat.
a. Penggantian replacement, yaitu ganti rugi atas klaim yang dilakukan dengan
mengganti barang tertanggung dalam bentuk barang yang sama. b.
Perbaikan repair adalah pelaksanaan prinsip ganti rugi dengan cara melakukan perbaikan atas kerugian yang dialami tertanggung.
c. Pembangunan kembali reinstatement, banyak ditemukan dalam asuransi
harta dan dilakukan bardasarkan kontrak atau persyaratan dalam polis.
4. Proximate Cause
Proximate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien, yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain, yang
diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen. Seperti diketahui, kontrak asuransi yang dinyatakan dalam polis hanya menanggung jenis
Universitas Sumatera Utara
risiko tertentu saja dan polis umumnya menyebutkan beberapa persyaratan pengecualian mengenai risiko yang tidak tertanggung.
5. Subrogation dan Contribution a. Subrogation
Subrogation atau subrogasi pada prinsipnya merupakan hak penanggung, yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung, untuk menuntut pihak lain yang
mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. b. Contribution
Prinsip kontribusi pada dasarnya adalah suatu prinsip di mana penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang
sama untuk ikut serta membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama basar. Hal tersebut
dapat saja terjadi apabila tertanggung, dalam waktu yang bersamaan mempertanggungkan suatu benda atas suatu risiko yang sama kepada beberapa
penanggung. Dalam kondisi tersebut, apabila terjadi klaim maka masing-masing penanggung harus membayar ganti rugi secara proporsional dengan jumlah yang
dipertanggungkan. Dahlan Siamat, 2005:424
2.3.5. Jenis-Jenis Asuransi
Menurut UU No 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis:
Universitas Sumatera Utara
1. Usaha asuransi a. Asuransi kerugian atau non life insurance
Asuransi kerugian yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Di beberapa negara asuransi kerugian juga disebut sebagai general insurance karena lingkup usahanya
yang sangat luas. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi menjadi 3 yaitu: 1.
Asuransi kebakaran, 2.
Asuransi pengangkutan marine insurance, dan 3.
Asuransi aneka seperti asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian, uang dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan.
b. Asuransi Jiwa atau life insurance
Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat
digolongkan dalam 3 macam sebagai berikut:
1. Ordinary Life Insurance : Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam
suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik bulanan,.triwulanan, semesteran, tahunan.
2. Group Life Insurance: Asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan tanpa ada
pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang-orang di bawah satu polis di mana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Industrial Life Insurance: Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah
nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.
c. Reasuransi
Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem
penyebaran risiko dengan penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain.
2. Usaha penunjang
a. Pialang asuransi adalah usaha memberikan jasa perantara dalam penutupan
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.
b. Pialang reasuransi adalah usaha memberikan jasa perantara dalam
penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
c. Penilai kerugian asuransi adalah yang memberikan jasa penilaian terhadap
kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan. d.
Konsultan aktuaria adalah usaha memberikan jasa konsultan aktuaria. e.
Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung. Y. Sri
Susilo, 2000:210
Universitas Sumatera Utara
2.3.6. Asuransi Jiwa Life Insurance
Dalam Undang-Undang No 2 Tahun 1992 asuransi atau pertanggungan jiwa adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Abdulkadir Muhammad, 1989:168
Dalam asuransi jiwa yang dipertanggungkan ialah yang disebabkan oleh kematian death. Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang
atau suatu keluarga tertentu. Risiko yang mungkin timbul pada Asuransi Jiwa terutama terletak pada “unsur waktu time”, oleh karena sulit untuk mengetahui
kapan seseorang meninggal dunia. Asuaransi Jiwa merupakan asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial tak terduga yang
disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Disini terlihat bahwa dalam asuransi jiwa risiko yang dihadapi ialah:
1. Risiko kematian yaitu jaminan untuk keturunan, seorang bapak kalau dia meninggal dunia sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, maka dengan
mengasuransikan dirinya kepada perusahaan asuransi jiwa si anak tidak akan terlantar dalam hidupnya.
2. Hidup seseorang terlalu lama yakni jika seseorang yang telah mencapai umur ketuaan old age dan tidak mampu untuk mencari nafkah atau membiayai anak-
anaknya, maka dengan membeli asuransi jiwa risiko yang mungkin diderita dalam arti kehilangan kesempatan untuk mendapat penghasilan akan ditanggung oleh
perusahaan asuransi. A.Abbas Salim, 2000:25
Universitas Sumatera Utara
a. Peranan Serta Tujuan Asuransi Jiwa 1. Dari segi masyarakat umumnya social
a. Menentramkan kepala keluarga suamibapak, dalam arti memberi jaminan penghasilan, pendidikan apabila kepala keluarga tersebut meninggal dunia.
b. Dengan membeli polis asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat untuk
menabung saving. c.
Sebagai sumber penghasilan earning power. Umumnya pada negara-negara maju, seseorang yang merupakan “kunci” dalam perusahaan akan
diasuransikan oleh perusahaan dimana ia bekerja. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat pentingnya posisi yang dipegangnya. Banyak sedikitnya akan
mempengaruhi terhadap kehidupan perusahaan yang sedang berjalan. d.
Menjamin pengobatan dan menjamin kepada keturunan jika yang mengasuransikan tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya
beasiswapendidikan.
2. Dari segi pemerintahpublik
Perusahaan asuransi merupakan satu lembaga keuangan yang memberikan fasilitas untuk pembiayaan yang dapat dipergunakan dalam tahap pembangunan
ekonomi Indonesia. Berdasarkan pada UU No 191960, ternyata bahwa sumbangan lembaga asuransi terhadap pembangunan ekonomi ialah:
a. Sebagai lembaga pembentukan modal capital formation.
b. Lembaga penabungan saving A.Abbas Salim, 2000:26
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis-Jenis Polis Asuransi Jiwa: 1. Term of Life Insurance Polis Asuransi Bermasa Eka Waktu