Dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat pada abad ke-20 berdampak positif pada perkembangan usaha perasuransian. Kegiatan usaha tidak
hanya bidang asuransi melainkan juga usaha penunjang asuransi. Dimana hal ini mendorong perkembangan perusahaan asuransi kerugian, asuransi jiwa dan asuransi
sosial. Abdulkadir Muhammad, 1998:1 Asuransi di Indonesia merupakan sesuatu yang relatif baru yang datang
bersama-sama dengan datangnya orang Belanda dimana asuransi dipergunakan sebagai suatu lembaga yang menjamin kepentingan mereka dalam bidang
perdagangan dan perekonomian. Secara formal masuknya asuransi dan lembaga asuransi di Indonesia ialah sejak berlakunya Kitab Undang-undang Hukum Dagang
Belanda di Indonesia pada tahun 1848. Berlakunya KUH Dagang Belanda di Indonesia adalah atas dasar asas konkordansi yang dimuat dalam Stb 1943 No 23,
yang diundangkan pada tanggal 30 April 1947, dan mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. Sampai saat ini usaha perasuransian terus berkembang dengan makin
berkembangnya ekonomi masyarakat. Sri Rezeki Hartono, 1992:49
2.3.2. Pengertian Asuransi Defenisi dari asuransi itu sendiri menurut Kitab Undang-undang Hukum
Dagang Pasal 246, yaitu:
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
Universitas Sumatera Utara
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu
Berdasarkan defenisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu: 1.
Pihak tertanggung insured yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung insurer yang berjanji akan membayar sejumlah uang
santunan kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa accident yang tak tertentu tidak diketahui sebelumnya.
4. Kepentingan interest yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu. Soeisno Djojosoedarso,1999:71
Defenisi dari asuransi menurut Undang-undang No 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yaitu :
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan. Abdulkadir Muhammad, 1998:11
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Manfaat Asuransi Y. Sri Susilo, dkk mengatakan bahwa asuransi dapat memberikan manfaat
bagi tertanggung, antara lain:
a. Rasa aman dan perlindungan, polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung