Resin Komposit TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. 27 Dewasa ini, bahan restorasi resin komposit secara umum telah menjadi pilihan bagi para dokter gigi untuk merestorasi lesi karies pada daerah servikal sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut untuk berikatan dengan stuktur gigi. 28 Resin komposit berkembang sebagai bahan restorasi karena kelebihannya, antara lain: mempunyai sifat estetik yang baik, penghantar panas yang rendah, relatif mudah dimanipulasi, tahan lama untuk gigi anterior dan tidak larut dalam cairan mulut. 27

2.1 Resin Komposit

Resin komposit merupakan bahan restorasi yang terdiri atas tiga komponen utama, yaitu: komponen organik resin yang membentuk matriks, bahan pengisi filler inorganik, dan bahan interfasial untuk menyatukan resin dan filler yang disebut sebagai coupling agent. 1,14,19,29-31 Selain itu, resin komposit juga mengandung pigmen agar warna resin komposit dapat menyerupai warna stuktur gigi dan inisiator serta akselerator untuk mengaktifkan mekanisme pengerasanpolimerisasi. 30,31 Kebanyakan matriks resin mengandung monomer dengan viskositas yang tinggi yaitu Bis-GMA bisphenol A-glycidyl methacrylate yang disintesis melalui reaksi antara bisphenol A dan glicidyl methacrylate oleh Bowen pada tahun 1962. 14,19,30 Monomer dengan viskositas rendah juga terkandung di dalamnya, seperti TEGDMA Universitas Sumatera Utara triethylene glycol dimethacrylate, EGDMA ethylene glycol dymethacrylate, dan MMA methyl methacrylate. 14,19,29 Resin komposit mengeras melalui mekanisme polimerisasi yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 2 a. Resin diaktivasi secara kimiawi Resin yang diaktivasi secara kimiawi ini diperjualbelikan dalam bentuk dua pasta. Salah satu pastanya berisi inisiator benzoyl peroxide, sedangkan yang lainnya berisi aktivator tertiary amine. Bila kedua bahan ini diaduk, amine akan bereaksi dengan benzoyl peroxide dan membentuk radikal bebas sehingga mekanisme pengerasan akan dimulai. b. Resin diaktivasi oleh sinar Bahan resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar diperjualbelikan dalam bentuk satu pasta dan dimasukkan dalam sebuah semprit. Sistem pembentuk radikal bebas yang terdiri atas molekul-molekul fotoinisiator dan aktivator amine terdapat dalam pasta tersebut. Bila tidak disinari, maka kedua komponen tersebut tidak akan bereaksi. Sebaliknya, sinar dengan panjang gelombang yang tepat dapat merangsang fotoinisiator bereaksi dengan amine dan membentuk radikal bebas. Lutz dan Phillips 1983 mengklasifikasikan resin komposit berdasarkan ukuran partikel filler, yaitu: 14,29 a. Resin komposit makrofil Resin komposit makrofil mempunyai ukuran filler 1-10 µm. 14 Resin komposit tipe ini mempunyai daya tahan yang baik terhadap fraktur. Kejelekan klinis yang Universitas Sumatera Utara utama dari resin komposit makrofil adalah terjadinya permukaan yang kasar setelah dipolish dan adanya tendensi berubah warna karena kerentanan permukaan yang teksturnya kasar terhadap warna-warna makananminuman. 2,14 Bahan ini diindikasikan untuk restorasi kavitas klas IV dan klas II. b. Resin komposit mikrofil Resin komposit mikrofil mempunyai ukuran filler 0,04 µm. 14 Resin komposit tipe ini mempunyai daya tahan yang rendah terhadap fraktur, dapat dipolish dengan baik dan warnanya stabil. Bahan ini diindikasikan untuk restorasi pada gigi-gigi anterior, terutama restorasi tanpa beban. 2 c. Resin komposit hybrid Resin komposit hybrid merupakan gabungan makrofil dan mikrofil sehingga mempunyai ukuran filler yang beraneka ragam. Resin komposit ini mempunyai karakteristik gabungan dari resin komposit makrofil dan mikrofil. 14 Resin komposit tipe ini mempunyai kehalusan permukan dan kekuatan yang baik. Bahan ini diindikasikan baik untuk restorasi gigi anterior, termasuk restorasi klas IV, maupun restorasi gigi posterior. 2 Resin komposit juga diklasifikasikan berdasarkan persentase muatan filler nya, yaitu: a. Resin komposit packable Pada akhir tahun 1996 diperkenalkan resin komposit packable. 32 Resin komposit packable dikenal juga sebagai resin komposit condensable. 3 Resin komposit packable mempunyai muatan filler berkisar antara 66-70 volume. 31 Universitas Sumatera Utara Komposisi filler yang tinggi dapat menyebabkan kekentalan atau viskositas menjadi meningkat sehingga sulit untuk mengisi celah kavitas yang kecil. Akan tetapi, dengan semakin besarnya komposisi filler juga menyebabkan bahan ini dapat mengurangi pengerutan selama polimerisasi dan adanya perbaikan sifat fisik terhadap adaptasi marginal. 14 Resin komposit packable diindikasikan untuk restorasi klas I, klas II dan klas VI MOD. 3 b. Resin komposit flowable Resin komposit flowable pertama kali diperkenalkan pada pertengahan tahun 1990. 10,33 Dan pada akhir tahun 1996, resin komposit flowable digunakan sebagai bahan restorasi alternatif untuk restorasi klas V. 34 Resin komposit flowable mempunyai muatan filler berkisar antara 42-53 volume. 31 Komposisi filler yang rendah dan kemampuan flow yang lebih tinggi menyebabkan resin komposit tipe ini memiliki viskositas yang lebih rendah sehingga dapat dengan mudah untuk mengisi atau menutupi celah kavitas yang kecil. 31,34 Selain itu, bahan restorasi ini dapat membentuk suatu lapisan elastis yang dapat mengimbangi tekanan pengerutan polimerisasi. Indikasi resin komposit flowable ditujukan untuk restorasi kavitas klas V, restorasi kavitas klas I dan klas II dengan tekanan oklusal yang minimal, kavitas enamel, dan juga dapat digunakan sebagai pit dan fisur sealant serta sebagai liner. 3,29,34

2.2 Sistem Adhesif