BAB 5 HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan terhadap 40 buah sampel gigi premolar yang dibagi secara random ke dalam 4 kelompok dengan perlakuan yang berbeda yaitu 10 sampel untuk
kelompok I yang dilakukan restorasi kavitas klas V dengan menggunakan halogen light curing unit pada jarak penyinaran 0 mm, 10 sampel untuk kelompok II yang
dilakukan restorasi kavitas klas V dengan menggunakan LED light curing unit pada jarak penyinaran 0 mm, 10 sampel untuk kelompok III yang dilakukan restorasi
kavitas klas V dengan menggunakan halogen light curing unit pada jarak penyinaran 5 mm, dan 10 sampel untuk kelompok IV yang dilakukan restorasi kavitas klas V
dengan menggunakan LED light curing unit pada jarak penyinaran 5 mm. Uji microleakage dilakukan terhadap sampel dengan melihat penetrasi zat warna dengan
menggunakan stereomikroskop pembesaran 20 x. Hasil yang diperoleh adalah berupa panjang penetrasi zat warna fuchsin red 0,5 melalui tepi restorasi uang
dikategorikan dalam skor kebocoran 0-3, di mana skor 0 untuk tidak adanya penetrasi zat warna, skor 1 untuk penetrasi zat warna yang mencapai ½ kedalaman kavitas,
skor 2 untuk penetrasi zat warna yang melewati ½ kedalaman kavitas tanpa mencapai dinding aksial kavitas, dan skor 3 untuk penetrasi zat warna yang mencapai dinding
aksial kavitas. Hasil pengamatan terhadap kebocoran mikro pada restorasi kavitas klas V
menunjukkan yaitu pada kelompok I yang dilakukan restorasi kavitas klas V dengan menggunakan halogen light curing unit pada jarak penyinaran 0 mm diperoleh 2
Universitas Sumatera Utara
sampel yang berskor 0, 1 sampel yang berskor 1, 2 sampel yang berskor 2, dan 5 sampel yang berskor 3, pada kelompok II yang dilakukan restorasi kavitas klas V
dengan menggunakan LED light curing unit pada jarak penyinaran 0 mm diperoleh 3 sampel yang berskor 0, 1 sampel yang berskor 2, dan 6 sampel yang berskor 3, pada
kelompok III yang dilakukan restorasi kavitas klas V dengan menggunakan halogen light curing unit pada jarak penyinaran 5 mm diperoleh 1 sampel yang berskor 0, 2
sampel yang berskor 1, 2 sampel yang berskor 2, dan 5 sampel yang berskor 3, dan pada kelompok IV yang dilakukan restorasi kavitas klas V dengan menggunakan
LED light curing unit pada jarak penyinaran 5 mm diperoleh 1 sampel berskor 0, 1 sampel berskor 1, 3 sampel berskor 2, dan 5 sampel berskor 3. Hasil pengamatan
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. SKOR KEBOCORAN PENETRASI ZAT WARNA PADA KEEMPAT KELOMPOK PERLAKUAN
Kelompok Perlakuan
Skor Kebocoran 1
2 3
I Halogen light curing unit dengan jarak
penyinaran 0 mm 2
1 2
5 II
LED light curing unit dengan jarak penyinaran 0 mm
3 -
1 6
III Halogen light curing unit dengan jarak
penyinaran 5 mm 1
2 2
5 IV
LED light curing unit dengan jarak penyinaran 5 mm
1 1
3 5
Persentase sampel yang tidak mengalami kebocoran 17,5
Persentase sampel yang mengalami kebocoran 82,5
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengamatan skor kebocoran dengan stereomikroskop pembesaran 20 x dianalisa dengan Kruskal Wallis Test untuk melihat perbedaan di antara seluruh
kelompok perlakuan terhadap kebocoran mikro. Hasil uji statistik dengan Kruskal Wallis Test dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. HASIL UJI STATISTIK DENGAN KRUSKAL WALLIS TEST
Skor Kebocoran
Chi-Square .065
df 3
Asymp. Sig. .996
Dari tabel di atas terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan p0.05 di antara keempat kelompok perlakuan terhadap kebocoran mikro.
Kemudian analisis statistik dilanjutkan dengan menggunakan Mann-Whitney Test untuk melihat perbedaan di antara kelompok I dan II, kelompok I dan III,
kelompok I dan IV, kelompok II dan III, kelompok II dan IV, serta kelompok III dan IV. Hasil uji statistik dengan Mann-Whitney Test dapat dilihat pada tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. HASIL UJI STATISTIK DENGAN MANN-WHITNEY TEST
Skor Kebocoran
I dan II I dan III
I dan IV II dan III
II dan IV III dan IV
Mann- Whitney U
48.000 48.500
47.000 49.500
40.500 48.000
Wilcoxon W
103.000 103.500
102.000 104.500
95.500 103.000
Z
-.167 -.122
-.245 -.042
-.412 -.163
Asymp. Sig. 2-tailed
.867 .903
.806 .967
.680 .870
Exact Sig. [21-tailed
Sig.]
.912
a
-912
a
.853
a
.971
a
.720
a
.912
a
Dari hasil uji statistik dengan Mann-Whitney Test diperoleh hasil bahwa baik di antara kelompok I dan II, kelompok I dan III, kelompok I dan IV, kelompok II dan
III, kelompok II dan IV, maupun di antara kelompok III dan IV tidak terdapat perbedaan yang signifikan p 0.05.
Pengambilan foto stereomikroskop dari tiap kelompok sebanyak dua sampel. Dua sampel dari kelompok I yang dilakukan restorasi kavitas klas V dengan
menggunakan halogen light curing unit pada jarak penyinaran 0 mm ditunjukkan pada gambar 33a dan 33b, dua sampel dari kelompok II yang dilakukan restorasi
Universitas Sumatera Utara
kavitas klas V dengan menggunakan LED light curing unit pada jarak penyinaran 0 mm ditunjukkan pada gambar 34a dan 34b, dua sampel dari kelompok III yang
dilakukan restorasi kavitas klas V dengan menggunakan halogen light curing unit pada jarak penyinaran 5 mm ditunjukkan pada gambar 35a dan 35b, dan dua sampel
dari kelompok IV yang dilakukan restorasi kavitas klas V dengan menggunakan LED light curing unit pada jarak penyinaran 5 mm ditunjukkan pada gambar 36a dan 36b.
Gambar 33a. Hasil foto stereomikroskop restorasi klas V dengan
menggunakan halogen light curing unit pada jarak penyinaran 0 mm.
1. Resin komposit; 2. Penetrasi zat warna dengan skor 2.
1
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 33b. Hasil foto stereomikroskop restorasi klas V dengan menggunakan halogen
light curing unit pada jarak
penyinaran 0 mm. 1. Resin komposit; 2. Penetrasi zat warna dengan skor 3.
Gambar 34a. Hasil foto stereomikroskop restorasi klas V dengan menggunakan LED
light curing unit pada jarak
penyinaran 0 mm. 1. Resin komposit; 2. Penetrasi zat warna dengan skor 3.
1
2
1
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 34b. Hasil foto stereomikroskop restorasi klas V dengan menggunakan LED
light curing unit pada jarak
penyinaran 0 mm. 1. Resin komposit; 2. Penetrasi zat warna dengan skor 3.
Gambar 35a. Hasil foto stereomikroskop restorasi klas V dengan menggunakan halogen
light curing unit pada jarak
penyinaran 5 mm. 1. Resin komposit; 2. Penetrasi zat warna dengan skor 2.
1
2
1 2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 35b. Hasil foto stereomikroskop restorasi klas V dengan menggunakan halogen
light curing unit pada jarak
penyinaran 5 mm. 1. Resin komposit; 2. Penetrasi zat warna dengan skor 0.
Gambar 36a. Hasil foto stereomikroskop restorasi klas V dengan menggunakan LED
light curing unit pada jarak
penyinaran 5 mm. 1. Resin komposit; 2. Penetrasi zat warna dengan skor 2.
1 2
1 2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 36b. Hasil foto stereomikroskop restorasi klas V dengan menggunakan LED
light curing unit pada jarak
penyinaran 5 mm. 1. Resin komposit; 2. Penetrasi zat warna dengan skor 2.
1 2
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN