Proses Thermocycling Perendaman dalam Larutan Fuchsin red 0,5 Pengukuran Kebocoran Mikro

Gambar 24. Proses restorasi VI : penyinaran sampel kelompok IV dengan LED light curing unit pada jarak 5 mm selama 10 detik. Gambar 25. Proses restorasi VII : pemolisan sampel yang telah selesai direstorasi dengan bur polis.

4.8.3 Proses Thermocycling

Seluruh sampel yang telah direstorasi dimasukkan ke dalam larutan saline selama 24 jam Gambar 26. Setelah itu, dilakukan proses thermocycling sebanyak 200 putaran dengan waktu 30 detik pada setiap temperatur 5 ° C Gambar 27 dan 55 ° C Gambar 28. Universitas Sumatera Utara Gambar 26. Perendaman sampel yang telah direstorasi di dalam larutan saline selama 24 jam. Gambar 27. Proses thermocycling pada suhu 5 ° C.

4.8.4 Perendaman dalam Larutan Fuchsin red 0,5

Apex seluruh sampel ditutupi dengan sticky wax dan seluruh permukaan gigi dilapisi dengan 2 lapis cat kuku kecuali permukaan restorasi dan 1 mm di sekitar tepi restorasi, kemudian dibiarkan mengering di udara terbuka hingga tidak terasa lengket Universitas Sumatera Utara Gambar 29. Setelah itu dilakukan perendaman dalam larutan fuchsin red 0,5 selama 24 jam pada suhu kamar Gambar 30. Selanjutnya seluruh gigi dibersihkan dari zat warna pada air mengalir dan dikeringkan. Gambar 28. Proses thermocycling pada suhu 55 ° C. Gambar 29. Persiapan perendaman sampel : A. Lampu spiritus; B. Cat kuku; C. Sticky wax; D. Sampel yang telah dilapisi sticky wax dan cat kuku. Universitas Sumatera Utara Gambar 30. Perendaman sampel di dalam larutan fuchsin red 0,5 selama 24 jam.

4.8.5 Pengukuran Kebocoran Mikro

Semua sampel dipotong secara longitudinal melalui bagian tengah restorasi menggunakan diamond disc dengan menempatkan gigi pada bais Gambar 31. Gambar 31. Pemotongan sampel secara longitudinal dengan menggunakan diamond disc. Universitas Sumatera Utara Pengamatan kebocoran mikro dilakukan dengan melihat penetrasi zat warna fuchsin red 0,5 pada tepi restorasi melalui stereomikroskop pembesaran 20 x Gambar 32. Pengukuran dilakukan oleh 2 orang untuk menghindari subjektifitas. Derajat kebocoran mikro ditentukan dengan mengamati perluasan fuchsin red 0,5 dari sisi gigi yang perluasannya paling panjang dan dinilai dengan menggunakan sistem penilaian standar dengan skor 0-3, di mana: 0 = tidak ada penetrasi zat warna 1 = penetrasi zat warna mencapai ½ kedalaman kavitas 2 = penetrasi zat warna mencapai seluruh panjang dinding gingival kavitas tanpa mencapai dinding aksial kavitas 3 = penetrasi zat warna mencapai dinding aksial kavitas Pemilihan sisi dengan penetrasi zat warna yang terpanjang akan menunjukkan sampai sejauh mana kebocoran mikro yang terjadi sehingga hasil yang diperoleh benar-benar menunjukkan kemampuan alat penyinaran tersebut dalam menghasilkan penutupan tepi restorasi yang optimal.

4.9 Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisa secara nonparametrik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis Test untuk melihat perbedaan di antara seluruh kelompok perlakuan terhadap kebocoran mikro dan uji Mann-Whitney Test untuk melihat perbedaan di antara kelompok I dan II, kelompok I dan III, kelompok I dan IV, kelompok II dan III, kelompok II dan IV, serta kelompok III dan IV pada restorasi klas V dengan Universitas Sumatera Utara