BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Bahan Restorasi Klas V Resin Komposit
Kualitas Polimerisasi
Alat Polimerisasi
• Lama nyala 40-100 jam
• Memancarkan panas yang tinggi
• Efektivitas penyinaran berkurang seiring
dengan waktu pemakaian •
Lama nyala 10.000 jam •
Panas yang dipancarkan tidak terlalu tinggi •
Perubahan efektivitas penyinaran yang terjadi hanya sedikit
Perbedaan Kebocoran Mikro ??? Halogen Light Curing Unit
LED Light Curing Unit
Jarak Penyinaran Semakin besar jarak ujung light curing unit terhadap resin komposit, maka dispersi cahaya akan
meningkat, sehingga kualitas polimerisasi akan menurun dan mempengaruhi terjadinya kebocoran mikro.
0 mm 5 mm
Kebocoran Mikro ??? Kebocoran Mikro ???
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini digunakan desain kavitas klas V. Bahan restorasi yang digunakan adalah resin komposit tipe flowable. Pada restorasi klas V sering terjadi
microleakage, dan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kebocoran mikro adalah kualitas polimerisasi yang kurang baik. Kualitas polimerisasi resin komposit
dipengaruhi oleh berbagai jenis faktor, dua di antaranya adalah alat polimerisasi yang digunakan dan jarak penyinaran.
Ada dua jenis alat polimerisasi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Quartz-Tungtsten Halogen QTH light curing unit atau yang lebih dikenal sebagai
Halogen light curing unit dan Light-Emitting Diode LED light curing unit. Lampu halogen mempunyai lama nyala yang terbatas, yaitu sekitar 40-100 jam, pada saat
digunakan dapat memancarkan panas yang tinggi, dan efektivitas penyinarannya berkurang seiring dengan waktu pemakaian.
15
Sedangkan lampu LED mempunyai lama nyala sekitar 10.000 jam, tidak memancarkan panas yang terlalu tinggi pada saat
beroperasi, serta hanya sedikit terjadi perubahan efektivitas penyinaran.
17
Faktor kedua yang mempengaruhi kualitas polimerisasi adalah jarak penyinaran resin komposit. Semakin besar jarak ujung light curing unit terhadap permukaan resin
komposit, maka dispersi cahaya akan meningkat sehingga akan sulit untuk memperoleh polimerisasi yang efektif. Dengan berkurangnya kualitas polimerisasi
maka kemungkinan terjadinya microleakage juga akan lebih besar. Jarak penyinaran yang diaplikasikan pada penelitian ini adalah 0 mm dan 5 mm. Alasan digunakannya
jarak penyinaran penyinaran ini karena jarak yang biasa digunakan di klinik adalah 0 mm dan jarak penyinaran yang distandarisasi menurut penelitian Radzi et al. adalah 5
mm.
Universitas Sumatera Utara
Pada masing-masing kelompok perlakuan dilakukan penyinaran dengan menggunakan alat penyinaran yang berbeda dengan jarak penyinaran yang berbeda
juga. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap microleakage antara dinding kavitas dan restorasi dengan menggunakan metode penetrasi zat warna untuk melihat
apakah ada perbedaan kebocoran mikro antara keempat kelompok perlakuan. 3.2 Hipotesis Penelitian
Dari seluruh uraian yang telah disebutkan, maka hipotesis untuk penelitian ini yaitu ada perbedaan kebocoran mikro antara penggunaan halogen light curing unit
dan LED light curing unit pada restorasi klas V dengan jarak penyinaran yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN